EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS"

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP RESIKO CEDERA PADA ANAK-ANAK PENJUAL COBEK. Lucky Setya Anggara. Ir. Dian Kemala Putri, MT.

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

SABARUDIN Dosen Pembimbing I : Ir. Farry FirmanHidayat, MSIE Dosen Pembimbing II: Dr. Rakhma Oktavina, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

BAB II LANDASAN TEORI

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

DESIGN OF PHYSICAL TRAIN PUSH IN ACCORDANCE ANTHROPOMETRY CHILDREN SELLER FOR COBEK CHILDREN

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata lelah (fatigue) menunjukan keadaan tubuh fisik dan mental yang

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

Transkripsi:

EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE Maulana Antasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok Jalan Margonda Raya 100, Depok 16424 Email: C0m03t_oks@yahoo.com ABSTRAKSI Sepeda motor pada saat ini semakin memberikan inspirasi terhadap kaum remaja. Disamping itu perkembangan produk sepeda motor di indonesia semakin bertambah dan pangsa pasar yang dituju adalah untuk kalangan anak remaja. Di indonesia banyak sekali komunitas freestyle motor yang memberikan dorongan ke arah positif. Oleh karena itu pemerintah sering sekali mengadakan acara acara untuk menyalurkan hobi komunitas freestyle motor tersebut. Mengetahui persentase dari jenis keluhan yang ditimbulkan dari aktivitas melakukan teknik yang ekstrim dilakukan oleh komunitas freestyle tersebut.memberikan usulan rancangan stang yang ergonomis yang agar nantinya memberikan kenyamanan dan aman bagi para komunitas freestyle tersebut. Kata Kunci: Anthropometri, Ergonomi, Stang Motor, Kuisioner Body Map, Freestyle. I. PENDAHULUAN Dilihat dari sudut ergonomi, jenis aktivitas yang dilakukan oleh komunitas freestyle sangat ekstrim yang beresiko akan menyebabkan kecelakaan, oleh karena itu stang sepeda motor sangat penting di rancang untuk mengendalikan pada saat melakukan gerakan yang ekstrim. Disamping itu stang motor yang sudah ada masih kurang nyaman pada saat melakukan gerakan yang ekstrim, oleh karena itu harus

dirancang stang motor yang ergonomis agar nantinya memberikan kenyamanan dan aman pada saat melakukan aktivitasnya. Sepeda motor pada saat ini semakin memberikan inspirasi terhadap kaum remaja. Disamping itu perkembangan produk sepeda motor di indonesia semakin bertambah dan pangsa pasar yang dituju adalah untuk kalangan anak remaja. Di indonesia banyak sekali komunitas freestyle motor yang memberikan dorongan ke arah positif. Oleh karena itu pemerintah sering sekali mengadakan acara acara untuk menyalurkan hobi komunitas freestyle motor tersebut. II. LANDASAN TEORI Fungsi kemudi ialah untuk membelokkan roda atau mengarahkan jalannya kendaraan sepeda motor. Kemudi pada sepeda motor dibentuk berupa stang. Pada Stang terdapat handel kopling, handel rem depan, lampu-lampu, penunjuk kecepatan, klakson, dan sebagainya. Mekanisme sistem kemudi terdiri atas stang kemudi, batang kemudi, dan Garpu atau fork. Pada bahasan kemudi ini, ada dua istilah yaitu Caster dan Trail. Kenyamanan adalah unsur perasaan manusia yang muncul sebagai akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan pada sensasi tubuh (Manuaba, 1977). Sebagian orang menyatakan bahwa kenyamanan adalah segala sesuatu yang sesuai dan selaras dengan penggunanaan suatu ruang, baik dengan ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol, suara atau apapun juga. Atau dengan kata lain bahwa kenyamanan sangat ditentukan oleh adanya keseimbangan antara faktor dalam diri manusia dengan faktor lingkungan luar yang mempengaruhinya. Dengan kondisi lingkungan yang nyaman, membuat manusia merasa betah melakukan suatu aktifitas dalam ruangan tersebut (Sujadnja, 1998). Caster adalah sudut kemiringan dari poros kemudi dalam satuan derajat, dengan menarik garis sejajar poros kemudi, maka akan di dapat suatu sudut yang dihitung dari garis yang mendatar atau horizontal. Sedangkan trail adalah jarak antara

