STANDARISASI PEMUTUSAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

Pasal 150 UUK KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

Pemutusan Hubungan Kerja

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KEPADA PEKERJA YANG SAKIT

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

* Sebagai suatu hak dasar, ada ketentuanketentuan yang harus ditaati dalam melakukan mogok kerja. (Pasal 139 dan Pasal 140 UUK)

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tata Cara Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja/PHK

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Perusahaan Swasta, karena kedua undang' undang tersebut sampai saat ini masih. berlaku (tidak dicabut oleh Undang: undang Nomor 13 Tahun 2003).

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

MOGOK KERJA DAN LOCK-OUT

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

c. bahwa unluk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PHK BOY BUCHORI ALKHOMENI HASIBUAN DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

Hukum Ketenagakerjaan

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Aspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Indonesia. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/I/2005 TENTANG

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA.

UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak.

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) JENIS-JENIS PHK

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia;

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP-150/MEN/2000 TENTANG

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, PEKERJA KONTRAK, DAN HAK CUTI. 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pekerja dan Pekerja Kontrak

Meminimalkan Konflik dalam PHK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUBUNGAN INDUSTRIAL, PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL, DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri KEP.564/MEN/92 " 115 Tahun 1992 Ketenagakerjaan Daerah;

Pada dasarnya, tujuan utama hukum ketenagakerjaan MAKNA PHK BAGI PEKERJA

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

STIE DEWANTARA Aspek Ketenagakerjaan Dalam Bisnis

BAB I KETENTUAN U M U M

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA WANITA DALAM PERJANJIAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana perlindungan tersebut menurut hukum dan undang-undang yang berlaku. Karena pada

*10099 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 25 TAHUN 1997 (25/1997) TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum tentang Hukum Ketenagakerjaan. Menurut Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang

BERITA NEGARA. No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan.

Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. Kata kunci: jamsostek, pemutusan hubungan kerja

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

KEPMEN NO. 231 TH 2003

ANALISA KASUS PERSELISIHAN PERBURUHAN Diah Lestari Pitaloka S.H.

BAB 1 PENDAHULUAN. himpun menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di sebagian besar daerah

HUBUNGAN INDUSTRIAL PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PEMBAHASAN. Pemutusan Hubungan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemerdekaan ketenagakerjaan di Indonesia diatur dengan ketentuan Undang-

KATA PENGANTAR. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr.Gatot Hari Priowirjanto

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung

Perselisihan Hubungan Industrial

Transkripsi:

STANDARISASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DI PERUSAHAN Oleh : Ayu, Puput, Vitariai Badai, Habib, Yanuar Rizki

Latar Belakang Penciptaan Lapangan Pekerjaan Indikator Ketenagakerjaan Krisis Ekonomi Global Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Perumusan Masalah Dalam penulisan ini akan dibahas mengenai pemutusan hubungan kerja di perusahaan yang disesuaikan dengan hukum yang berlaku, serta kompensasi sebagai akibat dari pemutusan hubungan kerja.

Pembatasan Masalah Pemutusan Hubungan Kerja, yang meliputi perjanjian kerja, hubungan kerja, pemutusan hubungan kerja, tenggang waktu, ijin pemutusan kerja. Kompensasi pemutusan hubungan kerja berupa uang pesangon, uang jasa, uang ganti rugi, serta jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.

Hubungan Kerja Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dan pengusaha, terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dan pengusaha, dimana pekerja menyatakan tk kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah dan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk memperkerjakan pekerja dengan membayar upah. Hubungan kerja dapat berlangsung untuk waktu tidak tertentu dan dapat juga diadakan untuk jangka waktu tertentu.

Perjanjian Kerja Adanya perjanjian kerja maka timbul kewajiban satu pihak untuk bekerja. Adapun bentuk Perjanjian Kerja dalam praktik di kenal 2 bentuk perjanjian yaitu : 1. Perjanjian Tertulis, diperuntukan perjanjian-perjanjian yang sifatnya tertentu atau adanya kesepakatan para pihak, bahwa perjanjian yang dibuat harus secara tertulis, agar adanya kepastian hukum. 2. Perjanjian Tidak Tertulis, perjanjian yang oleh undang-undang tidak disyaratkan dalam bentuk tertulis

Lanjutan Berakhirnya Perjanjian Kerja dapat terjadi karena : Pekerja meninggal dunia Berakhir karena jangka waktu dalam perjanjian Adanya putusan pengadilan dan atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Adanya keadaan atau kejadian yang di cantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Pemutusan hubungan kerja (PHK)

