IV. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS DIKLAT PEGAWAI PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

ALUR KARIR PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 473 TAHUN 2010

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Peluang Jabatan Widyaiswara Utama Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan Widyaiswara Muda BKPP Aceh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

- 1 - POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pendidikan. Pelatihan Struktur. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN. KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB.1/Menhut-IX/2014 NOMOR : 05 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 2/Menhut-II/2009 TENTANG POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Transkripsi:

31 IV. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS DIKLAT PEGAWAI PROVINSI RIAU 4.1. Profil UPT Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Provinsi Riau Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai (UPT Diklat) adalah unsur pelaksana teknis dari Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau yang bertugas sebagai penyelenggara diklat di lingkungan aparatur Pemerintah Daerah. Lembaga Unit Pelaksana Teknis Daerah Pendidikan dan Pelatihan Pegawai dibentuk melalui Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 8 Tahun 2008 dan uraian tugasnya ditindaklanjuti melalui Peraturan Gubernur Riau Nomor 65 tahun 2009. Sebelum menjadi UPT seperti sekarang, nama lembaga diklat ini dahulunya adalah Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai yang berada dibawah struktur organisasi Badan Administrasi Pendidikan dan Pelatihan Pegawai atau disingkat BADP sama seperti sekarang dengan nama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Unit Pelaksana teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai (UPT) yang terletak di Kota Pekanbaru, mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Melaksanakan penyelenggaraan diklat struktural, diklat teknis fungsional dan diklat prajabatan 2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Diklat ke Kabupaten/Kota sebagai Instansi Pembina yang terakreditasi 3. Melaksanakan koordinasi ke Instansi Pembina yaitu Lembaga Administrasi Negara (LAN) Jakarta 4. Melaksanakan dan mengatur buku-buku perpustakaan 5. Melaksanakan penyusunan rencana program kerja UPT Diklat Pegawai 6. Melaksanakan pemantauan dan pemeliharaan gedung dan asrama UPT Diklat Pegawai 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau. Memperhatikan struktur organisasi Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan, tidak ditemukan tugas-tugas yang berkenaan dengan publik antara lain

32 kurikulum, materi pelajaran maupun rencana program/kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat. Hal semacam itu kontradiktif dengan tujuan UPT yang bertugas membekali PNS melaksanakan fungsinya sebagai abdi masyarakat yang bersentuhan langsung dengan publik. Sebagai Sub Perangkat Daerah dari Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau, penyelenggaraan diklat teknis dan fungsional yang diselenggarakan oleh UPT mempunyai susunan struktur organisasi terdiri dari Kepala UPT jenjang jabatan eselon III yang membawahi jenjang eselon IV yaitu Kepala Seksi Tata Usaha dan Kepala Seksi Pelatihan. Deskripsi uraian tugas Kepala Seksi adalah sebagai berikut : 1. Kepala Seksi Pelatihan a. Merencanakan dan menyusun program dan rencana kerja seksi pelatihan dengan mempedomani kegiatan dan program tahun lalu dan petunjuk atasan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Menunjuk tenaga pengajar dalam penyelenggaraan diklat di UPT BKD Provinsi Riau dan Kabupaten dan Kota dengan persetujuan Kepala UPT Diklat Pegawai BKD serta ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Kepagawaian Daerah Provinsi Riau; c. Melakukan koordinasi terhadap tenaga pengajar dalam penyampaian halhal baru dalam bentuk buku, peraturan perundang-undangan atau sejenisnya serta dalam penentuan jadwal mengajar; d. Melakukan koordinasi ke Instansi Pembina (LAN-RI) Jakarta terhadap peraturan-peratuan serta modul-modul yang berkaitan dengan diklat; e. Melakukan pembinaan terhadap peserta diklat Provinsi maupun Kabupaten dan Kota secara langsung guna meningkatkan motivasi peserta dalam mengikuti diklat; f. Melakukan pembinaan pelaksanaan diklat di Kabupaten dan Kota dengan cara memberikan petunjuk, arahan dan pedoman untuk kelancaran pelaksanaannya; g. Mengatur penyediaan alat-alat Bantu belajar dengan cara memberikan arahan pada bawahan agar alat Bantu belajar yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan materi yang disajikan;

