BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN KESADARAN MENYEKOLAHKAN ANAK PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI BELAKANG THR SRIWEDARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang serba modern dan canggih ini, dimana perkembangan ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi yang luar biasa oleh Sang Pencipta, baik aspek-aspek yang berkaitan dengan jasmaniah maupun rohaniah. Kenyataannya pada saat itu manusia adalah lemah, karena aspek-aspek itu sesungguhnya masih bersifat potensial. Aspek potensial ini dapat berkembang dan berguna bagi kelangsungan hidup manusia jika diasah dan dikembangkan dengan cara yang baik. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan jalan bimbingan dan pengarahan dari orang yang bertanggung jawab. Mereka butuh pendidikan. Pendidikan menurut Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pembentukan manusia yang berkualitas melalui pendidikan menekankan pada pembentukan sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, beretos kerja, produktif, memiliki profesionalisme serta mampu menguasai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan menyelenggarakan serangkaian kegiatan pendidikan secara terencana, sengaja, terarah, dan sistematis. Pendidikan dapat diperoleh melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal (sekolah), informal (keluarga), dan non formal (lingkungan). Pendidikan informal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang hayat. Pendidikan ini dapat terjadi dalam keluarga, pergaulan sehari-hari, maupun dalam pekerjaan, masyarakat maupun organisasi. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung di lembaga-lembaga pelatihan, 1

2 kursus, kelompok belajar pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis. Pendidikan formal ialah pendidikan yang berlangsung di sekolah, diselenggarakan secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat tertentu secara ketat. Sekolah memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dirinya yang masih potensial sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai individu maupun sebagai warga negara. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sekolah mempunyai peran strategis dalam rangka mengembangkan dan menjabarkan fungsi pendidikan secara luas dan berkesinambungan. Keberhasilan siswa dalam proses pendidikan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani misalnya kesehatan, tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi. Faktor kedua yaitu faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa yang terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan belajar dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa. Keluarga atau orang tua sebagai pendidik yang kodrati berkewajiban untuk memberikan pendidikan pada anak. Pendidikan dari orang tua akan berlangsung terus menerus dari anak masih bayi sampai dewasa. Keluarga merupakan tempat untuk mendapatkan pendidikan primer. Orang tua berkewajiban memberikan dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada anak. Keberhasilan orang tua dalam menanamkan sikap dan pengertian yang baik akan menunjang keberhasilan pendidikan di sekolah dan di masyarakat. Salah satu hal yang penting dalam menunjang pendidikan dalam keluarga adalah sikap dan pengertian orang tua terhadap pentingnya pendidikan sekolah bagi anaknya. Orang tua harus menyadari bahwa kebutuhan sekolah merupakan kebutuhan anak untuk bekal hidup. Proses orang tua dalam mendidik anak dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari pendidikan yang diterimanya. Melalui pendidikan

