BAB I PENDAHULUAN. Lembaga gadai pertama kali didirikan oleh pemerintah di Sukabumi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Pegadaian Syariah Cabang Subrantas

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB III PERENCANAAN DAN PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN AR-RAHN USAHA MIKRO (ARRUM) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB 1 PENDAHULUAN. pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. yang berada di Jl. Wolter Monginsidi Genuk Semarang. BMT Mitra

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan emas semakin lama disimpan harganya semakin tinggi. Perlahan tapi

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara mengenai pinjam-meminjam ini, Islam membolehkan

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter tahun 1997, Perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah kebawah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan.bahkan sistem-sistem yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB II GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG HR. SOEBRANTAS PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup. sehingga terjadi hubungan saling memberi dan saling menerima.

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB III A. GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARI AH BLAURAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Pegadaian Syari ah Blauran

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bawah yang miskin dan nyaris miskin (poor and near poor). 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan usaha semakin lama semakin pesat. Persaingan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB II PROSEDUR PENELITIAN. A. Jenis dan Ruang Lingkup dan Pendekatan Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga gadai pertama kali didirikan oleh pemerintah di Sukabumi Jawa Barat, dengan nama Pegadaian. Pada tanggal 1 April 1901 dengan Wolf Von Westerode sebagai Kepala Pegadaian Negeri pertama, dengan misi membantu masyarakat dari jeratan para lintah darat melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum gadai. Seiring dengan berkembangnya zaman, Pegadaian telah beberapa kali berubah status mulai sebagai Perusahaan Jawatan ( 1901 ), Perusahaan di Bawah IBW (1928), Perusahaan Negara (1960), dan kembali ke Perusahaan Jawatan (Perjan) di tahun 1969. Pada tahun 1990 dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10 April 1990, sampai dengan terbitnya PP No. 103 tahun 2000, Pegadaian berstatus sebagai Perusahaan Umum (PERUM) dan pada tahun 2012 berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan merupakan salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan RI hingga sekarang. 1 Dalam pasal 1 Ketentuan Umum PP No. 103 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian, yang selanjutnya dalam peraturan pemerintah ini disebut perusahaan, Badan Usaha Milik Negara sebagaiman diatur dalam Undang-undang No 9 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk usaha negara menjadi undang undang yang bidang usahanya berada dalam lingkup tugas 1 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press,2005), hlm.43. 1

2 dan kewenangan Menteri Keuangan, dimana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Dalam Pasal 3 ayat (1) PERUM Pegadaian Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan usaha menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai. 2 Pegadaian Syariah merupakan salah satu bentuk layanan dari Perum Pegadaian yang diterapkan dengan konsep Syariah. Konsep Syariah maksudnya segala transaksi dan pengaturan dalam pelayanannya berlandaskan pada aturan Islam. Layanan Syariah ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim dan menginginkan transaksi yang sesuai dengan aturan Islam. Dengan begitu, masyarakat muslim bisa merasa nyaman dan aman serta tidak takut lagi dengan hal yang berbau riba dalam melakukan transaksi di Pegadaian. Konsep operasi Pegadaian Syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai 2 Ibid, hlm. 44.

3 Syariah (ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah. 3 Dalam penelitian ini penulis memilih Pegadaian Syariah Pekalongan sebagai objek penelitian karena Pegadaian Syariah cabang Pekalongan merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang memberikan jasa pembiayaan jual beli emas dengan akad murabahah yang sangat membantu kebutuhan nasabah. Pegadaian Syariah Pekalongan terletak di jalan JL. KH Mas Mansyur No. 166 Pekalongan. Pegadaian Syariah Pekalongan mulai beroperasi pada tanggal 1 April 2004 dengan pimpinan cabang pertama kali Bapak Nasokha. Awalnya Pegadaian Syariah ini merupakan kantor Pegadaian konvensioanl kemudian berubah menjadi Cabang Perum Pegadaian (CPP) dan sekarang menjadi Cabang Pegadaian Syariah (CPS) Ponolawen. Pegadaian Syariah dalam menjalankan operasionalnya memiliki 3 unit cabang yaitu UPS Wonoyoso, UPS Warungasem dan UPS Veteran 4. Pegadaian Syariah memiliki empat produk, yaitu sebagai berikut: Rahn, merupakan produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsi-prinsip syariah. Nasabah hanya akan dipungut biaya administrasi dan ijaroh (biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan). Arrum (Arrahn Untuk Usaha Mikro), yakni pinjaman dengan sistem syariah bagi pengusaha mikro untuk 3 Ibid, hlm. 116. 4 Hasil wawancara dengan Bapak Irfan Masruri (Customer Service), Pegadaian Syariah Pekalongan, pada tanggal 23 Maret 2015, pukul 09.00 WIB.

