FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

ERY SANDI NIM I

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PRAKTEK PERAWAT DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP RSUD KAB. MUNA

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELALUI MOTIVASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI BOEJASIN PELAIHARI

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT DALAM MENDOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT WOODWARD PALU

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

Intan A. E. Sari, J. S. V. Sinolungan 2, F. J. O. Pelealu 1. Faculty of Public Health. Sam Ratulangi University ABSTRACT

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

KIAT KEPERAWATAN (CARING) DALAM MENINGKATKAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN TIPS OF NURSING (CARING) TO IMPROVE QUALITY OF NURSING CARE ABSTRAK

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI IRINA C RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG SARJANA TAHUN 2014

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

Rina Amelia Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

HUBUNGAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBU GA MOTIVASI DE GA KI ERJA PERAWAT DI RUA G RAWAT I AP RSUD U GARA. Yuli Setiyaningsih *) iken Sukesi **), Muslim Argo Bayu Kusuma ***)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dan seseorang yang

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

DENNY KURNIAWAN NIM I

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Keywords: nurse s motivation, 12 principles of right in giving medicines, inpatient wards

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSU DAYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSUD HAJI MAKASSAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR THE FACTORS RELATING TO NURSE WORK IN HOSPITAL WARD OF BHAYANGKARA MAKASSAR 2. 3. Inriyani Mathius 1, Ariyanti Saleh 2, Werna Nontji 3 1. RS Bhayangkara Makassar Bagian Keperawatan Fak.Kedokteran Universitas Hasanuddin Bagian Keperawatan Fak Kedokteran Universitas Hasanuddin Alamat Koresponden Inriyani Mathius Makassar, Sulawesi Selatan RS Bhayangkara Makassar HP: 081342793542 Email : inriyani.mathius@gmail.com

Abstrak Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan factor penentu bagi mutu dan citra rumah sakit di mata pasien, keluarga, dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study, yang dilaksanakan di ruamg rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Sampel yang diambil adalah perawat sebanyak 94 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel secara Purposive Sampling. pengumpulan dilakukan dengan membagikan kuesioner dengan uji hubungan fisher exact test. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan pendidikan (p=0.263) dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dan ada hubungan motivasi (p=0.000), fasilitas (p=0.000) dan intensif (p=0.000) dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Kata kunci : kinerja perawat Abstract Nursing care in the hospital is a determinant factor for the quality and image in the eyes of hospital patients, families, and communities. This study aims to determine the factors associated with the performance of nurses on wards at Macassart Police Hospitals. This study uses an observational study with a Cross Sectional Study, conducted in inpatient room Macassart Police Hospitals. Samples taked are as many as 94 nurses who according to the inclusion and exclusion criteria. Sampling is purposive sampling. Collection is done by distributing questionnaires to test the relationship fisher exact test. The results showed no association of education (p=0,263) length of emloyment (p=0,884) and married status (p=0,469) with the performance of nurses in Macassar t Police Hospitals motivation and no relationship (p=0,000), facilities (p=0,000) and intensive (p=0,000) with the performance of nurese in Macassart Police Hospitals. Keywords: nurse performance

PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kegiatan perawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu factor yang mendukung keyakinan di atas ini adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, dimana tenaga kesehatan yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah perawat (Sumiyati, 2006). Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan giat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsiko social dan spritual, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Hidayat, 2009). Kinerja merupakan hasil kerja selama periode tertentu di bandingkan dengan berbagai kemungkinan misalkan standar, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan factor penentu bagi mutu dan citra rumah sakit di mata pasien, keluarga, dan masyarakat. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang sangat penting. Beberapa penelitian terdahulu dalam Juliani (2007), Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan menyatakan bahwa tidak ada pengaruh prestasi terhadap kinerja perawat. Sedangkan menurut Wijaya (2010), kompetensi perawat baru membetuk perawat baru memiliki penampilan kerja professional sehingga perlu di terapkan untuk orientasi perawat baru. Menurut Nurbaya K. (2012), memperoleh hasil analisis statistic di peroleh kinerja yang tidak baik sebesar 37.6%. Hasil analisis bivariat menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara factor imbalan (p=0,000), kepemimpinan (p=0,000), pendidikan dan pelatihan (p=0,037) dan pemberian intensif (0,037)terhadap peningkatan kinerja. Keperawatan sebagai profesi merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk pelayanan biopsikososial dan spritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup kehidupan manusia (Hidayat, 2009). Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien, maka seorang perawat hendaknya mengacu pada Proses keperawatan dalam

mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana asuhan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan ( Suarli & Bahtiar, 2009). Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, tidak melanggar hukum, aturan serta norma dan etika, dimana kinerja yang baik memmberikan kepuasan pada pengguna jasa. Untuk aktivitas seorang perawat adalah mengumpulkan data kesehatan mengenai pasien, membuat diagnosis menurut ilmu keperawatan, menetapkan tujuan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi terhadap perawatan ( Jeles A. 2009). Pada umumnya kendala kinerja meliputi tiga faktor yaitu faktor kemampuan, faktor motivasi, faktor sistem/situasi. Motivasi adalah tingkat keinginan atau dorongan perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai perawat dengan kriteria objketif. Insentif adalah pendapat responden tentang balas jasa yang diterima berkaitan dengan penerapan standar asuhan keperawatan dengan kriteria objektif. Fasilitas adalah pendapat responden tentang sarana penunjang dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai perawat dengan kriteria objektif. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan kepada seseorang terhadap sesuatu hal agar dapat dipahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang diperkenalkan ( Notoatmodjo, 2007 ). Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. BAHAN DAN METODE Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Jenis penelitian Cross Sectional Study yaitu desain penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi pada satu satuan waktu, unntuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayankara Makassar. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 di di rumah sakit Bhayangkara Makassar, di ruang rawat inap. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah seluruh perawat pelaksana Polri dan PNS yang bertugas di ruang rawat inap sebanyak 329 orang. Sedangkan Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi dan berdasarkan kritria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan yaitu 94 sampel. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Data terdiri dari 2 yaitu, data primer yang diambil langsung dari responden yang meliputi data diri dari responden melalui kuesioner yang dijawab oleh responden, dimana dalam kuesioner yang berisi pertanyaan yang menggali aspek yang berkaitan dengan pengaruh supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dalam penerapan asuhan keperawatan di ruang rawat inap. Analisis Data Setelah dilakukan pengumpulan data secara manual selanjutnya data diolah dengan bantuan komputerisasi menggunakan uji statistic yaitu analisis Multivariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihat distribusi beberapa variabel yang dinggap terkait dan menggunakan uji chi-square (X 2 ) dengan kemaknaan 0,05. HASIL Analisis Bivariat Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 63 dari tingkat pendidikan DIII Keperawatan sebagian besar dengan kinerja perawatan yang cukup yaitu 54 atau 57.4% sedangkan kierja perawat yang kurang ada 9 ata 9.6%, sedangkan dari tingkat pendidikan Ners ada 6 atau 6.4 dengan kinerja perawat yang cukup sedangkan 2 atau 2.1% dengan kinerja perawatan yang kurang. Uji hubungan dengan Fisher Exact didapatkan nilai p = 0.263 > nilai α

