Peran Mentor Dalam Proses Percepatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara di BMKG

dokumen-dokumen yang mirip
DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

PENJELASAN AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI PNS

RANCANGAN AKTUALISASI

Hak Cipta Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2015

FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

2017, No menghadapi ancaman melalui peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah; c. bahwa berda

FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESIONAL AUDITOR PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA

MANAJEMEN PERUBAHAN. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN XIV DAN XV TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

PERJANJIAN KINERJA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2015

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Dr. Adi Suryanto, MSi

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

RENCANA KINERJA TAHUN 2011 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Mei 2010

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

Kepala Lembaga Administrasi Negara. Dr. Adi Suryanto, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

RAPI. beberapa individu untuk menjadi unsur penggerak utama perubahan yang sekaligus dapat menjadi contoh dalam berperilaku Panduan Agen Perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA TINDAK AGEN PERUBAHAN INSPEKTORAT UTAMA DPR RI

MELAHIRKAN PEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI DIKLAT KEPEMIMPINAN

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang ( alasan penerapan ANEKA)

INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

SOSIALISASI PERATURAN LIPI NOMOR 3 TAHUN 2018 Cibinong, 10 April 2018

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SAMBUTAN BUPATI MALINAU

PEMBEKALAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

BAB I PENDAHULUAN. modal intelektual (Intellectual Capital) yang terdiri dari orang-orang yang ada

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang paling mendasar bagi semua orang, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

Bab 4. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan Strategik, Arah Kebijakan dan Strategi Fakultas Ekonomi Unila

AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

laboratorium kepemimpinan dan ; 5) tahap evaluasi. Masingmasing tahap tersebut memiliki tujuan khusus dalam membekali peserta.

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 54

PEDOMAN PEMILIHAN WIDYAISWARA BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018

BAHAN AJAR IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PARU BATU

Transkripsi:

Peran Mentor Dalam Proses Percepatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara di BMKG DR. Hendar Gunawan MSc, Kapusdiklat BMKG. 1. Pendahuluan Peran Mentor lebih dari orang tua, pelatih, fasilitator, rekan, pengawas, pengendali dalam proses perubahan menuju kearah reformasi birokrasi yang baik. Menjadi mentor dalam organisasi pemerintahan masih belum populer. Keberhasilan seorang mentor adalah ketika orang yang dibimbing dan diarahkan (mentee) bisa mendapatkan kesuksesan dalam karir dan hidupnya. Keberhasilan mentee adalah keinginan dan tujuan dari seorang mentor. Mentoring pada dasarnya adalah salah satu bentuk kaderisasi dua arah yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan seorang kader.pada kenyataannya, tidak sedikit dari kita yang merasa kurang percaya diri, dan kemudian merasa bahwa diri kita sebenarnya belum siap mengemban amanah sebagai seorang mentor. Dalam kenyataannya, tidak akan ada yang pernah merasa siap 100% untuk menjadi mentor, karena sejatinya menjadi mentor itu sendiri merupakan suatu proses, dimana kita sebagai mentor juga ikut belajar di dalamnya. Disamping rasa tidak percaya diri, alasan lain dari tidak siapnya menjadi mentor adalah ketidak pahaman akan materi/substansi, kemampuan komunikasi yang dirasa terbatas, serta kekhawatiran seseorang tidak bisa menjadi mentor yang baik (amanah). Pada dasarnya kekhawatiran tersebut dapat diatasi dengan cara yang cukup sederhana. Ketidak pahaman akan suatu materi bisa disolusikan dengan membaca buku referensi yang tepat atau melakukan studi literature untuk menambah wawasan tentang substansi yang akan menjadi topik mentoring. Selain itu, membaca panduan menjadi mentor, juga memperkaya kita dengan strategi maupun tips dan trik. Dalam menjalankan amanahnya, seorang mentor memiliki spektrum peran yang luas. Mentor haruslah dapat berperan lebih dari orangtua yaitu selalu dapat mendampingi, mengarahkan cita-cita atau mimpi bagi menteenya. Sebagai pelatih, artinya mampu memberikan latihan dan bimbingan dalam mengaplikasikan kinerja dan pengembangannya. Sebagai fasilitator lebih dari guru, mentor haruslah memfasilitasi dalam mengajarkan ilmu yang diperoleh dari pengalaman, mengajarkan nilai-nilai etika yang berjalan dalam lingkungan kerja. Selain itu, penting bagi mentor untuk menjadi pendengar yang baik dan pemberi nasehat. Sebagai rekan, mentor mampu memahami budaya dan karakter menteenya, berkomunikasi secara luwes, mampu melakukan pendekatan pribadi, serta memberikan petunjuk jalan karirnya. Sebagai pengawas, mentor memiliki kemampuan untuk membimbing dan mengingatkan ke jalan yang dapat dipertanggung jawabkan (akuntabel). Dan mentor juga berperan sebagai pengendali dalam proses perubahan menuju kearah reformatif.