4 keperluan pengembangan usaha dengan sistem pengembalian secara angsuran menggunakan jaminan emas atau BPKB kendaraan bermotor. Syarat untuk mengajukan pembiayaan Arrum minimal usahanya sudah berjalan dua tahun. Produk logam mulia atau emas batangan murni 99,99 % ada sertifikatnya dan ID Numbernya. Logam mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia di samping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara ril. Mulia (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) penjualan logam mulia oleh pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu fleksibel. Produk Amanah yakni pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor kepada karyawan tetap. Nasabah bisa menetukan uang muka sendiri dan memilih kendaraan sesuai keinginan. 5 Salah satu bentuk muamalah yang paling populer dan sering jual beli Murabahah. Transaksi Murabahah ini lazim oleh Rosulullah SAW dan para sahabatnya secara sederhana. Murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Singkatnya murabahah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 6 Dalam Pegadaian Syariah cabang Pekalongan akad murabahah dalam produk MULIA. Akad Murabahah yang dalam 5 Hasil wawancara dengan Bapak Syukur Nugraha (Pengelola Galeri), Pegadaian Syariah Pekalongan, pada tanggal 23 Maret 2015, pukul 10.00 WIB. 6 Adi Warman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 113.

5 produk MULIA bisa berdiri sendiri atau bisa menimbulkan akad lain. Adapun jumlah anggota yang memanfaatkan pembiayaan MULIA di Pegadaian Syariah Pekalongan dari tahun 2014 sampai dengan 2015 sebagai berikut: 7 Tabel 1.1 Jumlah Anggota Pembiayaan MULIA di Pegadaian Syariah tahun 2014 s.d 2015 Jumlah Anggota Pembiayaan Tahun MULIA 2014 24 2015 31 Sumber data: laporan pembiayaan Pegadaian Syariah Pekalongan MULIA(Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi) memfasilitasi emas batangan melalui penjualan logam mulia oleh Pegadaian Syariah kepada masyarakat secara tunai dan/ atau dengan pola angsuran dengan proses cepat dalam jangka waktu tertentu yang fleksibel. Dalam transaksi logam mulia ini, nasabah harus membayar uang muka sesuai dengan kesepakatan, dan selama emas belum lunas, emas yang dibeli tidak langsung diterima oleh nasabah melainkan ditahan oleh pegadaian syariah dengan akad Rahn sampai pembayaran dibayar lunas oleh nasabah. Dalam produk ini, pihak Perum Pegadaian Syariah Cabang Pekalongan mencoba merubah pola sudut pandang nasabah, yaitu dari pola menggadaikan emas untuk kebutuhan yang mendesak menjadi pola menggadaikan emas 7 Hasil wawancara dengan Bapak Irfan Masruri (Customer Service), Pegadaian Syariah Pekalongan, pada tanggal 23 Maret 2015, pukul 09.00 WIB.

6 untuk berinvestasi. Seperti yang kita ketahui, berinvestasi dengan menggunakan emas saat ini dinilai paling mudah dan menguntungkan dibandingkan dengan opsi yang lain. Sejak jaman dahulu, emas telah terbukti harganya selalu naik di atas besarnya inflasi. Hal ini dikarenakan adanya permintaan akan emas yang selalu naik dan biaya untuk mendapatkan emas juga selalu meningkat. Selain itu, keuntungan lainnya berinvestasi emas sebagai perlindungan nilai asset. Bila inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi. Apalagi saat ini, untuk berinvestasi dengan menggunakan logam mulia tidak harus menunggu seseorang menjadi kaya terlebih dahulu. Dengan diluncurkannya produk murabahah terhadap investasi emas pada perum Pegadaian Syariah Cabang Pekalongan, sangat memudahkan para nasabah untuk melakukan pembelian emas logam mulia tanpa harus mempunyai uang banyak. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis ingin meniliti dan mengangkatnya didalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN.

