ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PSAK NOMOR 16 TENTANG KAPITALISASI BIAYA REPARASI AKTIVA TETAP (KENDARAAN JENIS FUSO DAN PS) PADA PT. STAR CARGO SAMARINDA SYAHMI AISYAH

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

Sri Wahyuni Mustafa¹ Hasriani Aripin²

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. MUJUR INDO PERFORMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tumbuh dan berkembang berdampak pada tingginya tingkat

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

AKTIVA TETAP BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. diobservasikan secara langsung. Bukti keberadaan asset ini adalah dalam bentuk

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Kewajiban Pajak pada PT Synergy Indonesia

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin maju, seperti pada perusahaan jasa, hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA CV. DINAMIKA CIPTA SELARAS KUPANG. Oleh: Jasintha Dessy Tapatfeto*

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ( Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 19 Pasal 1 UUPT No. 40/2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. MANADO PERSADA MADANI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

ANALISA PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA UD. PANCA BAKTI MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

PSAK 16 (Revisi 2007) Taufik Hidayat SE,Ak,MM Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang berwujud maupun yang

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba, tujuan perusahaan mencakup: pertumbuhan yang terus-menerus,

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga investasi yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal usaha yaitu aktiva yang menpunyai umur ekonomis lebih da

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktiva tetap ini mempunyai sifat tetap atau permanen dibeli untuk digunakan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

Transkripsi:

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA Istiana, LCA. Robin Jonathan, Elfreda Aplonia Lau Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : istiana513@yahoo.com ABSTRACT Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah perlakuan depresiasi kendaraan pada Perusahaan di Samarinda pada tahun 2014 sama dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tahun 2014. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perlakuan depresiasi kendaraan pada Perusahaan di Samarinda berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuntansi keuangan, aktiva tetap, depresiasi, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16. Hipotesis Perlakuan depresiasi kendaraan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda sama dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tahun 2014. Alat analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah metode depresiasi garis lurus (straiht line method) menurut PSAK Nomor 16 tahun 2014 untuk mencari biaya depresiasi yang digunakan oleh Perusahaan di Samarinda dan juga menggunakan metode komperatif untuk membandingkan laporan keuangan menurut perusahaan dan laporan keuangan menurut PSAK Nomor 16 tahun 2014. Keyword : Depresiasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Samarinda sebagai Badan Usaha Milik Daerah yang bernaung dibawah Pemerintahan Kota Samarinda didirikan dengan tujuan ikut serta melaksanakan pembangunan daerah Kota Samarinda dan berpedoman pada dasar untuk memberikan jasa dan meningkatkan pendapatan daerah. Dalam menghadapi usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang, artinya perusahaan harus mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai apabila perusahaan dikelola dengan baik, sehingga sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk memudahkan manajemen menentukan Standar Akuntansi yang akan dianut dalam mencatat berbagai aktifitas keuangan maka pada bagian ini telah disediakan standar akuntansi baik untuk transaksi - transaksi keuangan yang bersifat umum maupun yang relevan dengan kegiatan spesifik PDAM dengan mengacu pada SAK yang diterbitkan Ikatan Akuntan Indonesia. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh laba semaksimal mungkin atas pengorbanan-pengorbanan ekonomi yang dilakukan. Untuk memperoleh laba yang optimal ditanamkan dalam bentuk investasi yaitu aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal yaitu aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan yang efektif dan kebutuhan yang tepat dalam penggunaan, pemeliharaan maupun pencatatannya. Suatu tujuan akan tercapai apabila perusahaan dikelola dengan baik, sehingga sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu aktiva tetap yang dimiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Samarinda dipandang penting mengingat aktiva tetap digunakan sebagai sumber yang memiliki manfaat ekonomis, yang akan dinikmati secara bertahap dalam proses untuk mendapatkan penghasilan. Perusahaan menyajikan aktiva

