BAB IV DPRD DALAM PENETAPAN APBD BERDASARKAN PASAL 41 JUNTO PASAL 44 UU NO.12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI KOTA PASURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

BAB I PENDAHULUAN. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS YURIDIS 12 TAHUN 2008 TERKAIT KEWENANGAN DPRD DALAM PEMBAHASAN PERDA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DEMAK KEPUTUSAN BADAN MUSYAWARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DEMAK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Istilah-istilah dalam Undang-undang tentang Keuangan Negara

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUPA) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA TEORITIK

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN APBD

BAB II LANDASAN TEORI

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ACARA MASA PERSIDANGAN III TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 c. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakila

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT DALAM SIDANG PARIPURNA DPRD TENTANG PENETAPAN RANCANGAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR : 170/ 04/PIMP/ /2011 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

Department of Business Adminstration Brawijaya University

BUPATI TEGAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TEGAL TAHUN ANGGARAN 2012

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

Fungsi Budgeting Badan Anggaran DPRD Kota dalam Prespektif Fiqh Siyasah Abdul Rajab UIN Sunan Ampel Surabaya

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH

Peraturan pelaksanaan Pasal 159 Peraturan Menteri Keuangan. 11/PMK.07/ Januari 2010 Mulai berlaku : 25 Januari 2010

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PROVINSI JAWA TENGAH

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 WALIKOTA DEPOK,

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan di masing-masing unit kerja pada organisasi/lembaga. Penganggaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2006

RENCANA KERJA SKPD JANGAN ASAL JADI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Utara Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TELAHAAN STAF. I. Pokok Persoalan :

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2006

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD)

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

Pengelolaan Keuangan Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PELAKSANAAN HAK BUDGET DPRD DALAM PENETAPAN APBD BERDASARKAN PASAL 41 JUNTO PASAL 44 UU NO.12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI KOTA PASURUAN A. Analisis terhadap Pelaksanaan Hak Budget DPRD dalam Penetapan APBD Kota Pasuruan pasal 41 junto pasal 44 UU No.12/2008 APBD merupakan kebijakan publik yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, oleh karena itu penetapan APBD harus senantiasa mengutamakan aspirasi seluruh masyarakat. Penyampaian aspirasi masyarakat dapat dilakukan secara langsung maupun melalui fraksi yang mewakilinya dalam lembaga DPRD. DPRD sebagai wakil rakyat daerah harus bisa berperan aktif dalam menentukan kebijakan pemerintah daerah. Walaupun DPRD bukan merupakan lembaga pelaksana anggaran, namun, DPRD mempunyai hak Budget yang telah diberikan oleh undang-undang. Dalam Undang-Undang No.12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah pasal 41 dijelaskan bahwa DPRD mempunyai fungsi legislative, anggaran dan pengawasan. Dalam melaksanakan fungsi anggaran inilah, DPRD memiliki hak Budget untuk ikut membahas dan menyetujui rencana APBD bersama kepala daerah. 83

84 Penetapan APBD bersama DPRD diatur dalam Undang-Undang No 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara. Proses penetapan APBD dimulai dengan pembahasan Kebijakan Umum APBD yang diajukan Pemerintah Daerah kepada DPRD, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Hasil kesepakatan pembahasan PPAS antara DPRD dan Pemerintah Pusat ini dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menyusun rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah tahun berikutnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan. 1 Rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang telah disusun oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selanjutnya dibahas Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Berdasarkan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang telah ditelaah oleh tim anggaran pemerintah Daerah, pejabat pengelola keuangan dan asset daerah menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD berikut nota keuangan dan rancangan APBD-nya. 2 Karena pembahasan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah, maka pembahasan peraturan daerah tentang APBD ditentukan berdasarkan peraturan tata tertib DPRD Kota Pasuruan. Jadwal h.12 1 Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keuangan Negara, 2 Basuki, Pengelolaan Keuangan Daerah, h.42

85 rapat pembahasan peraturan daerah tentang APBD tersebut dilaksanakan berdasarkan hasil rapat panitia musyawarah yang ada di DPRD. Dalam pembahasan peraturan daerah tentang APBD dan penjabaran APBD, walikota daerah menyampaikan nota keuangan sebagai pengantar rapat pembahasan peraturan daerah tentang APBD. Dalam rapat tersebut, DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. Hak DPRD untuk mengajukan usul ini dijamin oleh Undang-Undang N0. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 20 ayat 3. APBD merupakan alat utama Pemerintah Daerah untuk menyejahterakan masyarakat yang ada di daerahnya. Selain itu, dana APBD juga didapat dari pajak yang dibayar masyarakat kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah. Oleh karena itulah, masyarakat berhak untuk ikut dalam penggunaan dana APBD dan pemerintah daerah harus mengalokasikan dana APBD dengan sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaan pembahasan rencangan peraturan daerah tentang APBD, penjadwalan pembahasan tentang penetapan APBD kota Pasuruan tahun anggaran 2008 tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 pasal 20 ayat 1 menjadwalkan bahwa pengajuan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya oleh Pemerintah Daerah kepada DPRD pada minggu pertama bulan oktober tahun sebelumnya. Penjadwalaan tersebut

