PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS WAKTU PEKERJAAN FINISHING PADA PROYEK APARTEMEN

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

ANALISA PRODUKTIVITAS PEKERJA DENGAN METODE TIME STUDY PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIK INDUSTRI ITS

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA DURASI RENCANA AKTIVITAS DAN EVALUASI PELAKSANAAN JADWAL PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PADA PROYEK X )

STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 13-20, Maret 2014

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

RASIO KEBUTUHAN BETON, BESI TULANGAN, DAN BEKISTING UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK APARTEMEN & HOTEL

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

STUDI KASUS PEKERJAAN PRODUKSI DAN PEMASANGAN DINDING PRECAST PADA PROYEK APARTEMEN

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

Optimalisasi Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek Konstruksi ( Studi Kasus : Pembangunan Gedung Mantos Tahap III)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi. Studi Literatur. Pengumpulan Data.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH DENGAN METODE TIME STUDY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PONDASI BORED PILE (STUDI KASUS PADA BANGUNAN PERKANTORAN 31 LANTAI)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

Penuntun Kerja Praktik Program Studi D3 Teknik Sipil

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI

BAB III METODOLOGI STUDI. bekisting sistem multiflex and scaffolding dengan siitem PCH dari segi waktu dan

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA BANGUNAN BERTINGKAT (Studi kasus Pembangunan Hotel Holiday Inn Express Bogor)

MODEL PENGUKURAN TINGKAT KESELAMATAN KERJA PENGGUNAAN TOWER CRANE. KATA KUNCI: tower crane, keselamatan kerja, model pengukuran

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

CARA PENDEKATAN PERHITUNGAN KUANTITAS PEMBESIAN PADA KOLOM STRUKTUR BETON BERTULANG

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

PENENTUAN KEAKURATAN INDEKS TUKANG BESI DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN BALOK, KOLOM, PELAT LANTAI ANTARA BOW/SNI

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

MONITORING JADWAL SUATU PROYEK SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPI DAN PPC

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6) Fransisco Ardi 1, Kefin C. Wanandy 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Mayoritas pekerjaan bangunan bertingkat pada umumnya adalah pekerjaan struktur beton bertulang. Pekerjaan struktur beton bertulang adalah pekerjaan bekisting, penulangan, dan pengecoran. Salah satu hal yang perlu di manajemen dari pekerjaan struktur beton bertulang adalah pekerja. Hal yang perlu diketahui dalam manajemen pekerja adalah produktivitas pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung nilai produktivitas pekerja pekerjaan struktur beton betulang,mengetahui faktorfaktor apa yang mempengaruhi produktivitas pekerja pada pekerjaan struktur beton bertulang, dan membandingkan hasil produktivitas pekerja dengan SNI tahun 2008.Penelitian ditunjang dengan observasi lapangan pada proyek condominium TP6. Hasil penelititan menunjukkan bahwa faktor kondisi lapangan, ketersediaan material, faktor relaxation allowances dan contingency allowances, jumlah pekerja. KATA KUNCI : produktivitas, pekerja, pekerjaan struktur beton bertulang, bangunan bertingkat 1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proyek. Produktivitas pekerja perlu diperhatikan karena produktivitas pekerja berdampak kepada kesesuaian perencanaan jadwal konstruksi dengan progres konstruksi di lapangan, dimana jadwal konstruksi dengan progres konstruksi akan berpengaruh pada durasi dan biaya proyek. Disadari bahwa produktivitas pekerja merupakan nilai yang tidak dapat terlihat secara langsung kecuali melalui suatu perhitungan, maka dilakukan perhitungan nilai produktivitas pekerja dari suatu studi kasus proyek bangunan condominium. Produktivitas pekerja yang akan dihitung adalah produktivitas pekerja pada pekerjaan struktur beton bertulang.pekerjaan struktur beton bertulang terdiri dari pekerjaan bekisting, pekerjaan penulangan, dan pekerjaan pengecoran. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, fransisco.ardi@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, kefinchristianwanandy@yahoo.co.id. 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, alifrat@petra.ac.id 1

2. LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Untuk lebih memahami pengertian produktivitas maka diambil beberapa perumusan dari buku referensi. Antara lain : Olomolaiye, Jayawardane, dan Harris (1998) : Produktivitas = output input Output = kuantitas hasil pekerjaan Input = tenaga kerja, manajemen, material, uang, dan alat. Dipohusodo (1996) : Produktivitas = Hasil kerja Jam kerja Bartol, dan Martin (1998) : Produktivitas = ( Diana, Ongojoyo, 2000, p. 6) (2) barang barang dan jasa yang dihasilkan (output) pekerja+modal+tenaga+teknologi+material (inputs) 2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Pekerja Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja menurut Olomolaiye (1998), antara lain : 1. Faktor dari Luar A. Sifat industri B. Klien C. Cuaca D. Tingkat perkembangan ekonomi 2. Faktor dari Dalam A. Manajemen B. Teknologi C. Pekerja D. Serikat buruh Sedangkan menurut (Oglesby, 1989) faktor dari luar yang dapat mempengaruhi produktivitas pekerja, antara lain adalah : (Kristianto,2012) A. Material Keterlambatan material Penempatan material yang terlalu jauh dan berserakan B. Alat kerja C. Informasi D. Tingkat upah 2.3. Klasifikasi Pekerja Tiap kontraktor memiliki pengaturan klasifikasi kelompok pekerjanya masing-masing. Klasifikasi pekerja ini akan diteliti penulis pada observasi lapangan untuk pengelompokan pekerja dan menghitung jumlah kelompok pekerja untuk pekerjaan beton bertulang pada proyek condominium. Menurut Griffis dan Farr (2000) ada 4 kelompok pekerja. 1. Kelompok pertama yaitu pekerja yang memiliki kemampuan mekanis seperti tukang listrik, tukang besi, pekerja lembaran logam, tukang pipa, tukang uap, insinyur lift, dan insinyur operasi. (1) (3) 2

2. Kelompok pekerja kedua yaitu, kelompok pekerja yang tidak memiliki kemampuan mekanis seperti tukang kayu, tukang batu, tukang cat, dan tukang atap. 3. Kelompok pekerja yang ketiga adalah kelompok pekerja yang tidak memiliki keahlian khusus yang memiliki tugas seperti menempatkan dan menyelesaikan pekerjaan beton, mengangkut material, membantu tukang kelompok pertama dan kedua. 4. Dan kelompok pekerja yang keempat yaitu kelompok pekerja yang mendukung proses konstruksi secara tidak langsung. Seperti supir truck, buruh angkut, operator tower crane dan alat berat lainnya. 2.4. Metode Time Study Tahap-tahap dalam menentukan Standard Time yaitu : 1) Mengukur Basic Time, untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu aktivitas pekerjaan. 2) Menentukan Rate, untuk memberi bobot pekerjaan yang diteliti. 3) Menghitung Standard Time 1) Mengukur Basic Time Pengukuran waktu dilakukan dengan tujuan mencatat waktu yang diperlukan untuk beberapa operasi konstruksi. Pada penelititan ini, operasi konstruksi yang akan diukur waktunya adalah pekerjaan struktur beton bertulang seperti pemasangan bekisting kolom, balok, plat, penulangan, kolom, balok, plat dan pengecoran kolom, balok, dan plat. Pengukuran waktu dilakukan terus-menerus atau kumulatif dimana jamnya dimulai pada awal aktivitas pertama dan jam tidak hentikan hingga seluruh operasi selesai. pembacaan jam pada akhir setiap elemen pekerjaan dicatat dan waktu yang diperlukan diperoleh dengan pengurangan setelah itu. 2). Menentukan Rate Olomolaiye (1998), Pengukuran waktu saja tidak cukup untuk menghasilkan penaksiran mengenai usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan karena kemampuan kerja atau efisiensi dari tukang juga berpengaruh terhadap waktu. Tabel 4adalah kriteria yang dapat memudahkan seorang pengamat untuk memberikan rate terhadap pekerjaan yang diamati. Tabel 4. Beberapa Jenis RatePekerjaan Rate yang bisa dibandingkan Rate Deksripsi mil/jam km/jam 0 Tidak ada aktivitas 0 0 50 Sangat lambat, tidak memiliki keahlian, tidak termotivasi 2 3.2 75 Tidak cepat, kemampuan rata-rata, tidak tertarik 3 4.8 100 Cepat, kemampuan yang terkualifikasi, termotivasi 4 6.4 125 Sangat cepat, kemampuan tinggi, termotivasi dengan baik 5 8.0 150 Sangat cepat, sangat berusaha dan berkonsentrasi 6 9.6 3). Menghitung Standard Time Standard Time adalah ukuran waktu yang dijadikan sebagai pedoman durasi pekerjaan suatu operasi konstruksi yang nilainya berbeda dari masing-masing proyek karena adanya perbedaan kondisi lapangan, kondisi manajemen, dan kemampuan tenaga kerja. Untuk menghitung Standard Time, diberikan rumus : Standard Time = Basic Time + Relaxation Allowances+ Contigency Allowances (4) 3

