Laporan Tugas Akhir 165 DETA IL PERATURA N DA ERA H PENDIRIA N DA N PENGELOLAA N PASA R DI W ILA YA H KABUPA TEN SUMEDA NG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

PENGELOLAAN PASAR DAERAH

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PERTOKOAN BULIAN BISNIS CENTER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 9 TAHUN 1999 T E NT A N G RETRIBUSI PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 15 TAHUN 1997 SERI B.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PENGATURAN PASAR

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1997 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETERTIBAN DALAM KAWASAN PELABUHAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PERATURAN DAERAH. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 23 TAHUN 2011 SERI : E NOMOR : 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI BARITO KUALA,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 4 TAHUN 2000 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2000 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 3 TAHUN 2002 PENGELOLAAN PASAR-PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

P E R A T U R A N D A E R A H

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN TANAH UNTUK PEMASANGAN JARINGAN PIPA GAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG WAJIB LAPOR LOWONGAN PEKERJAAN DAN IZIN PENEMPATAN TENAGA KERJA DI KOTA PAGAR ALAM

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG PENGURUSAN PASAR KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 17 TAHUN : 1996 SERI : B NO : 3 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 100 TAHUN : 2009 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 100 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MAROS

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 24 TAHUN 2011 SERI : E NOMOR : 7

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 18 TAHUN 2002 (18/2002) TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUSI RAWAS NOMOR : 4 TAHUN 1994 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2012 NOMOR 137 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

RUMAH SUSUN BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 26 TAHUN 2009 DISUSUN OLEH

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KOTA PAGARALAM

WALIKOTAA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN GANGGUANN IZIN GANGGUAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

DETA IL PERATURA N DA ERA H PENDIRIA N DA N PENGELOLAA N PASA R DI W ILA YA H KABUPA TEN SUMEDA NG No 3 Tahun 2000 DENGAN RAHMAT TUHAN YA NG MA HA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa perkembangan pasar-pasar dan jumlah pedagang serta masyarakat/konsumen yang membutuhkan keberadaan pasar, maka dipandang perlu peningkatan fungsi pasar secara optimal sebagai sarana penunjang perekonomian; b. bahwa dalam peningkatan fungsi pasar sebagaimana dimaksud butir a di atas, dipandang perlu pengaturan yang menyangkut aspek pengawasan dan pembinaan pasar; c. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud butir a dan b, perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang- undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72); 4. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1986 tentang Penunjukan Pegawai Negeri Sipil Yang Melakukan Penyidikan Terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah Yang Memuat Ketentuan Pidana (Lembaran Daerah Tahun 1986 Nomor 5 Seri D); 5. P era turan Dae rah Kabupaten Daera h Tingkat II Sumedang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Pembentukan Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang (Lembaran Daerah Tahun 1998 Nomor 3 Seri D.3); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 1 Seri D.1). Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumedang M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN PASAR DIWILAYAH KABUPATEN SUMEDANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten S umedang; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang; Laporan Tugas Akhir 165

3. B upati adalah Bupati S umedang; 4. Dinas adalah Dinas Pengelola Pasar Kabupaten S umedang; 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Sumedang; 6. Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barangbarang maupun jasa sebagai tempat penjualan umum atau sebagai tempat memperdagangkan barang dan jasa; 7. Pasar Kabupaten adalah tempat yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten sebagai tempat berjualan umum atau sebagai tempat memperdagangkan barang dan jasa; 8. Pasar Desa adalah tempat yang disediakan oleh Pemerintah Desa sebagai tempat berjualan umum atau sebagai tempat memperdagangkan barang dan jasa; 9. Pasar Swasta adalah tempat yang disediakan oleh perusahaan berbadan hukum / s wasta sebagai tempat memperdagangkan barang dan jasa yang telah mendapat persetujuan Bupati; 10. Pedagang adalah setiap orang atau badan hukum yang melakukan kegiatan menjual barang dan atau jasa didalam pasar, pelataran dan tempat penjualan umum; 11. Bangunan Pasar adalah semua bangunan beserta fasilitas penunjangnya yang berada dalam areal pasar; 12. Ruang Dagang adalah bagian dari bangunan pasar baik yang beratap maupun yang terbuka yang dipergunakan untuk berdagang; 13. Fasilatas Pasar adalah fasilitas yang ada didalam pasar atau diluar pasar yang dipergunakan untuk kepentingan usaha radius 200 m dari lokasi pasar; 14. Tempat Penjualan Umum adalah lokasi atau tempat perdagangan di luar pasar yang dipergunakan untuk kegiatan berjualan yang ditetapkan oleh Bupati; 15. Keterangan adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Bupati. BAB II PENDIRIAN PASAR Bagian Kesatu Wewenang Pendirian Pasar Pasal 2 (1) Pemerintah Daerah berwenang mendirikan, mengubah, memindahkan, dan menghapus Pasar Kabupaten. (2) Pemerintah Desa dapat mendirikan Pasar Desa di wilayahnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. (3 ) Perusahaan berbadan hukum yang akan mendirikan pasar dilahan milik Pemerintah Daerah atau lahan milik Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Bagian Kedua Pendirian Pasar Oleh Pemerintah Desa Pasal 3 (1 ) Pemerintah Desa yang akan mendirikan pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) peraturan daerah ini harus menyampaikan permohonan tertulis kepada Bupati. (2) Pasar Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) peraturan daerah ini harus sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang. (3 ) Tatacara dan persyaratan pendirian pasar sebagaimana dimaksud dalam Laporan Tugas Akhir 166

