PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

dokumen-dokumen yang mirip
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MADIUN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

UNESA Journal of Chemical Education Vol.4, No.1, pp January 2015.

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol 5,. No 3, , September, 2016

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LAJU REAKSI

KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI LAJU REAKSI

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

E-journal Prodi Edisi 1


PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATERI ASAM BASA KELAS XI SMAN 8 SURABAYA

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011):

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 1, pp Januari 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

Fakhruddin *), Elva Eprina, dan Syahril Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

CORRELATION BETWEEN STUDENT S INTERPRETATION GRAPH SKILL AND STUDENT LEARNING OUTCOMES

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning yang

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PONTIANAK

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA SUBMATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Zat Aditif Pada Makanan dan Minuman. Ariska Yuniar Rahmawati (1),Evie Ratnasari (2)

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN REACTION RATES MATTER Asni dan Dian Novita Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya e-mail: nias_ideal@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, peningkatan keterampilan proses siswa dan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan rancangan penelitian yang digunakan adalah one-group Pretest-Postest Design. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 11 Surabaya. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, lembar pengamatan keterampilan proses, lembar soal tes keterampilan proses, dan lembar soal tes kognitif produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase rata-rata keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pada pertemuan I sebesar 88,98% (sangat baik), pertemuan II sebesar 90,61% (sangat baik), pertemuan III sebesar 93,54%(sangat baik), dan pertemuan IV sebesar 96,23% (sangat baik); (2) Peningkatan keterampilan proses siswa sebesar 70,85% siswa mendapat peningkatan dengan kategori tinggi, sebesar 25,30% siswa mendapat peningkatan dengan kategori sedang, sebesar 3,85% siswa mendapat peningkatan dengan kategori rendah. Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses, Laju Reaksi Abstract The aims of this research are to know feasibility of learning, improvement student s process skill and student s achievment after implementation of guided inquiry learning model in reaction rates matter. The type of this research was descriptive quantitative and design of this research was One-Group Pretest- Postest Design. The subject of this research were XI grade student s of SMA Negeri 11 Surabaya. The instruments that used were observation sheet of inquiry learning model feasibility, observation sheet of process skill, sheet test for process skill, and sheet test for cognitive product. The result of this research showed that (1) Average percentage of guided inquiry learning model feasibility at meeting I was 88,98% (excellent), at meeting II was 90,61% (excellent), at meeting III was 93,54% (excellent), and at meeting IV was 96,23% (excellent); (2) Improvement of student s process skill was 70,85% high category, 25,30% medium category, and 3,85% low category. Keywords: Guided Inquiry Learning Model, Science Process Skill, Reaction Rates 11

PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan bangsa dan negara. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara [1]. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI no. 65 tahun 2013, sesuai dengan standar kompetensi kelulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Selain itu untuk memperkuat pendidikan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/ inquiry learning) [2]. Keterampilan proses sains didefinisikan sebagai adaptasi dari keterampilan yang digunakan oleh para ilmuwan untuk menyusun pengetahuan, memikirkan masalah dan membuat kesimpulan [3]. Salah satu materi kimia adalah laju reaksi dengan salah satu kompetensi dasar pada materi laju reaksi adalah merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde 12 reaksi. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut dapat diketahui bahwa materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi memerlukan praktikum untuk mendukung pemahaman siswa dalam menguasai konsep Berdasarkan hasil angket pra penelitian yang telah diberikan kepada 39 siswa SMA Negeri 11 Surabaya, sebesar 64,11% siswa tidak dapat menyebutkan dengan benar langkah-langkah dalam metode ilmiah, Ketika diberikan suatu fenomena terdapat 64,10% siswa tidak dapat mengajukan suatu pertanyaan ilmiah yang sesuai dan sebanyak 76,92% siswa tidak dapat mengidentifikasi variabel dari fenomena yang diberikan. Dari hasil angket pra penelitian sebanyak 39 siswa menjawab bahwa pembelajaran kimia di sekolah dilakukan dengan metode penjelasan langsung oleh guru. Berdasarkan fakta diatas, menunjukkan bahwa pembelajaran masih berorientasi pada produk sedangkan proses kurang diperhatikan. Padahal, berdasarkan kurikulum 2013 pembelajaran mencakup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan bagian dari keterampilan proses sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut maka diperlukan pendekatan keterampilan proses yang bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam kecakapan hidup. Untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 maka dalam

