PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KIPRAH SENI PERTUNJUKAN BONDRES. Oleh : I Wayan Sugama NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL KARYA SENI PROSES PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA GONG BAGI SISWA KELAS XII AP 1 SMK PGRI PAYANANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

BAB VI TATA SUARA. STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa mampu memahami hakikat Tata Suara dalam sebuah pertunjukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI SENI PERANAN TEKNOLOGI DALAM PERTUNJUKAN GAMELAN DI BALI NAMA : I WAYAN SUCIPTA NIM : JURUSAN: PENGKAJIAN SENI

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini tari pendet dikenal sebagian masyarakat sebagai tarian

ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERAGAMAN EKSPRESI SENI DI ERA GLOBAL: PENGALAMAN BALI. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PERINGATAN HUT KE 115 KOTA NEGARA DAN HUT KE 65 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGUMUMAN PERUBAHAN JADWAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. situasi misalnya acara OB (Office Boy) yang tayang di RCTI dan Tetangga Masa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian tersebut. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

KUNJUNGAN STUDI KE ISI TV

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

Tari Pendet Bali Pergeseran Tarian Sakral Menjadi Tarian Balih-Balihan

PADEPOKAN DAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

Transkripsi:

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KIPRAH SENI PERTUNJUKAN BONDRES Oleh : I Wayan Sugama NIM : 201321022 Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Pascasarjana ISI Denpasar, Bali. 1. Pendahuluan Perkembangan pola pikir dan prilaku manusia sejalan dengan perkembangan zaman. Pendapat orang tua atau yang dituakan di Bali, apabila ditanya tentang bagaimana dunia saat ini, ( bahasa Bali, kenken rasane gumine?), jawaban mereka sangat singkat dan padat akan isi. Ne suba ciri gumi wayah, (bahasa Bali). Secara sederhana dapat diartikan, ini adalah ciri dunia atau bumi yang sudah wayah atau tua. Apabila kita kupas secara teliti kalimat (jawaban) diatas, kita akan mendapatkan arti yang sangat beragam. Pengertian wayah atau tua pada inti kalimatnya memiliki pendekatan arti dengan zaman, yaitu (1) zaman edan atau gila, yang sangat berpengaruh pada pola pikir dan prilaku mahluk hidup terutama manusia, (2) zaman bebas, berpengaruh pada prilaku manusia yang merasa bebas berkata, berbuat, dengan mengabaikan peran hati nurani. Apa yang manusia katakan dan lakukan, seolah-olah sudah merupakan kebenaran. Padahal semua itu hanya bersumber dari kepentingan dan kebutuhan yang mereka miliki secara pribadi, kelompok atau golongan, bukan kebutuhan untuk semua manusia

dan mahluk lainnya, (3) zaman tanpa malu, berpengaruh pada pola pikir dan prilaku manusia yang suka mengambil yang bukan miliknya / korupsi, memaksakan kehendak, dan mengandalkan otot bukan otak setiap perbuatannya, 4). jaman jarak dekat, mengacu pada pemanfaatan tehnologi dan informasi yang melibatkan barang atau alat-alat dari tehnologi. Fenomena diatas merupakan fakta yang terjadi dimasyarakat dari beberapa tahun yang lalu. Kalau kita kilas balik pada kehidupan awal mulanya manusia, beberapa ahli filsafat zaman dahulu, untuk mempelajari sesuatu mereka belajar dari alam atau lebih tepatnya mempelajari fenomena alam untuk mendapatkan pengetahuan, seperti Plato, Aristoteles, Sokrates. Manusia belajar dari binatang, apa yang bisa dimakan. Manusia belajar dari alam tentang musim, perbintangan, dan masih banyak lagi. Namun perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan pulalah yang membuat manusia memberlakukan alam sesuai dengan kehendaknya. Mencari sebuah solusi dari fenomena diatas, yang mengacu pada fenomena terakhir, yaitu jarak dunia semakin pendek atau dekat, yang dibantu oleh peran teknologi dan informasi modern, maka seni pertunjukan bondres juga tidak mau ketinggalan. Beberapa alat atau barang hasil dari teknologi yang dimanfaatkan untuk membantu kelancaran sosialisasi dan hasil karya seninya, dengan tujuan lebih cepat penyebarluasan berita karya seni bondres sampai pada masyarakat. Penulisan paper ini, selain merupakan tugas dari mata kuliah terkait, juga ingin mencari tahu, yaitu : 1) bagaimana peran teknologi dalam seni pertunjukan bondres di Bali?, 2) bagaimana pula kalau teknologi tidak ada, ketika pabondres