titik potong dari garis melalui poros kemudi dengan jalan mendatar, ke titik tumpu ban depan di atas jalan. Rasa tidak nyaman berpengaruh kepada seluruh tubuh melalui perubahan fungsional. Lingkungan yang terlampau panas akan menyebabkan rasa kantuk dan lelah, menurunnya penampilan serta kemungkinan tingkat kesalahan semakin besar. Sebaliknya bila lingkungan terlampau dingin, akan merangsang munculnya rasa tidak tenang, terganggunya konsentrasi terutama untuk kegiatan mental. Dari hal tersebut jelas bahwa manusia sangat membutuhkan suatu lingkungan yang nyaman agar tetap sehat dan mampu berprestasi (Grandjean, 1993; Manuaba, 1993). Beberapa masalah ergonomi yang sering ditemui adalah adanya sikap kerja dan cara kerja yang salah, kegelisahan kerja dan beban kerja yang berlebih, pekerjaan yang monoton, jam kerja yang tidak sesuai dan kerja yang berulang-ulang., pencahayaan dan suhu ruangan yang tidak memadai. Penerapan data anthropometri dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-rata dan standar deviasi dari suatu distribusi normal. Sedangkan persentile adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari dimensi tersebut. Besarnya nilai persentile dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal (Nurmianto, 2003). Alexander dan pulat menyatakan beberapa akibat yang akan terjadi apabila ergonomi tidak diterapkan (Alexander dan Pulat,1985), yaitu berkurangnya output produksi, meningkatkan waktu hilang, meningkatkan biaya kesehatan dan material, meningkatkan ketidakhadiran pekerja, rendahnya kualitas pekerjaan, cidera dan ketegangan, meningkatnya kemungkinan terjadinya kecelakaan, meningkatkan turnover pekerja, berkurangnya kapasitas kerja dalam menghadapi hal darurat. Menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1996), anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia, ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia

nilai rata-rata (mean) dan standar deviasinya (SD) dari distribusi normal. (Nurmianto, 1996). Studi tentang MSDs pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantara keluhan otot skeletal tersebut, yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian pinggang. Dewan Keselamatan Nasional melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah sakit punggung, yaitu 22 % dari 1.700.000 kasus (Waters, dkk, 1996a). Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan cedera pada sistem muskuloskeletal (Grandjean,1993). Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu keluhan sementara, dan keluhan menetap. Kelelahan yang disebabkan oleh kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga, 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan otot statis sebesar 15% - 20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri, jika pembebanan berlangsung setiap hari. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk sisa ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot. Produk sisa ini mempengaruhi serat syaraf dan sistem syaraf pusat, sehingga menyebabkan orang menjdai lambat bekerja jika sudah lelah (Sutalaksana, 2006). Dari segi fisiologis (fisik atau kimia), tubuh manusia dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar, dan memberikan output berupa tenaga yang berguna untuk melaksanakan aktivitas. Pada prinsipnya, ada lima macam mekanisme

yang dilakukan tubuh, yaitu sistem peredaran, sistem pencernaan, sistem otot, sistem syaraf dan sistem pernapasan. Kerja fisik yang terus menerus berpengaruh terhadap mekanisme di atas, baik secara terpisah maupun sekaligus. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot. Sedang kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotomi, intensitas, lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Grandjean, 1993). Menurut Sutalaksana (2006), faktor yang menyebabkan kelelahan ada dua hal, yaitu kelelahan fisiologis (fisik atau kimia) adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan fisiologis (fisik atau kimia) dalam tubuh, dan kelelahan psikologis (kejiwaan) adalah kelelahan palsu yang timbul dalam perasaan orang yang bersangkutan dan terlihat dengan tingkah lakunya atau pendapatnya yang tidak konsekwen lagi serta jiwanya yang labil. Stang sepeda motor berfungsi sebagai salah satu penunjang sistem kemudi dari motor tersebut. Stang motor dirancang sebagai penopang shock absorber pada sistem kemudi dan roda depan, agar nantinya dapat berfungsi dengan optimum rancangan stang motor harus memperhitungkan keamanan, kenyamanan, penampilan dan kualitas guna kepuasan pengguna sepeda motor tersebut (Timoshenko & Gere, 1996). III. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan data dalam penelitian berasal dari data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner body map yang berisi pertanyaan jenis keluhan dan tingkat keluhan yang dialami oleh freestyler. Data kuisioner body map yang telah diisi oleh responden sebanyak 30 orang sebagai obyek penelitian. Data keluhan yang diperoleh dari kuisioner body map setelah melakukan aktivitasnya yaitu kuisioner penelitian yang berdasarkan pada pembobotan skala

