BAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015.

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Sedangkan untuk sektor industri, listrik berguna unutk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

ANALISIS PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA (R1-900 VA) DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

ANALISA BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SAMBUNGAN LISTRIK SEKTOR INDUSTRI DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

50001, BAB I PENDAHULUAN

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN BERDASARKAN GOLONGAN TARIF JARINGAN DISTRIBUSI RANDUDONGKAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis ekonomi menerpa negeri ini, tak henti-hentinya PLN dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang

APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN JARINGAN DISTRIBUSI DI UPJ RANDUDONGKAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sejalan dengan itu perusahaan berusaha melakukan perbaikan atau

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan manusia, serta ketersediaannya memberikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik dalam era globalisasi ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alat rumah tangga yang menggunakan listrik. Akan tetapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat dan menghadirkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar

1. BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan Listrik Negara (PLN)adalah Badan Usaha Milik Negara. jasa yaitu mendistribusikan pasokan listrik bagi masyarakat yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

Munich Personal RePEc Archive. Erikson H.P. Lubis and Tongam Sihol Nababan. University of HKBP Nommensen. July 2011

BAB I PENDAHULUAN. Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

I. PENDAHULUAN. Pada dewasa ini, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1991 Tentang : Konservasi Energi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I. dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk, prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable energy resources). Selain minyak bumi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik di pedesaan sebagai salah satu bentuk energi yang siap pakai, selain

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DAFTAR SINGKATAN. : Bahan Bakar Minyak : Programmable Logic Controller :Tarif Dasar Listrik :Kilo Watt Hour

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di semua sektor menampakkan besarnya peran energi dalam kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan masyarakat menjaga kelestarian sumber daya alam energi sehingga manfaatnya dapat dinikmati tidak hanya masa kini, tetapi juga masa yang akan datang. Untuk menjaga kelestarian sumber daya tersebut perlu diupayakan pemanfaatan secara optimal dan penggunaan peralatan serta teknologi hemat energi dalam rangka kebijakan energi nasional yang menyeluruh dan terpadu. Adapun jenis dari sumber daya energi yaitu energi potensial, energi kinetik, energi kimia, energi kalor, energi bunyi, energi nuklir, energi radiasi, dan energi listrik (Setyawan, 2008). Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan alat-alat atau mesin industri. Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat energi listrik, sedangkan sumber energi pembangkit listrik terutama yang berasal dari sumber daya yang tidak dapat diperbaharui ketersediaannya semakin terbatas. Maka untuk menjaga kelestarian sumber energi perlu diupayakan langkah strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau (Saepudin, 2013). Di Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN sebagai pemegang hak pengusahaan listrik (monopoli) (Basri dan Munandar, 2009). Saat ini, ketersediaan sumber

energi listrik tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia. Krisis listrik terjadi karena pesatnya pertumbuhan permintaan listrik tidak diimbangi dengan penambahan jaringan distribusi serta pembangkit listrik, sehingga permintaan listrik perlu dikelola dengan baik (Kompas, 2014). Ini diperkuat oleh Iwa (dalam Kompas, 2014) yang mengemukakan bahwa Indonesia tidak krisis energi, tetapi kekurangan cadangan energi listrik. Dampak dari keterbatasan tersebut yaitu terjadinya pemutusan sementara dan pembagian energi listrik secara bergilir disebabkan karena PLN kian tidak berdaya mencukupi kebutuhan listrik penduduk akibat lonjakan harga-harga energi mulai dari minyak hingga batu bara. Sehingga diperlukan adanya penekanan konsumsi listrik pada rumah tangga dan dunia usaha (Basri dan Munandar, 2009). Disisi lain, masyarakat yang sering menggunakan listrik untuk produksi maupun konsumsi, tanpa disadari telah terjadi pemborosan listrik yang semestinya dapat dicegah atau dihemat mengingat perekonomian yang tidak stabil, maka dapat dimulai suatu penghematan atau penggunaan alternatif lain yang lebih efisien dengan suatu tindakan konservasi bagi sumber daya alam yang bersifat dapat pulih (renewable resource) (Suparmoko, 1997). PLN melakukan pengggolongan terhadap konsumennya berdasarkan besarnya tarif listrik yang dikenakan, dalam penggolongan listrik untuk aktivitas sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu: 1) Rumah Tangga, 2) Usaha, 3) Industri dan 4) Pemerintahan/publik. Rumah tangga adalah kelompok pelanggan yang menggunakan listrik sebagai salah satu energi yang dipakai dalam memenuhi kebutuhannya. Kelompok usaha terdiri dari usaha penginapan, rumah makan, perdagangan, jasa keuangan, jasa hiburan dan jasa sosial. Kelompok industri berupa industri makan, tekstil, logam, permesinan dan industri