mengajarkan materi laju reaksi diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa melalui pelibatan aktif siswa yang bersangkutan agar siswa lebih memahami materi atau konsep yang diajarkan sehingga hasil belajar siswa baik produk dan proses dapat mencapai ketuntasan. Salah satu model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran inkuiri. Melalui proses inkuiri orang dapat menemukan hal-hal yang baru dan pengetahuan-pengetahuan baru [4]. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga pada akhir pembelajaran siswa dituntut untuk menemukan konsep secara mandiri. Penerapan model inkuiri akan menghasilkan peserta didik yang mampu memecahkan masalah-masalah dan membangun hipotesis-hipotesis tentative yang akan mereka jawab dengan data hasil penelitian mereka. penemuan adalah proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek membentuk dan menguji hipotesis Ada dua tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensitas keterlibatan siswa, yaitu: 1.) Inkuiri terbimbing (guided inquiry). Dalam metode inkuiri terbimbing, masalah dikemukakan guru atau bersumber dari teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan intensif guru. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan 13 dalam pembelajaran mengenai konsepkonsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu; dan 2.) Inkuiri bebas (unguided inquiry). Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan [5]. Melalui model pembelajaran inkuiri diharapkan konsep materi laju reaksi lebih mudah dipahami. Dalam pembelajaran inkuiri, juga dilakukan kegiatan praktikum, yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Jenis Praktikum dalam model pembelajaran inkuiri yang dilakukan di laboratorium berdasarkan disediakan atau tidaknya komponen permasalahan, peralatan, prosesur kerja, dan sasaran atau jawaban yang akan dicapai dibagi menjadi lima yaitu verifikasi, inkuiri terbimbing, inkuiri semi terbimbing, inkuiri porsi bimbingan rendah, dan inkuiri terbuka(penelitian) [6]. Keterampilan proses diperlukan dalam pembelajaran karena merupakan suatu wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa, sehingga posisi guru dalam proses pembelajaran bukan hanya sebagai informator. Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu proses, dimana siswa dibimbing untuk menemukan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui melalui proses penelitian. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses siswa pada materi laju reaksi sehingga

siswa dapat tmembangun pengetahuannya sendiri dalam menemukan konsep larutan penyangga melalui kegiatan ilmiah. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Pada Materi Laju Reaksi Kelas XI SMA. METODE Sasaran penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Surabaya. Rancangan penelitian ini adalah One- Group Pretest-Postest Design [7]. Adapun rancangannya adalah sebagai berikut: O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Pretest untuk mengetahui keterampilan proses siswa sebelum diterapkan model pembelajaran inkuiri tebimbing. X: Perlakuan yaitu pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. O 2 : Postest untuk mengetahui keterampilan proses siswa setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri tebimbing. Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini antara lain: (1) Silabus; (2) RPP; (3) LKS. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain: (1) Lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran inkuiri; (2) Lembar Pengamatan Keterampilan Proses; (3) Lembar soal tes keterampilan proses. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode tes. Metode observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri dan keterampilan proses siswa saat proses pembelajaran. Metode tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi keterampilan proses siswa sebelum dan setelah model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi. Tes ini diberikan di awal (pretest) dan akhir (postest) pembelajaran. Penelitian dilakukan sebanyak enam kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pretest keterampilan proses. Pertemuan kedua sampai kelima digunakan untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan keterampilan proses siswa dengan menggunakan LKS faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang berorientasi keterampilan proses. Pertemuan keenam digunakan untuk postest keterampilan proses siswa. Ketika proses pembelajaran Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen, dimana 3 kelompok berjumlah 7 orang dan 3 kelompok berjumlah 4 orang karena jumlah seluruh siswa adalah 39 orang. Keterampilan proses yang dinilai yaitu mengamati, merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengidentifikasi variabel, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskriptif kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi adalah sebagai berikut: Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 14