33 h. Menyusun panitia penyelenggara diklat dengan persetujuan Kepala UPT Diklat BKD Provinsi Riau untuk ditetapkan dalam surat keputusan Kepala BKD Provinsi Riau; i. Mengatur dan melaksanakan penyelenggaraan diklat di UPT Diklat BKD Provinsi Riau dengan cara menyusun jadwal penyelenggaraan mulai tahap persiapan, pengendalian dan pelaporan serta berkoordinasi dengan Kasi Tata Usaha Diklat; j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sepanjang menyangkut bidang tugas Seksi Pelatihan. 2. Kepala Seksi Tata Usaha a. Merencanakan/menyusun program kerja seksi Tata Usaha dengan cara mempedomani kegiatan dan program tahun lalu dan petunjuk atasan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Mengatur, memproses surat-surat kedinasan/umum, mengendalikan suratsurat masuk dan surat keluar serta penataan arsip dengan mempedomani ketentuan yang ada agar penyelesaian administrasi tata usaha UPT Diklat Pegawai berjalan lancar; c. Mengatur dan mengawasi penyediaan peralatan kantor, perbaikan gedung, pengadaan materi pelajaran, perawatan kendaraan dinas, mengatur dan mengawasi konsumsi dan penyediaan ruang belajar serta asrama secara langsung agar fasilitas yang diperlukan tetap dalam keadaan siap pakai; d. Melakukan koordinasi dengan Kasi Pelatihan dalam rangka menyusun program kediklatan; e. Membina dan mengatur kegiatan dan menyediakan buku-buku perpustakaan UPT Diklat Pegawai dengan cara memberi petunjuk bimbingan agar kegiatan dan penyediaan buku-buku ssuai dengan ketentuan; f. Mengatur penyediaan peralatan ruang belajar, rapat-rapat dan kegiatan lainnya agar kegiatan belajar, rapat dan kegiatan lainnya dapat terlaksana dengan baik; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sepanjang menyangkut bidang tugasnya.

34 Sebagai bagian dari pemerintahan di Provinsi Riau, UPT Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Provinsi Riau mempunyai tujuan peningkatan kedayagunaan fungsional pendidikan dan pelatihan, peningkatan kinerja aparatur pemerintah daerah dengan sasaran antara lain : 1. Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah baik kompetensi dasar maupun kompetensi bidang; 2. Meningkatkan kontribusi hasil pendidikan dan pelatihan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi alumni; 3. Meningkatkan kontribusi pendidikan dan pelatihan kepada kualitas sumberdaya manusia pembangunan; 4. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan dan manajemen diklat aparatur melalui : a. Peningkatan kompetensi penyelenggara pendidikan dan pelatihan; b. Peningkatan kualitas program dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; c. Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan. Selanjutnya setiap tahun Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan pelatihan Pegawai (UPT) Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau mempunyai 2 (dua) program kerja yaitu mengadakan kediklatan fungsional dan kediklatan Teknis. Secara Nasional Lembaga Administrasi Negara Republik merupakan institusi yang bertanggungjawab dalam menyusun kebijakan kediklatan dan dijadikan pedoman bagi Lembaga Diklat Daerah untuk melaksanakan kediklatan. UPT sebagai lembaga kediklatan bagi aparatur di daerah bertugas penyelenggara program kediklatan sesuai pedoman yang ditetapkan LAN-RI. Intensitas kediklatan yang dilakukan oleh UPT dengan dukungan Widyaiswara selama ini dapat berjalan meskipun secara struktural organisasi UPT berada dibawah Badan Kepegawaian Daerah Riau dengan dibantu oleh 2 (dua) orang pejabat Kepala Seksi. Menurut Kepala UPT ketika dimintai tanggapan tentang efektivitas UPT dalam penyelenggaraan kediklatan yang hanya didukung oleh 2 (dua) orang pejabat setingkat Kepala Seksi yang dibantu oleh belasan staf disetiap Seksi,

