PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN MINUMAN KERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO MINUMAN KERAS

LARANGAN MINUMAN KERAS

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN KUNINGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : E

NOMOR : 23 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PELANGGARAN PEREDARAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG LARANGAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG MINUMAN KERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembara Negara Nomor

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 6 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN `SAMBAS NOMOR : 2 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN, PENGAWASAN, PENERTIBAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELARANGAN PRODUKSI, PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN, PENGEDARAN DAN PENJUALAN, SERTA PERIZINAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN GARAM TIDAK BERYODIUM DI KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR 07 TAHUN 2015

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Perda No. 9 / 2004 tentang Pelarangan Peredaran Garam Konsum Tida Beriodium di Kab Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 10 TAHUN 2015 RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 22 TAHUN 2000 SERI C NOMOR 1

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGEDARAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 8 SERI E

Walikota Tasikmalaya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS TENTANG PENGELOLAAN HIBURAN KARAOKE DAN PELARANGAN HIBURAN DISKOTIK, KELAB MALAM DAN PUB

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 8 SERI E

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA DOKUMEN PENGADAAN BARANG / JASA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR : 23 TAHUN 2000 TENTANG LARANGAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG MINUMAN KERAS / BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PEREDARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PELARANGAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 6

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAMA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa minuman keras dan minuman beralkohol pada hakekatnya merupakan barang yang dapat memabukkan sehingga dapat membahayakan kesehatan jasmani, merusak mental serta dapat sebagai pemicu tindak kekerasan, kriminalitas, keonaran yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat; b. bahwa mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan minuman keras dan minuman beralkohol sedemikian besar maka dipandang perlu untuk melarang: memproduksi, menjual, menyimpan, membawa, mengedarkan, menyediakan, memiliki dan menggunakan semua jenis minuman keras dan minuman beralkohol. c. Bahwa larangan sebagaimana tersebut diatas perlu diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 2. Staatblad Nomor 377 Tahun 1949 tentang Ordonansi Bahan-bahan Berbahaya. 3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 6. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168); 7. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-barang Dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2473); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 11. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol. 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59/Men.Kes/Per/II/1982 tentang Larangan Peredaran, Produksi dan Mengimpor Minuman Keras Yang Tidak Terdaftar pada Departemen Kesehatan. 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah. 14. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 359/MPP/Kep/10/1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Produksi, Impor, Pengedaran dan Penjualan Minuman Beralkohol. 15. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purworejo Tahun 1989 Nomor 1). 16. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 23 Tahun 2000 tentang Visi dan Misi Kabupaten Purworejo (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2000 Nomor 23). 17. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 26 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Purworejo (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2000 Nomor 27). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWOREJO dan BUPATI PURWOREJO M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LARANGAN MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Purworejo. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Purworejo. 3. Bupati adalah Bupati Purworejo. 4. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya. 5. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi fermentasi yang dilanjutkan dengan penyulingan sesuai keperluan, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan alkohol atau dengan cara pengenceran minuman beralkohol, sehingga produk akhirnya berbentuk

