Centre for Disability Research and Policy

dokumen-dokumen yang mirip
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Deklarasi Dhaka tentang

Sekolah Inklusif: Dasar Pemikiran dan Gagasan Baru untuk Menginklusikan Pendidikan Anak Penyandang Kebutuhan Khusus Di Sekolah Reguler

Tujuan merupakan pernyataan perilaku atau arah program dan manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial

LAPORAN AKHIR BANTUAN KEUANGAN FORUM PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (PUS) KOTA SURAKARTA TAHUN 2015

Australia Awards Indonesia

IbM TERAPI PRAKTIS BAGI KELUARGA ANAK TUNARUNGU

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

Individualized Education Program (IEP) Least Restrictive Environment (LRE) Teaming and Collaboration among Professionals

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menuju Sekolah Ramah Anak

Pendidikan Inklusif. Latar Belakang, Sejarah, dan Konsep Pendidikan Inklusif dengan Fokus pada Sistem Pendidikan Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dan PENDIDIKAN INKLUSIF

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pelatihan kepala sekolah dan pengawas sekolah berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

MAKALAH. Pengembangan Praktek dan Pola Pengasuhan AKPOL Menuju Democratic Learning

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Temuan penelitian menggambarkan bahwa kondisi objektif implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah... 10

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Ko-Manajemen. Kolaborasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Pernyataan Sikap dan Komitmen Perwakilan Mahasiswa Profesi Kesehatan dan Profesional Muda Kesehatan

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang indeks inklusi ini berdasarkan pada kajian aspek

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

DRAFT RENCANA STRATEGIS

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

A. Apa itu Portofolio Sekolah?

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

Bimbingan Teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter bagi Kepala Sekolah & Pengawas Sekolah PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH

PROGRAM KERJA FAKULTAS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Latar belakang pengelolaan pendidikan multikultural terdiri dari (1) latar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

PENDIDIKAN PENYANDANG CACAT DARI SUDUT PANDANG MODEL PENDIDIKAN INKLUSI DI INDONESIA. Oleh: Haryanto

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RISET TINDAKAN Bahan fasilitasi lokakarya penelitian tindakan guru-guru SMP Darul Hikam Bandung

Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

MANAJEMEN PERUBAHAN. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

PEMBELAJARAN DARI PERENCANAAN PENYEDIAAN LAYANAN

VISI DAN MISI KEPEMIMPINAN CALON REKTOR UNIVERSITAS MATARAM PERIODE Prof. Mahyuni, M.A., Ph.D

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

Menghubungkan Masyarakat dan Budaya

REVIEW Pengelolaan Kolaborasi Sumberdaya Alam. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pengelolaan Kolaboratif SumberdayaAlam: Pengantar Diskusi

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar

Assalamualaikum.. Kelompok 4 Cahyati Tresna D Desi Wijayanti Feida Noor Laila Finsa M. Pratama Iklima Alhauda 07

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Transkripsi:

Kolaborasi Lintas Sektor Kesehatan dan Pendidikan untuk Pendidikan Inklusif bagi Siswa Berkebutuhan Khusus Membangun Visi Kebijakan dan Agenda Penelitian di Indonesia (Issue 2, 2016) Centre for Disability Research and Policy

Kolaborasi Lintas Sektor Kesehatan dan Pendidikan untuk Pendidikan Inklusif bagi Siswa Berkebutuhan Khusus Membangun Visi Kebijakan dan Agenda Penelitian di Indonesia ISSUE 2, 2016 Maret 2016 ISSN: 2206-4338 Authors: Dr Michelle Villeneuve Associate Prof. Dr David Evans Sukinah, M.Pd Elga Andriana, M.Ed Dr Michelle Bonati Dr Cathy Little Dr Michael Millington Issue 2, 2016 ini dapat diakses di http://sydney.edu.au/health-sciences/cdrp/publications/policy-bulletins.shtml Hubungi Dr Michelle Villeneuve Centre for Disability Research and Policy Faculty of Health Sciences, University of Sydney PO Box 170, Lidcombe NSW 1825, Australia Michelle.villeneuve@sydney.edu.au Ucapan Terimakasih Proyek ini didanai oleh The Sydney Southeast Asia (SSEAC), University of Sydney Tim peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada keluarga, pendidik, penyedia layanan terkait, dan pengambil kebijakan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Tim peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih peserta atas kontribusinya dalam pengisian survei. Centre for Disability Research and Policy Cover Artwork: Sunshine's Community Access Program Art Studio Centre for Disability Research and Policy 1

