HUBUNGAN FAKTOR RISIKO NEUROPATI DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD MOEWARDI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus (DM) Klasifikasi DM Diabetes Melitus Tipe

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB I PENDAHULUAN. maupun keturunan secara bersama-sama yang mempunyai karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. degeneratif dan salah satu penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (Hyperglikemia)

AFAF NOVEL AININ ( S

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. melitus tipe 2 (DM) di seluruh dunia. Jumlah kasus DM mencapai 8,4 juta penderita

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN KOMPLIKASI ULKUS DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE II DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

HUBUNGAN TINGKAT RISIKO DIABETIC FOOT ULCER DENGAN TINGKAT KEPARAHAN ULKUS DIABETIKUM

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DERAJAT ULKUS KAKI DIABETIK. Abstrak

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dunia. Prevalensi diabetes melitus pada tahun 2000 sekitar 2,8% atau 171 juta

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN KAKI DENGAN RISIKO ULKUS KAKI DIABETES DI RUANG RAWAT INAP RSU KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak bisa

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

EFEKTIVITAS ELEVASI EKSTREMITAS BAWAH TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2014

ABSTRAK. Kadar HbA1C 6,5serta lama ulkus 3 bulan merupakan faktor-faktor risiko terjadinya amputasi pada pasien kaki diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

MUHAMMAD IBNU ABIDDUNYA NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan teknologi di dunia kesehatan, telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya ( American Diabetes Association, 2013). Pasien DM

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan infeksi kronis granulomatous yang mengenai kulit, syaraf tepi

Volume 2, September

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

Hubungan Lama Sakit Diabetes Melitus dengan Pengetahuan Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Non Ulkus. (Studi Awal)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA TUBUH PASIEN DIABETES MELITUS YANG MENGALAMI ULKUS DIABETIKUM

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PASIEN DM TIPE II DI PERSADIA UNIT DR. MOEWARDI TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila


BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan

PENGARUH TERAPI PSIKORELIGIUS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Ankle Brachial Pressure Index Di Poli Penyakit Dalam RSUP. Dr. M Hoesin Palembang Tahun 2012 ABSTRAK

Dewi Nurhanifah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Firma Ayu Juwitaningtyas J

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

ANALISIS DETERMINAN PERILAKU PASIEN DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

Transkripsi:

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO NEUROPATI DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD MOEWARDI SURAKARTA Okti Sri Purwanti Dosen Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jln A Yani Pabelan Kartasura, email: oktisp@yahoo.com Abstrak Pengkajian faktor risiko ulkus kaki merupakan peran perawat untuk mencegah terjadi ulkus diabetik atau ulkus berulang. Tujuan penelitian mengidentifikasi factor neuropati yang berhubungan dengan kejadian ulkus kaki. Rancangan penelitian ini adalah case control, dengan sampel 68 pasien DM terdiri 34 pasien ulkus dan 34 pasien tidak ulkus. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan monofilament 10g dan pedoman observasi. Hasil uji statistic dengan chi square; terdapat hubungan neuropati sensorik dengan kejadian ulkus kaki (p value 0,001), neuropati otonom dengan kejadian ulkus kaki ( p value: 0,037), neuropati motorik dengan kejadian ulkus kaki dengan kejadian ulkus (p value: 0,001). Rekomendasi penelitian ini adalah perlupendidikan kesehatan & early detection risiko ulkus kaki dan penelitian lanjutan pengaruh penyuluhan pada pasienberisiko dengan kejadian ulkus kaki. Kata kunci: Faktor risiko, ulkus kaki, diabetes mellitus PENDAHULUAN Individu tidak menyadari adanya gejala penyakit Diabetes Melitus (DM) pada awal perjalanan penyakitnya, tetapi individu tersebut mulai merasakan gejala saat sudah terjadi komplikasi. Komplikasi penyakit DM ini dapat bersifat akut atau kronis, makrovaskuler ataupun mikrovaskuler.sebanyak 1785 penderita DM di Indonesia yangmengalami komplikasi: 16% penderita DM mengalamikomplikasi makrovaskuler, 27,6% komplikasimikrovaskuler, 63,5% mengalami neuropati, 42% retinopati diabetes, dan 7,3% nefropati ( Soewondo dkk, 2010). Angka kejadian ulkus kaki sekitar 15% dari penderita DM. Walaupun angka kejadian kecil terjadi gangguan padakaki, akan tetapi mempunyai dampak besar (Heitzman, 2010).Gangguan kaki pada penderita DM akibat adanya ulkus, gangren, infeksi bahkan amputasi. Gangguan kaki ini dapat terjadi perubahan aktivitas,menyebabkan kesakitan, mempengaruhi lamanya seseorang di rawat inap, dan biaya yang dikeluarkan lebih besar pada 130 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694

