Peran Pemerintah dalam Pembuatan Hospital Disaster Plan

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN RUJUKAN

KEBIJAKAN DALAM IMPLEMENTASI SPGDT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. INDONESIA SEHAT Dalam upaya menuju Indonesia Sehat 2010, maka

PERANAN ICT DALAM PELAYANAN GAWAT DARURAT OLEH: KELOMPOK I ABDUL KADIR (KETUA KELOMPOK) DANIEL BOKKO ISMUNANDAR MISBAHUDDIN ALIP MUHIDDIN SUPIRNO

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENYIAPAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2016

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

(021) Direktur RSUD Kota Bekasi

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

I P H S S J U L I D R. W A S I S TA B U D I W A L U YO, M H A S E K J E N P E R S I

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 26 September 2012

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. alam (natural disaster) maupun bencana karena ulah manusia (manmade disaster).

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU KABUPATEN BLORA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. atas berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Jakarta 12 Maret Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

KEBIJAKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

KURIKULUM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT STIKES HELVETIA MEDAN KURIKULUM MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

PENERAPAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU TERHADAP BENCANA INDUSTRI DI RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. (Permenkes No.56 th 2014)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

KEBIJAKAN AKREDITASI RUMAH SAKIT DI INDONESIA DARI BERBAGAI SUMBER

PHC (Primary Health Care) Tri Niswati Utami

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN

GUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 15 TARUN 2017 TENTANG SISTEM PENANGGULANGANGAWATDARURATTERPADU (SPGDT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

KESIAPAN PELAYANAN AMBULANS TERPADU UPTD PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN ACEH

Dr. Pudji Sri Rasmiati, Sp.B., MPH WYM RS Bethesda PERSI DIY

Arah dan Kebijakan Sumber Daya Manusia Kesehatan Mendukung Pelaksanaan SJSN Bidang Kesehatan

Disampaikan oleh : Kepala Bagian Program dan Informasi Pada acara Pertemuan Sinkronisasi dan Validasi Data Rumah Sakit

KONSEP EMERGENCY MEDICAL TEAMS (EMTs) DI INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 35

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

SAFE COMMUNITY EMERGENCY SISTEM SPGDT/SPGDB. Iwan Permana, SKM, SKep

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ANTARA MUTU DAN BIAYA DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

PENDIRIAN RUMAH SAKIT SWASTA DI INDONESIA KHUSUSNYA JAKARTA/ ESTABLISHMENT OF A PRIVATE HOSPITAL IN INDONESIA ESPECIALLY IN JAKARTA

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu

Link and match Pengembangan RS Pendidikan di daerah sulit dengan FK dan RS Pendidikannya. Agung Pranoto Fakultas Kedokteran UNAIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1173/MENKES/PER/X/2004 TENTANG RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MASA DEPAN LULUSAN PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA

C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Korban banyak, kerusakan infra struktur, disertai ancaman keamanan.

Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

MANAGEMEN OF DECEASED IN DISASTER (PENATALAKSANAAN KORBAN MATI KARENA BENCANA) D R. I. B. G D S U R Y A P U T R A P, S P F

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

Peran Pemerintah dalam Pembuatan Hospital Disaster Plan Disampaikan oleh: dr. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, FACP, M.Kes. Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan KEMENTERIAN KESEHATAN

DATA PRIBADI: Nama : dr. Chairul Radjab Nasution, Sp. PD, K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes. Tempat Tanggal Lahir : Medan 22 Februari 1957 Jabatan Pendidikan : Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan : Tahun 1977 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 1985 Pendidikan Dokter Spesialis FKUI Tahun 1998 Master Manajemen Rumah Sakit FK UGM Tahun 2001 Health Services Management, Royal Melbourne Institute of Technology, Australia Tahun 2008 Konsultan Gastroenterohepatologi FKUI Tahun 2009 Fellow of The Indonesian Society of Internal Medicine FKUI Tahun 2010 Fellow of the American College Physicians

UPAYA POKOK ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN JANGKA PANJANG (2005-2025) STRATEGI 1.Pembangunan nasional berwawasan kesehatan 2.Pemberdayaan Masyarakat & daerah 3.Pengembangan upaya & pembiayaan kesehatan 4.Pengembangan & pemberdayaan SDM Kesehatan SASARAN NO INDIKATOR 2009 2025 1 UHH 69 73,7 2 IMR 32,3 15,5 3 MMR 262 74 4 KR GIZI 26 9,5 Tujuan Pembangunan Kesehatan

VISI, MISI, dan NILAI KEMKES 2010-2014 NILAI MISI VISI Pro Rakyat Responsif Inklusif Efektif. Clean 1. Pemberdayaan masyarakat. 2. Upaya kesehatan yg bermutu dan berkeadilan 3. Ketersediaan dan pemerataan NILAI sumber daya kesehatan. 4. Tata kelola kepemerintahan yg baik. Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan Derajat kesehatan yg setinggi-tingginya

