PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 2/Menhut-II/2009 TENTANG POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2012, No

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

Badan Pusat Statistik

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL JAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG POLA UMUM PEMBINAAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI JAJARNA DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BUPATI BULUNGAN SALINAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Eksekutif

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-004/A/J.A/01/2002

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

BAB I P E N D A H U L U A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

Badan Pusat Statistik

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN WALIKOTA SURABAYA

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 2/Menhut-II/2009 TENTANG POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa pola pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil kehutanan dimaksudkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kehutanan terampil, profesional, berdedikasi, jujur serta amanah dan berakhlak mulia dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera; b. bahwa sesuai tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan pengelolaan hutan secara lestari serta masyarakat sejahtera, diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan; c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan diatas, dipandang perlu mengatur Pola Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Departemen dengan Peraturan Menteri. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tentang Pengangkatan dalam Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3156);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Stuktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 7. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 31/P Tahun 2007; 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; 9. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008; 10. Peraturan Menteri Nomor P. 20/Menhut-II/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan ; 11. Peraturan Menteri Nomor P. 13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Nomor P. 64/Menhut- II/2008; 12. Peraturan Menteri Nomor P. 76/Menhut-II/2006 tentang Pola Karir Pegawai Negeri Sipil Departemen ; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN. Pasal 1 Pola Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Departemen sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.

Pasal 2 Pola Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Departemen diberlakukan secara efektif 1 (satu) tahun setelah Peraturan ini ditetapkan. Pasal 3 Pendidikan dan Pelatihan dan Pendidikan dan Pelatihan Administrasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Sekretaris Jenderal. Pasal 4 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 Januari 2009 MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA, ttd Ditetapkan di Jakarta pada tanggal :12 Januari 2009 MENTERI KEHUTANAN, ttd H.M.S. KABAN ANDI MATTALATTA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR : 7 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi ttd Suparno, SH NIP. 080068472

- 1 - Lampiran Peraturan Menteri Nomor : P. 2/Menhut-II/2009 Tanggal : 12 Januari 2009 POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pembangunan kehutanan merupakan bagian dari pembangunan nasional di kehutanan untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu di dukung sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi. 2. Untuk meningkatkan kinerja Departemen dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara dan pembangunan kehutanan diperlukan sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) Departemen yang mempunyai kompetensi sesuai nya, berakhlak mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai rimbawan. 3. Dalam mewujudkan sumber daya manusia tersebut diperlukan adanya pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir. 4. Agar pelaksanaan diklat PNS Departemen berjalan terarah, efektif dan efisien diperlukan adanya pola pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil. B. Tujuan 1. Terwujudnya PNS Departemen yang kompeten dan berakhlak mulia melalui pendidikan dan pelatihan 2. Terselenggaranya diklat PNS Departemen yang terarah sesuai dengan jenjang jabatan, pangkat, pendidikan, dan kompetensi 3. Terciptanya kesempatan yang sama kepada setiap PNS Departemen untuk meningkatkan kompetensi melalui diklat. 4. Terwujudnya effisiensi, efektivitas dan kualitas penyelenggaraan diklat. II. PENGERTIAN 1. Pendidikan dan Pelatihan () adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. 2. Pola adalah gambaran alur diklat yang sistematik dan terarah disusun berdasarkan jenis dan jenjang diklat yang terkait dengan jabatan. 3.

- 2-3. Kepemimpinan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. 4. Pendidikan Formal adalah pendidikan tinggi yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas akademik PNS Departemen yang diselenggarakan baik di dalam maupun di luar negeri. 5. Pendidikan Tinggi Kedinasan adalah pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh lembaga diklat Departemen untuk meningkatkan kualitas akademik PNS Departemen. 6. adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis kehutanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS Departemen. 7. Administrasi adalah diklat administrasi yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis administrasi kehutanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS Departemen. 8. Manajemen adalah diklat teknis yang wajib diikuti oleh pejabat struktural teknis untuk menambah atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis yang mendukung pelaksanaan tugas jabatan yang bersifat berjenjang sesuai dengan tingkat eselon jabatan dan kelompok tugasnya. 9. Manajemen Administrasi adalah diklat teknis administrasi yang wajib diikuti oleh pejabat struktural administrasi untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis administrasi yang mendukung pelaksanaan tugas jabatan yang bersifat berjenjang sesuai dengan tingkat eselon jabatan dan kelompok tugasnya. 10. Matrikulasi adalah diklat yang bertujuan memberikan kemampuan teknis/administrasi bagi pejabat struktural yang mutasi dari satu ke lainnya pada tingkat jenjang jabatan yang setara. 11. Fungsional adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenjang jabatan fungsional. 12. Pra-Purna Tugas adalah diklat pra-purna jabatan yang bersifat transfer pengetahuan dan teknologi terapan dan terbuka bagi seluruh jenjang pangkat dan jabatan PNS Departemen. 13. Lembaga diklat Departemen adalah lembaga yang bertugas melakukan pengelolaan diklat di kehutanan. 14. Jabatan