Likert. Setelah diperoleh informasi yang dibutuhkan, maka dapat dilakukan tahap pengolahan data yaitu menentukan persentase tingkat keluhan fisik berdasarkan kuisioner body map. Pengolahan data kuisioner body map dilakukan dengan menghitung persentase masing-masing jenis keluhan dan menentukan persentase tertinggi yang menandakan bahwa jenis keluhan tersebut paling banyak dirasakan oleh freestyler. Analisa tingkat keluhan fisik dengan menggunakan Kuesioner Body Map dapat dilihat persentase dari jenis keluhan yang ditimbulkan dari aktivitas melakukan teknik ekstrim yang berdasarkan pada pembobotan skala Likert. Disamping itu menguji hipotesis berdasarkan perancangan stang sebelum dan sesudah perbaikan IV. PEMBAHASAN Para komunitas freestyle mengalami keluhan pada saat mereka melakukan teknik yang ekstrim. Keluhan ini disebabkan karena pada saat melakukan teknik tertentu, para freestyler tersebut merasa sakit pada daerah tertentu dari bagian tubuhnya. Disamping itu stang motor yang sudah ada masih kurang nyaman pada saat melakukan teknik yang ekstrim, oleh karena itu harus dirancang stang motor yang ergonomis agar nantinya memberikan kenyamanan dan aman pada saat melakukan aktivitasnya tersebut sehingga tidak berpotensi menimbulkan cedera dan tidak akan berdampak pula terhadap kesehatan para komunitas freestyle tersebut. Proses pembuatan stang ini dilakukan dengan cara manual. Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah pipa besi, gerinda, meteran, kikir, amplas dan alat pembengkok (roll). Langkah awal yang dilakukan adalah mengukur pipa yang akan dipotong sesuai dengan ukuran yang ada menggunakan meteran. Setelah pipa diukur lalu dijepit dengan menggunakan ragum agar proses pemotongan mudah. Proses pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan gerinda agar hasil pemotongan rapi dan cepat. Lalu pipa dibentuk sedemikian rupa menggunakan teknik pengerolan atau bending. Sehingga diperoleh bentuk lekukan yang sempurna.tahap terakhir yaitu

penghalusan pipa yang sudah berubah bentuk menjadi stang dengan menggunakan kikir dan amplas. Dari hasil pengamatan terhadap pengendara yang menggunakan istilah stang patah maka diusulkan sebuah rancangan istilah bentuknya stang lurus yang dapat memperoleh kenyamanan berdasarkan hasil pertanyaan yang diajukan kepada komunitas freestyler. Tabel 4.1 Data hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 orang responden komunitas freestyler. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan kuisioner body map yang berisi keluhan kepada pengendara dengan memberikan pertanyaan yang kemudian setelah itu dilakukan perbaikan dengan mengusulkan stang yang nyaman seperti pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data Body Map Sebelum menggunakan stang model lurus No. Jenis Keluhan Responden Persentase (%) TS AS S SS TS AS S SS 1 Sakit di bahu kiri 5 25 17 83 2 Sakit di bahu kanan 8 22 27 73 3 Sakit lengan atas kiri 10 20 33 67 4 Sakit lengan atas kanan 7 23 23 77 5 Sakit lengan bawah kiri 5 25 17 83 6 Sakit lengan bawah kanan 12 18 40 60 7 Sakit pada siku kiri 15 15 50 50 8 Sakit pada siku kanan 18 12 60 40 9 Sakit pergelangan tangan kiri 17 13 57 43 10 Sakit pergelangan tangan kanan 11 19 37 63 Keterangan : TS = Tidak Sakit; AS = Agak Sakit; S = Sakit; SS = Sangat Sakit.

