BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan landasan teori sebagai pijakan serta pedoman. Landasan teori

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB I PENDAHULUAN. semakin mahalnya biaya pembuatan suatu proyek konstruksi. Apalagi bila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu ilmu yang dinamakan MANAJEMEN.

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti

Owner (Pemilik Proyek)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

Perencanaan proyek dengan metode network planning pada proyek tk model kabupaten Sragen BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi. sasarannya telah digariskan dengan jelas.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab empat maka penulis

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

pengelolaannya menjadi semakin kompleks dan rumit. Perencanaan dan pengendalian proyek yang efektif dan efisien semakin penting dan dibutuhkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas

ANALISIS FAKTOR BERPENGARUH PADA PERILAKU MANAJER PROYEK DALAM PENCAPAIAN HASIL PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur

PERBANDINGAN METODE SIMPLE ALTERNATIVES KONTRAK HARGA PASTI DAN METODE MULTIPLE ALTERNATIVES KONTRAK HARGA POKOK

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat didalamnya yaitu owner, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

SEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III LANDASAN TEORI

PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN CLUSTER PASAWAHAN REGENCY DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM ATAU PERT

SISTEM INFORMASI CASH IN DAN CASH OUT PADA SUATU PROYEK KONTRUKSI (037K)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

sifatnya temporer itulah banyak dari proyek melibatkan atau melimpahkan Sebagai pemilik proyek yang akan melimpahkan pengerjaanpembangunan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. estimasi terhadap biaya proyek adalah biaya peralatan dan juga material.

BAB I PENDAHULUAN. dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari dunia kontruksi berkembang makin pesat. Kita sebagai pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pembangunan jalan baru yang sedang dilaksanakan di berbagai tempat,

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengolah sumber daya proyek ( manpower, material, machines, method, money )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

II. KEGIATAN PENGAWASAN

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO. Djamin

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PEMBANGUNAN JARINGAN DAERAH IRIGASI SANGKUP KIRI

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

b Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULAN. berkembang seperti Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman dalam penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk dapat melaksanakan penelitian dan penulisan suatu karya ilmiah diperlukan landasan teori sebagai pijakan serta pedoman. Landasan teori diperlukan untuk memperoleh kesatuan pemahaman dan persepsi tentang sesuatu dan pengertian istilah yang digunakan dalam tulisan ini. 2.1. Pengertian Proyek Pengertian proyek menurut beberapa ahli : 1. Menurut Iman Soeharto (1995) Kegiatan proyek diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. 2. Menurut Clive Gray (1983) Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumbersumber untuk mendapatkan benefit. 3. Menurut Harris Arifin (1980) Proyek adalah Suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) diwaktu yang akan datang, yang 4

5 direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah satu unit dimana biaya maupun hasilnya dapat diukur. Dari pengertian diatas terlihat bahwa ciri proyek secara umum adalah (Soeharto, 1995) : 1. Memiliki tujuan yang khusus atau hasil kerja akhir. 2. jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan. 3. bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas. 4. non rutin, tidak berulang-ulang, Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 2.2. Sasaran proyek dan tiga kendala Pelaksanaan kegiatan proyek selalu memiliki tujuan khusus, dimana didalam proses mencapai tujuan tersebut telah ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Berikut ini merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosialisasikan sebagai sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala. 1. Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu

6 (misal per kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode. 2. Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan. 3. Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Hubungan antara biaya, jadwal dan mutu dapat dilihat pada gambar 2.1. Biaya Anggaran Jadwal Mutu Waktu Kinerja Gambar 2.1. Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala Sumber : Soeharto,I (1995), Manajemen Proyek dari Konsepsual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta, Hal 2. Ketiga batasan tersebut bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada

7 naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya jika ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi yaitu : 1. Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. 2. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. 3. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. 2.3. Perbedaan kontraktor kecil dan kontraktor besar Ciri-ciri utama dari kontraktor kecil dan kontraktor besar dibandingkan pada tabel 2.1 (Musselman, 1998). Tabel 2.1 Perbedaan Ciri-ciri antara kontraktor kecil dan kontraktor besar Kontraktor kecil Umumnya dikelola oleh pemiliknya Struktur organisasi yang sederhana Pemilik mengenal karyawannya Prosentase kegagalan kontraktor tinggi Kekurangan tenaga-tenaga ahli Modal jangka panjang sulit diperoleh Kontraktor besar Biasanya dikelola oleh bukan pemiliknya Struktur organisasi yang kompleks Pemilik mengenal sedikit karyawannya Prosentase kegagalan kontraktor rendah Banyak tenaga-tenaga ahli Modal jangka panjang biasanya relatif mudah diperoleh Sumber : Vernon A. Musselman dan john H. Jackson, 1998, Pengantar Ekonomi Kontraktor, Erlangga, Jakarta

8 Pada umumnya, kontraktor kecil mempunyai karyawan yang lebih sedikit, investasi modal yang terbatas dan nilai proyek yang rendah. 2.4. Sifat, Kondisi dan Kendala Proyek Berskala Kecil Sifat, Kondisi dan Kendala spesifik yang dijumpai pada Proyek Berskala Kecil dan membedakannya dengan proyek berskala besar adalah sebagai berikut (Soeharto, 1995) : 1. Kurun waktu implementasi proyek amat singkat Berbeda dengan proyek berskala besar dan kompleks yang umumnya berlangsung sampai 3-5 tahun, proyek berskala kecil banyak hanya memerlukan waktu implementasi kurang dari satu tahun, bahkan ada yang hanya beberapa bulan saja. Kurun waktu yang amat singkat ini menuntut perhatian ekstra berbagai aspek pengelolaanya. 2. Jumlah kegiatan relatif sedikit. Sesuai dengan namanya maka proyek-proyek berskala kecil memiliki lingkup kerja terbatas, dan relatif sedikit bila dibandingkan dengan proyek besar. Dalam beberapa aspek kegiatan yang berjumlah sedikit ini dapat bersifat positif dalam arti dapat dilakukan perkiraan atau perhitungan yang akurat. Selain itu juga memungkinkan diterapkannya metode yang bertujuan meningkatkan efektifitas pengelolaanya. Sebaliknya lingkup kecil mengurangi keluwesan penyediaan sumber daya.