atau seniman bondres dalam pertunjukannya? Dua pertanyaan ini merujuk pada rumusan masalah yang harus dicarikan jawabannya, terkait dengan dukungan peran teknologi informasi terhadap perkembangan seni bondres, di Bali. 2. Pembahasan Sebelum dijelaskan mengenai peranan dan pemanfaatan teknologi dan informasi yang membantu kelancaran produksi dan informasi kepada masyarakat, terlebih dahulu akan dilakukan pengelompokan pembahasan, yaitu : 1) Seni Bondres, 2) Teknologi dan Informasi, 3) Peran Teknologi Informasi pada Seni Bondres. 2.1. Seni Bondres Seni Bondres atau lebih lazim disebut bondres adalah salah satu bentuk seni yang merupakan bagian dari seni pertunjukan Bali. Bondres pada awal perkembangannya adalah merupakan seni tempelan atau seni yang ada pada seni pertunjukan Calonarang, Topeng, dan Wayang. Pada kesenian Calonarang, bondres lebih diidentikkan sebagai peran rakyat jelata yang sengaja divisualisasikan sebagai perwujudan dan penegasan cerita disaat mewabahnya penyakit yang disebabkan oleh Walunateng Dirah dengan ilmu hitamnya. Karakter bondres disini, selain menghibur masyarakat dengan lelucon-lelucon segar atau yang lagi ngetrend di masyarakat, juga memerankan keadaan rakyat yang sedang ketakutan, ketegangan, dan kepanikan akibat ilmu hitamnya Rangdeng Dirah. Berbeda dengan karakter bondres yang ditampilkan pada kesenian Topeng. Karakter topeng bondres biasanya dalam

suasana gembira, misalnya suasana persiapan suatu karya besar (riatual keagamaan), sehingga bondres sebagai peran rakyat jelata yang bersiap-siap akan ikut ngayah ( gotong-royong) menyelesaikan segala sesuatu sarana upacara ritual tersebut. Bondres pada wayang terutama wayang kulit, beberapa tahun belakangan ini lebih diutamakan penampilannya, seperti peran Ceng dan Blong. Kedua peran rakyat jelata yang berbentuk wayang terbuat dari kulit ini, sangat memikat hati masyarakat penggemar wayang kulit, oleh Dalang Nardayana, dijadikanlah brand image, group wayang ini disebut wayang Ceng Blong. Ketiga bentuk bondres di atas adalah bondres sebagai seni tempelan pada seni lainnya, namun perkembangan berikutnya, bondres merupakan seni yang sudah berdiri sendiri, dalam arti bondres merupakan genre atau bentuk seni baru yang pada penampilannya tidak lagi menempel pada kesenian lain. Pertunjukan ini dapat kita temui pada acara, : resepsi pernikahan, perayaan ulang tahun, perayaan syukuran, dan lain-lain. Perkembangan bondres dapat melampaui perkembangan seni lainnya. Sehingga perlu dipertanyakan, apakah yang membuat perkembangan bondres sangat cepat?. Atau faktor-faktor apakah yang menyebabkan perkembangannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, akan dibahas pada pemanfaatan tehnologi dan informasi. 2.1. Teknologi Informasi

