BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja UKDW

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia,

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

FAKTOR RISIKO ERGONOMI SAAT MENGETIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman teknologi seperti saat ini, internet sudah menjadi fenomena yang luar

BAB 1 PENDHULUAN. Perkembangan industri percetakan di Indonesia berjalan pesat hingga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesesuaian hubungan antara sistem manusia-alat dalam dunia industri dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi

Carpal tunnel syndrome

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

ABSTRAK. : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 ( )

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

BAB I PENDAHULUAN. pemerahan yang dilakukandan batas maksimum residu dalam bahan makanan. menggunakan tangan (Handayani dan Purwanti, 2010).

INSIDEN CARPAL TUNNEL SYNDROME BERDASARKAN ANAMNESIS PADA KARYAWAN BANKDI KOTA BITUNG SULAWESI UTARA

Hubungan Gerakan Fleksi Pada Pergelangan Tangan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Pengepakan PT. Logan Food Karanganyar

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

The Role of Hand Exercise in Preventing the Carpal Tunnel Syndrome among Female Garment Workers

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR

Jurnal Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DAN STATUS FUNGSIONAL GEJALA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA USIA LANJUT DI GRIYA USIA LANJUT SANTO YOSEF

ARTIKEL ILMIAH. Hubungan Umur, Masa Kerja, IMT dan Frekuensi Gerakan Repetitif dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA GERINDA DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung amat pesat, baik industri formal maupun industri di rumah tangga, pertanian,

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive

BAB I PENDAHULUAN. Permainan melalui jaringan internet ini disebut game online. Game online

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

HUBUNGAN DURASI KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA JURU KETIK DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/April 2017; ISSN X,

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

Oleh : Wawan Wahyudi 1, Sri Maywati 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera peregangan berulang (Repetitive Strain Injury) merupakan nama yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja yang duduk terus menerus. Di Amerika Serikat angka RSI meningkat 400 persen antara tahun 1981 sampai tahun 2000 (Ryan, 2009). Peningkatan ini terkait perubahan pola kerja dan semakin banyaknya penggunaan komputer dan word processor. Carpal Tunnel Syndrome (CTS), suatu kumpulan gejala akibat jebakan (entrapment neuropathy) atau penekanan pada nervus medianus, sering dikaitkan cedera peregangan berulang (Repetitive Strain Injury). CTS dapat menyebabkan daerah pergelangan tangan terasa mati rasa, nyeri, dan kesemutan, serta sulit untuk digerakkan. CTS biasanya terjadi pada wanita paruh baya. Hampir sebagian besar kasus CTS masih belum jelas penyebab dan patogenesisnya (Aroori dan Spence, 2008:6-17; Tamba, 2008). Gejala-gejala CTS biasanya berupa parestesia, rasa tebal serta nyeri pada daerah yang dipersarafi nervus medianus: yaitu pada pergelangan tangan, ibu jari, jari telunjuk, serta jari tengah, dan pada tahap lanjut akan mengakibatkan kelemahan (atrofi) otot thenar (www.webmd.com). 1

2 Semenjak penelitian CTS pertama oleh Phalen (1966), dilaporkan bahwa Carpal Tunnel Syndrome lebih sering terjadi pada wanita, yaitu perbandingan 3:1 (cf. Ross, 1997; Bongers, 2007). Menurut Steven dkk (1988), disebutkan bahwa rata-rata usia laki-laki yang didiagnosis CTS adalah 50 tahun, sedangkan rata-rata usia pada wanita adalah 55 tahun. Namun seiring perkembangannya, menurut Fuller dalam Carpal Tunnel Syndrome (2009), disebutkan bahwa insidensi munculnya CTS terjadi antara rentang usia 20 sampai 60 tahun (Fuller, 2009). Sedangkan menurut Wolf dan B.D Owens dalam Incidence of Carpal Tunnel Syndrome in the US Military Population, insidensi kejadian CTS paling tinggi terjadi pada usia 40 tahun (Wolf, 2009). Meskipun sebagian besar kasus CTS tidak diketahui penyebabnya, banyak penderita CTS menunjukkan gejala-gejala yang lambat laun semakin meningkat. Salah satu faktor semakin meningkatnya kejadian CTS adalah bertambahnya aktivitas yang menggunakan tangan (Aroori dan Spence, 2008) terlebih yang dilakukan dalam jangka waktu lama (Wichaksana dan Darmadi, 2002). Aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya CTS diantaranya adalah aktivitas yang menggunakan kombinasi gerakan pergelangan tangan atau jari secara berulang, penggunaan tangan berlebihan tekanan berulang, dan penggunaan alat-alat yang bergetar selama periode waktu yang lama (Kao, 2003; Bonfiglioli, 2006; Tamba, 2008). Aktivitas yang menggunakan gerakan pergelangan atau jari tangan berulang contohnya adalah aktivitas pekerja bagian pemotongan di pabrik garmen, pembatik, tukang jahit, tukang daging,