Basic Time Basic Time adalah ukuran waktu normal yang dibutuhkan oleh tukang yang berkualifikasi untuk menyelesaikan suatu operasi konstruksi. Untuk mendapatkan Basic Time bisa diperoleh dengan rumus dibawah ini : Basic Time = Observed Time x Observed Rating Standard Rating Observed Time = waktu yang diperoleh pada saat observasi lapangan. Observed Rating = bobot yang diperoleh dari tahap pembobotan dengan menggunakan tabel 4 Standard Rating = adalah bobot standar yang diberikan untuk suatu pekerjaan. Biasanya diberi bobot sebesar 100. Relaxation Allowances Tujuan dari adanya Relaxation Allowances adalah untuk mencegah ketidak akuratan nilai Standard Time. Nilai Relaxation Allowances ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Relaksasi terhadap Standard Time(Trisiany dan Halim, 2006) (5) Sumber : Improving Site Productivity in the Construction Industry, Alan Heap, 1987 Contigency Allowance Sama dengan Relaxation Allowances, Contigency Allowance atau kelonggaran akibat hal tak terduga juga bertujuan agar Standard Time menjadi akurat, penyebabnya adalah karena beberapa faktor yang tidak pasti waktunya. Menurut Trisiany dan Halim (2006), nilai Contigency Allowance akibat hal tak terduga pada proyek konstruksi biasanya cukup dengan nilai 5%. 3. METODE PENELITIAN Persiapan observasi di lapangan yaitu, menyiapkan form untuk memperoleh data lapangan menghitung nilai Standard Time. Form untuk memperoleh data untuk perhitungan Standard Time yaitu : Form 1 : Merupakan rekapitulasi yang berisi penjelasan detail dari data pada Form 1, Form 2, dan Form 3. Form 2 : Penentuan Rateelemen aktivitas pekerjaan, waktu aktivitas pekerjaan, % Relaxation, Basic Time aktivitas pekerjaan dan jumlah pekerja. Form 3 : Merupakan ringkasan dari Basic Time aktivitas pekerjaan dari Form 2 Form 4 : Merupakan kesimpulan untuk mengolah data Basic Time menjadi Standard Time dengan menjumlahkan nilai Basic Time tiap aktivitas pekerjaan dengan % Relaxation dan Contingency Allowances. 4