lainnya. Semua kelompok ini sebagai konsumen listrik, kebutuhannya terus meningkat (Setyawan, 2008). Salah satu kelompok konsumen yang paling sensitif terhadap permintaan listrik adalah kelompok rumah tangga, menurut Nababan (2008) hal ini di akibatkan oleh beberapa pertimbangan, yaitu : (1) porsi terbesar pelanggan listrik masih di dominasi oleh kelompok rumah tangga, (2) pelanggan rumah tangga termasuk dalam kelompok pemakai terbesar energi listrik PLN setelah kelompok industri, (3) sasaran program elektrifikasi adalah rumah tangga, (4) penggunaan alat-alat listrik lebih banyak di jumpai pada pelanggan rumah tangga. Perkembangan jumlah pelanggan listrik rumah tangga baik di Indonesia, maupun Sumatera Barat dan Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Rumah Tangga di Indonesia, Sumatera Barat dan Kota Padang Tahun Jumlah Pelanggan Listrik Rumah Tangga Indonesia Sumatera Barat Padang 2010 39.324.520 811.019 368.210 2011 42.577.542 860.130 411.397 2012 46.219.780 922.247 440.684 2013 50.116.127 984.617 470.555 2014 53.309.325 1.039.075 495.256 Sumber: Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Barat dan Padang 2010-2014 Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bagaimana perkembangan permintaan listrik rumah tangga baik di Indonesia, maupun Sumatera Barat dan Kota Padang selama tahun 2010 sampai tahun 2014. Selama 5 tahun tersebut jumlah pelanggan listrik terus meningkat baik di Indonesia, maupun Sumatera Barat dan Kota Padang. Meningkatnya jumlah pelanggan ini dikarenakan banyak didirikan perumahan-perumahan baru baik oleh perorangan maupun oleh pengembang, serta semakin banyaknya jumlah rumah tangga yang semula tidak menggunakan listrik sekarang mulai menggunakan listrik. Peningkatan jumlah pelanggan

listrik diiringi dengan meningkatnya jumlah daya yang tersambung. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Daya Listrik yang Tersambung di Indonesia, Sumatera Barat dan Kota Padang (mva) Tahun Jumlah Daya Tersambung (mva) Indonesia Sumatera Barat Padang 2010 67.439,30 1.008,72 530,26 2011 75.188,86 1.114,96 543,30 2012 83.897,75 1.221,70 556,35 2013 93.094,85 1.352,37 569,39 2014 100.030,53 1.429,26 582,441 Sumber: Data Statistik PLN Wilayah Sumatera barat dan Padang 2010-2014 Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa peningkatan jumlah daya listrik yang tersambung mengalami peningkatan tidak hanya secara nasional namun juga terjadi di Sumatera Barat serta Kota Padang, dan peningkatan jumlah daya listrik yang tersambung paling pesat terlihat pada perkembangan di Indonesia, ini menandakan bahwa peningkatan jumlah daya listrik tersambung tidak hanya terjadi di Kota Padang saja tetapi juga terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia, peningkatan jumlah daya listrik tersambung juga sejalan dengan peningkatan jumlah daya listrik yang terjual, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3 Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah Daya Listrik yang Terjual di Indonesia, Sumatera Barat dan Kota Padang Tahun Jumlah Energi yang Terjual (GWh) Indonesia Sumatera barat Padang 2010 59.824,94 997,00 398,82 2011 65.111,57 1.126,93 450,73 2012 72.132,54 1.299,94 519,97 2013 77.210,71 1.358,91 543,57 2014 84.086,46 1.497,11 598,84 Sumber : Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Barat dan Padang 2010-2014 Pemasangan sambungan listrik di Indonesia, khususnya di Kota Padang sebagai ibukota dari Provinsi Sumatera Barat yang memiliki jumlah penduduk paling padat dibandingkan dengan jumlah penduduk kota lainnya terus mengalami peningkatan, yang

