EFEK POTENSIAL PELATIHAN PMRI TERHADAP GURU-GURU MATEMATIKA DI PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) BAGI GURU MATEMATIKA SUMATERA SELATAN

PENINGKATAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I

BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski

IMPLEMENTASI ALAT PERAGA OPERASI BILANGAN BULAT BAGI GURU SEKOLAH DASAR (SD) SE-KECAMATAN ILIR BARAT I PALEMBANG

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

EVALUASI KURIKULUM. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI

MENDESAIN SENDIRI SOAL KONTEKSTUAL MATEMATIKA *

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

PENGEMBANGAN MATERI KESEBANGUNAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SMP NEGERI 5 TALANG UBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

PERANAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ARITMETIKA SOSIAL BERDASARKAN PENDEKATAN REALISTIK

SEKILAS TENTANG PMRI. Oleh Shahibul Ahyan

PROSIDING ISBN :

PERANAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ARITMETIKA SOSIAL BERDASARKAN PENDEKATAN REALISTIK

Ai Nani Nurhayati 2 Maulana 3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

KURIKULUM MATEMATIKA TAHUN 1984 DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK. Tatang Herman

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

A. Pengertian Evaluasi Program

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan secara formal, tepat dan akurat sehingga tidak memungkinkan

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG

Abstrak. Kata kunci : Pembelajaran Pendidikan Ilmu Sosial, Keaktifan Belajar, Hasil Belajar

MAKALAH. Oleh: R. Rosnawati, dkk

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang)

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI MEQIP DI SUMATERA SELATAN. RATU ILMA INDRA PUTRI P. MATEMATIKA FKIP UNSRI ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak untuk meningkatkan sumber daya

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Pada penelitian ini peneliti

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

BAB I. Matematika dan perkembangan teknologi serta informasi tidak dapat dipisahkan.

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang dimaksud adalah cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam proses

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Implementasi Pembelajaran Realistic Mathematic Education di Kelas III SDN Wonomlati Krembung

PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PMRI. Makalah dipresentasikan pada. Pelatihan PMRI untuk Guru-Guru SD di Kecamatan Depok dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

MODEL LINGKUNGAN BELAJAR PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENYIAPKAN GURU MATEMATIKA YANG PROFESIONAL.

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. berat. Salah satu tantangannya adalah menghadapi persaingan ekonomi global.

Pengaruh Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif terhadap Hasil Belajar Matematika

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA MATERI PERKALIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG UNTUK SMP KELAS IX

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

KAJIAN FILOSOFIS EDUKATIF PENDEKATAN PEMBELAJARAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIK BERBASIS MEDIA BERKONTEKS LOKAL

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI LAJU REAKSI

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah

Keywords: RME, paper folding media, fraction

Mulim, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK INSTRUMEN PENILAIAN DAN EVALUASI KINERJA GURU

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

Kata Kunci : Pendekatan PMRI, hasil belajar

Transkripsi:

EFEK POTENSIAL PELATIHAN PMRI TERHADAP GURU-GURU MATEMATIKA DI PALEMBANG Ratu Ilma Indra Putri Abstrak : Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek potensial terhadap guru-guru matematika di Palembang setelah mengikuti pelatihan PMRI, yang dilihat dari (1) Apa reaksi dan kepuasan peserta terhadap pelatihan PMRI? (2) Apakah peserta telah mengerti terhadap apa yang dipelajari selama pelatihan? Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah: seluruh peserta pelatihan orang guru dari 15 SD dan 2 Alat pengumpul data adalah Angket terbuka dan tertutup untuk mengukur reaksi dan kepuasan peserta pelatihan PMRI, tes untuk mengukur kemampuan kognitif peserta, serta simulasi di depan kelas. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa dari hasil angket terbuka dan tertutup yang dibagikan kepada peserta sebanyak 100 eksemplar sebagai sampel dapat diketahui 100% program pelatihan yang telah dilaksanakan relevan/sesuai dengan kebutuhan guru, 100% materi yang disajikan juga sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas guru di sekolah. 100% peserta pelatihan sangat puas terhadap pelatihan yang diberikan serta membutuhkan kelanjutan dari pelatihan PMRI, dan menyarankan untuk yang akan datang lebih banyak guru yang dilibatkan. Hasil evaluasi terhadap peserta diketahui bahwa seluruh peserta dinyatakan mampu menyelesaikan materi yang diberikan dengan baik, serta mampu mengajarkan materi di depan peserta pelatihan dengan baik. Keywords: Pelatihan PMRI, Potensial Efek Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, upaya peningkatan kompetensi guru yang merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan, merupakan satu aspek substantif manajemen pendidikan yang harus diwujudkan melalui berbagai program operasional. Dengan peningkatan kompetensi tersebut diharapkan guru menjadi kompeten dalam mengelola proses belajar-mengajar di satuan pendidikan yang ditekuninya. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik; kompetensi kepribadian, kompetensi pfofesional dan komptensi sosial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru, terutama pada komptensi pedagogik dan kompetensi profesional. Perubahan paradigma pendidikan dari pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centre) ke pembelajaran 1 ) Dosen Program Magister Pendidikan Matematika PPs Unsri