3 manusia akan memperoleh berbagai pengetahuan dan nilai-nilai yang positif yang berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi generasi selanjutnya. Pendidikan akan mempengaruhi cara orang tua dalam menanamkan sikap dan nilai hidup, minat serta kepribadian anak. Orang tua yang berpendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti bahwa pendidikan bagi anak merupakan kebutuhan vital yang harus dipenuhi. Pemahaman yang benar tentang pentingnya pendidikan melahirkan kesadaran orang tua dalam usaha memenuhi kebutuhan anak dalam hal pendidikan. Melalui pendidikan seseorang dapat berkembang baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia. Pendidikan yang dimiliki seseorang diharapkan dapat melahirkan kesadaran akan tugas dan kewajibannya. Bagi orang tua kewajiban yang harus diperhatikan adalah pemenuhan kebutuhan keluarga, khusus pendidikan anak. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi biasanya memiliki kesadaran yang tinggi pada pendidikan anak, sementara yang berpendidikan rendah kesadaran akan pendidikan akan rendah. Selain latar belakang pendidikan, kesadaran pendidikan anak dipengaruhi oleh pendapatan keluarga. Pendidikan akan berhasil dengan baik jika ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai. Keberadaan fasilitas belajar yang memadai bagi anak sangat tergantung pada kondisi pendapatan keluarga. Pendapatan keluarga yang tinggi tidak akan memberikan problem yang berarti bagi anak. Kesempatan untuk belajar, mengembangkan bakat dan kecakapan cenderung akan lebih luas, terlebih jika didukung oleh sikap positif orang tua terhadap pendidikan anaknya. Berbeda jika anak berada dalam keluarga yang orang tuanya masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, mereka akan sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Para Pedagang Kaki Lima atau sering disebut dengan PKL misalnya, mereka adalah golongan masyarakat ekonomi bawah yang hidupnya masih menderita. PKL adalah sekelompok masyarakat yang belum atau bahkan tidak mendapat kesempatan untuk hidup layak. Pekerjaan yang ditekuni sekarang bukanlah jenis pekerjaan yang mereka impikan. Terpaksa berdagang dipinggir jalan karena memang tidak mendapatkan pekerjaan lain. Sektor formal yang menjadi

4 diharapkan ternyata tidak dapat menampung tenaga kerja yang ada. Jawaban terakhir dari masalah ini adalah hanya sektor informal, yang ternyata lebih terbuka peluangnya. Sektor informal adalah salah satu sektor yang menjanjikan karena tidaklah sulit untuk masuk ke dalamnya. Modal dasarnya adalah semangat yang tinggi maka seseorang dapat dengan mudah memasuki sektor ini. Sifat lain yang juga harus dimiliki adalah keuletan, kerja keras, tidak mudah putus asa adalah juga harus ada dalam diri seseorang jika berada di sektor ini. Jenis-jenis pekerjaannya pun beragam mulai dari berdagang sampai menjual jasa, sehingga seseorang dapat memilih jenis usaha yang sesuai dengan kemampuan mereka. Seperti para PKL yang ada di Jalan Saman Hudi Sukoharjo, yang jumlahnya kirakira 100 pedagang. Setiap pagi PKL sudah berlomba-lomba untuk menggelar dagangannya di sepanjang trotoar. Jenisnya pun beragam, ada yang menjual makanan, minuman, pakaian, kerajinan tangan dan ada juga yang menjual jasa tambal ban. Dalam hati PKL selalu berharap dagangan mereka laku terjual, untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Karakteristik PKL sangatlah unik yaitu tidak terorganisir, tidak memiliki surat ijin usaha, dan tidak teratur dalam kegiatan usaha. Maka dapat dipastikan bahwa kehidupan ekonomi mereka sangatlah sulit. Pendapatan yang tidak tentu menjadi hal yang sulit bagi para PKL, sementara kebutuhan hidup selalu berkembang. Kondisi ini juga diperburuk oleh besarnya biaya pendidikan yang makin hari makin mahal. Dampaknya sangatlah dirasakan oleh para PKL karena akan sangat sulit dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Padahal pendidikan adalah hak setiap anak, tetapi pada kenyataannya masih jauh dari yang diharapkan. Orang kaya dapat menikmati pendidikan yang setinggi-tingginya, tetapi orang miskin sulit mendapatkannya. Nampak jelas kalau faktor ekonomi keluarga memang cukup menentukan tinggi rendahnya tingkat pendidikan anak khususnya pendapatan orang tua. Supaya kebutuhan pendidikan anak dapat terpenuhi maka orang tua perlu menyadari bahwa mereka harus bekerja dengan keras dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Jika seseorang dapat menunjukkan kinerja yang tinggi dalam bekerja maka pendapatan yang diperoleh besar tetapi jika kinerja rendah maka pendapatan yang didapatpun rendah. Orang tua yang memiliki kinerja tinggi akan

