KEBIJAKAN FISKAL 30/04/2016. Kebijakan fiskal

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN FISKAL. Sayifullah, SE., M.Akt

KEBIJAKAN SELAMA PERIODE

Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional. Pengantar Ilmu Ekonomi


Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

KEBIJAKAN PENGANGGARAN BERSIFAT MULTI-DIMENSI

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER. Oleh : Muhlisin

Pertemuan ke: 03 KEBIJAKAN FISKAL. POLITIK KEUANGAN NEGARA (3 SKS) Pengampu: Miftah Adhi Ikhsanto, S.IP, MiOP Amirudin, S.IP, M.Ec.

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL

Perekonomian Indonesia

SOAL APBN DAN PAJAK MONETER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan;

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

Pengantar Ekonomi 2. Pengantar Ekonomi 2. MODEL PEREKONOMIAN MR Alfarabi Istiqlal. Pendahuluan. Model Perekonomian 4/3/2017 A. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEI PERSEPSI PASAR

Tabungan, Investasi dan Sistem Keuangan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA. Kebijakan Fiskal Dan APBN. Rakhman, SP., MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi S1-Manajemen.

BAB 7 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

CROWDING OUT DI INDONESIA

CAKUPAN MATERI 1. KONSEP DASAR KEBIJAKAN FISKAL 2. PERAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA 3. KONSEP APBN 4. GAMBARAN UMUM APBN 5. STUDI IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

Contoh Soal APBN Dan APBD Beserta Jawabannya

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009).

Teori Pengeluaran Pemerintah. Sayifullah, SE., M.Akt. Materi Presentasi. Teori Makro Rostow dan Musgrave Wagner Peacock dan Wiseman Teori Mikro

INFLASI.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PEREKONOMIAN 4 SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA) : RUMAH TANGGA + PERUSAHAAN + PEMERINTAH + PERDAGANGAN LUAR NEGERI

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

Kinerja kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga faktor ekonomi makro, yaitu : Yaitu perubahan dalam tingkat umum dari aktivitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Ekonomi Makro

BAB 8 KEBIJAKAN FISKAL

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap pola atau arah hubungan kausalitas antara tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

1. Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional

VII. SIMPULAN DAN SARAN

Jenis Penerimaan & Pengeluaran Negara. Pertemuan 4 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

KEBIJAKAN MONETER, KEUANGAN NEGARA DAN PAJAK


SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HAND OUT MATA KULIAH

SILABUS. Mengkaji referensi untuk mendeskripsikan angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja dan pengangguran di perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

Perekonomian Terbuka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

SURVEI PERSEPSI PASAR

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel)

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

SURVEI PERSEPSI PASAR

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog:

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah

Perekonomian Indonesia

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan tersedianya fasilitas yang memadai untuk kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

PILIHAN KEBIJAKAN MAKRO DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA. Iswanto Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK

Transkripsi:

KEBIJAKAN FISKAL

KEBIJAKAN FISKAL Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. atau politik fiskal : kebijakan yg berhubungan dengan pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Pengeluaran pemerintah berpengaruh memperbesar pendapatan nasional (expansionary). Penerimaan pemerintah memperkecil pendapatan nasional (contractionary). Penerimaan pemerintah berupa perpajakan bersifat lebih memperkecil pendapatan nasional dibanding pinjaman negara. 2

ASAL MULA KEBIJAKAN FISKAL mulai dikenal pada 1930-an dan sesudahnya. Sebelum 1930-an : Pengeluaran pemerintah sebagai alat pembiayaan kegiatan pemerintah. Pajak hanya sebagai sumber pembiayaan pengeluaran negara. Masa 1930-an : depresi melanda perekonomian di AS dan dunia. Kebijakan moneter yg biasa dianjurkan untuk merangsang kegiatan individu atau sektor swasta menjadi kurang ampuh pada masa depresi di mana pengangguran dan deflasi terjadi. Keynes menerbitkan bukunya yg berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money (1936). Buku ini merupakan dasar dari perkembangan teori kebijakan fiskal. Peranan pemerintah menjadi sangat penting sejak saat itu. 3

MACAM KEBIJAKAN FISKAL dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam atas dasar : 1. Pembiayaan fungsional. 2. Pengelolaan anggaran. 3. Stabilisasi anggaran otomatis. 4. Anggaran belanja seimbang. 4

