BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam keadaan demikian, penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi. yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan pasar bebas (World Trade Organization/WTO) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. indusrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. Kelelahan merupakan masalah yang umum dialami banyak orang. Semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan yang sangat komplek. Dewasa ini juga telah terjadi trend dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, terutama pada era industrialisasi yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi globalisasi. Dalam keadaan demikian, penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industrialisasi. Hal tersebut di samping memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi, tentunya efek samping yang tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Sehingga tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Di samping itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), proses kerja tidak aman dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja (1) Agar seorang tenaga kerja ada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya, maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari beberapa faktor, yaitu beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan kerja dan kapasitas kerja (2). Lingkungan kerja yang dapat memberikan beban tambahan kepada pekerja salah satunya adalah lingkungan kerja fisik, seperti : mikroklimat (suhu udara ambien, kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu

radiasi), intensitas penerangan, vibrasi mekanis, tekanan udara dan intensitas kebisingan (1) Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan, dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NomorKEP-51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerjadi Indonesia intensitas kebisingan yang disepakati sebagai pedoman bagi perlindungan alat pendengaran agar tidak kehilangan daya dengar untuk pemaparan 8 (delapan) jam sehari dan 5 (lima) hari kerja atau 40 jam kerja seminggu adalah 85 db(a) (3) Kebisingan mempunyai pengaruh terhadap tenaga kerja salah satunya adalah efek non auditori. Efek tersebut sering kali terlewatkan oleh industrihygienis saat melakukan survei dan pengkajian tentang resiko kesehatan dan pemantaun. Efek ini sering kali di anggap sebagai suatu yang ringan dan efek yang kurang penting, baik disebabkan oleh stressor lain maupun sebagai pilihan gaya hidup individual. Namun sebenarnya telah ditemukan indikasi efek-efek nonauditory yang tidak dapat atau harus tidak diabaikan dalam melindungi tenaga kerja dilingkungan kerjanya, diantaranya insiden stres meningkat, perubahan perlaku kejiwaan, perubahan pola perilaku dan perubahan fisiologis pada tubuh, (4) Untuk beberapa orang yang rentan kebisingan dapat menyebabkan rasa pusing, kantuk, sakit, tekanan darah tinggi, tegang dan stress yang diikuti dengan sakit maag, kesulitan tidur. Pemaparan bising yang berlebihan dapat menurunkan gairah kerja danmenyebabkan meningkatnya absensi, bahkan penurunan produktivitas. Makaperlu adanya suatu manajemen stress serta

kebisingan yang baik agar pekerjadapat bekerja secara nyaman, efektif, efisien sehingga performansi dan produktivitas kerja meningkat (5) Hasil penelitian American Psychological Associatin (APA) pada tahun 2012menyatakan bahwa 65 % pekerjan sebagai sumber utama stres. Suatu survei tahun 2013 oleh pusat APA juga menenukan bahwa stres yang berhubungan dengan masalah pekerjaan adalah masalah serius. Lebih dari sepertiga orang Amerika yang bekerja dilaporkan mengalami stres kerja kronis. Stress kerja adalah bentuk emosional, kognitif,perilaku dan reaksi fisiologis terhadapa aspek-aspek pekerjaan, organisasi kerja, lingkungan kerja yang bersifat merugikan. Stress kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi organisasi karena dapat menurunkan kinerja pekerja. Stress yang tidak diatasi dengan baik dapat berakibat terhadap ketidakmampuan seseorang berinterakasi secara positif dengan lingkungannya, baik lingkungan pekerjaan maupun diluar pekerjaan (2) Menurut Suma mur dan Wardhana dalam Sri Indah Kusuma Ningrum,pengaruh utama kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indera-indera pendengaran yang menyebabkan ketulian apabila kontak terjadi dalam waktu lama,dan gangguan stress yang dapat mengganggu kesehatan jiwa seseorang hingga akhirnya menurunkan kesehatan fisik, gangguan komunikasi dan gangguan tidur. Selain itu kebisingan juga dapat mengganggu konsentrasi, daya ingat dan menyebabkan kelelahan psikologis (5) Tidak berbeda jauh dengan pernyataan Depkes (1995) dampak dari kebisingan terhadap kesehatan masyarakat antara lain gangguan komunikasi, gangguan psikologis berupa gangguan belajar, gangguan istirahat, gangguan