Keterlaksanaan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing diamati oleh dua pengamat. Berikut merupakan grafik keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing selama empat kali pertemuan: Gambar 1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pada pertemuan I, II, III, dan IV sudah terlaksana dengan sangat baik yang ditunjukkan dengan persentase rata-rata keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing pada pertemuan I sebesar 88,98%; pertemuan II sebesar 90,61%; pertemuan III sebesar 93,54%; dan pertemuan IV sebesar 96,23%. Hal tersebut menunjukkan kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi sudah terlaksana dengan sangat baik. Keterampilan Proses Data keterampilan proses diperoleh dari instrumen lembar soal tes. Tes dilakukan dua kali yaitu pretest sebelum pembelajaran dan postest setelah pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Soal tes yang digunakan merupakan soal tes 15 essay dimana disediakan fenomena kemudian siswa diminta untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. keterampilan proses yang dinilai yaitu mengamati, merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengidentifikasi variabel, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Adapun keterampilan mengkomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan dinilai dari laporan praktikum yang dikumpulkan oleh siswa pada pertemuan berikutnya. Peningkatan keterampilan proses dinyatakan dengan nilai N-Gain dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Distribusi peningkatan keterampilan proses siswa (nilai N-Gain) yang didapatkan oleh seluruh kelas dapat dideskripsikan pada gambar berikut: Gambar 2. Persentase Kriteria Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa semua siswa mengalami peningkatan keterampilan proses. Persentase jumlah siswa yang mendapat skor gain dengan kategori tinggi sebesar 70,85% atau sebanyak 28 siswa dan

persentase jumlah siswa yang mendapat kategori sedang sebesar 28,21% atau sebanyak 11 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan proses siswa meskipun ada beberapa siswa yang mendapatkan peningkatan sedang. Berikut merupakan grafik rata-rata nilai keterampilan proses tiap komponen pada pretest dan postest: mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan memiliki peningkatan dengan kategori tinggi. Namun secara keseluruhan dapat menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan proses siswa pada ketujuh komponen keterampilan proses. Hal ini juga didukung oleh teori Piaget yang menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat mendorong siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri, sehingga siswa akan berinisiatif sendiri dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran [8]. Hal demikian menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan model pembelajaran inkuiri yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan proses siswa. Gambar 3. Nilai Keterampilan Proses Tiap Komponen Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa semua komponen keterampilan proses mengalami peningkatan nilai dari pretest ke postest. Peningkatan ini juga dihitung menggunakan N-Gain. Keterampilan proses untuk komponen mengamati mengalami peningkatan sebesar 0,55; merumuskan masalah sebesar 0,75; merumuskan hipotesis sebesar 0,75; mengidentifikasi variabel sebesar 0,87; mengumpulkan data sebesar 1,00; menganalisis data sebesar 0,51; dan membuat kesimpulan sebesar 0,83. Pada komponen mengamati dan menganalisis data memiliki peningkatan dengan kategori sedang sedangkan komponen merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, 16 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses siswa pada materi laju reaksi kelas XI SMA sangat baik yang dibuktikan dengan diperolehnya persentase rata-rata keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pada pertemuan I sebesar 88,98% (sangat baik); pertemuan II sebesar 90,61% (sangat baik); pertemuan III sebesar 93,54% (sangat baik); dan pertemuan IV sebesar 96,23%. Keterampilan proses siswa mengalami peningkatan dengan persentase 70,85% siswa memperoleh skor gain dengan kategori tinggi dan 28,21% siswa memperoleh skor gain dengan kategori sedang. Ketuntasan klasikal hasil

belajar kognitif produk siswa diperoleh sebesar 94,87%. Saran Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, peneliti menyampaikan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini yakni untuk peneliti lain diharapkan mengurangi jumlah siswa dalam setiap kelompok atau menambah jumlah pengamat pada tiap kelompok agar pengamatan keterampilan proses siswa selama proses pembelajaran dapat dilakukan dengan maksimal dan diharapkan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diterapkan dan dikembangkan pada materi yang lain, agar pengetahuan siswa semakin berkembang dan siswa semakin terbiasa dalam melakukan kegiatan keterampilan proses. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Kemendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 3. Karsli, Fethiye dan Sahin, Cigdem. 2009. Developing worksheet based on Science Process Skills : Factors affecting Solubility. Asia-Pasific on Science Learning and Teaching. 4. Arifin, Mulyati, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang. 5. Amri dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. 6. Hackling, Mark W. 2005. Working Scientifically: Implementation and Assessing Open Investigation Work in Scienece. Australia: Departmen of Education and Training. 7. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 8. Slavin, R.E. 2006. Educational Psyhcology Theory and Practice. Eight Edition. USA: Allyn and Bacon Publishare. 17