- 3-14. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara. 15. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara jelas ada dalam struktur organisasi dan dibedakan menurut eselonisasi, mulai dari Eselon IV sampai dengan Eselon I a. 16. Jabatan fungsional adalah jabatan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam satu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan kepada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 17. Jabatan fungsional umum adalah jabatan yang tidak memimpin suatu unit kerja yang biasanya disebut staf atau pelaksana. 18. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang Pegawai Negeri Sipil, mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya secara profesional, efektif dan efisien. 19. dalam arti luas adalah semua kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan hutan dan kehutanan yang mendukung pelestarian fungsi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. III. JENIS DAN JENJANG DIKLAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN A. Jenis PNS Departemen terdiri dari: 1. Prajabatan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) agar dapat melaksanakan tugas yang akan dipercayakan kepadanya. 2. Dalam Jabatan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. 3. Pra-Purna Jabatan/Tugas adalah diklat yang dilaksanakan untuk memberikan keterampilam kepada PNS menjelang pensiun (prapurna tugas) sehingga dapat menjadi bekal ketrampilan di masa pensiun. B. Jenjang...

- 4 - B. Jenjang PNS Departemen terdiri dari: 1. Prajabatan terdiri dari: a. Prajabatan Golongan I, II dan III adalah diklat yang merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS yang dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. b. Pembekalan CPNS adalah diklat yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan prioritas kegiatan Departemen guna memberikan pemahaman kepada CPNS tentang hutan dan kehutanan serta peranannya dalam pembangunan nasional secara komprehensif. Tabel 1. Prajabatan lingkup Departemen NO Jenis Nama 1. Prajabatan Prajabatan Tk. I Prajabatan Tk. II Prajabatan Tk. III Jenjang Kode Kelompok Sasaran Dasar DPJ-I CPNS Golongan/Ruang I/a sampai dengan I/c Dasar DPJ-II CPNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan II/c Dasar DPJ-III CPNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan III/b 2. Pembekalan Orientasi Tata laksana Dasar OTK CPNS Golongan/Ruang minimal II/c 2....

- 5-2. Dalam Jabatan terdiri dari: a. Kepemimpinan Tabel 2. Kepemimpinan No. Nama Jenjang 1. Dasar Kepemimpinan Tk.IV 2. Kepemimpinan Tk.III 3. Kepemimpinan Tk.II 4. Kepemimpinan Tk.I b. Pendidikan Formal Kode Dikpim IV Dikpim III Kelompok Sasaran PNS Gol./Ruang III/a sampai dengan IV/a PNS Gol. Ruang III/b sampai dengan IV/b. Pejabat stuktural Eselon IV Pejabat stuktural Eselon III yang belum mengikuti dikpim tk. III Dikpim II PNS Gol/ruang III/d sampai IV/d Pejabat stuktural Eselon III Pejabat stuktural Eselon II yang belum mengikuti dikpim tk. II Tinggi Dikpim I PNS Gol/ruang IV/b sampai dengan IV/e Pejabat stuktural Eselon II Pejabat stuktural Eselon I yang belum mengikuti dikpim tk. I Tabel 3. Pendidikan Formal lingkup Departemen No Nama Kode Kelompok Sasaran 1 Diploma II D-III PNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan III/b 2 Diploma III D-III PNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan III/b 3 Diploma IV D-IV PNS Golongan/Ruang II/b sampai dengan III/b 4 Sarjana S1 PNS Golongan/Ruang II/b sampai dengan III/b 5 Pasca Sarjana S2 PNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan IV/a 6 Doktoral S3 PNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan IV/b c. Pendidikan...