=0.05 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Tabel 2 menunjukan bahwa dari 82 atau 87.2% perawat dengan motivasi yang baik semua mempunyai kinerja yang cukup sedangkan dari 12 atau 12.8% perawat dengan motivasi yang kurang semua mempunyai kinerja kerja yang kurang. Uji hubungan dengan Fisher Exact didapatkan nilai p = 0.000< nilai α =0.05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Tabel 3 menunjukan bahwa dari 82 atau 87.2% perawat yang menyatakan insentifnya baik semua memiliki kinerja perawat yang cukup sedangkan dari 12 atau 12.8% perawat yang menyatakan insentifnya kurang, semua memiliki kinerja kerja yang kurang. Uji hubungan dengan Fisher Exact didapatkan nilai p = 0.000< nilai α =0.05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara insentif dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Tabel 4 menunujukkan bahwa dari 81 atau 86.2% perawat yang menyatakan fasilitas Rumah Sakit Bhayangkara baik semuanya memiliki kinerja perawat yang cukup sedangkan dari 13 atau 13.8% perawat yang menyatakan fasilitas Rumah Sakit Bhayangkara kurang, hanya 1 atau 1.1% yang memiliki kinerja perawat yang cukup. Uji hubungan dengan Fisher Exact didapatkan nilai p = 0.000< nilai α =0.05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara fasilitas dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Analisis Multivariat Memperhatikan hasil analisis pada tabel 5 menunjukkan bahwa korelasi dari variabel independen (Pendidikan, Fasilitas, motivasi dan insentif) yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat secara bivariat, ternyata setelah diuji multivariate. PEMBAHASAN Berdasarakan hasil penelitian ini dapat dilakukan pembahasan secara sistematis Yaitu Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan perawat di Ruang Rawat Inap RS. Bhayangkara adalah D III sebanyak 67 orang (67,0%) dan S1 Ners sebanyak 31 orang (33,0%), hal ini berarti tingkat pendidikan perawat tidak mendukung peningkatan kinerja perawat, akan tetapi berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai þ= 0,263 yang berarti tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kinerja perawat. Pendidikan merupakan suatu indikator

yang mencerminkan kemampuan sesorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan, dengan latar belakang seseorang dianggap mapu menduduki suatu jabatan tertentu. Salah satu faktor yang berperan dengan kinerja perawat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat. Hasil penelitian ini menenunjukkna bahwa sebagian besar responden dengan motivasi cukup sebanyak 82 orang ( 87,2%), dan motivasi kurang sebanyak 12 orang (12,8%). Dengan demikian nilai þ = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat. Motivasi sangat berhubungan dengan kinerja perawat. Hal ini bertentangan dengan penelitian Samsualam dkk., ( 2008), bahwa tidak ada hubungan yang signifikan motivasi dengan kinerja. Faktor lain yang juga berperan dalam kinerja perawat adalah fasilitas kerja. Fasilitas adalah suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Fasilitas sebagai kompensasi pelengkap dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dalam bekerja juga memberi manfaat bagi pemberi kompensasi atau perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang merasa fasilitas kerja di Rumah Sakit cukup sebanyak 81 orang (86,2%) dengan nilai þ = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara fasilitas kerja dengan kinerja perawat di RS. Bhayangkara Makassar. Tidak ada hubungan fasilitas Rumah Sakit dengan kinerja SDM. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu faktor lain yang mampu mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik dalam arti sempit tempat / lokasi kerja aman, nyaman, bersih dan tenang, peralatan yang baik, teman sejawat akrab, pimpinan yang pengertian akan memberikan kepuasan karyawan. Faktor yang juga bisa berperan dalam kinerja perawat adalah insentif / reward yang diterima. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mendapatkan insentif tinggi sebanyak 82 orang (87,2%), dengan nilai þ = 0,000, hal ini menun jukkan ada hubungan yang signifikan antara insentif yang diterima dengan kinerja perawat. Insentif merupakan salah satu faktor organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan tugasnya. Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa bagi responden sebagai pegawai atau perawat pelaksana menganggap insentif sangat berpengaruh terhadap kinerja khususnya dalam hal proses pelaksanaan asuhan keperawatan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian. yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara imbalan dengan kinerja. Hal ini bisa terjadi sesuai dengan pendapat Maslow bahwa manusia pada hakikat nya memiliki

