DEPENDENCY THEORY, GLOBALISASI, DAN PASAR TENAGA KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN PADA MASA KOLONIAL

REVIEW FILM THE SECRET DAN HUBUNGAN TEORI THE SECRET DENGAN AGAMA

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

Selayang Pandang Kajian Sistem Pendidikan di Indonesia dan Maroko (Negeri Magrib) **

Disusun Oleh: Josina Christina

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

68. Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik)

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

TOPIK LOMBA DEBAT KENEGARAAN SE-JATIM 2016 HIMPUNAN MAHASISWA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MANAJEMEN & LINGKUNGAN ORGANISASI

TIMBULNYA BISNIS INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

KISI KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan di Indonesia dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

ETIKA BISNIS INTERNASIONAL. Week 5

Artikel hubungan internasional antara indonesia dengan negara lain. Artikel hubungan internasional antara indonesia dengan negara lain.

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

MENITI SUKSES MENATA MASA DEPAN

Sessi. Dosen Pembina:

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan

Organizational Theory & Design

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1992 Ekonom

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. World Trade Organization (WTO) secara resmi berdiri pada. tanggal 1 Januari 1995 dengan disepakatinya Agreement the World

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

TUGAS IPS INTERAKSI ANTAR RUANG DALAM KAWASAN ASIA TENGGARA

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

LKS PERDAGANGAN INTERNASIONAL VERSI MS. WORD

Ulangan Formatif Ketiga

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

1 Kurikulum Versi Mahasiswa (Solusi SI Ekonomi SMA KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

Kapitalisme atau Sosialisme Pelajaran dari Dua Korea

Pertemuan 3 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA [LN 1997/67, TLN 3698]

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN DASAR HUKUM UNTUK REVITALISASI DEWAN RISET DAERAH * Oleh: Berna Sudjana Ermaya **

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

Universitas Bina Darma

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

Materi Minggu 5. Kebijakan Ekonomi & Perdagangan Internasional Pengertian, Instrumen dan Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

Teori Ketergantungan

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

Teori Ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

Adam Smith Sebuah Primer Bag. 6: Tentang Wealth of Nations. Sejarah lembaga ekonomi

3. Sisi Pandang Kegiatan Investasi Antara Negara Maju Sebagai Investor, dan Negara Berkembang Sebagai Host Country

BAB I PENDAHULUAN. implikasi positif dan negatif bagi perkembangan ekonomi negara-negara

PANCASILA. Implementasi Sila Kelima Pancasila. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURUS-JURUS KAPITALISME MENGUASAI DUNIA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini

Bagaimana awalnya Amerika bisa menjajah Indonesia secara ekonomi dan politik?

SILABUS PEMBELAJARAN

STRATEGI INTERNASIONAL

BAB VII Perdagangan Internasional

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

SILABUS. Mengkaji referensi untuk mendeskripsikan angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja dan pengangguran di perpustakaan

Pendekatan Historis Struktural

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

S2-Ek.Per Unlam BAGIAN 1 PENGANTAR EKONOMI. 1. Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi. 2. Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

Transkripsi:

DEPENDENCY THEORY, GLOBALISASI, DAN PASAR TENAGA KERJA DISUSUN UNTUK TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER Penyusun : Nama : Pulung Septyoko Nim : 21545 Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sosiologi 2008