cairan yang mengandung ethanol. 6. Minuman keras adalah minuman beralkohol dan atau minuman lainnya yang dapat memabukkan. 7. Produksi minuman keras dan minuman beralkohol adalah kegiatan memproses dari bahan baku menjadi minuman keras dan minuman beralkohol atau memproses kembali minuman keras dan minuman beralkohol dengan mencampur bahan lain sehingga menghasilkan minuman keras dan minuman beralkohol dan yang siap diminum. 8. Penyimpanan minuman keras dan minuman beralkohol adalah segala bentuk tindakan yang dengan sengaja meletakkan, menimbun, menyembunyikan minuman keras dan minuman beralkohol disuatu tempat. 9. Pengedaran minuman keras dan minuman beralkohol adalah kegiatan menyalurkan minuman keras dan minuman beralkohol untuk tujuan diperdagangkan dan atau dikonsumsi. 10. Penjualan minuman keras dan minuman beralkohol adalah segala bentuk penjualan, baik penjualan dengan skala besar namun tidak terbatas pada distributor/agen/suplier dan atau penjualan dalam skala kecil (oleh Pengecer maupun oleh Penjual langsung untuk diminum). 11. Penyediaan minuman keras dan minuman beralkohol adalah menyajikan, memajang, merawat minuman keras dengan tujuan untuk dikonsumsi langsung maupun untuk dijual. 12. Pemilikan minuman keras dan minuman beralkohol adalah suatu keadaan dimana seseorang atau badan dapat dibuktikan secara sah sebagai pemilik minuman keras. 13. Penggunaan minuman keras dan minuman beralkohol adalah pemanfaatan minuman keras dan minuman beralkohol untuk konsumsi (diminum). 14. Pengecer adalah orang atau badan yang menjual secara eceran minuman keras dan minuman beralkohol khusus dalam kemasan. 15. Penjual langsung untuk diminum adalah orang atau badan yang menjual minuman keras dan minuman beralkohol untuk diminum di tempat dan atau dibungkus untuk di minum di tempat lain. 16. Mengoplos adalah mencampur, meramu atau membuat dengan cara-cara tertentu dari bahan-bahan beralkohol atau bahan lain, sehingga menjadi jenis minuman keras dan minuman beralkohol yang dapat membuat orang mabuk. 17. Mabuk adalah keadaan seseorang karena pengaruh minuman keras dan minuman beralkohol sehingga tingkat kesadarannya menjadi berkurang atau terganggu. 18. Upacara keagamaan adalah rangkaian kegiatan atau perbuatan yang diakui dan terikat pada kitab suci dan atau aturan tertentu menurut ajaran agama tersebut. 19. Upacara adat adalah rangkaian perbuatan atau kegiatan yang terikat pada aturan adat atau budaya yang diakui oleh masyarakat. 20. Membawa adalah keadaan dimana pada badan, alat lain yang biasanya melekat pada badan dan atau alat transportasinya ditemukan minuman keras dan minuman beralkohol. 21. Penguasaan adalah keadaan dimana seseorang atau badan memiliki kekuasaan terhadap minuman keras dan minuman beralkohol. 22. Pembelian adalah kegiatan menyerahkan sejumlah uang dengan barang sesuai dengan harga yang disepakati. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan tujuan Peraturan Daerah ini adalah : a. memberikan dasar hukum bagi upaya peningkatan dan pembinaan kesadaran hukum masyarakat khususnya terhadap bahaya yang diakibatkan minuman keras dan minuman beralkohol. b. Memberikan dasar hukum bagi upaya untuk melarang produksi, penyimpang,

pengedaran, penjualan, penyediaan, pemilikan dan penggunaan minuman keras dan minuman beralkohol di daerah. c. Memberikan dasar hukum bagi aparat penegak hukum di daerah untuk melakukan penindakan terhadap pelanggaran larangan minuman keras dan minuman beralkohol. BAB III JENIS MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL YANG DILARANG Pasal 3 Semua jenis dan golongan minuman keras dan minuman beralkohol baik dari hasil produksi dan atau oplosan maupun yang berasal dari import yang mengandung alkohol atau zat yang memabukkan adalah jenis minuman keras dan minuman beralkohol yang diproduksi, pengoplosan, pengusaan, pemilikan, penyimpanan, pengedaran, penjualan, penyediaan, dan penggunaan serta membawanya, dilarang di wilayah Kabupaten Purworejo. BAB IV LARANGAN MEMPRODUKSI DAN MENGOPLOS MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL Pasal 4 Setiap orang atau badan dilarang : a. memproduksi minuman keras dan minuman beralkohol; b. mengoplos bahan-bahan tertentu sehingga menghasilkan minuman keras dan minuman beralkohol atau bentuk lain yang memabukkan. BAB V LARANGAN MEMBAWA, MENGUASAI, MEMILIKI, MENYIMPAN, MENGEDARKAN, MENJUAL, MENYEDIAKAN, MEMBELI DAN MENGGUNAKAN MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL Pasal 5 Setiap orang atau badan dilarang membawa, menguasai, memiliki, menyimpan, mengedarkan minuman keras dan minuman beralkohol. Pasal 6 Setiap orang atau badan dilarang menjual dan atau menyediakan minuman keras dan minuman beralkohol. Pasal 7 Setiap orang dilarang membeli, mengkonsumsi atau meminum minuman keras dan minuman beralkohol. BAB VI LARANGAN MABUK Pasal 8 Setiap orang dilarang mabuk di Wilayah Daerah Purworejo.