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO.2 DESEMBER 2009 yang berpusat pada siswa (Student Centre) diharapkan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan terciptanya aktifitas serta kreativitas dari peserta didik yang pada akhirnnya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif. Untuk dapat mewujutkan hal tersebut guru harus memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang memadai. P4MRI (Pusat Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) Universitas Sriwijaya telah berdiri sejak tahun 2006, sampai tahun 2008 P4MRI Universitas Sriwijaya telah mengimplementasikan PMRI di 30 SD dan 2 MIN di wilayah Sumsel. Program yang disarankan oleh IP-PMRI pusat adalah secara terus menerus untuk membantu guru yang melaksanakan implementasi PMRI di sekolah baik dalam bentuk pelatihan maupun pendampingan di sekolah. Hal ini dengan asumsi dan pengalaman bahwa guru akan banyak mengalami kesulitan dalam mencobakan suatu pendekatan baru dalam pembelajaran seperti PMRI. Jika mereka tidak ada tempat bertanya untuk memperkaya pengalaman maka dikhawatirkan mereka akan berhenti menggunakan inovasi tersebut dan kembali ke pendekatan lama yang terbukti kurang mampu membuat anak menyenangi dan mengerti matematika. Pada bulan April tahun 2009, P4MRI Unsri akan mengadakan kegiatan pelatihan guru matematika. Pelatihan PMRI akan diikuti oleh 100 guru matematika dari 15 SD dan 2 MIN di Sumatera Selatan, yang dilaksanakan selama tiga hari. Tujuan dari Kegiatan Pelatihan Guru SD Mata pelajaran matematika ini adalah: 86 (1) Untuk mengetahui reaksi dan kepuasan peserta terhadap pelatihan PMRI (2) Untuk mengetahui apakah peserta telah mengerti terhadap apa yang dipelajari selama pelatihan KAJIAN PUSTAKA Evaluasi Program Evaluasi merupakan bagian yang penting dalam setiap kegiatan ataupun program, sehingga tidak ada satu kegiatan pun yang dapat terlaksana dengan baik tanpa evaluasi. Evaluasi selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan, karena hasil evaluasi merupakan suatu landasan untuk menilai suatu program dan memutuskan apakah program tersebut dapat diteruskan atau masih perlu diperbaiki lagi. Provus memandang evaluasi dari segi kesesuaian program dengan penampilan standar: Evaluation is the comparison of performance to some standard to determine whether discrepancies existed (Provus, 1971). Scriven memandang evaluasi sebagai metode untuk menilai kegunaan dan kemanfaatan suatu program: Evaluation as the assessment of worth and merit (Scriven, 1967; Glass, 1969). Stake mengatakan bahwa apabila kita menilai suatu program pendidikan kita melakukan perbandingan yang relatif antara satu program dengan yang lain, atau perbandingan yang absolut (satu program dengan standar). Sedangkan Stufflebeam memandang evaluasi sebagai suatu proses untuk mengungkap, mencari dan menganalisis, dan menyajikan untuk pembuatan keputusan: Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing information for decision making (Stufflebeam, 1971). Evaluation is the systematic investigation of the worth or merits of