Pasal 2 ayat (2) peraturan daerah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Bagian Ketiga Pendirian Pasar Oleh Perusahaan Berbadan Hukum Pasal 4 (1 ) Perusahan berbadan hukum yang akan mendirikan pasar dilahan milik perorangan / swasta harus menyampaikan permohonan tertulis kepada Bupati. (2 ) Pasar yang akan didirikan sebagaimana dimaksud dalam A yat (1 ) pasal ini harus sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang. (3 ) Tata cara persyaratan pendirian pasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 5 (1 ) Perusahaan berbadan hukum yang akan mendirikan bangunan pasar dilahan milik Pemerintah Kabupaten harus menyampaikan permohonan tertulis Kepada Bupati. (2 ) Kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Perusahaan berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam A yat (1 ) pasal ini harus mendapat persetujuan DPRD. (3 ) Pembangunan ruang dagang sebagaimana dimaksud dalam A yat (1) pasal ini dengan menggunakan fasilitas kredit dari lembaga keuangan/perbankan dan akan menjadi tanggungan perorangan / pedagang harus memperhatikan kesanggupan dan kemampuan pedagang dimana ruang dagang akan dibangun. (4 ) Bangunan yang didirikan sebagaimana dimaksud dalam A yat (3 ) pasal ini dituangkan dalam Surat Perjanjian tentang Hak Guna Bangunan. (5 ) Pembangunan pasar sebagaimana dimaksud A yat (1), (2 ), (3), dan (4) pasal ini diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati. BAB III PERSYARATAN BANGUNAN PASAR Pasal 6 Pasar harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut : a. Memiliki kios atau los dan atau bangunan yang sejenis. b. Memiliki jalan utama dan gang pasar c. Memiliki halaman dan atau area parkir yang cukup. d. Memiliki Kantor Pasar. e. Memiliki saluran / drainase pembuangan air. f. Memiliki Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) dan sarana penunjang kebersihan lainnya. g. Memiliki WC umum /MCK / Toilet. h. Memiliki Mushola dan atau mes jid. i. Memiliki alat-alat pemadam kebakaran. j. Memiliki pasilitas-pasilitas penunjang lainnya yang diperlukan. BAB IV PENGELOLAAN PASAR Pasal 7 (1 ) Pengelolaan Pasar-pasar Kabupaten dilaksanakan oleh Bupati. (2) Pengelolaan Pasar-pasar Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan dapat dikerjasamakan pengelolaannya dengan Pemerintah Daerah. (3 ) Pengelolaan Pasar yang didirikan oleh perusahaan berbadan hukum dilokasi lahan milik swasta dilaksanakan oleh perusahaan berbadan hukum / swasta dan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Laporan Tugas Akhir 167