8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL BIDANG KESEHATAN 1.Peningkatan KIA & KB 2.Perbaikan gizi masyarakat 3.Pengendalian penyakit menular& tidak menular dan kesling 4.Pemenuhan SDM Kesehatan 5.Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, safety, mutu, penggunaan obat/makanan 6.Jamkesmas 7.Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis 8.Peningkatan pelayanan kesehatan prima 8 PRIORITAS REFORMASI KESEHATAN 1. Jamkesmas 2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) 3. KetersediaanObat 4. SaintifikasiJamu 5. ReformasiBirokrasi 6. BantuanOperasionalKesehatan(BOK) 7. PenanganananDaerahBermasalahKesehatan(PDBK) 8. RumahSakitIndonesia KelasDunia(World Class Hospital) Relevansi Terhadap Fokus Prioritas dan Reformasi Kesehatan RPJMN 2010-2014 MDGs 2015 VISI Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan 5

UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 83 (1) Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien (2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemempuan yang dimiliki Pasal 84 Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan kesehatan pada bencana diatur dengan peraturan Menteri Pasal 85 (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi masyarakat

SPGDT-S (Sistim Pelayanan Gawat Darurat Terpadu-Sehari 2 ) PENCEGAHAN PENANGGULANGAN MULTI DISIPLIN ANTARA LAIN SUMBER DAYA MANUSIA MULTI PROFESI - HELM YANG MEMBERI PERTOLONGAN MULTI SEKTOR - SABUK AWAM UMUM PETUGAS DOKTER PENGAMAN AWAM KHUSUS AMBULANS PERAWAT TUJUAN MENCEGAH MASYARAKAT KOMUNIKASI - KEMATIAN AMAN / - KECACADAN SEJAHTERA (SAFE COMMUNITY) TRANSPORTASI Dokter umum - First responder - Life safer PASIEN AMBULANS PUSKESMAS RS.KLAS C RS. KLAS A/B PRA RS INTRA RS INTRA RS PENDANAAN ANTAR RS TIME SAVING IS LIFE SAVING RESPONSE TIME DIUPAYAKAN SEPENDEK MUNGKIN MERUJUK THE RIGHT PATIENT, TO THE RIGHT PLACE AT THE RIGHT TIME

UJUNG TOMBAK SAFE COMMUNITY PUBLIC SAFETY CENTER

disaster management cycle Prevention and Mitigation Risk assessment Spatial Planning Eco-structural measures Public Awareness Education.. Preparedness Risk forecasting Organization Planning of resources Emergency Planning Training Public awareness.. Reconstruction Permanent rehabilitation Infrastructures reconstruction Building reconstruction Reinforcement of structures,.. Post-Disaster Damage Assessment Follow-up of rehabilitation measures,.. Rehabilitation Temporary rehabilitation Re-establishing Transport systems Re-establishing communication routes.. Disaster Response Alarm Life, property saving Reduction of impact of disaster Information dissemination Communication

Public Safety Centre sebagai ujung tombak safe community adalah sarana publik/masyarkat yang merupakan perpaduan dari unsur pelayanan ambulans gawat darurat, unsur pengamanan (kepolisian) dan unsur penyelamatan (misal: pemadam kebakaran). PSC merupakan penanganan pertama kegawadaruratan yang membantu memperbaiki pelayanan pra RS untuk menjamin respons cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan (time saving is life and limb saving), sebelum dirujuk ke rumah sakit yang dituju.

PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA Tingkat Nasional : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (UU No. 24 Tahun 2007 ttg Penanggulangan Bencana) Kementerian Kesehatan : Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)

PEMERINTAH, PROFESI DAN MASYARAKAT HARI HKN KE 36 THN 2000 DEKLARASI MAKASSAR

Deklarasi makassar 2000 1. Meningkatkan rasa cinta bernegara, demi terjalinnya kesatuan dan persatuan bangsa, dimana rasa sehat dan aman merupakan perekat keutuhan bangsa. 2. Mengusahakan peningkatan serta pendaya gunaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang ada, guna menjamin rasa sehat dan aman, yang merupakan Hak asasi menusia 3. Memasyarakatkan Sistem penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Sehari hari dan Bencana (SPGDTS/B) secara efektif dan efisien. 4. Meningkatkan peran serta masyarakat, dalam pelaksanaan SPGDT melalui pendidikan dan pelatihan. 5. Membentuk brigade GADAR yang terdiri dari komponen lintas sektor baik medik maupun non medik, berperan dalam pelaksanaan SPGDT dengan melibatkan peran serta masyarakat. 6. Dengan terlaksananya butir-butir diatas, diharapkan tercapai keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan keadaan sehat dan aman bagi bangsa dan negara (safe community) menghadapi GADAR sehari-sehari maupun bencana. 7. Terlaksananya SPGDT menjadi dasar menuju Indonesia Sehat 2010 dan Safe Community MAKASSAR, 15 November 2000

Deklarasi Makassar SEHAT & AMAN ~ HAK AZASI MANUSIA PEREKAT KEUTUHAN BANGSA PERAN SERTA MASYARAKAT ~ DIK - LAT KERJASAMA LINTAS SEKTOR ~ MASYARAKAT- PEMERINTAH TERSISTEM SPGDT