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak 83 % responden menyatakan keluhan sakit pada bahu kiri, bahu kanan sebanyak 73%, lengan bawah kiri sebanyak 83%, pergelangan tangan kiri sebanyak 43% dan pergelangan tangan kanan sebanyak 37%, sedangkan 67 % responden menyatakan sakit pada lengan atas kiri, lengan atas kanan sebanyak 77%, dan lengan bawah kanan sebanyak 60%, sedangkan 67 % responden menyatakan sakit pada siku kiri sebanyak 50% dan siku kanan sebanyak 40%. Data anthropometri yang digunakan untuk perbaikan stang sepeda motor termasuk data anthropometri statis karena pengukuran dimensi para responden dilakukan saat responden pada posisi diam atau tidak bergerak. Data ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Penggunaan tingkat kepercayaan dan ketelitian tersebut dimaksudkan dengan harapan agar stang yang dirancang dapat dipakai dengan nyaman dan enak oleh sebagian besar orang yang memakainya. Data anthropometri yang akan di analisis terdiri atas lebar telapak tangan dan lebar bahu. Stang motor yang digunakan yaitu stang lurus dikarenakan nantinya dapat memberikan kenyamanan dan aman saat melakukan aktivitasnya tersebut sehingga tidak berpotensi menimbulkan cedera dan tidak akan berdampak pula terhadap kesehatan para komunitas freestyle tersebut. Disamping itu diperkuat pula oleh pernyataan Timoshenko dan Gere bahwa Stang motor dirancang sebagai penopang shock absorber pada sistem kemudi dan roda depan, agar nantinya dapat berfungsi dengan optimum rancangan stang motor harus memperhitungkan keamanan, kenyamanan, penampilan dan kualitas guna kepuasan pengguna sepeda motor tersebut. Berikut ini gambar stang motor sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan. Stang sepeda motor merupakan suatu fasilitas dalam mengendalikan posisi berkendara agar kondisi jalan dapat dilewati dengan baik. Perancangan stang sepeda motor berdasarkan ukuran yang umum digunakan dalam ergonomi, yaitu persentil ke-95 % untuk lebar bahu dan persentil ke-5% untuk lebar telapak tangan.

130mm. 103mm. 150.0 130mm. 103mm. 25mm. 112mm. 467mm. Gambar 4.3 Ukuran Desain Stang Motor Bahan yang digunakan untuk untuk membuat stang motor terbuat dari pipa besi dengan diameter 25mm dan panjang stang motor 467mm. Untuk panjang pemutar gas sebesar 103mm. Kemudian untuk kemiringan pada stang motor 150 0. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Dalam hal ini rancangan bisa dirubah ukurannya sehingga cukup mudah dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5 sampai dengan 95 persentil (Wignjosoebroto, 2003). Setelah memberikan rancangan stang motor yang nyaman serta telah diperbaiki ternyata dapat menurunkan persentase keluhan responden. Seperti yang terlihat pada berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Body Map Setelah menggunakan stang model lurus No. Jenis Keluhan Responden Persentase (%) TS AS S SS TS AS S SS 1 Sakit di bahu kiri 17 13 57 43 2 Sakit di bahu kanan 15 15 50 50 3 Sakit lengan atas kiri 19 11 63 37 4 Sakit lengan atas kanan 16 14 53 47 5 Sakit lengan bawah kiri 16 14 53 47 6 Sakit lengan bawah kanan 20 10 67 33 7 Sakit pada siku kiri 25 5 83 17 8 Sakit pada siku kanan 25 5 83 17 9 Sakit pergelangan tangan kiri 20 10 67 33 10 Sakit pergelangan tangan kanan 20 10 67 33 Keterangan : TS = Tidak Sakit; AS = Agak Sakit; S = Sakit; SS = Sangat Sakit. Berikut ini hasil dari rangkuman tabel yang membandingkan antara penggunaan stang motor yang ada pada saat ini dengan stang motor yang telah diperbaiki. Tabel 4.3 Hasil Penurunan Keluhan Antara Stang Motor yang Ada Pada Saat Ini Dengan Stang Motor yang Telah menggunakan stang model lurus Stang motor yang ada pada saat ini Sebelum Perbaikan (%) Stang motor yang telah di perbaiki Sesudah perbaikan (%) Sakit di bahu kiri 83 Sakit di bahu kiri 43 Sakit di bahu kanan 73 Sakit di bahu kanan 50 Sakit lengan atas kiri 67 Sakit lengan atas kiri 37 Sakit lengan atas kanan 77 Sakit lengan atas kanan 47