- 6 - c. Pendidikan Tinggi Kedinasan Pendidikan tinggi kedinasan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan Departemen serta permintaan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi di kehutanan. Pendidikan Tinggi kedinasan adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan permintaan masing-masing unit Departemen dan/atau pihak lain yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di kehutanan d. Fungsional Tabel 4. Penjenjangan Fungsional lingkup Departemen No Nama Jenjang Kode Kelompok Sasaran 1. Pembentukan Fungsional a. Tingkat Trampil Dasar PFT CPNS/PNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan III/d Pejabat struktural eselon IV Calon Pejabat fungsional pada jenjang Pemula b. Tingkat Ahli Dasar PFA CPNS/PNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan IV/c Pejabat struktural eselon IV dan III Pejabat fungsional lainnya pada jenjang Pertama sampai Madya Pejabat fungsional trampil yang memenuhi syarat untuk diangkat pada jabatan fungsional ahli yang sejenis 2. Penjenjangan Fungsional a. Fungsional PFPL Pejabat fungsional dengan Pelaksana mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya b. Fungsional PFPa Pejabat fungsional dengan Penyelia mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya c. Fungsional PFM Pejabat fungsional dengan Muda mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya d. Fungsional

- 7 - d. Fungsional Madya e. Fungsional Utama PFMa Pejabat fungsional dengan mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya Tinggi PFU Pejabat fungsional dengan mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya e., terbagi menjadi Manajemen, Manajemen Administrasi, dan Administrasi. 1) Manajemen a) Manajemen Perencanaan No Nama 1. Manajemen Perencanaan Tk. Dasar 2. Manajemen Perencanaan Tk. 3. Manajemen Perencanaan Tk. Jenjang Dasar Kode MTK V PLANO MTK IV PLANO MTK III PLANO Kelompok Sasaran PNS fungsional umum dan perencanaan kehutanan baik di tingkat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang /akan perencanaan kehutanan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional perencanaan kehutanan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV. 4. Manajemen

- 8-4. Manajemen Perencanaan Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional perencanaan kehutanan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV. b) Manajemen Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan dan Lahan No Nama Jenjang Kode Kelompok Sasaran 1. Manajemen Dasar MTK V PNS fungsional umum dan RLPS sedang/akan Rehabilitasi Hutan dan rehabilitasi hutan dan lahan baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Lahan Tk. Minimal pangkat Penata Muda Dasar (III/a) 2. Manajemen Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tk. 3. Manajemen Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tk. MTK IV RLPS MTK III RLPS PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan rehabilitasai hutan dan lahan baik di tingkat Pusat maupun UPT dan fungsional tertentu. Minimal pangkat penata Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional rehabilitasai hutan dan lahan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV. 4. Manajemen

- 9-4. Manajemen Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional rehabilitasai hutan dan lahan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV. c) Manajemen Pemanfaatan Hutan No Nama 1. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. Dasar 2. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. 3. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. Jenjang Dasar Kode MTK V PHP MTK IV PHP MTK III PHP Kelompok Sasaran PNS fungsional umum dan sedang/akan pemanfaatan hutan baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan pemanfaatan hutan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional pemanfaatan hutan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV Manajemen

- 10-4. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional pemanfaatan hutan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV. d) Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No Nama 1. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. Dasar 2. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. 3. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. Jenjang Kode Dasar MTK V PHKA MTK IV PHKA MTK III PHKA Kelompok Sasaran PNS fungsional umum dan sedang/akan perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV 4. Manajemen

- 11-4. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV 2) Manajemen Administrasi a. Manajemen Administrasi Kelompok Kesekretariatan. No Nama 1. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. Dasar 2. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. 3. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. Jenjang Dasar Kode MTAK V KES MTAK IV KES MTAK III KES Kelompok Sasaran PNS fungsional umum dan sedang/akan kesekretariatan/tata usaha baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan kesekretariatan /tata usaha baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional kesekretariatan /tata usaha baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV 4. Manajemen

- 12-4. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. Tinggi Tinggi MTAK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional kesekretariatan /tata usaha baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat penata (IV/a) Minimal pendidikan S I/D IV b. Manajemen Administrasi Kelompok Pendukung. No Nama 1. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. Dasar Jenjang Dasar Kode MTAK V TPK Kelompok Sasaran PNS fungsional umum dan sedang/akan Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) Minimal pendidikan S1/D-IV 2. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. MTAK IV TPK PNS struktural eselon IV dan sedang/akan Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun UPT Minimal pangkat Penata Muda Tk. I (III/b) Minimal pendidikan S1/D-IV 3. Manajemen

- 13-3. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. 4. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. Tinggi Tinggi MTAK III TPK MTAK II PNS struktural eselon IV, eselon III dan fungsional Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun UPT dan Widyaiswara (dalam penugasan khusus) Minimal pangkat Penata Tk. I (III/d) Minimal pendidikan S1/D-IV PNS struktural eselon III, eselon II dan fungsional Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun Minimal pangkat Pembina Tk. I (IV/b) Minimal pendidikan S1/D-IV f. Matrikulasi, dilaksanakan untuk semua jenjang jabatan struktural pada setiap. matrikulasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan eselon jabatan yang dimatrikulasikan. 3. Pra-Purna Jabatan/tugas terdiri dari: a. Pra-Purna Tugas bisnis Agroforestry, yaitu diklat pra-purna jabatan yang bersifat transfer pengetahuan dan teknologi agroforestry/kehutanan terapan dan terbuka bagi seluruh jenjang pangkat dan jabatan PNS Departemen. b. Purna Tugas bisnis Non Agroforestry, yaitu diklat pra-purna jabatan yang bersifat transfer pengetahuan dan teknologi bisnis terapan dan terbuka bagi seluruh jenjang pangkat dan jabatan PNS Departemen. IV. ALUR POLA...