2. Kriteria menjadi mentor yang baik dan Professional Bagaimana kriteria karakter, sikap dan sifat seseorang sehingga dikatakan sebagai mentor yang baik? Kriteria Baik dalam hal ini adalah mentor yang amanah, disukai mentee-nya, ramah, menguasai materi/ substansi, dan bisa membawa suasana mentoring kita menjadi nyaman dan hidup. Kriteria untuk menjadi mentor yang baik yaitu : a. Harus dapat mengapresiasi suatu perbedaan, baik perbedaan visi maupun misinya termasuk dapat menerima bakat dan kemampuan yang berbeda dan unik dari menteenye. b. Bersikap terbuka, responsif, menjadi pendengar yang baik dan dapat mengembangkan keahliannya, adalah sifat-sifat yang menguntungkan bagi seorang mentor. Biasanya mentor adalah orang yang lebih tua, berpengalaman di bidang tugasnya dan berpengetahuan luas. 3. Menjadi Diklat Prajabatan Pola Baru Bagi institusi BMKG, mentoring adalah hal baru, meskipun secara non formal sudah sering dilaksanakan dilapangan secara naluriah, misalnya mentoring pimpinan dalam rangka pembinaan seorang atasan terhadap bawahannya. Sayangnya, kegiatan ini belum dilakukan secara mendalam dan terstruktur sehingga terkesan sekedarnya, tidak kontinyu dan tidak berkelanjutan. Dengan adanya pembangunan kapasitas SDM maka sisi pembelajaran memegang peranan penting, baik melalui aktivitas pembelajaran formal maupun non formal. Secara formal, format pembelajaran melalui pembimbingan seperti dalam Kegiatan Diklat Kepemimpinan dan Prajabatan Pola Baru. Berbagai contoh pada proses formal seorang atasan menjadi mentor yang dipetik dari pengalaman dalam pelaksanaan Diklat Kepemimpinan Pola Baru tahun 2014. Kegiatan dimulai diawali dengan kegiatan sosialisasi tentang peran dan esensi seorang mentor, termasuk kewajiban dan tanggung jawabnya, serta strategi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan mentoring, membimbing para peserta Diklat menjadi Pemimpin Perubahan. Dalam pembimbingan mentee pada masa Laboratorium Kepemimpinan, para mentor berkomunikasi dengan coach yang berasal dari Pusdiklat untuk bekerjasama mengatasi kendala yang muncul dalam implementasi proyek perubahan. Komunikasi adalah hal yang paling utama dari proses mentoring, yang mendukung kesuksesan Proyek Perubahan dan keberhasilan para mentor mengantar mentee-nya menjadi Pemimpin Perubahan. Kesan Dra. Evy Lutfiati, SSi, MM Kepala Bidang Informasi Iklim, menyatakan bahwa Keberhasilan proyek perubahan sangat ditentukan oleh koordinasi antara mentor dan mentee, dari mulai penentuan area perubahan, topik yang dipilih sampai pada saat implementasi dan pembuatan laporannya. Penting juga untuk mengatasi kendala komunikasi dengan memaksimalkan penggunaan teknologi misalnya email sehingga kegiatan tetap bisa berjalan.