Pemutusan Hubungan Kerja PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Ketentuan hukum PHK dapat bersifat perdata, yaitu mengenai pemberitahuan, tenggang waktu dan saat PHK

PHK diatur oleh KUHPerdata babb 7a bagian 5, dan bersifat publik yaitu mengenai ijin untuk memutuskan hubungan kerja diatur dl dalam UU No.12/1964 tentang pemutusan hubungan kerja di perusahaan swasta, dan Pasal 16 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep 78 /Men/2001/ tentang perubahan bh atas bb beberapa pasal Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep 150/Men/2000 / tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian di perusahaan menetapkan beberapa prosedur tentang pemutusan hubungan kerja dl dalam suatu perusahaan.

Perundingan benar benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Permohonan penetapan p pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yang menjadi dasarnya

Pemutusan hubungan kerja atau PHK dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. PHK demi hukum terjadi tanpa perlu adanya suatu tindakan, terjadi dengan sendirinya misalnyakarena berakhirnya waktu atau karena meninggalnya pekerja. 2. PHK oleh pihak pekerja terjadi karena keinginan dari pihak pekerja dengan alasan dan prosedur tertentu. 3. PHK oleh pihak pengusaha terjadi karena keinginan dari pihak pengusaha dengan alasan, persyaratan dan prosedur tertentu. 4. PHK oleh putusan pengadilan terjadi karena alasan alasan tertentu yang mendesak dan penting, misalnya terjadi peralihan kepemilikan, peralihan asset atau pailit.

Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan : a. pekerja/buruh berhalangan masukkerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus menerus Untuk selanjutnya, dijelaskan lebih dalam tentang keadaan sakit terus menerus meliputi : Sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat menjalankan pekerjaannya secara terus menerus; Setelah sakitlama kemudian masukbekerja kembali tetapi tidak lebih dari 4 (empat) minggu kemudian sakit kembali. b. pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku c. pekerja/buruh menjalankanibadah jl ibdh yang diperintahkani agamanya

d. pekerja/buruh menikah e. pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya f. pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatanperkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan, atau perjanjian kerja bersama g. pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalamperjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama

h. pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan i. karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan j. pekerja/buruh hdl dalam keadaan cacat tt tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakitkarena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang gjangka waktu penyembuhannya y belum dapat dipastikan.

Tenggang Waktu Di Indonesia, masalah pengaturan tenggang waktu pemutusan hubungan kerja tersebut tertuang dalam pasal 1603i KUHP yang bunyi sebagai berikut: Dalam hal menghentikan hubungan kerja harus paling sedikit diberikan suatu tenggang waktu yang lamanya satu bulan jika hubungan kerja pada waktu pemberitahuan pemutusan hubungan kerja itu telah sedikit-dikitnya dua tahun terus-menerus

Dalam Pasal 19 Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor 2/Instruksi/1967 tentang Larangan Pemberhentian Tenaga Kerja secara Massal oleh Perusahaan-perusahaan h Negara tanpa Konsultasi dengan Departemen Tenaga Kerja, dikatakan bahwa apabila tenaga kerja akan memutuskan hubungan kerjanya dengan perusahaan, ia harus memberi tenggang waktu kepada perusahaan minimal satu bulan.

MAKSUD PEMBERIAN TENGGANG WAKTU ADALAH : Memberi kesempatan kepada perusahaan untuk mencari pegawai pengganti. MemberM b kesempatan kepada perusahaan untuk mengadakan penelitian mengenai kewajiban dan tanggung jawab yang masih harus diselesaikan ik sebelum pegawai yang bersangkutan mengundurkan diri. i

DEMIKIAN PULA SEBALIKNYA, APABILA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DILAKUKAN OLEH PUHAK PERUSAHAAN, SEBAIKNYA PERUSAHAAN JUGA MEMBERIKAN TENGGANG WAKTU KEPADA PEGAWAI YANG BERSANGKUTAN PALING SEDIKIT SATU BULAN. MAKSUD PEMBERIAN TENGGANG WAKTU KEPADA PEGAWAI YANG AKAN DIPUTUSKAN HUBUNGAN KERJANYA ADALAH :

Memberi kesempatan kepada pegawai yang bersangkutan untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Member kesempatan kepada pegawai yang bersangkutan untuk menyelesaikan segala macam urusan/pekerjaan/tanggung jawabnya.