kebutuhan ego atau penghargaan seperti pada kebutuhan untuk dihormati, dihargai, dan meiliki status prestasi / reputasi dan menurut Herzberg dalam teori motivasinya bahwa pengakuan dari seorang pimpinan atas keberhasilan perawat melakukan suatu pekerjaan sangat penting seperti dengan menyatakan keberhasilan langsung atas pekerjaan yang dilakukan memberikan piagam penghargaan dan lain-lain KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Tidak ada hubungan pendidikan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Ada hubungan fasilitas dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Ada hubungan intensif dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Faktor yang paling dominan adalah motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Saran dari penelitian ini adalah Perlu peningkatan sarana penunjang yang memadai terutama alat dan bahan yang digunakan dalam proses keperawatan.sehingga kinerja perawat dapat lebih ditingkatkan. Perlunya penetapan kebijakan tentang insentif perawat sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat. Perlu ditingkatkan pengawasan dalam bidang keperawatan sehingga dapat meningkatkan motivasi perawat.perlu di lakukan penelitian lebih lanjut tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA Hidayat Alimul Azis, (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Jeles A. (2009). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Mutu Pelayanan Di Rsud Dr.M. Haulussy Ambon (online) pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/83b0d408087e2.pdf, diakses tanggal 19 Agustus 2013. Juliani. (2007). Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat PelaksanaDi Instalasi RawatInapRSUDr.PirngadiMedan(online)http://repository.usu.ac.id/bitstream/12389/66 72/1/08E00278.pdf/, diakses 17 Agustus 2013Nugroho Kris. 2004. Nurbaya K. & Asiah H Hj & A. Yusran. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat DiBagian Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daya Makassar Tahun 2012(online)http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5159/NURBAY K%28K11107683%29JURNAL.pdf? sequence=1, diakses tanggal 16 Agustus 2013. Notoatmodjo. (2007). Promosi dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:. Jakarta Samsualam, Indar, dan Moh. Syafar, (2008). Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di Bp. Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassarhttp://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5062Diakses 16 Agustus 2013. Suarli dan Bahtiar Yuyun. (2010). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Erlangga: Jakarta. Sumiyati, A. (2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kepala Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang (online) http://eprints.undip.ac.iddiakses 16 Agustus 2013. Supriyadi, R. (2 009). Hubungan persepsi perawat tentang penerimaan insentif finansial dan hubungan interpersonal terhadap kepala bidang keperawatan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Purworejo. Wijaya.D. (2010). Hubungan Program Orientasi Berbasis Kompetensi Dengan Kinerja Perawat Baru Di Rawat Inap Rumah Sakit Husada Jakarta (online) lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20282649- T%20Dodi%20Wijaya.pdfdosiWijaya.Diaksestanggal 17 agustus 2013.

Tabel 1: Hubungan Pendidikan dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Kinerja Perawat Pendidikan Jumlah % p Cukup % Kurang % DIII Keperawatan 54 57.4 9 9.6 63 67 S1 Keperawatan 22 23.4 1 1.1 23 24.5 0.263 Ners 6 6.4 2 2.1 8 8.5 Jumlah 82 87.2 12 12.8 94 100 Sumber : data primer 2014 Tabel 2 : Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Kinerja Perawat Motivasi Jumlah % p Cukup % Kurang % Cukup 82 87.2 0 0.0 82 87.2 Kurang 0 0.0 12 12.8 12 12.8 0.000 Jumlah 82 87.2 12 12.8 94 100 Sumber : data primer 2014 Tabel 3 : Hubungan Insentif dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Kinerja Perawat Insentif Jumlah % p Cukup % Kurang % Cukup 82 87.2 0 0.0 82 87.2 Kurang 0 0.0 12 12.8 12 12.8 0.000 Jumlah 82 87.2 12 12.8 94 100 Sumber : data primer 2014

Tabel 4 : Hubungan Fasilitas dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Kinerja Perawat Fasilitas Jumlah % p Cukup % Kurang % Cukup 81 86.2 0 0.0 81 86.2 Kurang 1 1.1 12 12.8 13 13.8 0.000 Jumlah 82 87.2 12 12.8 94 100 Sumber : data primer 2014 Tabel 5 : Analisis Regresi Logistik Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Unstandardized Standardized Variabel Coefficients Coefficients t sig B Stand Error B Fasilitas.0.350 0.107 0.336 3.263 0'002 Motivasi 0.410 0.130 0.356 3.158 0.003 Insentif 0.446 0.118 0.429 3.795 0.000 Sumber : data primer 2014