Teknologi informasi ( informatiom technology ) biasa disebut TI, IT atau infotech. Abdul Kadir dan Terra,(2003:2). Lebih lanjut teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisif tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi telekomonikasi, sehingga dapat diartikan sebagai gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomonikasi. Martin dalam Kadir dan Terra, (2003:3) mengatakan teknologi informasi adalah tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komonikasi untuk mengirimkan informasi. Berdasarkan uraian di atas, teknologi informasi merupakan dua teknologi yang mendasar yang memiliki peranan sangat penting dalam proses, penyimpanan, dan penyampaian informasi data, sesuai dengan keinginan manusia (brainware). Selain dari komputer, atau sistem komputerisasi di atas, barang atau benda lain yang bisa dikelompokkan dalam teknologi adalah barang-barang yang bersifat lebih sederhana, seperti mikropon, sound sistem, telepon, ponsel (telepon seluluer). Lihat gambar dibawah.

Peran barang teknologi di atas, pada seni pertunjukan bondres akan diuraikan pada bagian berikutnya. Juga akan disinggung pertanyaan tentang bagaimana kalau seni pertunjukan tanpa ketersediaan barang teknologi tersebut. 2.3. Peran Teknologi Informasi pada seni Bondres Dibia dalam bukunya Pragina (2004:3) mengatakan seni pertunjukan adalah sebuah karya seni yang memadukan hampir semua unsur seni, seni rupa sangat dominan dalam tata rias, dekorasi, busana. Seni sastra yang menghasilkan lakon, seni gerak dalam tariannya, seni suara dalam antawacana, dialog, dan monolog. Bondres adalah salah satu dari seni pertunjukan. Dengan demikian, bondres juga melibatkan hampir semua dari seni yang diuraikan di atas. Bagaimana seni bondres mengalami perkembangan yang baik di masyarakat. Seperti telah diuraikan di awal bahwa bondres adalah merupakan pigur atau tokoh yang ditampilkan ke atas pentas yang merupakan perwakilan rakyat jelata, Kodi dalam Tesis Topeng Bondres dalam Perubahan masyarakat Bali, (2006:33) mengatakan bondres memiliki konotasi dengan kata gores, mores, dan koras-kores, yakni serumpun istilah yang berpotensi kotor, campuran, sembrono, dan acak-acakan. Selanjutnya dikatakan bondres sama dengan bodo dan lucu, karena melalui bondres seniman dan penonton bersukaria dengan berbagai macam kebodohan, skandal, kelucuan, serta hal-hal negatif lainnya. Pandangan Kodi, didukung Suanda (2014) dalam Tesis babondresan arja Acah Canging, dengan hasil penelitiannya adalah babondresan arja Acah Canging adalah bentuk babondresan paarjaan yaitu sajian humor yang dilakukan

oleh hampir setiap pemainnya, dengan menggunakan elemen bahasa (dialog, monolog), tata busana, alur cerita, riasan (tata rias), gerak tari, musik pengiring, property. Bondres dan babondresan (bentuk jamak dari bondres, Kodi 2006:33) adalah sajian seni pertunjukan yang lebih mengutamakan lucu/humor dalam penampilannya. Hal inilah yang menyebabkan bondres lebih cepat populer dibandingkan dengan seni pertunjukan lainnya. Selain lelucon yang dibawakan, peran teknologi informasi dan komonikasi sangat mendukung kesuksesan pada setiap pertunjukan bondres. Benda-benda atau barang-barang baik yang lama atau modern, masih dimanfaatkan oleh masyarakat dan seniman bondres. Dibawah ini diuraikan peran teknologi informasi dan komonikasi pada bondres, dengan beberapa tahapan yang dilakukan, yakni : a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, beberapa benda atau barang teknologi yang digunakan, adalah kentongan (kulkul) sebagai alat pemberitahuan untuk berkumpul. Peran benda ini, untuk saat ini sudah tergantikan oleh telepon atau telpon seluler, (walaupun masih ada masyarakat yang tetap mempergunakan kentongan ). b. Tahap Latihan Tahap ini kentongan, telpon, masih digunakan sebagai informasi berkumpul sesuai perjanjian, kadang kala juga ditambah dengan sound sistem sederhana sebagai pengeras suara. c. Tahap Pementasan