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Observasi yang dilakukan adalah sebanyak 55 kali observasi. Setelah melakukan observasi di lapangan, telah diperoleh hasil dari penelitian. Hasil dari penelitian adalah nilaistandard Time, kuantitas pekerjaan,dan produktivitas yang disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Nilai Standard Time Pekerjaan Struktur Beton Bertulang BEKISTING OBSERVASI ELEVASI ST OUTPUT PRODUKTIVITAS JUMLAH NO (mm) (menit) (m 2 ) (m 2 /menit) (m 2 /jam) PEKERJA KOLOM 2 +41.450 4.08 2.52 0.62 37.42 3 3 +41.450 2.95 2.40 0.81 48.81 3 24 +47.650 13.21 8.00 0.61 36.34 3 25 +50.750 4.43 9.20 2.08 124.60 3 14 +50.750 132.92 5.95 0.04 2.68 2 15 +50.750 107.58 13.12 0.12 7.32 2 16 +50.750 200.12 12.71 0.06 3.81 2 17 +50.750 312.23 17.84 0.06 3.60 2 19 +50.750 147.96 8.32 0.06 3.37 2 20 +47.650 69.88 2.50 0.04 2.40 2 21 +47.650 96.78 2.05 0.02 1.20 2 52 +53.850 115.63 3.70 0.03 1.92 2 PLAT 4 +44.550 148.6 24.67 0.17 10.20 2 18 +50.750 257.27 15.78 0.06 3.68 2 51 +53.850 160.80 1.50 0.01 0.56 2 54 +53.850 85.16 2.09 0.02 1.47 2 PENULANGAN (mm) (menit) (Kg) (Kg/menit) (Kg/jam) KOLOM 1 +41.450 501.24 597.67 1.19 71.54 14 22 +53.850 729.63 754.87 1.03 62.08 13 23 +47.650 519.64 674.40 1.30 77.87 13 5 +44.550 216 1011.53 4.68 280.80 3 11 +44.550 141.81 210.51 1.48 89.07 3 44 +50.750 131.29 411.30 3.13 187.97 3 45 +50.750 299.84 463.45 1.55 92.74 3 46 +50.750 125.65 186.02 1.48 88.83 2 47 +50.750 66.39 65.12 0.98 58.85 3 53 +53.850 175.69 619.71 3.53 211.64 4 55 +53.850 78.69 126.26 1.60 96.27 2 PLAT 12 +44.550 140.75 238.66 1.70 101.74 3 13 +44.550 197.14 262.55 1.33 79.80 3 48 +50.750 297.34 308.90 1.04 62.33 3 49 +50.750 352.18 257.37 0.73 43.83 2 50 +50.750 305.39 396.60 1.30 77.92 2 PENGECORAN (mm) (menit) (m 3 ) (m 3 /menit) (m 3 /jam) KOLOM 26 +47.650 50.88 1.68 0.03 1.98 4 27 +47.650 33.81 1.92 0.06 3.41 4 28 +47.650 53.85 3.00 0.06 3.34 4 29 +47.650 32.57 1.68 0.05 3.00 4 30 +47.650 41.52 1.95 0.05 2.82 4 31 +47.650 35.77 2.26 0.06 3.79 4 8 +41.450 13.02 2.30 0.18 10.60 8 10 +41.450 31.11 1.98 0.06 3.82 7 33 +50.750 46.01 2.77 0.06 3.61 6 35 +50.750 64.31 3.08 0.05 2.87 5 36 +50.750 35.13 0.86 0.02 1.47 7 37 +50.750 57.69 4.42 0.08 4.60 5 38 +50.750 63.46 2.08 0.03 1.97 7 40 +50.750 35.82 2.15 0.06 3.60 6 42 +50.750 81.21 1.60 0.02 1.18 7 43 +50.750 47.56 3.53 0.07 4.45 7 PLAT 6 +41.450 32.53 1.27 0.04 2.34 7 7 +41.450 36.29 3.37 0.09 5.57 8 9 +41.450 30.08 2.19 0.07 4.37 8 32 +50.750 46.93 2.81 0.06 3.59 6 34 +50.750 46.46 1.02 0.02 1.32 5 5

Tabel 6. Nilai Standard Time Pekerjaan Struktur Beton Bertulang PENGECORAN (mm) (menit) (m 3 ) (m 3 /menit) (m 3 /jam) PLAT 39 +50.750 45.08 3.14 0.07 4.18 6 41 +50.750 93.84 0.88 0.01 0.56 7 Untuk nilai produktivitas tiap pekerjaan struktur beton bertulang disajikan pada Tabel 7. Nilai produktivitas tiap pekerjaan struktur beton bertulang merupakan hasil perhitungan rata-rata dari tiap produktivitas pekerjaan struktur beton bertulang. Tentunya besar produktivitas akan dipengaruhi oleh jumlah pekeja. Semakin banyak pekerja yang digunakan, dapat menghasilkan nilai produktivitas yang lebih besar. Namun, harus disesuaikan dengan data yang telah ada agar jumlah pekerja tidak berlebihan dan menyebabkan pekerjaan menjadi tidak produktiv. PEKERJAAN BEKISTING (m 2 /jam) PENULANGAN Tabel 7. Nilai Produktivitas Tiap Pekerjaan Struktur Beton Bertulang KOLOM PLAT KOLOM JUMLAH PEKERJA PRODUKTIVITAS RATA-RATA 3 61.79 2 3.29 2 3.98 14 71.54 (Kg/jam) 13 69.98 D19 4 211.64 3 107.16 KETERANGAN D25 2 92.55 3 280.80 PENGECORAN (m 3 /jam) PLAT KOLOM PLAT 3 81.29 2 60.88 4 3.06 8 8.00 Nilai produktivitas pekerjaan pengecoran balok 7 2.58 dengan 7 orang pekerja adalah nilai produktivitas pengecoran balok yang terendah. Disebabkan oleh 6 3.61 kuantitas pekerjaan yang kecil namun pekerja 5 3.74 bekerja dengan lambat. 8 4.97 7 1.45 6 3.89 5 1.32 Nilai produktvitas pekerjaan pengecoran plat dengan 7 orang pekerja bernilai rencah karena observasi nomor 41 memiliki nilai produktvitas yang paling kecil. Sehingga jika dirata-rata dengan observasi nomor 6, menghasilkan nilai produktivitas rata-rata sebesar 1.45 m 3 /jam 5. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai produktivitas pekerjaan struktur beton bertulang yaitu pekerjaan bekisting, penulangan, dan pengecoran. Untuk pekerjaan bekisting, dari hasil observasi yang telah dilakukan dan analisis data, disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai produktivitas pekerjaan bekisting adalah faktor kondisi 6

