TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

BAB I PENDAHULUAN. Modal yang bernilai besar dalam menjalankan usaha; baik dari modal harta

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

BAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM. sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

ANALISIS HUKUM PEMBERATAN RISIKO DALAM ASURANSI JIWA PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Peransuransian.

POLIS ASURANSI JIWA YANG DIGADAIKAN SEBAGAI JAMINAN PINJAMAN PADA PERUSAHAAN SEQUIS LIFE

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28 huruf H ayat (1)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Surety Bond memiliki konsep sebagai penyedia jaminan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abbas Salim, Asuransi Dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, Hal. 01

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi adalah serapan dari istilah bahasa Belanda assurantie, dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB VI POLIS ASURANSI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya

DIMAS WILANTORO NIM: C.

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang mungkin dapat menggangu kesinambungan usahanya. 1. kelancaran aktifitas dalam dunia perdagangan pada umumnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Dalam menjalani hidup. keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty).

PELAKSANAAN ASURANSI TERHADAP DEBITUR SECARA TANGGUNG RENTENG DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 1278 KUH PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty).

PRINSIP ITIKAD BAIK BERDASARKAN PASAL 251 KUHD DALAM ASURANSI KERUGIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

PRINSIP ITIKAD BAIK BERDASARKAN PASAL 251 KUHD DALAM ASURANSI KERUGIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan

BAB III KETENTUAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI PADA PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA SURABAYA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN PEMEGANG POLIS SEBAGAI ANGGOTA PERTANGGUNGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 PONTIANAK

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

Klaim Ganti Rugi dalam Perjanjian Asuransi Kendaraaan Bermotor

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA DAN KLAIM ASURANSI JIWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. Istiana Heriani*

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR ABSTRAKSI Oleh: Kadek Hita Kartika Sari I Gusti Nyoman Agung I Ketut Markeling Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Manusia dalam hidupnya selalu memiliki risiko yaitu sesuatu yang dapat mengancam kehidupannya serta menimbulkan kerugian, baik itu risiko kehilangan nyawa, kehilangan harta kekayaan, kecelakaan, kebakaran, dan lain sebagainnya. Untuk mengurangi risiko tersebut upaya yang dapat dilakukan yaitu asuransi. Tujuan dari asuransi adalah menutup suatu kerugian yang diderita selaku akibat dari suatu peristiwa yang belum dapat ditentukan semula akan terjadi atau tidak. Perusahaan asuransi dalam menjalankan usahanya menerapkan perjanjian baku pada polis asuransinya. Penerapan kalusa-klausa tertentu pada polis asuransi merupakan penyalahgunaan keadaan oleh pelaku usaha dalam pembatalan perjanjian sepihak. Kata Kunci: pembatalan, perjanjian baku, polis, dan asuransi jiwa ABSTRACT In their life humans always faced with risk, something that threaten their life and make them suffer losses, the risk can be losing of life, losing moen, accident, fire and many other. To reduce that risk people can use insurance. The purpose of insurance is to cover the loss from an event that cann t be predicted before. Insurance company use a standard contract in their contract. The usage of fixed agreement in their contract is against abolition of agreement. Keyword : abolition, standard contract, polis and life insurance I. PENDAHULUAN Meningkatnya kebutuhan proteksi terhadap jiwa dan harta benda yang dimiliki seseorang mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan asuransi nasional ataupun gabungan dengan investor asing untuk saling menawarkan solusi investasi terbaik kepada masyarakat. Asuransi merupakan perjanjian timbal balik yaitu pihak penanggung 1

mengikatkan diri untuk mengganti kerugian atau membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertanggung dan pihak tertanggung mengikatkan diri untuk membayar premi kepada pihak penanggung. 1 Perkembangan di Indonesia dalam bidang asuransi tidak lepas dari peranan hukum sebagai landasan bagi para pelaku usaha untuk melaksanakan usaha sendiri. Untuk kesederhanaan pelaku usaha asuransi dalam menjalankan usahanya kerap menerapkan perjanjian baku. Definisi perjanjian baku menurut Sudikno Mertokusumo yang memandang suatu perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat yang dapat menimbulkan akibat hukum. 2 Perjanjian baku berasal dari bahasa inggris yaitu standard contract. Perjanjian baku merupakan merupakan perjanjian yang telah ditentukan dan dituangkan dalam bentuk formulir. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan definisi perjanjian baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Ketentuan Pasal 255 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Bunyi pasal tersebut memberikan kesan seolah-olah perjanjian asuransi jiwa harus dibuat secara tertulis sebagai syarat mutlak, padahal polis bukan syarat mutlak tetapi hanya merupakan alat bukti adanya perjanjian. Pasal 257 KUHD menyatakan bahwa perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah ditutup, hak-hak dan kewajiban bertimbal balik dari si penanggung dan tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya ditandatangani. Walaupun polis belum terbit, perjanjian asuransi jiwa tetap berlaku apabila telah ditutup dan dapat dibuktikan dengan bukti lain yaitu dengan bentuk kwitansi pembayaran premi. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui dampak perjanjian baku pada polis asuransi jiwa dan tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap pembatalan perjanjian baku pada polis asuransi jiwa. 1 H.M.N. Purwosutjipto, 1990, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 6 Cetakan ke III, Djambatan, Jakarta, Hal 14. 2 Sudikno Mertokusumo, 1986, Mengenai Hukum, Liberty, Yogyakarta, Hal 98. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris adalah adanya kesenjangan antara das solen dengan das sein atau kesenjangan antara teori dengan dunia realita. Dalam penulisan ini bersifat deskriptif analisis yaitu menggambarkan permasalahan yang ada dengan apa adanya, sebagaimana hasil yang dilakukan. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Dampak Penggunaan Perjanjian Baku Pada Polis Asuransi Jiwa di Kota Denpasar Perjanjian baku pada polis asuransi jiwa memuat ketentuan yang harus dipahami oleh konsumen sebelum konsumen menyetujui perjanjian tersebut. Pada perjanjian baku polis tersebut memuat ketentuan dan aturan yang dikelompokan kedalam beberapa bagian besar. Abdulkadir Muhammad mengatakan dalam kontrak baku konsumen harus menerima segala akibat yang timbul dari perjanjian tersebut, walaupun akibat hukum itu merugikan konsumen tanpa kesalahannya. Disini konsumen dihadapkan pada suatu pilihan yaitu menerima dengan besar hati. 3 Berdasarkan hasil penelitian di Perusahaan Asuransi Jiwa Allianz, AJB Bumiputera 1912 dan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) memperoleh jawaban sebagai berikut: menurut Bapak Nanda Arief Feranto.,SE sebagai bussines director Allianz dampak positif polis yaitu sebagai bukti otentik karena polis merupakan ketentuan yang pasti, sedangkan dampak negatif adalah pemegang polis tidak dapat ikut menentukan isi perjanjian dan tidak ada tawar menawar. Menurut Bapak A.A.K Parwata sebagai Kepala seksi pertanggungan Jiwasraya dampak polis yaitu sebagai bukti otentik atas jaminann penanggung untuk menggantikan kerugian yang mungkin akan diderita oleh tertanggung. Sedangkan menurut Ibu Eva Farida Natalia, SS salah satu pegawai Administrasi AJB Bumiputera dampak positif dari polis yaitu terdapat keterangan dan ketentuan yang jelas mengenai jaminan dari 3 Abdulkadir Muhammad, 1992, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bhakti, Bandung, Hal 4. 3