sholat, gangguan tidur dan gangguan lainnya, serta keluhan dan tindakan demonstrasi,sedangkan untuk keluhan somatik, tuli sementara dan tuli permanen merupakan dampak yang dipertimbangkan dari kebisingan dilingkungan kerja atau industri (6) Dampak lain dari stress kerja yang tidak dikelola dengan baik antara lain dapat mengakibatkan tingginya angka tidak masuk kerja (absensi), turnover, hubungan kerja menjadi tegang dan rendahnya kualitas pekerjaan. Dari keadaan tersebut akan dapat menganggu performansi kerja dan meningktkan risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Lebih lanjut mengenai stress akibat kerja secara khusus dapat menurunkan produktivitas kerja dan meningkatnya biaya kompensasi pekerja. Kecelakaan di saat bekerja menjadi ancaman di dalam setiap kegiatan kerja, maka dari pada itu pencegahan kecelakaan kerja harus dilakukan di lingkungan industri. Pembekalan pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja yang didapatkan karyawan bertujuan untuk menjaga keselamatan pada saat bekerja. Sehingga setelah diberikannya pengetahuan maka kepada pekerja diharapakan dapat menerapkannya dalam bekerja yang berhadapan dengan bahan, peralatan, dan perlengkapan kerja yang memiliki potensi bahaya. Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam prakteknya tidak seperti yang diharapkan.begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis.masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar.begitu banyak berita kecelakaan

kerja yang dapat kita saksikan. Pada saat bekerja tidak jarang ditemui berbagai macam kecelakaan dalam bentuk cidera atau luka. (7) Menurut Teori Lawrence Green perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor internal (pengetahuan, sikap, dan tindakan) faktor pendukung yang mencakup ketersedian sarana prasarana dan faktor pendorong berupa pengaturan dan pengawasan. Pengetahuan yang diperoleh pekerja kemudian pekerjaakan meresponnya dengan cara menolak atau menerima pengetahuan tersebut dan terwujud dalam tindakan yang berulang-ulang sehingga akan berbentuk perilaku.sikap pekerja terhadap lingkungan dengan cara merespon pada saat bekerja. Sehingga akan tercapai suatu hal yang diinginkandalam pengetahuan yaitu terhindar dari kecelakaan kerja. (8) Menurut penelitian yang dilakukan Guslinda Eka Putri (2012) memberikan hasil bahwa pengetahuan, sikap, stres kerja dan tindakan berhubungan dengan kejadaian kecelakaan kerja, sementara itu menurut Gustiana (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa adanya pengaruh pengetahuan, peraturan, fasilitas APD, dan pengawasan mempengaruhi tindakan tidak aman. (9) Tarwaka (2011) menjelaskan penyebab stress pada pekerja yaitu faktor instrinsik pekerjaan yang meliputi tuntunan fisik (desain stasiun kerja yang tidak ergonomis, kebisingan, pencahayaan, suhu) dan tuntutan tugas (beban kerja, shift kerja), faktor peran individu dalam organisai kerja (konflik peran dan ketatalaksaanaan peran), faktor hubungan kerja, faktor pengembangan karier, faktor struktuar organisasi dan suasana kerja, faktor dari luar pekerjaan dan faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, riwayat pelatihan, status pernikahan, dan kedisiplinan penggunaan APD) (2)