Dependency Theory. Dependency Theory yang dikemukakan Marx, secara garis besar mempunyai tiga pokok pernyataan. Yang pertama adalah pernyataan bahwa negara berkembang adalah pasar bagi negara maju, hal itu didasarkan dengan tidak adanya aturan yang melarang masyarakat negara berkembang untuk menikmati barang hasil produksi negara maju, sehingga menciptakan konsumen bagi produk negara maju dan semakin meningkatkan pendapatan negara maju. Yang kedua, negara maju terus mempertahankan kemandiriannya (atau ketidak tergantungannya) terhadap negara lain. Dilakukan dengan berbagai cara, seperti kebijakan ekonomi, kontrol media, politik, perbankan, pendidikan, budaya, dan hal-hal yang menyangkut peningkatan sumber daya manusia. Sebagai contoh, politik dumping, peningkatan sumber daya manusia lewat pendidikan yang bertujuan menciptakan warga negara pencipta inovasi baru yang meningkatkan ketergantungan negara-negara berkembang terhadap inovasi-inovasi baru tersebut. Yang ketiga, negara maju selalu mencoba mencegah usaha melepaskan diri dari ketergantungan oleh negara-negara berkembang, yang hampir selalu memiliki ketergantungan pada produk-produk negara maju, dan dalam waktu yang bersamaan, berusaha untuk tidak menjadi negara yang memiliki ketergantungan pada negara lain. Hal tersebut dilakukan melalui jalan politik, ekonomi, hingga peperangan. Sebagai contoh, usaha Amerika untuk "melindungi diri" dari ketergantungan pada impor baja dari China dan Rusia pada tahun 2002 dengan mengeluarkan kebijakan pemberlakuan tarif impor baja. Globalisasi. Globalisasi yang merupakan keadaan dimana kegiatan yang awalnya bersifat lokal menjadi bersifat global (mendunia), dalam kasus kali ini, buah dari globalisasi yang akan diangkat adalah perdagangan bebas. Perdagangan bebas menciptakan keadaan dimana masyarakat atau pemerintah negara berkembang tidak dapat menolak kehadiran produk asing ke dalam negaranya. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa globalisasi yang menciptakan perdagangan bebas

dapat menjadi sebuah jalan untuk meningkatkan ketergantungan dari masyarakat negara berkembang terhadap produk dari negara maju. Pasar Tenaga Kerja. Di sisi lain, kenyataannya negara maju secara tidak langsung mengalami ketergantungan kepada negara berkembang. Selain ketergantungan keberadaan pasar bagi produk mereka, banyak hal yang dibutuhkan industri negara maju dari negara-negara berkembang. Sebagai contoh adalah sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang murah. Bukan rahasia lagi kalau negara berkembang adalah sumber mudah tenaga kerja murah untuk industri negara maju. Bukan hanya dikarenakan negara berkembang memiliki banyak penduduk, akan tetapi juga disebabkan sedikitnya jumlah penduduk negara maju kalau dibandingkan dengan jumlah lapangan kerja yang tercipta, belum lagi disokong dengan semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat negara maju yang mengakibatkan upah tenaga kerja di negara maju secara umum menjadi lebih tinggi daripada di negara berkembang. Banyak industri-industri berbasis internasional menanamkan modalnya di negara berkembang, membuat pabrik, dan mempekerjakan masyarakat lokal untuk bekerja di pabrik tersebut. Ironisnya, barang hasil produksi pabrik dengan tenaga kerja dari masyarakat lokal negara berkembang, akhirnya kembali di jual ke pasar di negara berkembang tersebut. Ditambah dengan pasar bebas buah karya globalisasi, kemungkinan penjualan barang-barang tersebut ke negara berkembang lain yang memiliki hasil produksi berbeda, akan terbuka lebar. Jadi bisa dikatakan ada empat faktor yang mendorong negara berkembang menjadi pasar tenaga kerja bagi industri-industri negara maju. Yang pertama adalah kepemilikan warga negara yang banyak dengan tingkat kelahiran yang tinggi di negara berkembang, yang kedua adalah faktor sedikitnya jumlah tenaga kerja di negara maju yang mau dibayar murah, yang ketiga adalah kebutuhan tenaga kerja murah untuk industri negara maju dan yang terakhir adalah kebutuhan lapangan kerja untuk menekan pengangguran di negara berkembang.