Tahapan ini yang lebih banyak mempergunakan benda atau barang teknologi, diantaranya : telpon, kentongan dengan fungsi sama seperti sebelumnya, sound sistem yang lebih baik dari latihan, tata lampu, foto/ camera video, seperti handycamp. Kadang ada juga yang melibatkan peran komputer atau laptop (tergantung isi acara). d. Tahap publikasi dan dokumentasi Tahap ini adalah tahapan promosi sebelum pertunjukan seperti lewat media cetak (koran), media elektronik TV, Radio. Setelah pertunjukan ada dokumentasinya, yaitu berupa foto-foto, audio visual (VCD,DVD), yang nantinya juga bisa dipergunakan sebagai alat propaganda promosi dan barang jualan. Barang atau benda teknologi memang sangat berguna dan membantu perkembangan, pelestarian seni bondres, tetapi bagaimana halnya jika seni bondres tidak melibatkan atau peran teknologi ditiadakan? Andai hal ini diterapkan, misalnya peran sound sistem ditiadakan, tentunya seniman bondres atau pabondres akan merasa sangat kesulitan dalam penyampaian seninya. Menari sambil berdialog dengan suara yang keras (berteriak) tentu akan melelahkan, penjiwaan karakter akan kacau, dan sebagainya yang negatif akan terjadi. Artinya seniman mengalami kesusahan, ketidaknyamanan, ketidakpuasan, (pengalaman penulis selaku pabondres), sementara dari sisi penonton tidak mampu menikmati apa yang disampaikan pabondres lewat dialog dan monolognya. Uraian di atas baru menghilangkan peran sound sistem saat pertunjukan berlangsung, dan hasilnya adalah negatif, selanjutnya bagaimana kalau peran

teknologi informasi dan komonikasi secara total tidak membantu seni bondres, hasilnya pasti seni bondres tidak berkembang seperti sekarang dan kehilangan dari penontonnya. 3. Kesimpulan Dari uraian pembahasan di atas, peran teknologi informasi dan komonikasi terhadap seni bondres, dapat disimpulkan, : Bahwa seni bondres sangat membutuhkan teknologi informasi dan komonikasi dalam perkembangannya, pelestariannya, baik pada proses atau tahap perencanaan, pelatihan, pertunjukan, dan publikasi serta dokumentasi. Andaikata peran teknologi ini dihilangkan atau ditiadakan, seniman bondres akan kesulitan menyampaikan seninya, dan bondres akan tentu mengalami kendala dalam perkembangannya. Daftar Pustaka 1. Dibia, I Wayan, 2004. Pragina, Penari, Aktor dan Pelaku Seni Pertunjukan Bali. Malang,Sava Media 2. Kadir, Abdul dan Terra, CH Triwahyuni. Pengenalan Teknologi Informasi, Andi.Yogyakarta 3. Kodi, I Ketut. 2006. Topeng Bondres dalam Perubahan Masyarakat Bali. Sebuah kajian Budaya, Tesis Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar. Bali 4. Suanda, I Ketut. 2014. Babondresan dalam Arja Akah Canging.Tesis Institut Seni Indonesia Denpasar. Bali

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KIPRAH SENI PERTUNJUKAN BONDRES Oleh : I Wayan Sugama NIM : 201321022 PROGRAM STUDI PENCIPTAAN DAN PEKAJIAN SENI PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR BALI 2014

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, : Nama : I Wayan Sugama NIM : 201321022 Minat : Pengkajian Seni Mahasiswa : ISI Denpasar Dengan ini menyatakan, bahwa artikel yang diajukan sebagai penyelesaian tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komonikasi, tidak ada unsur plagiat dan siap apabila artikel ini dipandang layak dimuat ke dalam web ISI Denpasar. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan terimakasih. Penulis I Wayan Sugama