BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat di tuntut agar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau nasional kini dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kunci keberhasilan penyelenggaraan jasa kesehatan adalah. memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan menjawab segala

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kearah perbaikan kualitas dan profesionalisme di berbagai sektor. Sektor

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1.1.2 Logo perusahaan Berikut ini adalah logo dari rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Beserta penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA TERHADAP JUMLAH KUNJUNGAN JASA PELAYANAN FISIOTERAPI PADA OKTOBER 2009 DI PUKESMAS SE- KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan terkendali mutu. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat ditingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan, karena faktor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fasilitas kesehatan telah mengalami pergeseran paradigma, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan sektor jasa semakin

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan baik publik maupun swasta sudah tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit adalah sebuah institusi kesehatan yang ditugasi khusus untuk

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pelayanan kesehatan paling dasar dan sebagai ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. Alternatif yang sering dilakukan adalah dengan membuat suatu bisnis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyiapkan sumber daya manusia agar mampu bertindak sebagai pembawa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Industri jasa (service industry) saat ini berkembang dengan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa akan datang yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat di tuntut agar selalu tanggap terhadap kemajuan sains dan teknologi dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Perkembangan di bidang teknologi kesehatan dan kedokteran dalam kerumah-sakitan akan terus berjalan dan ini menuntut pelayanan di rumah sakit semakin bermutu. Sumberdaya manusia yang ada di rumah sakit dituntut untuk melakukan pelayanan prima yang cepat, tepat, dan akurat. Memasuki era pasar bebas, kita semakin dihadapkan dengan tantangan peningkatan mutu di semua bidang pelayanan kesehatan, termasuk peningkatan pelayanan kesehatan rumah sakit menuju pelayanan rumah sakit kelas dunia. Menurut Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH Dr.PH, rumah sakit mengemban tiga peran utama, yaitu sebagai tempat pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian. Harmonisasi ketiga peran inilah merupakan kunci tercapainya mutu rumah sakit yang terbaik. Pelayanan kesehatan rumah sakit yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang paripurna. Pelayanan kesehatan yang paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif 1

(upaya pencegahan penyakit) selain kuratif (penyembuhan penyakit) serta rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Aspek kualitas layanan juga mempengaruhi intensi dari seorang pasien untuk berobat atau memilih rumah sakit. Pasien akan selalu membandingkan atau meminta rekomendasi orang lain untuk pertunjuk pengobatan. Parasuraman (2006) mengatakan aspek yang dilihat pada kualitas layanan antara lain aspek yang berkaitan dengan tampilan fisik rumah sakit (tangible), aspek keandalan (reability), cepat tanggap (responsiveness), kepastian (assurance), dan aspek empati (empathy). Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara (Menpan) No. 81 Tahun 1993, pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah, termasuk Rumah Sakit, merupakan bentuk pelayanan pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Kepmenpan No. 81 Tahun 1993). Melihat batasan pengertian di atas, Daviddow dan Uttal (1989) mengatakan pelayanan yang diberikan oleh petugas Rumah Sakit kepada konsumen bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki oleh penerima pelayanan. Menyangkut pelayanan Rumah Sakit, yang dimaksudkan dengan konsumen adalah masyarakat yang mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh Rumah Sakit dan petugas yang telah ditunjuk sebagai pemberi pelayanan itu. Pelayanan yang tidak berwujud, dimaksudkan adalah pelayanan itu hanya dapat dirasa oleh konsumen. Norman (1991) menggambarkan karakteristik pelayanan sebagai berikut: a) Pelayanan sifatnya tidak dapat diraba, karena bukan berbentuk benda dan berbeda sifatnya dengan barang; b) Pelayanan, kenyataannya terdiri dari 2