7 B. Rumusan Masalah Sesuai uraian dari latar belakang masalah yang diuraikan di depan, maka rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini : 1. Bagaimana mekanisme produk MULIA dengan akad murabahah yang diterapkan di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan? 2. Bagaimana metode perhitungan angsuran pada pembiayaan produk MULIA dengan akad murabahah di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan? C. Penegasan Istilah Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan menghindari salah pengertian serta penegasan istilah, maka penulis memandang perlu memberikan penjelasan terhadap beberapa istilah berikut ini : 1. Mekanisme Mekanisme pelaksanaan, penerapan, pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang disepakati. 8 Pelaksanaan atau penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini pelaksanaan atau penerapan akad murabahah dalam pembiayaan produk MULIA di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan. 2. Pembiayaan Merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka edisi 3, 2001), hlm. 427.

8 lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 9 3. Produk MULIA (Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi) Produk MULIA penjualan logam mulia oleh Pegadaian Syariah kepada masyarakat secara tunai atau angsuran dengan jangka waktu yang fleksibel. 4. Akad Murabahah Murabahah persetujuan jual beli suatu barang sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati bersama, persetujuan tersebut meliputi cara pembayaran sekaligus. 10 5. Pegadaian Syariah Pegadaian Syariah merupakan salah satu unit layanan syariah yang dilaksanakam oleh Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian di samping unit layanan konvensional. 11 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui mekanisme produk MULIA yang diterapkan di Pegadaian Syariah Cabang Pekalongan. 9 Sultan Remy Syahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukan dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Grafiti, 2005), hlm. 251. 10 Darmawi, Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), hlm. 82. 11 Abdul Ghofur Anshori, Op.cit, hlm 139.

9 2. Untuk mengetahui perhitungan angsuran pada pembiayaan produk MULIA yang diterapkan di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan. E. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Praktis a) Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang pegadaian syariah terutama mengenai produk pembiayaan di pegadaian syariah cabang Pekalongan. b) Dapat memberikan informasi dan memperkenalkan produk MULIA kepada masyarakat luas sehingga masyarakat tertarik untuk menggunakannya. 2. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai produk pembiayaan yang terdapat di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan khususnya dalam produk MULIA. Manfaat bagi pihak Pegadaian Syariah diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dan saran yang lebih baik. Dan dapat sebagai dasar pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan penelitian yang berhubungan dengan mekanisme produk MULIA dengan akad Murabahah.

10 F. Tinjauan Pustaka Adanya hasil riset terdahulu dikarenakan sebagai penegasan berisi tentang perbedaan penelitian yang sedang diteliti dengan penelitian yang pernah di teliti. Perbedaannya terletak pada hasil penelitian yaitu mengetahui implementasi yang di terapkan dalam lembaga keuangan syariah pada pembiayaan murabahah yang ditetapkan diawal maupun diakhir akad sesuai kesepakatan bersama. Adapun tabel pendukung perbedaan yaitu sebagai berikut:

11 Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No Penelitian Jenis dan Teknik Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan dan Judul Pendekatan Pengumpulan data Penelitian Penelitian dan Analisis Data 1. Dila Jenis penelitian Teknik Pengumpulan Bahwa sebesar 74% dari Permasalahan yang Persamaan Larantika yang data yang 50 responden pada dibahas dan lokasi dengan (2060461038 21) penelitian lapangan dan pendekatan yang observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang pegadaian syariah cabang Cinere tertarik dengan produk penjualan emas penelitian, akan uraikan yang peneliti penelitian yang akan dilakukan Minat yaitu logam mulia, hal ini mekanisme pembahasan Masyarakat pendekatan deskriptif. terlihat dari jumlah pembiayaan logam mengenai jual Terhadap kualitatif. nasabah dan penjualan mulia untuk beli emas. Jual-Beli emas yang menghingkat investasi di Emas di dari tahun ke tahun sejak Pegadaian Syariah Pegadaian produk tersebut cabang Pekalongan Syariah diluncurkan hingga bukan minat