35 memberikan jawaban bahwa selama ini program kediklatan dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Pedoman dan modul pembelajaran yang digariskan oleh LAN-RI disamping dibantu oleh tenaga Widyaiswara dan tenaga pengajar dari luar institusi UPT mempermudah UPT menjalankan kediklatan meskipun diakui untuk benar-benar menjadi lembaga diklat yang bermutu perlu pembenahan terhadap kualitas tenaga widyaiswara maupun sarana dan prasarana yang refresentatif seperti ruang belajar yang memadai dan nyaman, serta peralatan belajar mengajar. 4.2. Tenaga Pengajar Tenaga kediklatan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) diklasifikasikan sebagai Pengelola Lembaga Diklat dan Widyaiswara. Unit Pelaksana Teknis merupakan jenjang eselon III yang berada dibawah struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Riau. Meskipun secara struktur jumlah pejabat struktural di lingkungan UPT terdiri dari tiga orang yaitu Kepala UPT satu orang dan dua orang Kepala Seksi, namun dalam pelaksanaan kediklatan dibantu sejumlah personil Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga honorer yang membantu memberikan pelayanan administrasi bagi penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan pegawai. Pembagian tugas dan distribusi pekerjaan kepada petugas mulai dari persiapan daftar hadir, jadwal pelajaran, petugas penghubung pemberitahuan kepada pengajar atau widyaiswara, serta persiapan sarana pembelajaran adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh penyelenggara diklat. Dalam persyaratan yang ditentukan oleh Lembaga Administrasi Negara, pengelola diklat pada Unit Pelaksana Teknis sedapatnya memiliki sertifikat Management Of Training (MOT) dan Training Officer Course (TOC). Jika memperhatikan hal tersebut, tidak ada seorangpun pejabat dan PNS di UPT yang memiliki sertifikat MOT dan TOC. Tujuan dari MOT dan TOT dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada Pengelola Diklat dalam merencanakan dan menyusun program pelatihan yang tepat sesuai standar yang dibutuhkan, kecakapan merancang struktur materi pelajaran, dan terpenting dapat melaksanakan fungsi manajerial kelembagaan. Sehingga diklat dapat lebih efektif dan efisien. Walaupun sertifikat MOT dan TOT tidak dimiliki oleh pejabat struktural dan PNS di Unit Pelaksana Teknis, tidak mengalami hambatan dalam