3 tukang ketik, pemetik teh, penata rambut, tukang cukur, pengguna komputer, dan sebagainya (Kao, 2003; Tana, 2004; Bonfiglioli, 2006; Tamba, 2008). Prevalensi CTS dalam masalah kerja di Indonesia belum diketahui secara pasti karena sampai tahun 2001 diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan masih terbatas. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah sulitnya diagnosis (Tana, 2004). Sekarang, kesulitan diagnosis untuk CTS sudah dapat diatasi adanya kriteria diagnosis dari NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) berupa anamnesis yang baik dan melakukan beberapa tes, yaitu tes tinnel dan tes phalen (Katz dan Simmons, 2002). Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan di Indonesia mengenai kejadian CTS, salah satunya adalah penelitian faktor-faktor risiko yang berhubungan kejadian CTS pada tenaga kerja laki-laki bagian produksi di industri pengolahan kayu dan meubel CV. Bakti-Batang Bulan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa usia, getaran setempat, gerakan tangan kekuatan, dan gerakan tangan berulang berhubungan kejadian CTS, sedangkan lama kerja, postur tangan statis, dan postur tangan tidak ergonomis tidak berhubungan CTS (Badriyah, 2001). Penelitian serupa tapi berbeda pekerjaan dilakukan pada pengrajin perusahaan batik Tulis Putera Laweyan Surakarta. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan antara lama membatik kejadian CTS pada pengrajin batik (Dewi, 2008). Penelitian lain terhadap pekerja-pekerja perusahaan garmen di Jakarta yang bekerja tekanan biomekanik

4 berulang pada tangan dan pergelangan tangan, didapatkan hasil dari 814 orang yang diperiksa 165 orang (20,3%) mengalami CTS (Tana, 2004). Penelitian terakhir mengenai kejadian CTS oleh Larasati terhadap tukang cukur di wilayah Purwokerto menunjukkan bahwa lama kerja berhubungan kejadian CTS, sedangkan durasi kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan kejadian CTS. selain itu diperoleh kesimpulan bahwa prevalensi CTS di antara tukang cukur di wilayah Purwokerto tergolong cukup tinggi, yaitu 74% (Larasati, 2011). Selama ini penelitian mengenai kejadian CTS hanya dilakukan pada kalangan pekerja saja, padahal faktor-faktor risiko penggunaan aktivitas pergelangan tangan yang berulang tidak hanya terjadi karena faktor pekerjaan, ada beberapa kegiatan di samping pekerjaan juga memiliki faktor risiko yang sama, seperti pemain game online yang beraktivitas menggunakan komputer misalnya. Pemain game online, biasanya betah duduk berjam-jam di depan komputer sementara jemari tangan sibuk menekan keyboard dan mouse. Game online menghadirkan kisah, pertandingan, pertempuran, atau petualangan di dunia maya yang tidak pernah terselesaikan, sehingga akan menumbuhkan rasa penasaran. Beberapa game online yang popular di Indonesia antara lain Point Blank, yang menantang pemain untuk beradu keahlian dalam menembak, Ayo Dance yang menghadirkan kompetisi dance diiringi lagu-lagu popular, game strategi seperti Dota, dan game MMORPG (Massive Multiplayer Online Role Playing Game) seperti Ragnarok Online. Game online tersebut tidak akan pernah terselesaikan karena selalu ada tugas