12 Cabang sekarang. nasabah terhadap Cinere produknya. 2. Ratih Daniar Jenis penelitian Teknik Pengumpulan Bahwa produk MULIA di Perbedaanya Persamaan Anggraeni yang data yang Pegadaian Syariah terletak pada dengan (040710902) lapangan penelitian dan observasi, wawancara dan dokumentasi. memiliki kontribusi yang cukup besar dalam permasalahannya, yang akan peneliti penelitian yang akan dilakukan Akad pendekatan yang Analisis data yang pendapatan Pegadaian uraikan Murabahah yaitu Syariah. Dengan produk mekanisme pembahasan Mulia dan pendekatan deskriptif. MULIA ini pegadaian pembiayaan produk mengenai akad Dampaknya kualitatif. Syariah CPS Mayjend MULIA bukan murabahah pada pada Sungkono mengalami dampak dari produk MULIA Kontribusi peningkatan pada tahun produk tersebut. yang Pendapatan 2011 sebesar 4%. Serta lokasi dikeluarkan oleh Pegadaian penelitian yang Pegadaian Syariah CPS akan peneliti Syariah. Mayjend uraikan Sungkono Pegadaian Syariah Surabaya Pekalongan.

13 3. Paramita Jenis penelitian Teknik Pengumpulan Bahwa penerapan produk Terletak pada Persamaan Azhar yang data yang murabahah terhadap lokasi penelitian, dengan (1092500540 7) penelitian lapangan dan pendekatan yang observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang investasi emas di peum Pegadaian Syariah cabang Subrantas, nasabah yang yang akan peneliti uraikan di Pegadaian Syariah penelitian yang akan dilakukan Penerapan yaitu ingin melakukan cabang pembahasan Produk pendekatan deskriptif. pembelian logam mulia ini Pekalongan. mengenai akad Murabahah kualitatif. harus mengajukan murabahah pada Terhadap permohonan dan produk MULIA Investasi memenuhi syarat-syarat Emas di yang telah ditentukan. Perum Pegadaian Syariah Cabang Subrantas Ditinjau dari Perspektif Ekonomi

14 Islam 4. Corry Jenis penelitian Teknik Pengumpulan Bahwa dalam oprasional Terletak pada Persamaan Cholisna yang data yang kerjanya, prosedur permasalahannya, dengan Febriani penelitian observasi, wawancara pengajuan pinjaman dalam yang akan peneliti penelitian yang (23604016) lapangan pendekatan dan yang dan dokumentasi. Analisis data yang praktik gadai syariah meliputi persyaratan yang uraikan tentang mekanisme produk akan diuraikan lokasi Aplikasi yaitu cukup sederhana dan MULIA. penelitian yaitu Prinsip- pendekatan deskriptif. mudah.. pegadaian syariah di Pegadaian Prinsip kualitatif. juga melakukan sosialisasi Syariah Syariah di tentang aplikasi prinsip- Pekalongan. Pegadaian prinsip syariah di Syariah Pegadaian Syariah dan Cabang lebih menekankan Pekalongan. pendekatan kepada masyarakat. 5. Nasaruddin Jenis penelitian Teknik Pengumpulan Bahwa pelaksanaan Permasalahan yang Persamaan Implementasi yang penelitian lapangan dan data yang observasi, wawancara dan dokumentasi. pembiayaan Mulia dengan akad Murabahah dan Rahn di Pegadaian Syariah dibahas dan lokasi penelitian, yang akan peneliti dengan penelitian yang akan dilakukan

15 Syariah pendekatan yang Analisis data yang Dompu secara hukum uraikan Dalam yaitu Islam, belum dilakukan mekanisme pembahasan Pembiayaan pendekatan deskriptif. berdasarkan prinsip pembiayaan logam mengenai pada Mulia Di kualitatif. Murabahah sebagaimana mulia di Pegadaian produk MULIA Pegadaian yang diatur dalam Syariah cabang Syariah Undang-Undang Nomor Pekalongan bukan Cabang 21 Tahun 2008 tentang Implementasi Dompu Perbankan Syariah dan produk Mulia fatwa MUI Nomor 4/DSN- dalam hukum MUI/IV/2000. Islam.