RINGKASAN EKSKUTIF Pendahuluan Tujuan dari Ringkasan Eksekutif ini adalah untuk menyampaikan inti hasil gabungan lokakarya Kebijakan dan Participatory Action Research (PAR) yang diselenggarakan 13-19 Januari 2016, di Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil berupa: tujuan, identifikasi kekuatan dan tantangan, rekomendasi, serta rencana kedepan. Rekomendasi yang dihasilkan dimaksudkan untuk mendukung visi Yogyakarta untuk mencapai pendidikan untuk semua pada tahun 2025. Tujuan Tujuan dari gabungan lokakarya Kebijakan dan PAR adalah untuk mempertemukan para pemangku kepentingan dari sektor pendidikan dan kesehatan untuk bersama-sama mengartikulasikan visi inklusi bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolah dan untuk mengembangkan rencana penelitian aksi (PAR). Inklusi didasarkan pada keyakinan bahwa semua anak dan keluarganya memiliki hak untuk mendapat layanan dan dukungan yang memungkinkan mereka berpartisipasi secara penuh di masyarakat dan lingkungan setempat. Pada lokakarya Kebijakan, pembuat kebijakan pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota terlibat bersama-sama dengan keluarga, pendidik, dan penyedia layanan kesehatan dan menghasilkan rekomendasi kebijakan. Pada lokakarya PAR, tujuh sekolah yang mewakili berbagai model pendidikan inklusif di Yogyakarta belajar tentang Participatory Action Research (PAR) untuk mengembangkan praktek pendidikan inklusif melalui penelitian di dalam komunitas belajar masing-masing. Lokakarya ini terwujud melalui kolaborasi antara Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia dan University of Sydney, Australia. Kekuatan Upaya pemerintah Yogyakarta di sektor kesehatan dan pendidikan menunjukkan tingkat komitmen yang tinggi terhadap pendidikan inklusif. Peraturan perundang-undangan nasional (Peraturan No 70/2009; 10/2011) dan Peraturan Daerah (Peraturan No 4/2012; 21/2013; 41/2013) memberikan panduan untuk melaksanakan pendidikan inklusif dan untuk melindungi hak-hak anak-anak berkebutuhan khusus. Sektor kesehatan di Yogyakarta telah membuat kemajuan dalam mengembangkan klinik kesehatan dan layanan intervensi dini multidisipliner yang menyediakan identifikasi awal dan intervensi untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Demikian pula, sektor pendidikan telah fokus pada akses pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus. Departemen Pendidikan pada tingkat kebijakan telah mengembangkan pendidikan inklusif melalui penunjukan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) dan mengidentifikasi guru di SLB yang dapat memberikan dukungan untuk SPPI. Tantangan Perlu disadari bahwa aspirasi pendidikan inklusif membutuhkan proses perubahan di masyarakat yang didasarkan pada visi bersama, tindakan kolaboratif, dan kapasitas untuk bertumbuh dari setiap pemangku kepentingan di Indonesia. Untuk saat ini, penekanan kebijakan telah difokuskan pada akses pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus. Namun, di masa depan, praktek pendidikan inklusif yang efektif menuntut penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas dan terintegrasi secara efektif dengan layanan kesehatan dan terapi untuk mendukung program-program dan rutinitas di sekolah. Koordinasi lintas sektoral dan kolaborasi antar professional bidang kesehatan dan pendidikan guna memberikan Centre for Disability Research and Policy 2