36 mengelola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai. Alasan yang dikemukakan bahwa proses belajar dan mengajar berjalan dengan lancar dan tertib, tidak ada hal-hal yang dapat mengganggu terselenggaranya kediklatan tersebut. Efektivitas program pendidikan dan pelatihan selain ditentukan manajerial Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan pegawai, peran tenaga pengajar, widyaiswara atau fasilitator turut membentuk karakter kelembagaan diklat di UPT. Widyaiswara yang terdapat di UPT hasil penelitian Maret 2009 sejumlah 12 orang dengan latar belakang pendidikan terakhir yang terendah Sarjana sampai Pasca Sarjana. Sebagian besar Widyaiswara pernah menduduki jabatan penting di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau seperti jabatan Kepala Dinas eselon II dan eselon III setingkat Kepala Bagian/Bidang. Mereka umumnya tenaga birokrat murni yang tidak mempunyai pengalaman sebagai pengajar. Ada beberapa alasan posisi Widyaisawara ditempati oleh mantan pejabat meskipun batas usia pensiun masih cukup lama yang rata-rata 5 tahun. Pertama, perubahan kepemimpinan Gubernur berdampak terhadap perubahan pergantian pejabat puncak pada dinas/instansi. Pengaruh psikologis akibat tidak menjabat dan merasa kehilangan kekuasaan, dulunya disibuki dengan pekerjaan rutinitas kepemimpinan dan sekarang merasa menjadi pegawai biasa sama dengan pegawai kantoran lainnya, telah memberikan pilihan lebih baik menjadi pejabat fungsional termasuk Widyaiswara karena mendapat tambahan penghasilan berupa tunjangan fungsional selain tunjangan penghasilan beban kerja yang diperoleh setiap pegawai berdasarkan urutan golongan kepangkatan dalam jenjang penggajian pegawai negeri sipil. Disamping itu dimungkinkan mendapatkan kenaikan pangkat 2 tahun sekali sepanjang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Kedua, daripada berstatus pegawai/staf biasa, lebih baik berkarir dijabatan fungsional widyaiswara dengan harapan mendapat tambahan perpanjangan usia batas pensiun 60 tahun. Perubahan lingkungan kerja dan mindset mantan pejabat yang beralih kedalam jabatan widyaiswara seringkali memberikan pilihan yang sulit bagi Pemerintah Provinsi Riau. Disatu sisi Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai tempat dimana proses peningkatan kualitas transfer

37 pengetahuan dan perilaku PNS berproses membutuhkan kualifikasi dan kompetensi tenaga pengajar. Namun disisi lain minat pegawai negeri sipil usia dibawah 50 tahun untuk menjadi widyaiswara sangat rendah karena ketertarikan terhadap jabatan struktural jauh lebih tinggi. Sehingga pada akhirnya posisi jabatan fungsional di Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai di isi oleh mantan-mantan pejabat. Bukan tidak mungkin kondisi itu akan berlangsung terus dan ini dibuktikan hampir tiap tahun UPT mengalami kekurangan tenaga widyaiswara sebab pensiun karena rendahnya pengkaderan PNS menjadi widyaiswara. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, dan Peraturan MENPAN Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, serta Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 dan 2 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, terlihat bahwa Widyaiswara adalah jabatan karier yang harus memenuhi persyaratan kompetensi di masing-masing jenjangnya. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan kerja, karakteristik, sikap dan perilaku yang mutlak dimiliki Widyaiswara untuk mampu melakukan tugas tanggungjawabnya secara profesional. Adapun tugas-tugas Widyaiswara yang tercantum di bawah ini diturunkan dari uraian tugas jabatan fungsional Widyaiswara adalah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis kebutuhan diklat; 2. Menyusun kurikulum diklat; 3. Menyusun bahan ajar; 4. Menyusun GBPP/SAP/Transparansi; 5. Menyusun modul diklat; 6. Menyusun tes hasil belajar; 7. Melakukan tatap muka di depan kelas diklat; 8. Memberikan tutorial dalam Diklat Jarak Jauh; 9. Mengelola program diklat sebagai penanggung jawab dalam program Diklat; 10. Mengelola program diklat sebagai anggota dalam program Diklat;