PEMBIAYAAN FUNGSIONAL AP.LERNER Dalam pembiayaan fungsional, pengeluaran pemerintah ditentukan dgn melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional. Pajak untuk mengatur mengatur pengeluaran swasta, bukan utk meningkatkan penerimaan pemerintah. Peningkatan pajak sama sekali tidak diperlukan dalam masa pengangguran. Pinjaman publik - alat menekan inflasi. Pengeluaran pemerintah dan perpajakan dipertimbangkan sebagai suatu hal terpisah. 5

PENGELOLAAN ANGGARAN ALVIN HANSEN Dalam pengelolaan anggaran, pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dimaksudkan untuk mencapai kestabilan ekonomi. Hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan penerimaan pemerintah selalu dipertahankan sehingga suatu saat dapat terjadi defisit atau surplus. Penggunaan anggaran belanja seimbang untuk jangka panjang diperlukan, dengan catatan : masa depresi - ditempuh anggaran belanja defisit (pengeluran pemerintah diperbesar). masa inflasi - ditempuh anggaran belanja surplus (penerimaan pemerintah diperbesar). 6

STABILISASI ANGGARAN Dengan stabilisasi otomatis, pengeluaran pemerintah akan ditentukan berdasar perkiraan manfaat dan biaya dari berbagai macam program. Pajak akan ditentukan sehingga akan menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh. Ada kemunduran kegiatan usaha - program pemerintah dan perpajakan tidak diubah, namun penerimaan pajak akan turun. Pengeluaran pemerintah meningkat terutama yg dikaitkan dengan gaji, pensiun, bantuan sosial. Akibatnya defisit dalam anggaran belanja pemerintah muncul dan mendorong perkembangan sektor swasta kembali sampai tercapainya kesempatan kerja penuh. Dalam masa inflasi - ada kenaikan dalam penerimaan pemerintah terutama dari pajak pendapatan dan tidak perlu terlalu banyak tunjangan pengangguran sehingga akan ada surplus anggaran belanja. 7

ANGGARAN BELANJA SEIMBANG Suatu modifikasi pembelanjaan atas dasar anggaran yg disesuaikan keadaan (managed budget). Seimbang dalam jangka panjang, tetapi ditempuh defisit pada masa depresi dan surplus pada masa inflasi. Dalam masa depresi, pengeluaran perlu ditingkatkan dan diikuti pula dengan peningkatan penerimaan sehingga tidak akan memperbesar hutang negara. 8

TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL 1. Pertumbuhan ekonomi yang layak 2. Mengurangi pengangguran 3. Menstabilkan harga 9

STRUKTUR PAJAK YANG BAIK 1. Perolehan (yield yield) ) harus memadai 2. Distribusi beban pajak (tax burden burden) ) harus adil 3. Beban akhir pajak harus jelas 4. Tidak menghasilkan beban lebih (burdens excess burdens) 5. Menunjang upaya stabilisasi dan pertumbuhan 6. Adil dan mudah secara administratif 7. Biaya administrasi dan penegakan aturan (compliance compliance) ) tidak boleh terlalu tinggi 10

KLASIFIKASI PAJAK a. Pajak Obyektif : pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak. b. Pajak Subyektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. c. Pajak Langsung : beban pajak yang tidak dapat digeser kepada wajib pajak lain d. Pajak tidak Langsung : beban pajak yang dapat digeser kepada wajib pajak lain 11

TARIP PAJAK 1. Pajak Nominal : pajak yang pengenaannya berdasarkan sejumlah nilai nominal tertentu. 2. Pajak Prosentase : pajak yang pengenaannya berdasarkan persentase tertentu dari dasar pengenaan pajak. a. Pajak Proporsional : tarif persentasenya tetap. b. Pajak Progresif : tarif makin tinggi bila dasar pengenaan pajak makan tinggi. c. Pajak Regresif : tarif makin rendah bila dasar pengenaan pajak makin tinggi. 12

Kebijakan Menekan Pengeluaran Dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran konsumsi. Cara : a. Menaikkan pajak pendapatan. b. Menaikkan tingkat bunga. c. Mengurangi pengeluaran pemerintah. 13

Kebijakan Memindahkan Pengeluaran Cara : 1. Memaksa. a. Mengenakan tarif dan atau kuota. b. Mengawasi pemakaian valuta asing. 2. Rangsangan. a. Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor, memberantas pungli dan biaya siluman. b. Menstabilkan harga dan upah di dalam negeri. c. Melakukan devaluasi 14