layanan yang komprehensif untuk siswa berkebutuhan khusus dan perencanaan terpadu antar kota/kabupaten di Yogyakarta dirasa masih kurang. Strategi untuk mengembangkan layanan kesehatan sekolah yang proaktif, terkoordinasi, dan reposnsif diperlukan untuk mewujudkan (a) akses pendidikan bagi semua siswa berkebutuhan khusus dan (b) penyediaan perencanaan dan layanan yang berpusat pada individu untuk mencapai pendidikan berkualitas untuk semua siswa. Peserta yang berpartisipasi dalam lokakarya Kebijakan dan PAR mengidentifikasi tantangan yang berdampak pada pengembangan dan pelaksanaan praktek pendidikan inklusif. Tantangan-tantangan ini dikelompokkan ke dalam enam hambatan kunci untuk pendidikan inklusif di Yogyakarta: (1) pedoman kebijakan; (2) sumber daya; (3) kapasitas; (4) kepemimpinan; (5) jaringan; dan (6) sikap. Rekomendasi Berikut 5 rekomendasi kunci yang dihasilkan oleh peserta gabungan lokakarya Kebijakan dan PAR. Rekomendasi ini menekankan pentingnya tindakan kolaboratif yang akan berdampak langsung pada kualitas pendidikan inklusif, hasil pembelajaran siswa, dan kualitas hidup siswa berkebutuhan khusus dan keluarga mereka. REKOMENDASI 1 Menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau dan terintegrasi. Resource Center inklusi yang disediakan oleh pemerintah daerah sudah baik karena sudah menyediakan layanan asesmen. Selanjutnya, diperlukan intervensi berbasis sekolah. Ketersediaan layanan yang terjangkau dan lebih banyak kolaborasi yang mengintegrasikan kesehatan, terapi dan layanan psikologis bersama guru dan keluarga untuk terwujudnya pendidikan inklusif dan kualitas hidup yang lebih baik sangat dibutuhkan. Sebagai contoh: dalam bentuk terapi terpadu di sekolah di mana guru dapat terlibat dalam pelaksanaan intervensi. REKOMENDASI 2 Mengembangkan kapasitas guru kelas, guru pendamping khusus, kepala sekolah, orangtua, terapis, dan anak untuk berkolaborasi di sekolah untuk pendidikan inklusif. Kapasitas untuk saling berbagi, belajar bersama dan bekerjasama untuk mewujudkan pendidikan inklusif di Yogyakarta. Hal ini membutuhkan pergeseran pola pikir dari model defisit ke model sosial. Perlunya mengembangkan kompetensi dengan menggunakan pendekatan berpusat pada inidividu/siswa berkebutuhan khusus: a) dimulai dari anak dan melibatkan keluarga mereka; b) berfokus pada kekuatan siswa; c) menggunakan orientasi fokus masa depan (tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang SMART - Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Timely); d) berkonsultasi dengan anak tentang keputusan yang mempengaruhi hidupnya; e) mengajak kerjasama dengan semua pemangku kepentingan, termasuk anak, keluarga, dan siswa lain; f) didasarkan pada filosofi inklusi Centre for Disability Research and Policy 3