16 Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dila Larantika yang berjudul Minat Masyarakat Terhadap Jual-Beli Emas di Pegadaian Syariah Cabang Cinere, persamaan dengan hasil peneliti terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sama-sama membahaas tentang jual-beli emas di Pegadaian Syariah. Dan perbedaannya yaitu permasalahan yang akan dibahas dan lokasi penelitian, penelitian yang akan dilakukan membahas tentang mekanisme akad Murabahah pada pembiayaan produki MULIA di Pegadaian Syariah. 12 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratih Daniar Anggraini yang berjudul Akad Murabahah Mulia dan Dampaknya Pada Kontribusi Pendapatan Pegadaian Syariah CPS Mayjend Sungkono Surabaya, persamaan dengan peneliti yang akan dilakukan yaitu sama-sama membahas akad murabahah pada produk MULIA. Sedangkan perbedaanya terletak pada permasalahan yang akan dibahas dan lokasi penelitian. 13 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Paramita Azhar yang berjudul Penerapan Produk Murabahah Terhadap Investasi Emas di Perum Pegadaian Syariah Cabang Subrantas Ditinjau dari Prospek Ekonomi Islam. Dalam penelitian tersebut berisi tentang penerapan produk murabahah terhadap investasi emas di peum Pegadaian Syariah cabang Subrantas, nasabah yang ingin melakukan pembelian logam mulia ini harus mengajukan permohonan 12 Dila Larantika, Minat Masyarakat Terhadap Jual-Beli Emas di Pegadaian Syariah Cabang Cinere, Skripsi S1 Ekonomi Syariah, (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah,2010), Tidak Diterbitkan. 13 Ratih Daniar Anggraini, Akad Murabahah dan Dampaknya Pada Kontribusi Pendapatan Pegadaian Syariah CPPS Mayjeng Sungkono Surabaya, Skripsi S1 Ekonomi Islam, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2012), Tidak Diterbitkan.

17 dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Persamaan dengan peneliti yang akan dilakukan yaitu sama-sama membahas tentang akad murabahah pada investasi emas dan perbedaannya yaitu terletak pada lokasi penelitian. 14 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Corry Cholisna Febriani yang berjudul Aplikasi Prinsip-Prinsip Syariah di Pegadaian Syariah Cabang Pekalongan, perbedaanya permasalahan yang akan dibahas. Yang akan diuraikan penerapan akad murabahah pada produk MULIA bukan prinsip-prinsip syariahnya. 15 Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nasaruddin yang berjudul Implementasi Syariah Dalam Pembiayaan Mulia Di Pegadaian Syariah Dompu, berisi bahwa pelaksanaan pembiayaan mulia belum sesuai dengan hukum Islam. Upaya Pegadaian Syariah Dompu dalam memastikan pembiayaan Mulia dengan akad Murabahah dan Rahn dengan kaidah-kaidah hukum Islam belum efektif, karena upaya dilakukan hanya berdasarkan persyaratan dan prosedur pemberian pinjaman atau pembiayaan yang telah ditentukan oleh Pegadaian Syariah. 16 14 Paramita Azhar, Penerapan Produk Murabahah Terhadap Investasi Emas di Perum Pegadaian Syariah Cabang Subrantas Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam, Skripsi S1Ekonomi Syariah, (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2014), Tidak Diterbitkan. 15 Corri Cholisna Febriani, Aplikasi Prinsip-Prinsip Syariah di Pegadaian Syariah Cabang Pekalongan, Tugas Akhir D III Perbankan Syariah, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2014), Tidak Diterbitkan. 16 Nasaruddin, Implementasi Syariah Dalam Pembiayaan Mulia Di Pegadaian Syariah Dompu, Penelitian S1 Hukum, (Solo:UNS,2014), Tidak Diterbtkan.