5 menghasilkan pendapatan yang tinggi, sehingga kebutuhan pokok keluarga dapat terpenuhi. Jika kebutuhan pokok sudah terpenuhi maka akan muncul kesadaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya, khususnya pendidikan. Berbeda jika kinerja orang tua rendah dan penghasilan juga rendah, mereka akan fokus memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan pokok. Dampaknya adalah kurang terpikirnya kebutuhan yang lainnya, khususnya pendidikan anak. Jelas kalau orang tua terlalu sibuk bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan makan saja maka kebutuhan pendidikan menjadi terabaikan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan jika seseorang ingin mendapat penghasilan tinggi maka semestinya mempunyai kinerja yang tinggi. Kinerja yang tinggi akan berdampak pada kesadaran pada usaha pemenuhan kebutuhan keluarga khususnya pendidikan anak. Untuk itulah peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berkaitan dengan latar belakang pendidikan dan kinerja orang tua dengan kesadaran pendidikan anak. Dengan judul Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Kinerja Orang Tua dengan Kesadaran Pendidikan Anak Para Pedagang Kaki Lima di Jalan Saman Hudi Sukoharjo. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas identifikasi yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi diharapkan juga mempunyai kesadaran yang tinggi dalam hal pendidikan anak, namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Mereka ada juga yang memiliki kesadaran rendah pada pendidikan anak meskipun berpendidikan tinggi. 2. Orang tua yang berpendidikan rendah belum tentu mengabaikan kebutuhan pendidikan anak, ada juga yang mengutamakan pendidikan anak dengan maksud supaya dikemudian hari anak mereka dapat hidup layak jauh dari kondisi kehidupan orang tuanya sekarang. 3. Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, namun orang tua sering kali tidak dapat memenuhinya karena alasan ekonomi.

6 4. Biaya hidup keluarga semakin hari semakin meningkat, sementara orang tua masih disibukkan untuk mendapatkan pekerjaan layak dan sesuai. 5. Pendapatan PKL tidaklah menentu, sementara biaya pendidikan semakin mahal. 6. Orang tua berusaha menunjukkan kinerja yang tinggi dalam bekerja, namun penghasilan yang didapat tidaklah sebanding dengan kerja keras yang dilakukan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibuat pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Pendidikan orang tua Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal dan non formal yang telah diselesaikan oleh ayah dan ibu. 2. Kinerja Kinerja adalah tingkat kesuksesan dari fungsi kerja orang tua pada suatu periode tertentu. 3. Kesadaran pendidikan anak Kesadaran yang dimaksud adalah suatu tindakan yang dilakukan atas dasar tahu, kenal, memiliki makna dan mengerti yang bersifat batiniah dan diungkapkan secara lahiriah. Dari ke tiga variabel di atas maka diuji hubungannya secara empiris yaitu latar belakang pendidikan dan kinerja dengan kesadaran memenuhi kebutuhan pendidikan anak. D. Perumusan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan positif antara latar belakang pendidikan orang tua dengan kesadaran pendidikan anak?

7 2. Apakah ada hubungan positif antara kinerja orang tua dengan kesadaran pendidikan anak? 3. Apakah ada hubungan antara latar belakang pendidikan dan kinerja orang tua dengan kesadaran pendidikan anak? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui hubungan latar belakang pendidikan orang tua dengan kesadaran pendidikan anak para PKL di Jl. Saman Hudi, Sukoharjo. 2. Mengetahui hubungan kinerja orang tua dengan kesadaran pendidikan anak para PKL di Jl. Saman Hudi, Sukoharjo. 3. Mengetahui hubungan secara bersama antara latar belakang pendidikan dan kinerja orang tua dengan kesadaran pendidikan anak para PKL di Jl. Saman Hudi, Sukoharjo. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi perkembangan dunia pendidikan. b. Memperkaya khasanah keilmuan khususnya ilmu psikologi pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Memberi sumbangan pemikiran kepada pembaca pentingnya mengenyam pendidikan. b. Memberi masukan kepada keluarga bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak. c. Mendorong orang tua untuk bekerja keras supaya kebutuhan pendidikan anak dapat terpenuhi.

8