86 ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 agar keputusan mengenai Raperda tentang APBD dapat dilakukan selambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. Dengan begitu, proses penetapan APBD dapat dilaksanakan dalam dua bulan agar diperoleh APBD yang benar-benar memenuhi harapan masyarakat, yaitu memenuhi rasa keadilan. Penetapan APBD kota Pasuruan dilakukan mulai tanggal 7 Desember 2007 hingga 29 Desember 2007. Dengan waktu yang relatif singkat ini menyebabkan DPRD tidak dapat melaksanakan hak Budgetnya secara maksimal. Hal ini ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan DPRD Kota Pasuruan pada rapat paripurna-2 yang banyak terfokus pada pembangunan fisik daripada pemberdayaan masyarakat miskin 3. Apabila dilihat dari struktur APBD Kota Pasuruan yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Pengeluaran Daerah dan Pembiayaan Daerah. Pendapatan daerah sebesar Rp. 314.824.815.082,00 dan belanja daerah sebesar Rp. 381.175.694.064,72 sehingga menimbulkan defisit sebesar Rp. 66.350.878.982,72. Dengan melihat perhitungan yang seperti ini, seharusnya DPRD Kota Pasuruan dapat melaksanakan hak Budgetnya dengan meminta pemerintah kota Pasuruan memperhitungkan kembali program yang tidak terlalu mendesak agar tidak timbul defisit. Dan Pemerintah Daerah Kota Pasuruan sebagai pengguna anggaran seharusnya melaksanakannya sebagai antisipasi agar 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Risalah Resmi Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pasuruan tahun Anggaran 2008

87 tidak terjadi utang daerah walaupun ada pemerintah daerah menyusun skenario dana perimbangan. Pada alokasi APBD RSD dr. Soedharsono di atas terlihat dalam belanja langsung didominasi oleh pembangunan fisik seperti pembangunan kantor, penyediaan jasa alat tulis kantor dan penyediaan peralatan rumah tangga. Dalam belanja langsung tersebut, dari total belanja Rp. 26.114.750.889,36 hanya Rp. 2.382.200.000,00 yang benar-benar dialokasikan untuk masyarakat miskin. B. Analisis terhadap Pelaksanaan Hak Budget DPRD dalam Penetapan APBD Kota Pasuruan Menurut Fiqh siyasah Prinsip yang harus dilaksanakan dalam fiqh siyasah adalah amanah, keadilan, ketaatan dan musyawarah. Agar prinsip ini terlaksana diperlukan supremasi hukum, pemerataan, kesejahteraan ekonomi dan hak dilindungi kehormatan kemanusiaan setiap masyarakat. Dalam relisasinya diperlukan kesepakatan dalam mengambil kebijakan untuk kemaslahatan umat. 4 Oleh karena itu, hak Budget DPRD Kota Pasuruan dilaksanakan secara musyawarah. Dalam fiqh siyasah diperlukan kecermatan kondisi umat. Keterlambatan menentukan kebijakan bisa mengakibatkan kegagalan dalam mencapai kemaslahatan umat. U<li al-amri wajib melaksanakan dan bertanggung jawab atas amanat yang telah diberikan kepadanya. U<li al-amri mempunyai hak untuk ditaati dan mendapatkan fisilitas dalam melaksanakan tugasnya secara 4 Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi KemaslahatanUmat...,h. 267

88 wajar, dan rakyat berhak untuk dijamin dan dilayani hak-haknya selaku warga daerah dan selaku manusia dengan adil. Setiap pungutan harus disertai perlindungan dari pemerintah. Hasil ijtihad ulama akan dihargai selama masih dalam rambu-rambu prinsip syari ah. Dilihat dari kedudukan DPRD sebagai wakil rakyat, DPRD identik dengan Ahl al-h}alli wa al- Aqd. Dalam Negara Islam, kekuasaan dan kedaulatan rakyat dibatasi dengan syari ah dan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur an dan AL Sunnah. Rakyat tetap memiliki kedaulatan, kekuasan dan kebebasan dalam menjalankan roda pemerintahan serta menentukan undang-undang, akan tetapi kekuasaan harus dalam kerangka melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur an dan al- Sunnah. Rakyat tetap memiliki hak untuk membuat undang-undang, sepanjang tidak bertentangan dengan kedua sumber hukum utama ini. 5 Apabila meninjau kembali pada permasalahan alokasi dana sebelumnya, APBD tahun anggaran 2008 kurang berpihak pada rakyat. DPRD atau Ahl al- H}alli wa al- Aqd seharusnya dapat berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat. Dalam Islam sendiri diajarkan bahwa harta negara/daerah di prioritaskan untuk orang-orang miskin agar harta tidak berputar-putar saja pada orang-orang kaya dan Allah menjanjikan hukuman bagi orang yang tidak mentaatinya, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hasr ayat 7 disebutkan bahwa: 5 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syari ah..., h. 17

4 ( 4 89 4 n1ö à)ø9$# Ï%Î!uρ ÉΑθß =Ï9uρ Tsù 3 t à)ø9$# È δr& ô ÏΒ Ï&Î!θß u 4 n?tã ª!$# u!$sùr&!$ Β öνä3ζïβ Ï!$uŠÏΨøîF{$# t t/ P's!ρߊ tβθä3tƒ Ÿω ö s1 È Î6 9$# È ø $#uρ È Å3 yϑø9$#uρ 4 yϑ tgušø9$#uρ!$# βî)!$# (#θà)?$#uρ (#θßγtfρ$sù çµ Ψtã öνä39pκtξ $tβuρ çνρä ã sù ãαθß 9$# ãνä39s?#u!$tβuρ É>$s)Ïèø9$# ß ƒï x Artinya: Apa saja harta rampasan (fai ) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya. 6 Dari ayat di atas jelas semua harta adalah milik Allah dan digunakan untuk anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan agar harta tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja. Selain itu ayat di atas memberikan konsekuen bahwa Allah menjanjikan hukuman bagi orang yang tidak mentaatinya. 6 Depag RI, AL-Qur an dan Terjemah, h. 916