38 11. Membimbing peserta diklat dalam penulisan kertas kerja; 12. Membimbing peserta diklat dalam praktik kerja lapangan; 13. Menjadi fasilitator / moderator / narasumber dalam seminar / lokakarya / diskusi atau yang sejenis; 14. Memberikan konsultansi penyelenggaraan diklat; 15. Melakukan evaluasi program diklat; 16. Mengawasi pelaksanaan ujian; 17. Memeriksa jawaban ujian; 18. Melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang tugas Widyaiswara. Rincian tugas Widyaiswara tersebut di atas dikuasai oleh para Widyaiswara melalui keikutsertaan mereka dalam Diklat Fungsional Kewidyaiswaraan Berjenjang dan Diklat Teknis Kewidyaiswaraan. Diklat Fungsional Kewidyaiswaraan Berjenjang meliputi Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Pertama, Muda, Madya dan Utama. Diklat Teknis Kewidyaiswaraan meliputi Diklat Teknis Pengelola Diklat (Management of Training/MOT), Diklat Teknis Analisis Kebutuhan Diklat (Training Needs Analysis/TNA), Diklat bagi Penyelenggara Diklat (Traning Officer Course/TOC) dan Diklat Teknis Kewidyaiswaraan lainnya sesuai kebutuhan pengembangan kompetensi Widyaiswara. Secara yuridis formal kualifikasi widyaiswara membutuhkan kompetensi yang tinggi jika mempedomani persyaratan dari Pemerintah. Kondisi itu bukan perkara yang mudah diterapkan untuk merekrut calon widyaiswara di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Keterbatasan peminat alasan diterimanya PNS yang beralih ke status meskipun tidak mempunyai pengalaman mengajar dibidang yang dibutuhkan lembaga UPT. Mereka para widyaiswara awal mulanya cenderung dimudahkan agar lulus mengikuti seleksi calon widyaiswara oleh Lembaga Administrasi Negara. Terkesan perlahan-lahan wawasan mereka akan meningkat jika telah berstatus widyaiswara melalui diklat-diklat yang diselenggarakan LAN. Tampaknya Pemerintah dalam hal LAN menciptakan performa widyaiswara pada saat mereka telah berstatus penyandang jabatan fungsional tersebut. Bukan pada

39 saat awal seleksi penerimaan calon karena rendahnya minat PNS menjadi tenaga fungsional widyaiswara. Dalam beberapa pengamatan diruang kelas yang materinya diasuh oleh widyaiswara dan sumber-sumber informasi dari PNS yang pernah mengikuti diklat-diklat administrasi pimpinan, memberikan penilaian cenderung negatif terhadap widyaiswara. Penyampaian materi yang tidak menarik walaupun isi materinya bagus. Statis, monoton, dan terlalu berfokus pada alat Bantu berupa slide dan tidak dapat mengembangkan materi secara implementatif atau teoritis. Paling sering terjadi proses kediklatan dalam kelas selalu disertai cerita-cerita pengalaman-pengalaman widyaiswara ketika masih menjabat pada jabatan struktural (post syndrome). Paparan materi yang disampaikan widyaiswara tidak jauh dari buku textbook yang juga dimiliki peserta diklat seperti diklat administrasi kepemimpinan tingkat IV, tingkat III, dan sejenisnya. Tenaga pengajar di UPT Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Provinsi Riau merupakan pegawai negeri sipil yang disebut sebagai widyaiswara. Saat kajian dilakukan, jumlah widyaiswara yaitu PNS yang berstatus sebagai pejabat fungsional untuk mendidik, mengajar, atau melatih pada Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai terdiri dari : Tabel 3 Jumlah Widyaiswara Tahun 2010 No Jabatan orang 1. Widyaiswara utama 1 2. Widyaiswara Madya 10 3. Widyaiswara Muda 5 Sumber : UPT Diklat Pegawai BKD Prov. Riau, 2010 Berdasarkan tingkat pendidikan widyaiswara yang tertinggi adalah strata 2 dan terendah strata 1. Tabel 4 Jumlah dan Persentase Widyaiswara Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Sarjana (S-1) 10 62,5 Pasca Sarjana (S-2) 6 37,5 Jumlah 16 100 Sumber : UPT Diklat Pegawai BKD Prov. Riau, 2010