banyak dipengaruhi berbagai faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk ditenggarai menjadi pemicu meningkatnya permintaan listrik konsumen rumah tangga. Hasil pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang mendorong meningkatnya permintaan akan barang-barang atau peralatan yang menggunakan listrik, sedangkan pertumbuhan penduduk akan meningkatkan jumlah anggota keluarga dalam rumah tangga serta angkatan kerja yang menunjang pertumbuhan ekonomi, dengan demikian permintaan terhadap energi listrik juga meningkat (Lubis dan Nababan, 2011). Salah satu faktor yang paling penting dalam permintaan energi listrik rumah tangga adalah harga atau tarif listrik. Namun dalam studi empirik, penggunaan proksi harga atau tarif berbeda-beda, apakah menggunakan harga rata-rata atau harga marginal. Dalam analisis permintaan energi listrik rumah tangga, listrik diasumsikan dan termasuk barang normal (Langmore & Difty, 2004 dalam Lubis & Nababan, 2011). Selain itu, pendapatan juga merupakan salah satu faktor penyebab bertambahnya permintaan akan listrik. Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik. Jika pendapatan dalam suatu rumah tangga tinggi maka keinginan untuk menambah jumlah daya listrik juga ikut meningkat. Hubungan kedua variabel yaitu, antara pendapatan masyarakat dengan jumlah permintaan terhadap suatu barang tergantung pada jenis dan sifat barangnya. Jenis barang tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu barang normal dan barang inferior (Bangun, 2007). Variabel luas bangunan rumah atau luas lahan secara statistik berpengaruh positif dan signifikan, hal tersebut menunjukkan bahwa luas bangunan rumah berpengaruh terhadap permintaan listrik pada rumah tangga. Semakin luas bangunan rumah akan membutuhkan

lebih banyak listrik untuk menerangi setiap ruangan atau sisi rumah (Bhattacharjee & Reichard, 2011). Jumlah orang yang tinggal dalam rumah tangga pada suatu daerah tertentu merupakan variabel penting dalam menentukan penggunaan atau permintaan energi listrik rumah tangga (Bhattacharjee & Reichard, 2011). Dengan demikian jumlah anggota keluarga, berpengaruh terhadap permintaan jumlah daya listrik. Melihat begitu tingginya permintaan daya listrik rumah tangga yang tidak sebanding dengan jumlah cadangan energi, oleh sebab itu peneliti tertarik dan ingin meneliti lebih lanjut mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Rumah Tangga di Kota Padang, dimana listrik sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok mengingat kebutuhan akan tenaga listrik semakin besar dan relatif mendesak. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : a) Bagaimana pengaruh tarif listrik per KWh terhadap jumlah daya listrik di Kota Padang? b) Bagaimana pengaruh pendapatan keluarga dengan jumlah daya listrik di Kota Padang? c) Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap jumlah daya listrik di Kota Padang? d) Bagaimana pengaruh luas bangunan rumah dengan jumlah daya listrik di Kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk : a) Menganalisis pengaruh tarif listrik per KWh terhadap jumlah daya listrik di Kota Padang. b) Mengidentifikasi pengaruh pendapatan rata-rata terhadap jumlah daya listrik di Kota Padang. c) Mendeskripsikan pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap jumlah daya listrik di Kota Padang. d) Mengidentifikasi pengaruh luas bangunan rumah terhadap jumlah daya listrik di Kota Padang. 1.4 Manfaat penelitian a) Sebagai tambahan wawasan bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jumlah daya listrik rumah tangga di Kota Padang. b) Sebagai bahan masukan bagi pihak PT PLN (Persero) dalam mengambil keputusan. c) Untuk menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama. d) Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik membahas masalah ketenagalistrikan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sebagai batasan analisis dari penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada faktorfaktor yang mempengaruh permintaan jumlah daya listrik rumah tangga di Kota Padang yang bertujuan untuk mencegah terjadinya perluasan dan kekacauan dalam pembahasan.

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mengemukakan tentang uraian teori teori yang dikumpulkan dan dipilih dari berbagai sumber tertulis yang dipakai sebagai bahan acuan dalam pembahasan atas topik permasalah yang dimunculkan dan hipotesis serta memuat hasil penelitian sebelumnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menguraikan metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel variabel penelitian, jenis variabel penelitian, serta teknik analisis data. BAB IV ANALISIS PERKEMBANGAN VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN Menjelaskan perkembangan tarif listrik per KWh, jumlah pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan luas rumah di Kota Padang. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Menjelaskan tentang pembahasan dan hasil penelitian yang meliputi hasil uji asumsi klasik, uji hipotesis dan interpretasi hasil.

BAB VI PENUTUP Menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang bermanfaat untuk penelitian berikutnya dan praktisi sebagai bahan untuk mempertimbangkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jumlah daya listrik rumah tangga di Kota Padang.