REKOMENDASI 3 Memberdayakan pendidik untuk menegakkan prinsip-prinsip pendidikan inklusif dan mampu merespon beragam kebutuhan siswa di kelas mereka Pendidik perlu memiliki keterampilan, pengetahuan dan karakter mental yang dibutuhkan untuk bisa: (a) merespon kurikulum nasional sehingga semua siswa bisa mengakses dan terlibat; (b) menerapkan strategi pembelajaran yang menjunjung tinggi bermartabat siswa, bermakna dan menuntut hasil belajar yang sesuai kebutuhan individu siswa. Universal Desain for Lerning (UDL) menawarkan kerangka kerja yang mendukung pendidik untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dengan inklusif: 1. memotivasi siswa untuk belajar dan mendorong siswa sebagai manajer bagi diri sendiri (keterlibatan); 2. strategi penyampaian materi ajar yang mengakui kekuatan siswa dan menghilangkan hambatan belajar dengan memberikan beragam cara penyampaian (representasi); 3. memberikan pilihan bagi siswa untuk mengkomunikasikan hasil belajar mereka (aksi dan ekspresi). (Meyer, Rose & Gordon, 2013; Nelson, 2014) REKOMENDASI 4 Mengadopsi person first language dalam dokumen pemerintahan dan komunikasi verbal. Pembuat kebijakan perlu menggunakan person first language yang mewakili model sosial, baik dalam dokumen pemerintah maupun komunikasi verbal. Pembuat kebijakan dan tokoh masyarakat sebaiknya berhenti menggunakan bahasa yang menghasilkan pandangan dan sikap negatif terhadap siswa berkebutuhan khusus dan keluarga mereka. Ini termasuk cap ABK, Anak Inklusi, Sekolah Inklusi, dll. Label ini mengabadikan sikap negatif dan mempromosikan keyakinan bahwa status sekolah akan lebih rendah dengan menerima siswa berkebutuhan khusus. REKOMENDASI 5 Mengembangkan peran universitas sebagai pusat sumber dan dukungan untuk pendidikan inklusif. Jaringan kolaboratif antar universitas dan masyarakat diperlukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi pendidikan inklusif. Jaringan kolaboratif harus mendukung desain, implementasi, dan evaluasi pendidikan inklusif melalui keterlibatan tim penelitian aksi partisipatif berbasis masyarakat. Peneliti akademis harus didukung untuk berkolaborasi dengan pendidik dan penyedia layanan kesehatan dalam penelitian terapan untuk mengembangkan strategi untuk pendidikan inklusif dan untuk praktik berbasis bukti. Penguatan keahlian peneliti akan memungkinkan perguruan tinggi untuk memberikan pelayanan masyarakat termasuk, (a) pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi para pendidik dan penyedia layanan kesehatan, (b) mentoring dan coaching di sekolah; klinik kesehatan masyarakat; pusat sumber, (c) revitalisasi forum guru dalam komunitas belajar, dan (d) memperkuat kerjasama penelitian antara sektor kesehatan dan pendidikan. Centre for Disability Research and Policy 4

Rencana kedepan PAR adalah integrasi antara penelitian dan aksi yang melibatkan suatu kelompok masyarakat untuk mewujudkan perubahan atau melihat dampak implementasi suatu program. PAR meliputi siklus pengamatan, refleksi, dan tindakan untuk melakukan perbaikan sistematis terhadap suatu praktek. Pada 2016, tujuh tim PAR akan bersama-sama dan secara reguler merefleksikan tujuan inklusi dan melaksanakan praktek kolaboratif untuk mendukung pencapaian pendidikan inklusif di sekolah. Tujuan utamanya adalah bagi tim PAR untuk berkembang menjadi sumber daya berbasis sekolah yang dapat mendukung pihak lain yang ingin mengembangkan praktek pendidikan inklusif. Untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan dukungan dan dana penelitian untuk mendukung kemitraan antara peneliti akademis dan tujuh tim PAR tersebut, khususnya untuk mengembangkan dan menyebarluaskan hasil dan bukti koordinasi lintas sektor dan praktik pendidikan inklusif yang kolaboratif di Yogyakarta. Ucapan Terimakasih Proyek ini didanai oleh Sydney Southeast Asia (SSEAC), University of Sydney http://sydney.edu.au/southeast-asia-centre/about/index.shtml Dukungan juga diberikan oleh Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. Kami juga ingin berterimakasih kepada peserta workshop dan atas kolaborasi para profesional serta akademisi yang menjadikan lokakarya ini sukses. Centre for Disability Research and Policy 5