tetap sebesar harga perolehan yaitu suatu harga yang meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran - peneluaran yang lain sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan oleh perusahaan. B. Rumusan Masalah Apakah perlakuan depresiasi kendaraan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda sama dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Tahun 2014?. II. DASAR TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Menurut Djarwanto (2004 : 162) definisi aktiva tetap adalah harta kekayaan yang berwujud, yang sifatnya relatif permanen, digunakan dalam operasi reguler lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. 2. Prinsip Penilaian Aktiva Penilaian aktiva tetap berwujud, dalam PSAK No. 16 tahun 2014 dinyatakan bahwa : Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada harus diukur berdsarkan biaya perolehan. (Zaki, 2004 : 273) 3. Klasifikasi Aktiva Tetap Pada dasarnya aktiva tetap diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. a) Aktiva tetap berwujud Menurut S. Munawir (2002 : 17) menyatakan bahwa aktiva tetap berwujud dimiliki oleh suatu perusahaan dapat berupa tanah, bangunan, mesin - mesin, kendaraan dan inventaris. b) Aktiva tetap tidak berwujud Menurut S. Munawir (2002 : 17) menyatakan pendapatnya tentang aktiva tetap tidak berwujud, yaitu : Aktiva tetap tidak berwujud merupakan kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Yang termasuk dalam aktiva tetap tidak berwujud ini antara lan meliputi hak cipta, merk dagang, lisensi, goodwill dan sebagainya. B. Metode Depresiasi 1. Pengertian Depresiasi Penyusutan menurut PSAK No. 16 adalah Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. (Muhammad dan Said, 2005 : 131) 2. Faktor - faktor penentu biaya depresiasi Perhitungan penyusutan, perlu memperhatikan faktor - faktor berikut ini : a) Harga perolehan aktiva Harga perolehan suatu aktiva meliputi semua pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan persiapan penggunaan aktiva tersebut. b) Nilai sisa (niai residu) Nilai sisa (residu) suatu aktiva tetap adalah perkiraan harga penjualan aktiva pada saat aktiva tersebut dijual setelah dihentikan pemakaiannya. Nilai sisa tergantung pada kebijaksaan penghentian aktiva dalam perusahaan serta keadaan pasar dan faktor - faktor lainnya. c) Masa manfaat Aktiva operasi tidak lancar selain tanah memiliki masa manfaat yang terbatas sebagai akibat dari faktor fisik dan fungsional. Faktor fisik yang membatasi masa manfaat suatu aktiva adalah kerusakan, keausan, kehancuran. Sedang faktor fungsional utama yang membatasi masa manfaat aktiva adalah keusangan. 3. Pernyataan Standar Akuntansi Keunagan No. 16 Tahun 2014 Pernyataan ini memberikan arti metode penyusutan yang Digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset oleh entitas. (IAI, 2014 : 16.10-63). Selain itu pada PSAK Nomor 16 dijabarkan bahwa : Metode penyusutan yang digunakan untuk asset harus di - review minimum setiap akhir tahun buku dan, apabila terjadi perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari asset tersebut, maka metode penyusutan harus dirubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut.

Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai PSAK Nomor 25. (IAI, 2014 : 16.11-64) Dengan ditetapkannya Pernyataan Standar Akuntansi Nomor 16 tahun 2014 diharapkan setiap badan usaha dalam perlakuan akuntansi aktiva tetapnya dapat mengacu pada PSAK yang berlaku. III. METODOLOGI PENELITIAN Data yang diperlukan dalam penelitian ini, dihimpun dengan beberapa teknik pengumpulan data. Tenik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Work Research), Pengadaan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan dan manajer keuangan perusahaan dan observasi di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), berupa dokumentasi pada depresiasi aktiva tetap untuk memperoleh data di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda dan khususnya pada depresiasi aktiva tetap yang berupa data sekunder. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan alat analisis sebagai berikut : a) Metode depresiasi yang digunakan menurut PSAK Nomor 16 tahun 2014, metode garis lurus (straight line method). Perhitungan metode depresiasi garis lurus digunakan rumus : C R D n Keterangan : C = Cost (harga perolehan aktiva) R = Residual value (perkiraan nilai sisa) n = Number (perkiraan masa manfaat dalam satuan tahun, jam kerja, atau jumlah hasil produksi) D = Depreciation (pembebanan penyusutan periodik) b) Metode Komparatif Menurut Sugiyono (2003 : 11) Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Metode komperatif, yaitu dengan cara memperbandingkan metode depresiasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan dengan metode depresiasi yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tahun 2014. Perbandingan antara laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan dan yang disusun oleh penulis berdasarkan PSAK Nomor 16 tahun 2014, dimaksudkan agar terlihat secara jelas apakah metode depresiasi yang dipakai perusahaan sama dengan PSAK Nomor 16 tahun 2014. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa : 1. Besarnya biaya penyusutan kendaraan pada tahun 2014 berdasarkan metode garis lurus (straight line method) yang digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 adalah Rp145.902.775,00. 2. Tidak terdapatnya perbedaan antara perlakuan depresiasi antara Perusahaan dibandingkan dengan perlakuan depresiasi aktiva tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16, hal ini dapat dilihat pada perhitungan penyusutan aktiva tetap menyesuaikan dengan tahun kapan aktiva tetap tersebut diperoleh. Berdasarkan pembahasan, maka dapat diketahui bahwa perlakuan depresiasi aktiva tetap pada kendaraan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma sama dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16, sehingga hipotesis penulis dalam hal ini diterima. Karena hasil perhitungan perlakuan depresiasi yang ditentukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda sama dengan hasil perhitungan perlakuan depresiasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tahun 2014. V. PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis penulis dalam hal ini diterima karena hasil perhitungan perlakuan depresiasi kendaraan pada Perusahaan di Samarinda sama dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16. 2. Penyusutan aktiva tetap untuk kendaraan pada tahun 2014 menurut Perusahaan di Samarinda dan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 adalah sebesar Rp145.902.775,00 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp0,00. Djarwanto, 2004, Pokok - pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh, FE Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Gade, Muhammad; Wasif, Said Khaerul, 2005, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Edisi kedua, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta..Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan Perusahaan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa saran adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda dalam penyusutan aktiva tetap terus menggunakan metode garis lurus yang diterapkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16. 2. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda perlu melakukan efisiensi terhadap biaya - biaya yang dikeluarkan untuk melindungi posisi laba perusahaan agar dapat meningkatkan laba. 3. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma di Samarinda perlu menambah jumlah kendaraan untuk menigkatkan pelayanan dan berjaga - jaga dan untuk pendistribusian air ke daerah - daerah yang sulit mendapatkan air bersih. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Ikatan Akuntan Indonesia, 2014, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.