Tinjauan Kepustakaan V Selasa 7 Januari 2014 EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Penyusun: Rina Puspasari S., dr. Pembimbing: Marina Moeliono, dr., SpKFR(K) Penilai: Marietta Shanti P., dr., SpKFR
PENDAHULUAN Usia harapan hidup di Indonesia 2000-2005 67,8 tahun 2010-2015 71,3 tahun Penduduk usia lanjut di Indonesia 2009 20.547.541 jiwa. 2020 28,8 juta jiwa (11% dari total penduduk Indonesia) 2021 30,1 juta jiwa (urutan ke-4 di dunia)
Anatomi saluran napas
Proses Inspirasi dan Ekspirasi
Mikrostruktur paru Alveoli unit dasar struktur dan fungsional paru
Pertukaran Gas Ventilasi: pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli Respirasi: difusi udara antara alveoli dan pembuluh darah untuk mempertahankan konsentrasi O 2 dan CO 2 Hal yang menentukan kecepatan difusi: ketebalan membran kapiler area difusi perbedaan konsentrasi oksigen dan karbondioksida
Kapasitas dan volume paru normal
EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI DAN IMUNOLOGI SISTEM RESPIRASI Compliance sistem pernapasan: C. rongga torak + C. paru Osteoporosis Kalsifikasi Kifosis Kekuatan diafragma (diukur dengan TIM) kapasitas vital VVM
Perubahan Anatomi proses degenerasi homogen pada serabut elastik di sekitar duktus alveolar, dimulai saat usia menginjak 50 tahun, hal ini akan berakibat pada pembesaran rongga udara. penurunan fungsi jaringan penutupan dini saluran napas kecil selama proses bernapas biasa berpotensi menimbulkan terperangkapnya udara dan hiperinflasi, emfisema senilis
Perubahan mikrostruktur
Racun Lingkungan Perubahan Imunologi Peningkatan CD4+/CD8+ Peningkatan netrofil Pelepasan superoksida Kerusakan matrik paru Dilatasi rongga udara dan terganggunya pertukaran gas Cairan dari bilas bronkoalveolar: prorporsi netrofil dan persentase makrofag Ig A dan Ig M CD4+/CD8+ Dihasilkan anion superoksida
Fungsi Paru Paru-paru mengalami fase pertumbuhan dan maturasi selama dua dekade pertama kehidupan dan mencapai fungsi maksimal saat berusia 20 tahun pada wanita dan usia 25 tahun pada pria. Fungsi paru akan menetap dan mengalami sedikit perubahan pada usia 20-35 tahun dan mulai setelah > 35 tahun. Penurunan tes fungsi paru tergantung dari puncak fungsi paru yang telah dicapai saat muda, Berdasarkan penelitian cohort Xu dkk (1995), pertambahan kapasitas paru diperkirakan 5mL/tahun.
Fungsi paru Kecepatan aliran udara dinamis Diukur menggunakan spirometri yaitu: kapasitas vital paksa (KVP), volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (VEP 1 ) dan perbandingan VEP 1 /KVP. Volume paru statik Termasuk di dalamnya kapasitas total paru, kapasitas vital, volume residu dan kapasitas residu fungsional. Pertukaran gas antara alveolar dan membran kapiler
Sesak napas dan respon terhadap ventilasi Volume tidal tidak berubah seiring bertambahnya usia, sehingga untuk menjaga ventilasi menit adalah dengan meningkatkan jumlah napas. Respon ventilasi terhadap PO 2 atau PCO 2 terganggu pada orang usia lanjut. Peterson dkk (1981) meneliti pada orang usia lanjut yang sehat, hasilnya: terdapat respon terhadap hipoksia 50% dan respon terhadap hiperkarbia 40% Penurunan respon tersebut disebabkan karena penurunan output neural efferen pada otot-otot respirasi selama kondisi hipoksia dan hiperkarbia
Hiperesponsif bronkus dan perubahan reseptor paru terkait usia Usia sangat berpengaruh terhadap reaktivitas saluran napas dan respon terhadap terapi bronkodilator Connolly dkk (1995) menyatakan bahwa pada usia tua pemberian terapi agonis β-adrenerjik dosisnya lebih kecil serta waktu yang lebih lama untuk pemulihan Diperkirakan penyebabnya adalah disfungsi reseptor β- adrenerjik Densitas reseptor β tidak berubah seumur hidup namun afinitasnya yang berkurang
Kapasitas latihan Konsumsi oksigen maksimal (VO 2 maks) mencapai puncak pada usia 20-30 tahun, kemudian rata-rata 1% per tahun tergantung pada tingkat aktivitas fisik seseorang. McClaran dkk (1995) meneliti jangka panjang pengaruh penuaan terhadap fungsi paru saat istirahat dan saat latihan pada subjek usia lanjut yang sehat. Hasilnya menunjukkan 11% VO 2 maks dari sebuah kelompok selama kurun waktu 6 tahun. Semua peserta diberikan latihan kebugaran aerobik secara intensif dan hasil VO 2 maks mencapai 2x lebih tinggi dari perkiraan untuk usia yang sama
Tabel 3.1 Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan karena penuaan Anatomi Ukuran rongga udara Compliance Dinding dada Paru Sistem pernapasan total Kekuatan otot Tekanan inspirasi maksimal (TIM) Tekanan transdiafragma (Tdi) Ventilasi volunter maksimum (VVM) Fungsi paru VEP 1 KVP Kapasitas paru total Kapasitas vital Kapasitas residu fungsional Volume residual Kapasitas difusi karbon monoksida Kemampuan latihan VO 2 maks Imunologi Cairan bronkial % netrofil Perbandingan sel CD4+/CD8+ Cairan antioksidan yang melapisi epitel Bertambah Bertambah atau tetap Tetap Bertambah Bertambah Bertambah Bertambah
PENUTUP Pada atlet usia lanjut yang berlatih secara teratur, sistem pernapasan masih bisa beradaptasi terhadap latihan intensitas tinggi. Individu yang sedentary nilai VO 2 maks berkurang sering dengan bertambahnya usia disertai kerja napas yang meningkat. Latihan yang disarankan pada individu sehat usia lanjut adalah latihan aerobik. Hasilnya menunjukkan perbaikan signifikan dari nilai puncak VO 2 pada subjek usia lanjut.