lapangan, faktor ketersediaan material, dan faktor % Relaxation Allowances dan % Contigency Allowances. Faktor-faktor yang mempengaruhi pekejaan penulangan ialah faktor ketersediaan material, faktor jumlah pekerja, dan faktor % Relaxation Allowances tenaga yang dibutuhkan. Faktor % Relaxation Allowances tenaga yang dibutuhkan berpengaruh langsung pada perhitungan Standard Time pekerjaan penulangan akibat aktivitas mengangkat tulangan yang bebannya bisa sampai diatas 50 kg. Yang menyebabkan perbedaan nilai produktivitas pekerjaan pengecoran kolom adalah besarnya kuantitas pekerjaan dan besarnya nilai Standard Time atau lamanya durasi pengerjaan pengecoran kolom. Tidak ada faktor khusus yang menyebabkan perbedaan nilai produktivitas pengecoran kolom. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai produktivitas pekerjaan pengecoran balok, dan plat adalah faktor jumlah pekerja. Dengan jumlah pekerja yang lebih banyak, pekerja dapat menyelesaikan pekerjaan dengan Standart Time yang rendah sehingga menghasilkan nilai produktivitas pekerja yang tinggi. 6. SARAN Untuk observasi pekerjaan penulangan kolom bangunan bertingkat, sebaiknya dilakukan oleh dua pengamat karena pekerjaan penulangan kolom bangunan bertingkat dilakukan pada lantai yang berbeda dimana tulangan kolom dirakit terlebih dahulu pada los kerja besi, kemudian akan disambung atau erection pada lantai dimana tulangan kolom tersebut akan dipasang. Sehingga 1 pengamat bertugas untuk mengamati pekerjaan merakit penulangan kolom dari awal hingga selesai dan 1 pengamat yang lain bisa siap pada lantai dimana tulangan kolom tersebut akan di erection untuk mengetahui kapan aktivitas erection kolom dimulai dan selesai. Untuk observasi pekerjaan pengecoran kolom bangunan bertingkat yang dilakukan dimalam hari, sebaiknya dilakukan oleh dua pengamat dimana 1 pengamat siap di tempat dimana bucket diisi beton oleh truck mixer, dan 1 pengamat lagi siap di area dimana kolom akan dicor untuk mengetahui kapan aktivitas mengisi bucket dimulai dan selesai. Agar tidak terjadi kesalahan akibat sulitnya pencahayaan di proyek konstruksi pada malam hari. 7. DAFTAR REFERENSI Bartol, K, M.and Martin, D, C. (1998). Management : InternationalEdition,McGraw-Hill, USA. Diana. dan Ongojoyo, A. (2000). Penentuan Produktivitas Tenaga Kerja dalam Kaitannya dengan Usaha Pengingkatan Produktvitas.Skripsi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Dipohusodo, I. (1996).Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 2,Kanisius,Yogyakarta. Griffis, F, H. and Farr, J, V. (2000). Construction Planning for Engineers : Planning for Labor-driven Activities,McGraw-Hill International Education, Singapore. Heap, A. (1987). Improving Site Productivity in the Construction Industry,International Labour Office, Geneva. Kristanto, N. (2012). Studi Kasus Pengukuran Pengaruh Faktor-faktor terhadap Produktivitas Pekerja pada Proyek Konstruki. Skripsi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Oglesby, C.H., Parker, H.W. and Howell, G.A. (1989). Productivity Improvement in Construction, McGraw-Hill,Singapore. Olomolaiye, P.O., Jayawardane, A.K.W.,and Harris, F.C. (1998). Construction Productivity Management, Longman, England. Trisiany, E.M.,and Halim, E. (2006). Analisa Nilai Perbandingan Produktivitas Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode Standard dan Aktual (Studi Kasus Proyek X dan Y).Skripsi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. 7