(4 ) Pengelolaan pasar yang didirikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 peraturan daerah ini dilaksanakan oleh Bupati. BAB V PASAR KABUPATEN Bagian Pertama Tata Letak Dan Pemakaian Tempat Pasal 8 (1 ) Pengaturan tata letak spesifikasi jenis dagangan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2 ) Penunjukan pemakaian tempat ruang dagang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Kedua Tata Cara Dan Persyaratan Penggunaan/Pemanfaatan Tempat Ruang Dagang Pasal 9 (1 ) Setiap pedagang yang memakai ruang dagang tetap dalam pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 5 peraturan daerah ini diwajibkan memiliki Surat Keterangan Mempergunakan Kios (SKMK) atau Surat Keterangan Mempergunakan Los (SKML) dari Bupati. (2 ) Untuk mempe roleh izin te rmaksud da lam A yat (1 ) pasal ini, setiap pedagang harus menyampaikan permohonan tertulis kepada Bupati. (3 ) Izin termaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan harus dilakukan heregistrasi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sekali, serta harus diperbaharui lagi setelah jangka waktu 3 (tiga) tahun. Pasal 10 (1 ) Status pemakaian ruang dagang tetap dalam pasar adalah Hak Pakai Mempergunakan Kios / Los (2 ) Hak Pakai Mempergunakan Kios/Los dapat dipindah tangankan kepada pihak lain dengan persetujuan Bupati. (3 ) Bupati berwenang untuk mencabut kembali hak pakai ruang dagang tetap dalam pasar apabila dibutuhkan untuk kepentingan umum. Pasal 11 (1 ) Perseorangan/pedagang/badan usaha yang akan mengubah / menambah ruang dagang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) peraturan daerah ini diwajibkan merubah / memperbaharui Surat Keterangan Mempergunakan Kios (SKMK) atau Surat Keterangan Mempergunakan Los (SKML) dari Bupati. (2 ) Untuk memperoleh keterangan termaksud dalam Ayat (1) pasal ini setiap pedagang harus menyampaikan permohonan tertulis kepada Bupati. (3 ) Keterangan termaksud dalam Ayat (2) pasal ini berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan harus dilakukan heregistrasi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sekali serta harus diperbaharui lagi setelah jangka waktu 3 (tiga) tahun. Bagian Ketiga Perimbangan Pendapatan Pasar Pasal 12 (1 ) Pasar Kabupaten yang dibangun atau berlokasi di wilayah desa, maka Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk memberikan konstribusi dari pendapatan kotor pasar pertahun kepada Pemerintah Desa yang bersangkutan. (2 ) Struktur besarnya konstribusi sebagaimana dimaksud dalam A yat (1 ) pasal ini ditetapkan dan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Laporan Tugas Akhir 168

Bagian Keempat Kewajiban Dan Larangan Pasal 13 Para pedagang yang mempergunakan ruang dagang tetap dipasar diwajibkan memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Ruang dagang harus dipakai dan dipergunakan sesuai fungsinya; b. Jenis barang yang diperdagangkan harus sesuai dengan spesifikasi tata letak yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati; c. Mengatur penempatan barang agar tampak rapi dan tidak membahayakan keselamatan umum serta tidak melebihi batas ruang dagangan yang menjadi haknya; d. Menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan dan keindahanan disekitar ruang dagang; e. Menyediakan alat pemadam kebakaran, tempat sampah dan alat-alat kebersihan; f. Membuang sampah ketempat pembuangan dan penampungan yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah; g. Membayar langganan listrik dan air bagi mereka yang mempergunakannya. Pasal 14 (1 ) Dengan seizin Bupati para pedagang diperkenankan untuk melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : a. melakukan penyambungan, penambahan serta pemasangan daya listrik dan air; b. mendirikan, mengubah bentuk /konstruksi serta menambah / memperluas / memperkecil ruang dagang dan merubah jenis barang dagangan; c. menempatkan atau mempergunakan mesin diesel/ generator, sumur bor di dalam dan disekitar ruang dagang; d. menjual, menyimpan barang-barang lain yang mengganggu kesehatan ; e. menjual / menjaminkan / menggadaikan ruang dagang kepada siapapun; f. menggunakan alat-alat pembangkit api antara lain kompor, tungku api dan sejenisnya. (2 ) Siapapun dilarang : a. bertempat tinggal, menginap atau bermalam di pasar ; b. menyimpan dan memperdagangkan jenis barang yang sifatnya mudah terbakar atau meledak; c. mengotori tempat / bangunan pasar atau barang inventaris pasar; d. memasuki pasar bagi yang menderita luka menjijikan dan atau penyakit menular; e. melakukan perbuatan yang melanggar norma kesopanan dan kesusilaan di pasar; f. melakakukan usaha dan atau kegiatan dalam pasar yang dapat mengganggu atau membahayakan keamanan dan ketertiban umum; g. melakukan judi dalam bentuk apapun yang dilarang oleh agama; h. menjual, menyimpan dan melakukan transaksi apapun yang berkaitan dengan miras dan narkoba. Pasal 15 Bupati sewaktu-waktu dan atau apabila dipandang perlu untuk kepentingan umum dapat melaksanakan pembongkaran atau mengubah ruang dagang atas biaya pemakai tanpa ganti rugi. BAB VI PA SAR DESA Laporan Tugas Akhir 169

Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 16 Pemerintah Daerah diwajibkan melakukan pembinaan terhadap Pasar-pasar Desa. Bagian Kedua Perimbangan Pendapatan Pasar Pasal 17 (1 ) Pemerintah Desa berkewajiban memberikan perimbangan dari hasil pendapatan kotor pasar kepada Pemerintah Daerah. (2 ) Besarnya perimbangan sebagaimana dimaksud dalam A yat (1) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Desa dan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Bagian Ketiga Kerjasama Pengelolaan Pasal 18 (1 ) Pasar-pasar desa dapat dikerjasamakan pengelolaannya dengan Pemerintah Daerah. (2 ) Tarif retribusi pasar dan ketentuan-ketentuan lainnya untuk pasar-pasar desa sebagaimana dimaksud dalam A yat (1) pasal ini ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah yang berlaku. (3 ) Pembagian pendapatan kotor dari pasar-pasar desa sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) pasal ini diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati. (4 ) Kerjasama pengelolaan Pasar Desa sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1 ) dan Ayat (3) pasal ini dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan. BAB VII PASAR SWASTA Bagian Kesatu Teknis Pengelolaan Pasal 19 Teknis pengelolaan Pasar S wasta diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Bagian Kedua Pembinaan Pasal 20 Pemerintah Daerah diwajibkan melakukan pembinaan terhadap Pasar-pasar yang dikelola oleh perusahaan berbadan hukum / swasta. Bagian Ketiga Kontribusi Pasal 21 (1 ) Perusahaan berbadan hukum yang mendirikan dan mengelola pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 7 ayat (3) peraturan daerah ini berkewajiban memberikan kontribusi dari hasil pendapatan kotor pasar Laporan Tugas Akhir 170

kepada Pemerintah Daerah. (2 ) Besarnya kontribusi sebagaimana dimaksud dalam A yat (1) pasal ini ditetapkan sekurang-kurangnya 5 % dari pendapatan bersih Pasar per tahun dan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 22 (1 ) Pelanggaran atau kelalaian terhadap ketentuan dalam Pasal 8, 9, 10, 11, 13 dan 14 peraturan daerah ini diancam dengan pidana kurungan selamalamanya 6 (enam) bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). (2) Selain sanksi tersebut dalam Ayat (1) pasal ini dikenakan juga sanksi tambahan berupa : a. ruang dagang ditutup dan disegel apabila pemakai tidak mempergunakan atau menelantarkan ruang dagang selama-lamanya 3 (tiga) bulan berturutturut ; b. dikenakan denda sebesar 100 % (seratus persen) tiap kelambatan 1 (satu) bulan apabila pemakai / pedagang tidak melaksanakan kewajiban membayar retribusi pada tanggal yang telah ditetapkan; c. izin pemakaian tempat berjualan dicabut apabila kelambatan pada ayat (2 ) huruf b pasal ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan berturut-turut; d. dalam hal pemakaian listrik dan air, apabila ada / terdapat keterlambatan pembayaran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut; e. Bupati dapat mencabut izin pemakaian ruang dagang apabila pemakai tidak mengajukan perpanjangan izin selama 3 (tiga) bulan setelah habis masa berlakunya. Pasal 23 (1 ) Penyidik terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Umum atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2 ) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam A yat (1) pasal ini berwenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ; c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat ; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang ; f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara ; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atas peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana, memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Laporan Tugas Akhir 171

Pasal 24 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan-ketentuan yang mengatur hal sama dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 25 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 26 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang. Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 7 Pebruari 2000 BUPATI SUMEDANG, Cap/ttd. Drs. H. MISBACH Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2000 Seri C.2 tanggal 10 Pebruari 2000. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG, Cap/ttd. Drs. R. H. DUDIN SA DUDIN, MSi Pembina Tk. I Lampiran 2 Laporan Tugas Akhir 172