Menurut penelitian yang dilakukan Nugrahani (2008) memberikan hasil yang menyatakan bahwa dari 100 responden yang diteliti sebesar 61,0% menyatakan kebisingan ditempat kerja mereka buruk dan 59,0% dari mereka mengalami stres tingkat sedang, penelitian yang dilakukan oleh Slamet Riyadi (2011) tentang hubungan intensitas kebisingan dengan stres kerja pada pekerja unit shuttle di PT Delta Merlin V Boyolali hasil penelitian menunjukan bahwa dari 61 sampel 55,7% pekerja mengalami stres sedang (10). PT Lembah Karet merupakan perusahaan internasioanal yang mengolah dan memproduksi karet mentah menjadi karet remah (crumb rubber)yang kemudian dikemas dan diekspor keluar negeri. PT Lembah Karet memiliki kegiatan proses produksi yang kompleks sehingga membutuhkan sumberdaya manusia yang banyak dan kompeten serta didukung dengan peralatan dan mesinmesin yang dibutuhkan untuk proses prosuksi yang terdiri dari bagian gilingan, pencucian, peremahan dan bagian press. Kecelakaan kerja yang terjadi di PT Lembah Karet untuk satu tahun tearkhir mengalami peningkatakan yang mana sebelumnya sempat mengalami penurunan. Pada tahun 2012 jumlah kecelakaan kerja 11 orang, ditahun 2013 jumlah kecelakaan kerja 6 orang tetapi pada tahun 2014 jumlah kecelakaan kerja menjadi 9 orang dan pada tahun 2015 jumlah kecelakaan kerja sebanyak 21 orang. Jenis kecelakaan kerja yang terjadi antara lain adalah tangan kena potong pisau, terjepit lori, jatuh dari lift gilingan dan lain-lainya. Untuk Intensitas kebisingan di PT Lembah Karet cukup tinggi, dari hasil pengukuran diperoleh untuk area penggilingan intensitas kebisingannya 91,10 db sementara itu di peremahan didapatkan 93,22dB dan dititik pengepresan 86,77

db. Dan untuk data kejadian stres akibat kerja yang dilakukan pengukuran dengan menyebar kuesioner dengan pada 10 responden didapatkan data 6 orangresponden mengalami stres tingkatsedang dan 4 mengalami tingkat stres berat dengan adanya keluhan gangguan komunikasi, pekerja merasa tidak nyaman, cepat lelah, dan menjadi lebih cepat emosi. Pada kegiatan produksi di PT Lemah KaretPadang berdasarkan observasi yang penulis dapatkan masih ada pekerja tidak melaksanakan aturan tentang keselamatan kerja yang sudah dipasang, diantaranya adalah masih ada pekerja yang tidak menggunakan baju kerja, sepatu booat, dan masih ada pekerja yang tidak menggunakan alat Alat Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja. Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan di lapangan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai HubunganIntensitas Kebisingandan karakteristik individu dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian PT Lembah Karet 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan intensitas kebisingan dan karakteristik perilaku individu dengan stres akibat kerja pada pekerja bagian produksi PT Lembah KaretPadang tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan intensitas kebisingan dan karakteristik individudengan stres akibat kerja pada pekerja bagian produksi PT Lembah Karet Padang tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi stress kerja pada pekerja bagian produksi PT Lembah Karet Padangtahun 2016. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi intensitas kebisingan dipt Lembah KaretPadang tahun 2016. 3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan pada pekerja PT Lembah Karet Padang tahun 2016. 4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap pada pekerja PT Lembah Karet Padang tahun 2016. 5. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengawasanpada pekerja di PT Lembah KaretPadang tahun 2016. 6. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dengan stress kerja pada pekerja bagian produksi PT Lembah Karet Padang tahun 2016. 7. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan stress kerja pada pekerja bagian produksi PT Lembah KaretPadang tahun 2016. 8. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan stress kerja pada pekerja bagian produksi PT Lembah Karet Padang tahun 2016. 9. Untuk mengetahui hubungan antara pengawasan dengan stress kerja pada pekerja bagian produksi PT Lembah Karet Padang tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi dibidang kesehatan kerja tentang pengaruh intensitas kebisinganterhadap stresakibat kerja pada pekerjabagian produksi PT Lembah Karet Padang tahun 2016. Selain itu

hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pendengaran. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian dapat memberikan dampak yang bearti bagi instansi yang terkait dalam pembuatan kebijakan pengendalian kebisingan dilingkungan PT Lembah KaretPadang tahun 2016 2. Meningkatkan pengetahuan penulis dalam menganalisis permasalahan dalam suatu penelitian 3. Sebagia bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan kebisingan 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini yaitu membahas pengaruh intensitas kebisingan, karakteristik individu (pengetahuan, sikap dan pengawasan) terhadapstress akibat kerja pada pekerjabagian produksi PT Lembah Karet PadangTahun 2016