tindakan dan berbentuk pengaruh yg sifatnya tindakan sosial; c) Produksi dan konsumsi pelayanan tdk dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi bersamaan dan di tempat yang sama. Karakteristik tersebut diatas mungkin dapat dijadikan dasar bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik (prima) di sebuah Rumah Sakit. Pengertian yang lebih luas seperti yang dikemukakan Daviddow dan Uttal, bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang dilakukan untuk mempertinggi nilai kepuasan konsumen (pelanggan). Yun, Yong, dan Loh (1998), menyatakan bahwa pelayanan adalah penghubung pertama mata rantai aktivitas untuk sistem Total Quality Manajemen (TQM). Sejalan dengan itu, Christopher (1992) menyatakan bahwa pelayanan dapat diartikan sebagai suatu sistem manajemen, diorganisir untuk menyediakan hubungan pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan dan waktu barangatau jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen dalam jangka panjang. Persaingan dibidang pelayanan kesehatan khususnya bidang kedokteran pada era globalisasi diasumsikan akan semakin ketat antara biaya dan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit merupakan suatu proses yang komplek, melibatkan berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang mutakhir. Sebagai profil yang berkualitas diperlukan sarana dan prasarana dalam kuantitas dan kualitas yang cukup. Untuk itu perlu didukung dengan peraturan sebagai dasar berpijak pelaksanaan kegiatan serta kebijakan politik yang kuat. Konsep manajemen berkualitas (quality control) sebagai suatu upaya untuk meningkatkan performa dan profitabilitas Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan ujung tombak dalam 3

mewujudkan keberhasilan Sistem Kesehatan Nasional, dituntut kemandirian dalam meningkatkan kualitas secara global khususnya kualitas jasa pelayanan masyarakat maka sumber daya manusia yang dimiliki adalah para professional dengan jiwa wirausaha. Mereka memahami bekerja di Rumah Sakit selain dituntut keahlian, tetapi juga nilai-nilai pelayanan. Adanya kesesuaian antara nilai pribadi dengan nilai perusahaan akan menimbulkan kepuasan kerja. Lebih jauh diungkapkan Simmons (2005) bahwa budaya organisasi membantu perkembangan pemberdayaan karyawan dan rasa percaya pada pihak manajemen sehingga berhubungan dengan kepuasan kerja yang tinggi dan besarnya komitmen organisasional. Hal ini juga diungkapkan oleh Locke dalam Riyono (1996) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang dipresentasikan melalui budaya organisasi yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya rasa kepuasan dalam bekerja, maka karyawan akan menampilkan pribadi yang baik dalam perusahaan, kinerjanya positif dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat produktivitas yang tinggi bagi kepentingan perusahaan, serta memperlancar pencapaian tujuan perusahaan. Penerapan manajemen sumber daya manusia yang baik di Rumah Sakit untuk menciptakan efisiensi, inovasi serta merespon kebutuhan pasien dan mewujudkan keunggulan kualitas pelayanan, aspek bisnis perlu menjadi perhatian yang serius untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan organisasi. Upaya ini dapat dicapai apabila didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang berkualitas, penempatan karyawan yang tepat untuk menumbuhkan semangat kerja yang tinggi agar di hasilkan output yang besar. Implementasi strategi yang harus ditempuh 4

seorang pemimpin mengembangkan pola pikir pemberdayaan sumber daya manusia yang ada (karyawan), mengembangkan budaya organisasi termasuk budaya kerja, budaya tertib dan disiplin. Menurut Wallach (1983) tidak ada istilah budaya baik atau budaya buruk. Suatu budaya akan efektif apabila budaya tersebut mendukung misi, maksud dan strategi organisasi. Budaya dapat menjadi harta atau suatu kewajiban. Norma budaya yang kuat membuat suatu organisasi efisien. Setiap orang menyadari pentingnya budaya dan bagaimana budaya dianut. Agar efektif, budaya tidak hanya harus efisisen, tetapi juga harus sesuai dengan kebutuhan bisnis, perusahaan dan pegawainya. Budaya organisasi dalam penerapannya berpengaruh pada organisasi khususnya pada struktur organisasi dan fungsinya. Demikian juga, Dayakisni dan Yuniardi (2004) mengatakan budaya akan berpengaruh pada hubungan antara anggota dalam organisasi dan hubungan antar organisasi. Sebagai rumah sakit perintis, rumah sakit BP telah banyak berkiprah dan memberikan sumbangsih yang besar terhadap pelayanan kesehatan masyarakat Batam, Rempang, dan Galang serta daerah si sekitarnya. Didorong oleh kesuksesan rumah sakit Singapura yang ditiru oleh Malaysia untuk menjadikan rumah sakit Penang dan Malaka dalam menjaring konsumen atau pasien dari daerah Sumatera, menjadi pemicu bagi rumah sakit BP untuk menjadi rumah sakit pilihan regional Sumatera dan sekitarnya. Hal ini semakin penting mengingat lokasi Batam yang berdekatan dengan kedua negara tersebut sehingga selayaknya diharapkan setara dalam pelayanan kesehatan. 5