9 3. Perhatian dan prioritas kontraktor. Sarana-sarana penting pengelolaan seperti organisasi, kebijaksanaan, prosedur, pembinaan personil, dibuat dan dilaksanakan dengan tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan operasi. Hal yang demikian sering banyak pengaruhnya terhadap kurun waktu penyelesaian proyek. 4. Keterbatasan fleksibilitas penggunaan sumber daya. Kondisi atau kendala lain yang dihadapi proyek berskala kecil adalah masalah keluwesan penggunaan sumber daya. Jenis dan jumlah sumber daya yang dialokasikan kepada proyek baik berskala besar maupun kecil selalu didasarkan atas pertimbangan efisiensi dan ekonomi. Untuk proyek kecil karena lingkup kerjannya kecil maka jenis dan jumlah sumber daya yang disediakan pun terbatas sesuai dengan keperluan, dengan akibat mengurangi keluwesan pengaturan penggunaanya bila terjadi masalah diluar rencana. Dengan kata lain, proyek berskala kecil tidak dapat menyediakan kontigensi yang cukup besar untuk menutupi berbagai kemungkinan yang diluar rencana secara besar untuk menutupi berbagai kemungkinan yang diluar rencana secara memadahi kerena biayanya tidak sebanding dengan besar biaya proyek secara keseluruhan. 5. Kondisi dan kendala teknis yang menyertainya Kendala teknis yang sering dialami adalah keterbatasan area kerja. Keadaan ini menyebabkan menurunnya ruang gerak tenaga kerja sehingga produktifitasnya pun menurun.

10 2.5 Kesuksesan Proyek Kriteria keberhasilan suatu proyek mencakup beberapa hal yaitu memiliki kecakapan untuk mengembangkan suatu rencana kontraktor, kemampuan manajemen untuk memenuhi kebutuhan modal, dan memutuskan tentang bentuk yang terbaik dari organisasi kontraktor. Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkahlangkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran. Metode menyusun jadwal yang terkenal adalah analisis jaringan kerja (network), yang mengambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan pekerjaan proyek. Anggaran adalah satu bentuk perencanaan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan proyek pada khususnya dan kontraktor pada umumnya. Pada proyek, anggaran disusun menjadi time phased budget, yaitu, perkiraan biaya yang dikaitkan dengan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang akan digunakan menjadi patokan dasar dalam kegiatan pengendalian. Jika anggaran tersebut tanggap terhadap situasi sampai akhir maka proyek tersebut dianggap berhasil dalam anggarannya. Mutu membicarakan masalah kualitas hasil proyek yang dihasilkan. Jika mutu yang dihasilkan adalah baik dan sesuai dengan apa yang diisyaratkan dalam kontrak, maka proyek dinilai sukses. Oleh karena itu, keberhasilan yang diperoleh suatu kontraktor konstruksi karena kemampuannya dalam mewujudkan kesuksesan yang diukur dari berbagai kominasi jadwal, anggaran, mutu dan minimalnya perselisihan.

11 2.6 Kontraktor Kontraktor yang sering pula disebut dengan pemborong mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dilapangan. hal ini karena seluruh kegiatan pembangunan dilakukan oleh pihak kontraktor. Kontraktor adalah seseorang atau satu kesatuan yang dikenal seperti dalam perjanjian antara pemilik proyek dengan kontraktor dan ditujukan oleh semua dokumen-dokumen kontrak (Halpin dan Woodhead). Tugas dan kewajiban kontraktor adalah melaksanakan implementasi fisik, menghasilkan produk atau instalasi, dengan komponen-komponen pekerjaan utama desain engineering, pengadaan, dan konstruksi. 2.7. Konsultan Perkembangan usaha jasa konstruksi sangat dipengaruhi oleh perkembangan laju industrialisasi. Hal ini sangat dipahami, karena perkembangan industri memerlukan berbagai macam persiapan. Tahap persiapan yang tidak boleh dianggap mudah adalah masalah perencanaan. Perencanaan yang matang dan baik sangat diperlukan untuk menunjang proses industrialisasi dalam berbagai bidang kontruksi. Untuk menghadapi perkembangan dunia konstruksi yang semakin pesat, maka pelayanan dalam bidang jasa konstruksi harus mendapatkan perhatian yang besar. Menurut H.L.Shenson (1990), konsultan profesional adalah perorangan atau kontraktor yang memiliki keahlian, kecakapan, dan bakat khusus dan tersedia

12 bagi yang memerlukan (klien), dengan imbalan sejumlah upah, konsultan profesional memberikan nasehat dan seringkali juga membantu melaksanakan nasehat tersebut dengan dan unuk klien. Dengan demikian terlihat bahwa konsultan menyediakan jasa dalam bentuk keahlian dan seringkali dilanjutkan dengan pekerjaan atau kegiatan yang merupakan implementasi nasehat yang diberikan, sampai membuahkan hasil yang nyata (Soeharto, 1995).