Tabel 4.3 Hasil Penurunan Keluhan Antara Stang Motor yang Ada Pada Saat Ini Dengan Stang Motor yang Telah menggunakan stang model lurus (lanjutan) Stang motor yang ada pada saat ini Sebelum Perbaikan (%) Stang motor yang telah di perbaiki Sesudah perbaikan (%) Sakit lengan bawah kiri 83 Sakit lengan bawah kiri 47 Sakit lengan bawah Sakit lengan bawah 60 kanan kanan 33 Sakit pada siku kiri 50 Sakit pada siku kiri 17 Sakit pada siku kanan 40 Sakit pada siku kanan 17 Sakit pergelangan Sakit pergelangan tangan 43 tangan kiri kiri 33 Sakit pergelangan Sakit pergelangan tangan 63 tangan kanan kanan 33 Pengujian kebenaran asumsi tersebut menggunakan distribusi paired test dan masalah dirumuskan dengan hipotesis koparatif, untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan (Riduwan, 2003). Permasalahan yang bersifat membedakan dalam penelitian ini adalah stang motor sebelum perbaikan dengan stang motor sesudah perbaikan. Hipotesis : H 0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara stang motor sebelum perbaikan dengan stang motor sesudah perbaikan. H 1 : Ada perbedaan yang signifikan antara stang motor sebelum perbaikan dengan stang motor sesudah perbaikan.

Tabel 4.4 Hasil Kuisioner Body Map dengan Distribusi Paired T-Test Keluhan pada stang motor yang ada pada saat ini Sebelum Perbaikan (responden) Sesudah perbaikan (responden) Sakit di bahu kiri 25 13 Sakit di bahu kanan 22 15 Sakit lengan atas kiri 20 11 Sakit lengan atas kanan 23 16 Sakit lengan bawah kiri 25 16 Sakit lengan bawah kanan 18 10 Sakit pada siku kiri 15 5 Sakit pada siku kanan 12 5 Sakit pergelangan tangan kiri 13 10 Sakit pergelangan tangan kanan 19 10 Total Skor 192 111 Rata-rata 19.2 11.1 Standar Deviasi 4.709 4.012 T 10.771 P 0.01 Hasil perhitungan dengan SPSS version 11.5 menunjukkan bahwa terlihat t hitung adalah 10,771 dengan signifikasi (p=0,01). Sedangkan untuk derajat kebebasan (df) = N 1, sebesar 9 (dari 10 1 = 9), dengan nilai signifikansi 0,01 maka nilai t tabel -nya pada tabel alpha adalah 2,281. V. KESIMPULAN Hasil evaluasi perancangan stang sepeda motor yang telah diperbaiki berdasarkan hasil Paired T-Test diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara stang motor sebelum perbaikan dengan stang motor sesudah perbaikan. Dari hasil penelitian menggunakan kuesioner body map diketahui keluhan akibat menggunakan stang sepeda motor yang ada saat ini yaitu sebanyak 83%

responden menyatakan keluhan sakit pada bahu kiri, bahu kanan sebanyak 73%, lengan bawah kiri sebanyak 83%, pergelangan tangan kiri sebanyak 43% dan pergelangan tangan kanan sebanyak 37%, 67%, lengan atas kiri, lengan atas kanan sebanyak 77%, dan lengan bawah kanan sebanyak 60%, 67% responden menyatakan sakit pada siku kiri sebanyak 50% dan siku kanan sebanyak 40%. DAFTAR PUSTAKA 1) Grandjean, E., Fitting the Task to the Man, 4 th ed. Taylor & Francis Inc. London, 1993. 2) Kroemer, K. H. E, H. B. Kroemer, dan K. E. Kroemer-Elbert, Ergonomics How to Design For Ease an efficiency, New Jersey: Prentice Hall, 2001. 3) Manuaba, A. 1993. Pengaturan Suhu Tubuh dan Water Intake. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. 4) Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Pertama, Guna Widya, Surabaya, 2003. 5) Sujadnja, O, 1998. Kenyamanan Bale Meten Serta Faktor Yang Mempengaruhi di Desa Gianyar. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Denpasar: 18 19. 6) Suma mur, P.K., Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Yayasan Swabhawa Karya, Jakarta,1982. 7) Sutalaksana., Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Guna Widaya, Surabaya, 2006. 8) Tarwaka, Solichul, Bakri, Lilik, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta, 2004. 9) Timoshenko & Gere, Mekanika Bahan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1996 10) Waters, T.S. & Putz Anderson, V. 1996a. Manual Materials Handling, Edited by Bharattacharya, A & McGlothin, J. D. 1996. Occupational

Ergonomics Theory and Application. Marcel Dekker Inc. New York. PP. 329 350. 11) Wignjosoebroto, Sritomo. Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja Edisi Pertama. Surabaya: Guna Widya. Januari 2003. 12) www.aplausthelifestyle.com 13) www.kanthel99.blogspot.com