Keadaan seperti ini sebetulnya tidak hanya terjadi dalam kehidupan lintas negara, dalam kehidupan dalam negeri Indonesia pun, banyak terjadi hal yang mirip, seperti keadaan dimana di Jakarta dan kota-kota besar lainnya terdapat banyak industri yang membutuhkan tenaga kerja. Walau dikatakan pengangguran juga banyak di sana, akan tetapi kebanyakan mereka yang berpendidikan tinggi memilih untuk menganggur daripada harus bekerja menjadi karyawan industri yang gajinya kecil, oleh karena itu banyak karyawan dari pabrik-pabrik industri berasal dari desa atau pedalaman karena tidak banyak lapangan kerja di daerah asalnya, walau mungkin tetap saja industri tersebut adalah industri skala internasional yang pemodalnya berasal dari negara maju. Walau terlihat seperti negara maju mengeksploitasi negara berkembang, ada kemungkinan bisa berubah menjadi sebuah jalan bagi negara maju untuk memperbaiki sumber daya manusianya. Memang salah satu tujuan industri negara maju mengambil tenaga kerja dari negara berkembang adalah untuk mendapatan tenaga kerja yang murah. Salah satu penyebab tenaga kerja tersebut murah adalah karena terbatasnya kemampuan dan pendidikan yang dimilikinya. Akan tetapi, untuk memaksimalkan hasil produksi, para pemilik industri tersebut akan terpaksa "melatih" para pegawainya secara tidak langsung supaya hasil produksinya memenuhi standard yang berlaku, sehingga dapat diekspor ke negara lain. Kalau ditilik kebelakang, pada sekitar era tahun 1800-an, Belanda yang menjajah Indonesia menerapkan sistem tanam paksa. Hal ini disebabkan kebutuhan Belanda pada sumber daya alam yang ada di Indonesia, hasil dari tanam paksa tersebut dipergunakan untuk kepentingan perang dan meningkatkan kekayaan Belanda. Hingga pada akhirnya karena kritik dari para kaum humanis muncul sistem politik etis (Ethical Policy - Ethische Politiek) yang juga dikenal sebagai politik balas budi. Inti dari kebijakan tersebut adalah Belanda bertanggung jawab pada kesejahteraan warga Hindia-Belanda. Ada tiga poin yang dilakukan pada sistem tersebut yaitu irigasi, migrasi, dan edukasi. Walau berlabel "meningkatkan kesejahteraan", salah satu tujuan Belanda menyediakan sarana pendidikan di Hindia-Belanda pada waktu itu adalah untuk menyediakan sumber daya manusia

yang dapat dipekerjakan di wilayah birokrasi tingkat rendah. Akan tetapi, dari beberapa kalangan yang mendapat pendidikan tersebut, mereka akhirnya dapat berfikir bagaimana caranya melawan belanda melalui jalan negosiasi, hingga akhirnya Belanda seperti melahirkan benih baru kalangan "pemberontak" keberadaan Belanda di Hindia-Belanda pada masa itu. Kalau dibandingkan sekarang, negara maju yang membutuhkan sumber daya manusia dari "pasar tenaga kerja" di negara berkembang, mau tidak mau harus mendidik para pegawainya agar dapat bekerja memenuhi standar yang ada. Hal tersebut bertujuan supaya hasil dari produksi dapat maksimal dan memenuhi standar ekspor internasional. Sama seperti seratus tahun yang lalu, apabila pada masyarakat lokal dapat mempergunakan dengan baik "pendidikan" dari negara maju tersebut, bukan tidak mungkin nanti akan ada saatnya masyarakat dapat terlepas dari ketergantungan terhadap produk-produk asing.

Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah, globalisasi yang semakin membuka batas antar negara, menciptakan kesempatan bagi negara maju untuk semakin mengokohkan pengaruhnya pada negara-negara berkembang. Pada saat yang sama, juga dapat meningkatkan ketergantungan negara berkembang pada produk-produk negara maju. Di lain sisi, negara maju yang membutuhkan sumber daya manusia murah, memiliki "ketergantungan terselubung" pada pasar tenaga kerja di negara berkembang. Ketergantungan terselubung ini sedikit banyak memaksa negara maju untuk mendidik pegawai di negara berkembang agar dapat memenuhi standar hasil industri. Apabila keadaan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal negara-negara berkembang, bukan tidak mungkin masyarakat negara berkembang tersebut nantinya dapat menciptakan industri sendiri yang menciptakan produk pengganti hasil industri negara maju sebelumnya. Pulung Septyoko 06/195507/SP/21545 Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Gadjah Mada File pdf dari paper ini dapat didownload di: http://pikokola.wordpress.com/files/2008/10/dependency-theory-dan-globalisasi.pdf