- 14 - IV. ALUR POLA DIKLAT PNS DEPARTEMEN KEHUTANAN Gol/ Ruang JAB. STRUKTURAL JAB. FUNGSIONAL Ese lon DIKLAT DIKLAT AHLI DIKLAT TRAMPIL IV/e Es Ia Dikpim I PF Utama IV/d Ib IV/c Dikpim II IV/b Es II MTK/MTAK II IV/a Dikpim III Es MTK/MTAK III/d III III III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a Es IV FUNGSIONAL UMUM (NON STRUKTURAL) Dikpim IV MTK/MTAK IV MTK/MTAK V DIKLAT TEKNIS KEHUTANAN/TEKNIS ADMINISTRASI KEHUTANAN PF Madya PF Muda Pemb. Fungsional Pertama DIKLAT PEMBENTUKAN FUNGSIONAL PRAJABATAN UTAMA MADYA MUDA PERTAMA PF Penyelia PF Pel. PF Pelaksana Pemb. Fungsional Pemula PENYE LIA PELAKSANA LANJUTAN PE LAK SANA PEMULA CPNS (Cafungs, NS) PEMBEKALAN CPNS (MAGANG) : : Wajib mengikuti diklat Tidak diprioritaskan mengikuti diklat V. PENYELENGGARAAN DIKLAT...

- 15 - V. PENYELENGGARAAN DIKLAT A. Lembaga diklat Departemen wajib menetapkan dan mengumumkan jenis dan jenjang diklat yang akan diselenggarakan secara berkala maupun insidentil; B. Penyelenggaraan diklat prajabatan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat prajabatan. Sedangkan diklat pembekalan CPNS dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen bekerjasama dengan instansi terkait; C. Penyelenggaraan diklat pendidikan formal lanjutan dilaksanakan atas dasar biaya Departemen dan kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan lembaga/negara donor pendidikan formal lanjutan dan perguruan tinggi di dalam/luar negeri; D. Penyelenggaraan diklat kepemimpinan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat kepemimpinan atas dasar kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan Lembaga Administrasi Negara; E. Penyelenggaraan diklat fungsional dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat fungsional atas dasar kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan lembaga/departemen pembina jabatan fungsional; F. Penyelenggaraan diklat teknis kehutanan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen ; G. Penyelenggaraan diklat teknis fungsional dan teknis kehutanan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain lingkup Departemen atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat teknis fungsional dan teknis kehutanan; H. Penyelenggaraan diklat pra-purna jabatan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat pra-purna jabatan atas dasar kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan lembaga/departemen yang berkompeten dalam kewirausahaan; I. Jenis diklat, kurikulum dan jangka waktu diklat dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. VI. PEMBINAAN DIKLAT A. Lembaga diklat Departemen bertanggung jawab atas pembinaan diklat secara keseluruhan di lingkungan Departemen ; B. Pembinaan dimaksud meliputi: 1. Penyusunan pedoman diklat; 2. Bimbingan dalam pengembangan kurikulum; 3. Bimbingan dalam penyelenggaraan diklat; 4. Standardisasi dan akreditasi diklat; 5. Pengembangan...

- 16-5. Pengembangan sistem informasi diklat; 6. Pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan diklat; 7. Pemberian bantuan teknis melalui konsultasi, bimbingan di tempat kerja, kerjasama dalam pengembangan penyelenggaraan dan evaluasi diklat. VII. PENUTUP 1. Pola Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen merupakan dasar dan pedoman kepastian pengembangan karier PNS lingkup Departemen. 2. Pembinaan karier Pegawai negeri Sipil melalui diklat di lingkup Departemen secara terus menerus akan dievaluasi dan dikembangkan sesuai dinamika perubahan organisasi pemerintahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua komponen yang bertanggungjawab dalam pengelolaan kepegawaian di lingkup Departemen sehingga pola diklat ini dapat diterapkan atas dasar prinsip transparansi, kejujuran, dan keadilan serta bebas dari unsur kolusi, korupsi dan nepotisme. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi ttd MENTERI KEHUTANAN, ttd SUPARNO, SH NIP. 080068472 H.M.S. KABAN