5 atau Quest yang harus dijalani pemain, baik Main Quest yang menyajikan alur cerita di dalam game maupun Daily Quest yang dapat diambil dan diselesaikan setiap hari untuk reward tertentu. Dari hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) selama periode April Juli 2012 diketahui bahwa jumlah pengguna aktif internet di Indonesia mencapai 63 juta orang. Bila ditilik dari tahun 2007-2012 penggunaan internet di Indonesia terus bertambah, pada tahun 2007 terdapat 20 juta pengguna, lalu meningkat menjadi 25 juta pada 2008, 30 juta pada tahun 2009, 42 juta pada tahun 2010, 50 juta pada tahun 2011, dan 63 juta pada tahun 2012 (www.apjii.com). Survei 2 ribu responden yang berusia 12-65 tahun ini juga mengungkapkan, rentang usia 20-24 tahun merupakan kelompok pengguna internet tertinggi yang mencapai 15,1 persen dari populasi. Lebih lanjut, diperkirakan 10% pengguna atau sebanyak 6 juta orang pengguna internet adalah pemain game online aktif (www.ligagame.com). Pengertian aktif di sini adalah pemain game yang hampir tiap hari bermain game online atau mengakses internet.

6 B. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan lama eksposur penggunaan komputer kejadian CTS pada pemain game online di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman? 2. Apakah terdapat hubungan durasi aktivitas penggunaan komputer kejadian CTS pada pemain game online di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman? C. Tujuan Penelitian a. Mengetahui hubungan durasi aktivitas penggunaan komputer kejadian CTS pada pemain game online di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. b. Mengetahui hubungan lamanya eksposur penggunaan komputer kejadian CTS pada pemain game online di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran bagi tenaga kesehatan lain pada umumnya dan bagi dokter pada khususnya. b. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang neurologi dan kesehatan kerja.

7 2. Manfaat Praktis a. Agar pemain game online sebagai pengguna komputer dapat mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian CTS sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan secara dini. b. Sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian hubungan lama eksposur dan durasi aktivitas penggunaan komputer kejadian CTS pada pemain game online ini merupakan penelitian asli yang belum pernah dibuat sebelumnya. Meskipun bergitu, terdapat empat penelitian mengenai CTS yang telah dilakukan sebelumnya subjek yang berbeda yang dijadikan acuan referensi untuk penelitian ini. Sebagai bukti keaslian penelitian, perbedaaan pernelitian ini keeempat penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Tempat Metode Subyek Parameter Hasil Badriyah, S Beberapa Faktor Risiko yang Berhubun gan Semarang, 2001 Explanato -ry Research pendekatan cross 45 orang tenaga kerja laki-laki bagian produksi Korelasi Ada hubungan bermakna antara umur (p=0,02;

8 Dengan sectional CV. 95% CI Kejadian Bhakti 2,547- Carpal Batang 50,794), Tunnel getaran Syndrome setempat (CTS) (p=0,01; Pada 95% CI Tenaga Kerja Laki-Laki Bagian Produksi di Industri Pengolaha n Kayu dan Meubel CV. Baktibatang. 2,710-53,139), gerakan tangan kekuatan (p=0,01; 95% CI 2,453-37,570) dan gerakan berulang (p=0,02; 95% CI 0,025-0,408) kejadian CTS. Dewi, E. Hubung- Surakarta, Cross 20 Korelasi terdapat R an Lama 2008 Sectional Respon- hubungan

9 Memba- den antara tik lama Kejadian membatik Carpal Tunnel kejadian Syndrome Carpal (CTS) Di Tunnel Lusiana waty Tana, Fx Halim, Delima, Woro Perusahaan Batik Tulis Putera Laweyan Surakarta Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Garmen di Jakarta Jakarta, 2004 Cross Sectional 814 Pekerja Garmen di seluruh Jakarta Suharyanto Proporsi distribusi Syndrome di Perusahaan Batik Tulis Putera Laweyan Surakarta Prevalensi CTS 20.3% (n=814), Ryadina Larasati, Hubungan Purwo- Cross 89 Korelasi Lama Ken Ayu antara kerto, Sectional Tukang dan kerja Lama dan 2011 Cukur di proporsi berhubun Durasi Seluruh distribus gan Kerja Purwo- i

10 kerto Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Tukang Cukur di Wilayah Purwokerto kejadian CTS dan durasi kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan kejadian CTS Prevalens i CTS pada tukang cukur di Purwokerto adalah sebesar 74% (n=89)