SAFE COMMUNITY ADALAH KEADAAN SEHAT DAN AMAN YANG TERCIPTA DARI, OLEH DAN UNTUK MASYARAKAT, PEMERINTAH MERUPAKAN FASILITATOR DAN PEMBINA

Nilai Hakiki Kemanusiaan Keadaan Aman Sehat Sejahtera Keadilan SAFE COMMUNITY Preparedness Prevention Mitigation MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BANGSA Quick Response SPGDT (Life Saving & Limb Saving) Rehabilitation Komponen Esensial Kehidupan Manusia Titik Berat Pada Peran Masyarakat Pemerintah Memfasilitasi

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU ( SPGDT ) SEHARI HARI ~ GADAR ADALAH BENCANA ~ MASSAL SISTEM YANG TERDIRI DARI KOMPONEN : PRA RS RS INTER RS KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI SDM KESEHATAN DAN FASILITAS KESEHATAN LINTAS SEKTOR TERKAIT MERUPAKAN RESPONS CEPAT DAN TEPAT TIME SAVING IS LIFE AND LIMB SAVING

JADI.. HUBUNGAN SC-SPGDT-PSC SAFE COMMUNITY (SC) ATAU MASYARAKAT SEHAT DAN AMAN ADALAH TUJUAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT) SEBAGAI JALAN PUBLIC SAFETY CENTER (PSC) SEBAGAI UJUNG TOMBAK

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL Mengacu pada paradigma sehat Profesionalisme Desentralisasi Menata sistem pembiayaan yang efektif

PENANGANAN PRA RUMAH SAKIT Unsur Pengamanan Unsur Kesehatan Unsur Penyelamatan PSC

DATA PUBLIC SAFETY CENTRE (PSC)/ POS GAWAT DARURAT TERPADU 1. Yogyakarta (Yogyakarta Emergency Service YES 118) 2. Medan (PSC) 3. Palembang (PSC) 4. Bandar Lampung (Pusat Panggilan Gawat Darurat - PPGD) 5. DKI Jakarta (PSC) 6. Makassar (PSC) 7. Denpasar (PSC) 8. Badung (Emergency Service Centre ESC) 9. Banjarmasin (PSC) 10. Bangka (PSC) Sumber data : Hasil Monev Dit. BUK Dasar

PENANGANAN DI RUMAHSAKIT Pelayanan Gawat Darurat Merupakan Sistem Terpadu IGD HCU ICU Antar RS

RUMAH SAKIT (UU RI No.44/2009 ttg RS) Adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

Pasal-pasal terkait Pengelolaan Bencana di Rumah Sakit (UU RI No. 44/2009 tentang Rumah Sakit) Pasal 6 Tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah: Menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana dan kejadian luar biasa Pasal 29 Kewajiban Rumah Sakit: a) Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya

Pasal-pasal terkait Pengelolaan Bencana di Rumah Sakit (UU RI No. 44/2009 tentang Rumah Sakit) b) melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan c) memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana lanjutan...

LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT WTO OTODA BILATERAL Australia, Malaysia, Singapura APEC RUMAH SAKIT AFAS REGULASI PEMODAL SKN UU Kesehatan UU Praktek Kedokteran UU Perlindungan Konsumen CUSTOMER Pemerataan Pelayanan Kualitas Pelayanan & Kepuasan PROFESI PMDN, PMA, BPKM Standar Profesi Medical Konsil Kualitas dan Kuantitas dokter

TANTANGAN RUMAH SAKIT Internal SDM Kesehatan Ketersediaan dan distribusi RS Pemenuhan standar RS Pembiayaan Kecenderungan masyarakat Indonesia utk berobat ke luar negeri Eksternal Kepemilikan RS (lembaga bisnis) Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Era Globalisasi Medical Tourism World Class Healthcare 27

HARAPAN DI BIDANG PERUMAHSAKITAN RS di Masa Mendatang Memberikan Pelayanan Prima Kualitas layanan/mutu Lebih peka pada kebutuhan masyarakat Patien Safety Oriented Kompetitif Menyediakan layanan baru sesuai perkembangan iptek Lebih efektif Tarif lebih terjangkau Menciptakan kepuasan semua pihak RS Berkelas Dunia 30/11/2011 Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 28

Kedepan Akreditasi di Indonesia akan dikembangkan menjadi akreditasi bertaraf internasional Komite Akreditasi RS (KARS) terakreditasi oleh ISQua Standar Akreditasi mengacu kepada standar JCI Thn 2012-2014 : masa peralihan dimana sistem akreditasi yang lama tetap berjalan dan sistem baru juga diberlakukan 30/11/2011 Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 29

Standar Akreditasi Rumah Sakit (baru) II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Standar MFK 6 : Rumah sakit membuat rencana manajemen kedaruratan dan program penanganan kedaruratan komunitas, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya

Pelayanan Kesehatan RS yang Ingin Dicapai Ketersediaan (Available) Kelayakan (appropriate) Kesinambungan (continue) Penerimaan (acceptable) Ketercapaian (achievable) Keterjangkauan (affordable) Efisien (efficiency) Efektif (effectivity) 31

Terima kasih 32