produk tersebut. Dampak negatif dari polis yaitu pemegang polis tidk dapat mengubah masa pembayaran asuransi. 2.2.2 Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jiwa atas Pembatalan Perjanjian Baku Pada Polis Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 menentukan polis atau bentuk perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut lampiran yang merupakan suatu kesatuan dengannya, tidak boleh mengandung kata-kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai risiko yang ditutup asuransinya, kewajiban penanggung dan kewajiban tertanggung atau mempersulit tertanggung mengurus haknya. 4 Perjanjian seharusnya dilaksanakanm sesuai isi perjanjian, sehingga tidak menimbulkan gangguan ataupun halangan. Akan tetapi pada waktu yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik atau dapat dikatakan tidak bisa memenuhi prestasinya. Berdasarkan hasil penelitian di perusahaan asuransi Allianz, AJB Bumiputera dan Jiwasraya mendapatkan jawaban mengenai asas itikad tidak baik dan terhentinya pembayaran premi oleh pemegang polis. Asas itikad tidak baik dari pemegang polis maka otomatis perjanjian batal. Menurut Bapak Nanda Arief Feranto.,SE sebagai bussines director Allianz dan Ibu Eva Farida Natalia, SS salah satu pegawai Administrasi AJB Bumiputera, terhentinya pembayaran premi jika ada nilai tunai maka perusahaan memberikan pilihan yaitu menerima nilai tunai, mengubah polis menjadi polis asuransi bebas premi, dan pinjaman otomatis. Sedangkan menurut Bapak A.A.K Parwata sebagai Kepala seksi pertanggungan Jiwasraya apabila memiliki nilai tunai yang besarnya melebihi jumlah tunggakan yang memiliki sisa, maka sisa itu yang akan dibayarkan. III. KESIMPULAN 1. Dampak perjanjian baku pada polis asuransi jiwa Allianz, AJB Bumiputera 1912, dan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif yaitu sebagai bukti otentik dari suatu perjanjian antara penanggung dan tertanggung, sedangkan dampak negatifnya yaitu pemegang polis tidak dapat menentukan isi 4 Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan Ke IV, Citra Aditya Bhakti, Bandung, Hal 59. 4

perjanjian dan tidak dapat merubah isi perjanjian polis tersebut yang sudah dibakukan perusahaan. 2. Tanggung jawab Allianz terhadap itikad tidak baik yaitu penanggung berkewajiban mengembalikan premi yang telah diterima dengan pengurangan biaya-biaya lain apabila asuransi berjalan kurang dari dua tahun. Tanggung Jawab AJB Bumiputera 1912 terhadap itikad tidak baik yaitu penanggung tidak membayar suatu apapun. Dan tanggung jawab PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) terhadap itikad tidak baik yaitu tidak membayar suatu apapun kecuali hal tersebut tidak dilakukan dengan sengaja. Sedangkan mengenai terhentinya pembayaran premi pemegang polis, tanggung jawab perusahaan asuransi jiwa Allianz, AJB Bumiputera 1912, dan PT. Asuransi AJB 1912 mengenai terhentinya pembayaran premi yang belum memiliki nilai tunai maka perusahaan tidak membayarkan suatu apapun, dan apabila memiliki nilai tunai maka perusahaan asuransi Allianz dan AJB bumiputera 1912 memberikan pilihan kepada pemegang polis dalam penyelesaian pembayaran, sedangkan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) akan membayarkan apabila nilai tunai yang besarnya melebihi jumlah tunggakan yang memiliki sisa, maka sisa itu yang akan dibayarkan. DAFTAR PUSTAKA Mertokusumo, Sudikno, 1986, Mengenai Hukum, Liberty, Yogyakarta. Muhammad, Abdulkadir, 1992, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bhakti, Bandung. Muhammad, Abdulkadir, 2006, Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan Ke IV, Citra Aditya Bhakti, Bandung. Purwosutjipto, H.M.N., 1990, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 6 Cetakan ke III, Djambatan, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaran Usaha Perasuransian 5