penderita DM3. Untuk itu, perlu mencegah terjadi ulkus pada penderita DM.Salah satu cara mencegah terjadi ulkus, dengan cara pengkajian kaki melalui anamnese dan pemeriksaan. Pengkajian ini dapat menentukan penyebab dan factor risiko ulkus kaki DM. Sangat penting dan utama dalam hal menentukan faktor risiko terjadi ulkus. Hal ini merupakan strategi pencegahan ulkus, dan perawat memiliki peran (Delmas, 2006). Peran perawat untuk mengidentifikasi factor risiko, menghindari ulkus berulang, dan mencegah terjadinya amputasi pada penderita DM. Untuk itu, perlunya perawat menggali riwayat pasien, melakukan pemeriksaan fisik atau tes diagnostik yang sesuai (Registered Nurses Association of Ontario, 2005.) Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko neuropati dengan kejadian ulkus kaki pada pasien DM. Tujuan khusus penelitin an ini agar dapat mengidentifikasi faktor risiko neuropati,sensorik, neuropati otonom, dan neuropati motorik dengan kejadian ulkus kaki. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini yaitu analitik observasional dengan case control. Responden penelitian ini pada kelompok kasus sejumlah 34 pasien DM dengan ulkus kaki pada Bulan Mei- Desember 2012,, bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Kelompok kontrol sebanyak 34 pasien DM tanpaulkus pada Bulan Mei- Desember 2012, memori jangka, bersedia berpartisipasi. Kriteria eksklusi pada kelompok kontrol dan kelompok kasus yaitu terjadi penurunan kesadaran pada pasien. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Tempat penelitian di poliklinik interna dan 2 ruang rawat inap.penelitian ini membutuhkan waktu selama 5 bulan (Bulan September 2012 - Januari 2013) dari penyusunan proposal hingga pelaporan. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah monofilament 10g, pedoman observasi Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui pemeriksaan fisik, Prosedur pengambilan data dimulai dengan memilih responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan cara mengecek status dokumentasi, Pasien yang bersedia berpartisipasi menandatangani lembar persetujuan. Peneliti dan asisten peneliti mengumpulkan data pada kelompok kasus /pasien ulkus, kemudian pada kelompok kontrol atau pasien tidak ulkus. Peneliti ataupun asisten peneliti melakukan pemeriksaan pada pasien adanya neuropati sensorik, motorik, otonom. Penelitian ini menggunakan uji chi square untuk analisis bivariat. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 131

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hubungan Neuropati Sensorik dengan Kejadian Ulkus Kaki Tabel 1. Hubungan antara Neuropati Sensorik dengan Kejadian Ulkus Kaki pada Responden Kejadian Ulkus Kaki p OR CI 95 % Neuropati sensorik Tidak ulkus Ulkus valu Min Mak N % n % e 52, 0,00 6,525 2,038 20,892 Tidak neuropati sensorik 18 5 14,7 9 1 Mengalami neuropati 47, 16 29 85,3 sensorik 1 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan responden yang terjadi ulkus sebanyak 85,3 % mengalami neuropati sensorik. Sedangkan dari semua responden yang tidak ulkus, hanya 47,1 % mengalami neuropati sensorik. Hasil bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara neuropati sensorik dengan kejadian ulkus. Hasil nilai OR: 6,525, hal ini dapat diartikan pasien yang mengalami neuropati sensorik memiliki kemungkinan 6,525 kali terjadi ulkus dibandingkan pasien yang tidak mengalami neuropati sensorik. Pada sel scwann dan neuron terjadi penumpukan sorbitol yang dapat mengurangi hantaran saraf,sehingga dapat mempengaruhi saraf sensorik yangdapat memunculkan polineuropati (Silbernagl and Lang, 2007). Neuropati perifer merupakan polineuropati terdiri dari neuropati sensori, neuropati motorik, neuropati otonom (Heitzman, 2010). Sekitar 45-60 % semua penderita ulkus diabetik murni karena neuropati, sedangkan 45 % akibat neuropati dan iskemia (Frygberk, et al., 2006). Neuropati sensori terjadi saat seseorang kehilangan sensasi. Pasien yangmengalami neuropati mengalami gangguan sensasi atau baal sehingga dapat memudahkan terjadi cedera. Sehingga untuk meminimalkan trauma, sebaiknya alas kaki tetap digunakan pada pasien DM Hubungan Neuropati Otonom dengan Kejadian Ulkus Kaki Tabel 2. Hubungan antara Neuropati Otonom dengan Kejadian Ulkus Kaki Pada Responden Kejadian Ulkus Kaki p value OR CI 95 % Neuropati otonom Tidak ulkus Ulkus Min Mak n % n % Tidak neuropati 0,037 2,889 1,021 8,173 16 47,1 8 23,5 otonom Mengalami neuropati otonom 18 52,9 26 76,5 132 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan pasien ulkus mengalami neuropati otonom sebanyak 76,5%. Sedangkan dari semua responden yang tidak ulkus, hanya 52,9 % mengalami neuropati otonom Hasil bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara neuropati otonom dengan kejadian ulkus. Berdasarkan data diperoleh nilai OR: 2,889, hal ini berarti pasien yang mengalami neuropati otonom mempunyai kemungkinan 2,889 kali terjadi ulkus dibandingkan pasien yang tidak mengalami neuropati otonom. Akibat kehilangan regulasi temperatur kulit, penurunan keringat, dan abnormalitas aliran darah di kaki dapat terjadi neuropati otonom10. Neuropati otonom terjadi karena peningkatan aliran arteri distal dan tekanan tersebut membuat kerusakan saraf simpatis sehingga mempengaruhi penurunan produksi kelenjar keringat, dengan gejala yaitu anhydrosis, kulit kaki kering dan pecah-pecah dikaki khususnya diantara jari. Inspeksi pada kaki dapat mendeteksi neuropati otonom, 60% pasien yang sembuh dari ulcus dalam satu tahun akan berisiko menjadi ulcus lain karena tekanan di plantar meningkat & kulit pecah-pecah. Hubungan Neuropati Motorik dengan Kejadian Ulkus Kaki Tabel 3. Hubungan antara Neuropati Motorik dengan Kejadian Ulkus Kaki pada Responden Kejadian Ulkus Kaki p value OR CI 95 % Neuropati motorik Tidak ulkus Ulkus Min Mak n % n % Tidak neuropati motorik 26 76,5 6 17,6 0,001 15,167 4,635 49,629 Mengalami neuropati motorik 8 23,5 28 82,4 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan responden yang terjadi ulkus sebanyak 82,4 % mengalami neuropati motorik. Sedangkan dari semua responden yang tidak ulkus, hanya 23,5 % mengalami neuropati motorik. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna neuropati motorik dengan kejadian ulkus kaki (p value = 0,001), Faktor neuropati motorik merupakan faktor risiko kejadian ulkus kaki dengan nilai OR = 15,167 (CI = 4,635-49,629), hal ini menunjukkan responden yang mengalami neuropati motorik mempunyai kemungkinan 15,167 kali terjadi ulkus kaki dibandingkan responden yang tidak mengalami neuropati motorik. Meningkatnya tekanan di plantar sebagai akibat kelainan struktur dan biomekanik tulang/ jaringan lunak. Tekanan pada kaki yang terus menerus, penggunaan alas kaki yang tidak tepat atau deformitas kaki dapat menyebabkan terjadi kalus. Kalus adalah epidermis Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 133