BAB VII PENGECUALIAN Pasal 9 (1) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, 5, 6, dan 7 Peraturan Daerah ini, memproduksi, mengoplos, meramu, menyimpan, membawa, menguasai, memiliki, mengedarkan, menjual, menyediakan, membeli, mengkonsumsi atau meminum minuman keras dan minuman beralkohol untuk kepentingan upacara keagamaan, dan atau upacara adat. (2) Bentuk dan jenis kegiatan upacara keagamaan dan atau upacara adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati setelah mendapat pertimbangan dari lembaga atau tokoh agama/tokoh adat. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 10 Barang siapa baik badan maupun perseorangan yang memproduksi minuman keras dan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pasal 11 Barang siapa baik badan maupun perseorangan mengoplos bahan-bahan tertentu sehingga menghasilkan minuman keras dan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), dipidana kurungan paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Pasal 12 Barang siapa baik badan maupun perseorangan menyimpan, membawa, menguasai, memiliki dan mengedarkan minuman keras dan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Pasal 13 Barang siapa baik badan maupun perseorangan, menjual, menyediakan minuman keras dan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). Pasal 14 Barang siapa membeli, menggunakan untuk konsumsi atau meminum minuman keras dan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.20.000.000,00 (dua pulu juta rupiah).

Pasal 15 Barang siapa mabuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan paling banyak Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). BAB IX PENYIDIKAN Pasal 16 (1) Penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah ini dapat dilakukan oleh Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; c. Melakukan penyitaan barang; d. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; e. Mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; f. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; g. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; h. Penyidik dan/atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak memusnahkan barang bukti tindak pidana setelah mendapat putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur oleh Bupati. Pasal 18 Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 19 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka izin produksi, pengedaran dan penjualan minuman keras dan minuman beralkohol dalam semua Golongan yang telah dikeluarkan Pemerintah Daerah tidak berlaku lagi. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo. Diundangkan di Purworejo Tanggal : 14 Juli 2006 Disahkan di Purworejo pada tanggal : 14 Juli 2006 BUPATI PURWOREJO, Cap/ttd KELIK SUMRAHARDI Plt.SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWOREJO Kepala Bapeda ttd MEDI PRIYONO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2006 NOMOR 6 SERI E NOMOR 4

UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah sebagaimana diamanatkan dan termuat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan urusan pemerintahan seluas-luasnya kecuali urusan yang ditetapkan menjadi urusan pemerintah pusat, maka semangat mengelola daerah sendiri untuk menjadi lebih baik, oleh karena itu pelarangan minuman keras dan minuman beralkohol perlu ditata dan diatur kembali sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku guna menciptakan situasi dan kondisi daerah yang religius, aman dan tentram. Bahwa dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol yang ternyata menimbulkan celah penyimpangan maka Pemerintah Kabupaten Purworejo perlu menata dan mengatur larangan minuman keras dan minuman beralkohol. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas maka perlu diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 : : Tidak termasuk dalam pengertian membawa bagi seseorang atau badan yang terbukti membawa minuman keras dan minuman beralkohol sepanjang dapat dibuktikan bahwa ia hanya melintas/melewati wilayah daerah untuk dibawa menuju daerah lain. : Larangan mabuk juga ditujukan pada seseorang yang minum minuman keras dan minuman beralkohol di daerah lain kemudian datang dan mabuk di daerah Purworejo. Ayat (1) : termasuk pula upacara agama dan atau upacara adat yang bukan berasal dari agama atau adat yang ada di wilayah daerah, misalnya upacara adat daerah lain yang diselenggarakan di Purworejo dalam rangka peringatan tertentu. Ayat (2) : yang ditetapkan Bupati adalah mengenai bentuk dan jenis kegiatan upacara keagamaan dan upacara adat, adapun mengenai proses jalannya kegiatan tersebut tidak termasuk hal yang ditetapkan dan diserahkan sepenuhnya kepada lembaga atau tokoh agama/adat terkait. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14

Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 10 Pasal 20