HEMISEKSI MEDULA SPINALIS Author : Yayan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008 1 Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)
HEMISEKSI MEDULA SPINALIS I. PENDAHULUAN Medula spinalis merupakan struktur berbentuk selinder yang berdiameter < 2 cm dan terdiri dari bagian putih, dan bagian abu-abu. Medula spinalis berada kanalis sentralis vertebra yang dikelilingi oleh struktur tulang (collumm vertebrae). Memanjang dari foramen magnum yang berada di dasar tengkorak sampai setinggi L 1 -L 2 Disebut conus medullaris. Di bawah tingkat ini, lumbar sac (theca) hanya mengandung filamen serabut saraf yang disebut dengan cauda equina ( horse s tail ). 1, 2 Medula spinaliss di selubungi oleh 3 selaput meningen, yang merupakan lanjutan dari selaput yang menyelubungi otak. Piamater melekat pada medula spinalis, duramater dan arachnoid (tanpa pembuluh darah) memanjang secara kaudal sampai setinggi vertebra S 5 yang mana kemudian akan bergabung dengan filum terminale untuk membentuk ligamentum Gambar1. Medula Spinalis pada Vertebra. 3 koksigis (filum of the dura). 1 Medula spinalis menerima input melalui nervus perifer dari bagian tubuh dan melalui traktus descenden dari otak, kemudian memproyeksikan output melalui saraf perifer ke bagian tubuh dan melalui traktus ascenden ke otak. 1 2
Gambar 2. Medula Spinalis, neuron motorik, dan neron sensorik. 3 Setiap dermatomm berhubungan dengan satu segmen radikuler, yang mana akan berhubungan lagi dengan stau segmen medula spinalis. Gambar 3. Dermatom tampak depan dan belakang. 2 3
Kekuatan otot sering merupakan tanda yang berharga untuk menentukan lokasi lesi yang menyebabkan kelemahan. Persarafan pada medulla spinalis beberapa otot ekstremitas yang penting dapat dilihat pada table berikut : 6 Saraf Otot Fungsi Utama C 5 m. Deltoideus Abduksi lengan C 5 m. Biceps Fleksi lengan bawah C 6 m. Brachioradialis Fleksi lengan bawh C 7 m. Triceps Ekstensi lengan bawah L 4 m. Quadriceps femoris Ekstensi tungkai bswah L 4 m. Tibialis anterior Dorso-fleksi kaki L 5 m. Ekxtensor halusis longus Dorso-fleksi ibu jari S 1 m. Gastrocnemeus Plantar fleksi II. Hemiseksi Medula Spinalis Kondisi ini juga dikenal sebagai sindrom Brown-Sequard. Jarang terjadi dan biasanya inkomlit, penyebab terbanyak adalah trauma spinal (fracture/dislokasi vertebrae, luka tusuk, luka tembak), dapat juga terjadi karena adanya pembesaran tumor. Gejala-gejala yang muncul pada keadaan ini adalah sebagai berikut : - Pada sisi lesi jaras motorik desenden terganggu, dan setelah syok spinal awal menghilang, maka akan menyebabkan paralisis spastik ipsilateral di bawah tingkat lesi dengan hiperrefleksia dan refleks abnormal pada jari-jari kaki. 2 Ipsilateral karena traktus telah menyilang pada tingkat yang lebih tinggi, dan spastik karena traktus tersebut juga mengandung serat ekstrapiramidal. 4 - Cedera funiculus menghilangkan rasa untuk posisi, getaran dan diskriminasi taktil di bawah tingkat lesi. 2 - Ataksia seharusnya dapat ditemukan, tetapi tidak terlihat karena adanya paralisis ipsilateral. - Rasa nyeri dan suhu tidak menghilang di bawah tingkat cedera, karena di sini serat traktus spinotalamikus telah menyeberang ke sisi yang sehat. Sebaliknya, rasa nyeri dan suhu menghilang pada sisi kontralateral di bawah tingkat lesi. 4
- Rasa taktil sederhana tidak menurun, karena serat yang mengirim rasa ini menggunakan dua jaras yaitu funikuli posterior dan traktus spinotalamikus anterior. 2 Gambar 4. Hemiseksi Medula Spinalis. 5 Gambar 5. Sindrom Brown-Sequard. 2 5
Karakterisrik dari gambaran klinik yang ditemui pada pasien-pasien dengan hemiseksi medula spinalis komplet, setelah syok spinal berakhir, sebagai berikut : 5 1. Paralisis LMN ipsilateral pada segmen dari lesi dan atrofi otot. keadaan ini disibabkan kerusakan neuron dalam kolum anterior dan munkin juga diikuti oleh kerukasakan dari serabut saraf pada segmen yang sama. 2. Paralisis spastik ipsilateral pada tingkat di bawah lesi. Munculnya Babinski ipsilateral, refleks dinding perut ipsilateral, dan refleks kremaster ipsilateral. Semua gejala ini muncul karena hilangnya traktus kortikospinal pada daerah lesi. 3. Anestesi ipsilateral kulit. Ini akibat kerusakan terletak pada jalan masuknya, pada daerah lesi. 4. Kehilangan sensasi proprioseptif, deskriminasi taktil, dan getaran di bawah tingkat lesi. Gejala ini disebabkan oleh kerusakan traktus asenden pada sisi yang sama dengan lesi. 5. Kehilangan sensasi nyeri dan suhu kontralateral di bawah tingkat lesi. 5 6
DAFTAR PUSTAKA 1. Noback CR, Strominger NL, Demarest RJ, et al. The Human Nervous System Struktur and Function. 6 th Edition. New Jersey : Humana Press Inc. 2005. 2. Baehr M, Frotscher M. Duus : Topical Diagnosis in Neurology. 4 th revised edition. New York : Thieme. 2005. 3. Neter FH, Craig JA, Perkins J. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. Special Edition. USA. 2002. 4. Ice FN. Brown-Sequard Syndrome or Hemisection of the Spinal Cord (Tracts Involved). Disitasi tanggal : 1 Desember 2008, dari : http://www.smso.net. Last Update : January 2008. 5. Neuroanatomy Lab Resource appendices. Hemisection of the Spinal Cord (Brown-Sequard Syndrome). Disitasi tanggal 1 Desember 2008, dari : http://isc.temple.edu /neuroanatomy/lab/lesions/2.htm. Last Update. Juli 2007. 6. Bradley WG, Daroff RB, Fenichel GM, et al. Neurology in Clinical Practice. 5 th edition. Philadelphia : Butterworth-Heinemann. 2008. Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com) 7