yang menebal karena peningkatan produksi keratin (Registered Nurses Association of Ontario, 2011). Neuropati motorik dalam penelitian ini dengan melihat adanya deformitas dan kalus pada salah satu kaki atau kedua kaki. Berdasarkan wawancara: responden beranggapan adanya kalus adalah hal yang biasa dan mereka tidak menyadarinya adanya perubahan kaki. Selain itu, risiko cedera pada kaki meningkat akibat deformitas disertai memakai alas kaki yang tidak tepat. SIMPULAN Secara hasil bivariat dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa neuropati sensorik, neuropati otonom, dan neuropati otonom lebih sering terjadi ulkus kaki pada pasien DM dibandingkan pasien yang tidak mengalami ulkus kaki. Saran yang bisa diberikan adalah, perlunya pemeriksaan neuropati pada penderita DM sehingga dapat diprediksi kemungginan terjadinya ulkus kaki DAFTAR PUSTAKA Soewondo, P., Soegondo, S., Suastika, K., Pranoto, A., Soeatmaji, D.W., Tjokroprawiro, A. (2010). The DiabCare Asia 2008 study Outcomes on control and Complications of Type 2 Diabetic Patients in Indonesia, Med J Indonesia,19,. 4, November 2010 Heitzman, J., (2010). Foot Care for Patient with Diabetes, Topics in Geriatric Rehabilitation. Vol 25. No.3. Wolter Kluwer Health. Lippincott Williams & Wilkins Frygberk, R. G., Armstrong, D.G., Driver, V.R,Gurini, J. M., Kravitzs, S.R Vanore, J.V. (2006).Diabetic Foot Disorders A Clinical PracticeGiudelines. The Journal of Foot & Ankle Surgery.45, 5, an official Publication of the AmericanCollage of Foot and Ankle Surgeons Delmas, L. (2006). Best Practice in the Assesmentand Management of Diabetic Foot ulcers. Rehabilitation Nursing. 31. 6. November/December Registered Nurses Association of Ontario. (2005).Assesment and Management of Foot ulcers for People with Diabetes. Nursing Best Practice Guideline Shaping the Future of Nursing, March Silbernagl, S & Lang,F. (2007). Teks & Atlas berwarna Patofisiologi. EGC Registered Nurses Association of Ontario. (2011). Reducing Foot Complication For people with Diabetes. Nursing Best Practice Guideline Shaping the Future of Nursing, March. Toronto,Ontario 134 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694