18 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang Tugas Akhir (TA) ini penelitian lapangan (field research), artinya data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan yang disusun dengan cara mengamati, mencatat serta mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperoleh di lapangan mengenai mekanisme penerapan produk MULIA dan metode perhitungan angsuran produk MULIA di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan. b. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini, penelitian akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 17 Dalam hal ini, penulis mewawancarai Bapak Teguh Subagyo selaku pimpinan cabang Pegadaian Syariah cabang Pekalongan. 2. Sumber Data a. Data Primer Sumber data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau 17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. XVII, hlm. 3.

19 hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. 18 Sumber data primer yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan Bapak Teguh Subagyo sebagai Pimpinan Cabang, Bapak Syukur Nugraha sebagai pengelola galeri dan Bapak Irfan Masruri sebagai Customer Service serta pihak lain di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan. b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari pihak lain yang bertujuan untuk menganalisis data primer, 19 antara lain: berupa dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian, dan datadata lain yang berkaitan dengan produk MULIA dengan akad murabahah di Pegadaian syariah cabang Pekalongan. 3. Metode Pengumpulan Data Agar dapat diperoleh data-data yang dapat diuji kebenarannya, relavan dan lengkap, maka penulis menggunakan instrumen sebaagai berikut: a) Observasi Observasi merupakan suatu aktiva memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu 18 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 42. 19 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), hlm. 91.

20 objek dengan menggunakan seluruh alat indra. 20 Pengamatan ini diadakan langsung di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan. b) Interview Wawancara atau interview, sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 21 Metode ini untuk mencari data atau informasi tentang mekanisme produk MULIA dengan akad Murabahah di Pegadaian Syariah cabang Pekaloongan. Dalam melaksanakan wawancara, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan dan bentuk wawancara yang dilakukan semi terstruktur. Wawancara dilakukan dengan Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Pekalongan yakni Bapak Teguh Subagyo, S.E serta Bapak Syukur Nugraha seabagai pengelola Galeri, Bapak Irfan Masruri sebagai Customer Service. c) Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti: buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. 22 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2006). hlm. 156. 21 Ibid. hlm 155. 22 Ibid, hlm. 158.

21 Hal ini penulis menyelidiki antara lain: modul, litlet, profil, dan brosur-brosur produk-produk Pegadaian Syariah Cabang Pekalongan. 4. Analisis Data Metode analisis data yang metode deskritif, yaitu metode analisis data berdasarkan gambaran data yang telah dihimpun yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan. 23 Metode deskriptif dapat juga diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. 24 Dalam hal ini penulis menerapkan untuk menggambarkan tentang profil Pegadaian Syariah cabang Pekalongan serta hal-hal yang berkaitan dengan produk MULIA. H. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Untuk memudahkan dalam pembahasan, maka Tugas Akhir (TA) ini dibagi menjadi lima bab dan pada setiap bab terdiri yang satu dengan yang lain saling terkait dari sub bab. Kemudian diantara sub bab yang satu dengan yang lain saling terkait dan berkesinambungan saling mendukung dan menunjang, sehingga pembahasan bab merupakkan rangkaian pembahasan berikutnya. 23 Masyuhuri dan M.Zainuddin, Metode Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif (Edisi Revisi), (Bandung:PT Refika Aditama,2011), hlm. 24. 24 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 63.

22 BAB I : Pendahuluan, mencakup tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Penegasan Istilah, Tujuan penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metode Pembahasan dan Sistematika Pembahasan. BAB II : Pembahasan umum tentang topik atau pokok bahasan; pengertian pembiayaan dengan akad murabahah. BAB III : Gambaran Umum Perusahaan, mencakup tentang sejarah berdirinya, visi, misi dan tujuan Pegadaian Syariah cabang Pekalongan BAB IV : Pembahasan bab ini tentang pembiayaan akad murabahah pada produk MULIA dan mekanisme perhitungan pembiayaan pada produk MULIA BAB V : Penutup, mencakup kesimpulan dan saran.