40 Berdasarkan kelompok golongan ruang Widyaisawara pada Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, terendah golongan III dan tertinggi golongan IV. Untuk lebih jelasnya terlihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan Persentase Widyaiswara pada UPT menurut Golongan Tahun 2010 Golongan Ruang Jumlah Persentase III 3 18,75 IV 13 81,25 Jumlah 16 100 Sumber : UPT Diklat Pegawai BKD Prov. Riau, 2010 Disamping tenaga Widyaiswara, UPT mendatangkan tenaga kediklatan dari luar berasal dari pejabat/narasumber yang karena keahlian, kemampuan atau kedudukannya di ikutsertakan sebagai tenaga pengajar dalam proses mengajar. Tenaga pengajar dapat di rekrut dari Perguruan Tinggi, atau unsur Praktisi/Pejabat Pemerintahan. 4.3. Pegawai Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai memiliki pegawai 47 orang dengan klasifikasi 36 orang Pegawai Negeri Sipil termasuk didalamnya Kepala UPT dan 2 orang Kepala Seksi, dan dibantu 11 orang tenaga honorer. Adapun uraian menurut tingkat pendidikan, golongan ruang dan status kepegawaian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Jumlah dan Persentase PNS di UPT menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Pasca Sarjana (S-2) 2 7,14 Sarjana (S-1) 6 21,43 Akademi 1 3,57 SMA 19 67,86 Jumlah 28 100 Sumber : UPT Diklat Pegawai BKD Prov. Riau, 2010

41 Tabel 7 Jumlah dan Persentase PNS menurut Golongan Ruang Tahun 2010 Golongan ruang Jumlah Persentase Pembina (IV/a) 1 3,57 Penata Tk. I (III/d) 1 3,57 Penata (III/c) 3 10,71 Penata Muda Tk. I (III/b) 5 17,86 Penata Muda (III/a) 6 21,43 Pengatur Tk. I (II/d) 1 3,57 Pengatur (II/c) 2 7,14 Pengatur Muda Tk. I (II/b) 2 7,14 Pengatur Muda (II/a) 10 35,71 Juru (I/c) 3 10,71 Juru Muda (II/a) 2 7,14 Jumlah 28 100 Sumber : UPT Diklat Pegawai BKD Prov. Riau, 2010 Pada saat penelitian dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah, jumlah instruktur atau Widyaiswara sebanyak 16 orang dengan latar belakang pendidikan mulai dari sarjana sampai Pasca Sarjana, jumlah personil pengelola diklat 28 orang dengan pendidikan akhir SMA sampai Pasca Sarjana. Komposisi ketersediaan sumberdaya kediklatan di UPT dipandang belum memadai terutama dari jumlah tenaga Widyaiswara yang memegang beberapa materi kediklatan. Meskipun belum ideal komposisinya, proses belajar dan mengajar yang dilakukan selama ini dapat dilaksanakan karena tenaga Widyaiswara telah dibekali berbagai teknik pengajaran oleh Lembaga Administrasi Negara. Disamping itu modul dan kurikulum yang diterbitkan oleh LAN sebelum di implementasikan dalam kediklatan di UPT, para Widyaiswara dilatih terlebih dahulu oleh LAN. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu bahwa program kediklatan yang diselenggarakan UPT mencakup 2 (dua) program. Program Kediklatan Fungsional berhubungan dengan pembekalan pengetahuan administrasi kepemerintahan seperti Latihan Prajabatan bagi CPNS, Administrasi Umum tingkat dasar sampai lanjutan bagi PNS yang akan maupun yang telah menduduki jabatan struktural di Pemerintahan Daerah. Selanjutnya Program Kediklatan Teknis. Program ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan penunjang terhadap pelaksanaan tugastugas pokok PNS di suatu Instansi, seperti kursus bendahara, bahasa inggris,