Untuk membangun hubungan yang harmonisasi antara semua aspek yang berkepentingan di rumah sakit BP, budaya saling senyum, menyapa, dan memberi salam terus disosialisasikan di setiap pertemuan dan kesempatan. Oleh karenanya rumah sakit BP memiliki visi untuk menjadi salah satu rumah sakit rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat Batam di provinsi Kepulauan Riau serta regional bagian timur Sumatera. Dengan misinya untuk meningkatkan taraf kesehatan kesehatan masyarakat, meningkatkan kualitas SDM di bidang kesehatan yang professional, dan meningkatkan kemampuan teknologi kedokteran, terutama di bidang kesehatan kerja, traumatologi, anak, dan reproduksi untuk masyarakat di kawasan Barelang. Untuk menjalankan visi dan misinya secara optimal, rumah sakit BP menjalankan sistem sinkronisasi hubungan kerja yang koordinatif dan terintegrasi dengan baik. Untuk menunjang pengembangan fasilitas fisik dan SDM, rumah sakit BP saat ini telah diakreditasi oleh Departemen Kesehatan RI serta kerjasama lintas sektor regional juga dilakukan oleh rumah sakit BP. Melalui kesiapan manajemen, pengembangan teknologi kesehatan dan kesiapan memenuhi kebutuhan konsumen, rumah sakit BP berkomitmen untuk siap menghadapi era globalisasi serta siap untuk menunjang pembangunan Batam sebagai daerah industri, pariwisata, dan perdagangan internasional. Pengembangan kemampuan karyawan rumah sakit BP juga dilakukan dengan cara pelatihan bersama BAPELKAS, inhouse, dan seminar yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan. Rumah Sakit BP diharapkan mampu menghasilkan berbagai produk yang bersaing dengan rumah sakit regional di sekitarnya sehingga pasien yang 6

membutuhkan penanganan dapat ditangani dengan tuntas di rumah sakit BP tanpa harus berobat ke luar negeri. Dan akan bermanfaat bila ada upaya evaluasi berkesinambungan untuk peningkatan dari waktu ke waktu untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat Pulau Batam khususnya dan Indonesia umumnya. Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap budaya organisasi terhadap kepuasan karyawan yang dituangkan dalam judul Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (RS BP). 1.2 Identifikasi Masalah Adapun permasalahan yang dapat diidentifikasikan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana budaya organisasi di RS BP. 2. Bagaimana kepuasan kerja karyawan di RS BP. 3. Sejauh mana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di RS BP. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis praktek manajemen sumber daya manusia, budaya organisasi dan kepuasan kerja karyawan di rumah sakit. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini : 1. Untuk mengetahui budaya organisasi di RS BP. 2. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan di RS BP. 3. Untuk menguji & menganalisis pengaruh antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di RS BP. 7

1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Rumah Sakit BP Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Rumah Sakit BP, khususnya mengenai masalah budaya organisasi dan kepuasan kerja karyawan. 2. Bagi Peneliti Lain atau Akademisi Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan peneliti lain atau akademisi dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia terutama berkaitan dengan masalah budaya organisasi dengan kepuasan kerja karyawan. 3. Bagi Peneliti Penulis dapat menambah pengetahuan tentang budaya organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan yang kemudian dapat diterapkan saat memasuki dunia kerja. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Objek penelitian yang dipilih penulis adalah Rumah Sakit Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang terletak di jalan Dr. Cipto Mangunkusumo, Sekupang, Batam. Penelitian ini akan direncanakan pada bulan Oktober 2012. 8