Selaras dengan pendapat tersebut, Drs Nurhuda Kepala Stasiun Meteorologi Pangkal Pinang yang menjadi mentor dari 2 (dua) orang mentee, juga menyatakan bahwa Komunikasi adalah hal yang paling menentukan kemajuan proyek perubahan. Hubungan harmonis yang terjalin antara mentor dan mentee adalah kunci suksesnya proyek perubahan. Peran aktif mentor juga mendukung pelaksanaan/ implementasi proyek perubahan Siti Zubaidah., SSi, menggaris bawahi pentingnya manajemen waktu yang baik bagi mentor, Harus dipahami bahwa karena proyek perubahan itu dilaksanakan oleh mentee sambil tetap menjalankan tugas jabatannya sebagai kasubag, maka tentunya baik mentor maupun mentee memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Sebagai mentor harus dapat membagi waktu, menanyakan perkembangan implementasi pada menteenya, sambil tetap harus menghargai setiap upaya mentee dalam mengatur waktunya. Sedangkan, Edison Kurniawan., SSi., MSi Kepala Stasiun GAW Bukittinggi memiliki strategi dalam pembimbingan 2 (dua) orang mentee-nya di sela-sela pelaksanaan tugas mentee dalam jabatannya, yaitu dengan penerapan kontrol yang ketat terhadap jadwal dan milestones yang telah ditetapkan, Waktu implementasi yang sempit dan kurang dari 2 bulan, maka sebagai mentor harus disiplin dalam mentepati jadwal. Kemampuan mentee yang berbeda-beda juga harus dipahami mentor sebagai bagian dari keunikan pribadi mentee. Untuk kelemahan mentee, maka tugas mentor harus memotivasi, memberikan dorongan dan menumbuhkan kepercayaan, sehingga lambat laun mentee akan dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Esensi dan tantangan yang dicontohkan pada mentor Diklat Kepemimpinan tentunya berbeda penerapannya bagi mentor Diklat Prajabatan. Untuk Diklat Prajabatan pola baru, peran pembimbingan seorang mentor adalah dalam proses aktualisasi nilai-nilai profesionalisme. Tantangan baru bagi para mentor yaitu mengarahkan peserta DIKLAT Calon Pegawai ASN untuk menjadi lebih profesional. Profesional diartikan sebagai kemampuan menerapkan kompetensi ke dalam pelaksanaan tugas dan peran, kemampuan membangun dan mengintegrasikan pengetahuan dan berbagai ketrampilan, kemampuan membangun sikap dan nilai pribadi yang positif dan profesional, yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Mentoring Prajabatan Pola Baru adalah bimbingan dan arahan yang dilakukan pada tahap Aktualisasi Nilai Dasar Profesi. Dalam tahap II ini, peserta dituntut untuk dapat mengaktualisasikan kompetensinya ditempat tugas atau ditempat magang dengan bimbingan mentor dan coach. Tahap II dilaksanakan selama 14 hari untuk Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara (CPASN) Golongan I dan II dan 13 hari bagi CPASN Golongan III. Tahap ini dinilai strategis fungsinya dalam menetapkan hasil belajar pada peserta, karena dalam tahap inilah peserta berkesempatan untuk memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam bentuk Sikap dan Perilaku dan Disiplin, dalam Kedudukan dan perannya sebagai anggota ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa saja yang dapat dilakukan mentor untuk mengoptimalkan proses pembimbingan bagi mentee para peserta diklat prajabatan - sehingga tujuan pembelajaran yang berwujud dalam kompetensi peserta dapat tercapai? Beberapa peluang yang ditawarkan oleh peran mentor yang akan diulas berikut ini,yang dapat mempercepat proses aktualisasi nilai-nilai dasar profesi bagi CPASN adalah:

Mentor harus mampu menjadi katalisator, mediator, pemberi solusi, menjadi pathfinder dan headhunter. Katalisator berarti seorang mentor dapat meyakinkan mentee akan pentingnya perubahan menuju yang lebih baik. Di lain pihak, Mentor juga menjadi agen perubahan bagi organisasi dalam mempercepat proses reformatif. Orang yang benar-benar sukses dalam membantu untuk menjadi katalisator perubahan tentu memiliki visi yang jelas, yang memahami bahwa suatu perubahan berkelanjutan itu diperlukan. Dalam hal ini peserta Diklat dipastikan berada dalam area aktualisasi nilai-nilai dasar profesinya. Pemberi solusi atau pemberi alternatif solusi kepada peserta Diklat Prajabatan Pola Baru dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesinya melalui pembibingan pada tugas dan fungsinya yang telah ditetapkan dalam Satuan Kinerja Pegawai (SKP) perseorangan dan penerapannya. Mentor mengetahui pentingnya hubungan emosional untuk sesuatu, ketika mereka benar-benar melakukan operasional kinerja di lapangannya. Membantu urun pemikiran atas apa yang harus dilakukan sehingga mentee dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan pengalaman mereka. Mentor juga menjadi mediator untuk membantu melancarkan proses perubahan. Mengetahui perannya dalam hubungan sebagai kakak-adik. Berempati dan menciptakan suasana kekeluargaan. Memberikan solusi yang tepat jika terjadi keraguan dan permasalahan di lingkungan pekerjaannya. Memiliki karakter, integritas dan kredibilitas selain memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam strategi penyelesaian masalah. Pathfinder : seorang mentor mampu menunjukkan jalan yang baik untuk masa depan menteenya. Mampu mengarahkan secara tepat karir mentee dalam lingkup organisasinya. Dalam hal ini seorang mentor perlu memahami potensi dari peserta mentoring dan memberinya alternatif pilihan dan rekomendasi terbaik terkait karir mentee nya. Oleh karena itu seorang mentor diharapkan dapat memiliki karakter pemimpin yang bisa mengarahkan mentee nya. Head Hunter : Mampu membentuk mentor-mentor baru dengan cara membentuk karakter mentee dan menginspirasi melalui proses mentoring yang dilakukan, sehingga seorang mentee akan terasah potensinya untuk dapat menjadi mentor di masa yang akan datang. Para mentee, dibekali pengembangan karakter dan kepribadian abdi negara sebagai pelayan masyarakat, ekonomis, efektif dan efisien serta bebas korupsi. Mentor dalam Prajabatan Pola baru diharuskan memahami materi, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, percaya diri, mampu menganalisis satuan Kinerja pegawai serta penugasan operasional bagi mentee-nya. Proses mentoring sangat menentukan keberhasilan dalam percepatan aktualisasi nilai dasar profesi bagi peserta DIKLAT Prajabatan golongan II dan III. Karena proses pembekalan ilmu, transfer pengalaman didapat hanya dalam waktu yang pendek (14 hari). Proses mentoring berjalan dengan baik jika mentor memiliki sejumlah pengalaman yang luas sedangkan peserta

DIKLAT sebagai mentee mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan kerja atau ditempat magang. 4. Kesimpulan : Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: Mentor dapat berperan lebih dari orang tua, pelatih, fasilitator, rekan, pengawas, pengendali dalam proses perubahan menuju kearah reformatif. Mentor mampu menjadi katalisator, mediator, pemberi solusi serta menjadi pathfinder dan headhunter. Seorang Mentor dalam Diklat Prajabatan Pola baru diharuskan memahami materi/ substansi, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, percaya diri, mampu menganalisis Satuan Kinerja pegawai serta penugasan operasional dan mengarahkan mentee-nya untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA. 5. Daftar Kepustakaan : 1. Peraturan Pemerintah 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 2. Peraturan Kepala LAN RI No : 13 tahun 2014 tentang pedoman Penyelenggaraan DIKLAT PIM IV. 3. Geof Alred dan Bob Garvey,: Mentoring Pocket Book, 3rd Edition, 2013 4. Hendar Gunawan, : Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi sebagai Tantangan DIKLAT Prajabatan Pola Baru, 2014. 5. Hendar Gunawan, : Peran Pendidikan dan Pelatihan Dalam Membentuk Agen Perubahan di BMKG, 2014 6. Ridwansyah Yusuf Achmad, 2010 :Menjadi Mentor Idaman, ridwansyahyusufachmad.com/2010/07/20/menjadi-mentor-idaman-2/