42 kearsipan, manajemen proyek dan sebagainya. Untuk diklat Teknis semacam itu, disamping keterbatasan kualitas ilmu pengetahuan Widyaiswara, pihak UPT mendatangkan tenaga pengajar dari luar seperti lembaga kursus, dinas/instansi teknis semisal keuangan dan perencanaan, maupun dari Perguruan Tinggi. Dalam jangka panjang kondisi seperti itu tidak dapat terus terjadi karena sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan Pemerintah, UPT seharusnya sudah mempunyai kualifikasi pengajaran tidak saja di bidang administrasi pemerintahan tetapi juga pemenuhan tenaga pengajar sendiri yang menguasai dibidang teknis. Meskipun sampai kini UPT belum mempunyai tenaga pengajar diklat non administrasi pemerintahan dapat diatasi dengan mendatangkan instruktur dari luar UPT, sebaiknya sudah harus dipertimbangkan rekrutmen tenaga pengajar untuk ditugaskan secara permanen. Mencermati tugas dan fungsi UPT Pendidikan dan Pelatihan Pegawai yang mempunyai fungsi pencerdasan dan pencerahan kepada PNS selama mengikuti diklat, merupakan tujuan utama pembentukan UPT. Lebih dari itu hasil yang diharapkan setelah selesai kediklatan adalah terbentuknya PNS yang berkualitas dan profesional dibidangnya. Harapan yang diberikan kepada output diklat PNS tidak berlebihan karena ketika seseorang masuk diterima menjadi aparatur maka sudah menunggu hak dan kewajiban selaku abdi Negara dan abdi masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memandang keberadaan Lembaga Diklat Birokrasi bagian dari pembentukan karakter dan perilaku secara terus menerus selama masih berstatus PNS. Sejauhmana UPT dapat berperan dalam membentuk mindset PNS selama proses pendiklatan telah dilakukan oleh UPT Provinsi Riau. Mempedomani kurikulum dan materi yang dapat disesuaikan oleh masing-masing daerah telah mendapatkan penilaian dari Lembaga Administrasi Negara. Tidak ada satupun lembaga diklat pemerintah yang tidak mendapat supervisi dari Lembaga Administrasi Negara karena merupakan kebijakan program pendiklatan nasional. Sejauh ini tolok ukur dalam menilai efektivitas pendiklatan PNS di UPT dilakukan melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan UPT selain mengadakan tes tertulis terhadap materi pelajaran yang telah diberikan kepada peserta PNS, pihak UPT mengedarkan daftar isian tentang tanggapan mereka selama mengikuti diklat yang ditujukan kepada tenaga pengajar/instruktur, sarana prasarana diklat,

43 materi/kurikulum maupun hal-hal lain yang dianggap penting bagi perbaikan pembelajaran diklat. Untuk hasil evaluasi tes tertulis setiap peserta yang diterbitkan oleh UPT menunjukkan hasil baik. Demikian pula pengamatan UPT terhadap sikap dan perilaku PNS menjelang selesai diklat tidak jauh berbeda dan hasilnya menunjukkan perubahan positif. Artinya peserta telah dianggap menguasai materi yang telah diberikan dan adanya perubahan perilaku, meskipun hasil evaluasi ini cenderung diragukan kualitasnya oleh pihak-pihak diluar UPT. Pendapat Kepala UPT menyatakan tidak ada metode lain untuk menilai hasil pendiklatan PNS selain yang telah disampaikan tersebut, dan disamping itu pihak UPT tetap menpedomani rambu-rambu yang ditetapkan oleh institusi Lembaga Adminsitrasi Negara maupun Lembaga-lembaga sejenis milik pemerintah. Menurut beberapa literatur kepustakaan, evaluasi pasca diklat dipandang efektif untuk mengetahui seberapa jauh diklat yang telah diberikan kepada PNS berpengaruh dalam pembentukan karakter iptek dan perilaku seorang PNS ketika kembali ketempat kerja masing-masing. Hal ini belum pernah dilakukan UPT karena berbagai alasan yaitu Pertama, tidak tersedianya tenaga evaluator, Kedua, memerlukan waktu lama untuk mengamati seseorang yang dievaluasi. Ketiga, memerlukan dana besar, dan Keempat, instrumen evaluasi tidak sama satu dengan yang lainnya.