Ilma, Efek Potensian Pelatihan PMRI Terhadap Guru-guru Matematika some object (Joint Committee, 1981). Sedangkan Dunn mengatakan evaluasi sebagai metode analisis kebijakan: Evaluation is the policyanalitical method used to produce information about the value or worth of past and/or future courses of action. Menurut Rutman (1984), evaluasi program adalah penerapan metodemetode ilmiah untuk mengukur implementasi dan hasil program untuk pengambilan keputusan. Sedangkan Brinkerhoff (1983), menyatakan bahwa evaluasi program adalah: (1) proses menentukan sejauh mana tujuan dan sasaran program telah terealisasi, (2) memberikan informasi untuk pengambilan keputusan, (3) perbandingan kinerja dengan patokanpatokan tertentu untuk menentukan apakah terdapat kesenjangan, (4) penilaian tentang harga dan kualitas, dan (5) investigasi sistematis mengenai nilai atau kualitas suatu objek. Pembelajaran PMRI Pembelajaran selama ini lebih berorientasi pada target, pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi penguasaan materi, pembelajaran yang demikian akan kurang bermakna. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan target materi telah terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Demikian pula dalam pembelajaran matematika, isu-isu tentang kekurangberhasilan pembelajaran matematika telah banyak dikemukakan oleh para pakar. RME (Realistic Mathematics Education) banyak ditentukan oleh pandangan Freudenthal tentang matematika. Dua pandangan penting beliau adalah mathematics must be connected to reality and mathematics as human activity. Pertama, matematika harus dekat terhadap siswa dan harus relevan dengan situasi kehidupan seharihari siswa. Kedua, ia menekankan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk belajar melakukan aktivitas semua topik dalam matematika. Di Indonesia sejak tahun 2004 RME diadaptasi, dimana disesuaikan dengan konteks Indonesia dengan nama PMRI. Dua tipe matematisasi diformulasikan secara ekplisit yaitu horizontal dan vertikal. Pada horizontal, siswa menggunakan matematika sehingga dapat membantu mereka mengorganisasi dan menyelesaikan suatu masalah yang ada pada suatu situasi nyata. Sebaliknya, pada tipe vertikal, dilakukan proses pengorganisasian kembali menggunakan matematika itu sendiri. Implementasi PMRI Model pembelajaran berdasarkan pendekatan realistik, model tersebut harus merepresentasikan karakteristik PMRI baik pada tujuan, materi, metode dan evaluasi. Tujuan. Tujuan haruslah memuat tiga tahap tujuan dalam PMRI: tahap rendah (procedural), Tahap menengah (pemecahan masalah), and tahap tinggi (matematisasi dan generalisasi). Dua tujuan terakhir, menekankan pada kemampuan berargumentasi, berkomunikasi dan pembentukan sikap kritis. Materi. Desain suatu open material yang disituasikan dalam realitas, berangkat dan konteks yang berarti; yang membutuhkan; keterkaitan garis pelajaran terhadap unit atau topik lain 87

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO.2 DESEMBER 2009 yang real secara original seperti pecahan dan persentase; dan alat dalam bentuk model atau gambar, diagram dan situasi atau simbol yang dihasilkan pada saat proses pembelajaran; Aktivitas. Atur aktivitas siswa sehingga mereka dapat berinteraksi sesamanya, diskusi, negosiasi, dan kolaborasi. Pada situasi ini mereka mempunyai kesempatan untuk bekerja, berfikir adan berkomunikasi tentang matematika. Peranan guru hanya sebatas fasilitator atau pembimbing. Evaluasi. Materi evaluasi harus dibuat dalam bentuk open question yang memancing siswa untuk menjawab secara bebas dan menggunakan beragam strategi atau beragam jawaban atau free productions. Evaluasi harus mencakup formatif dan sumatif. Gambar berikut ini adalah bagaimana semua karakterikstik PMRI di representasikan dalam model pembelajaran. Gambar 2. Model Pembelajaran Matematika berdasarkan Pendekatan PMRI (Zulkardi, 2002). Model Evaluasi Model evaluasi program yang digunakan terdiri dari empat tahap (Kirkpatrick, 2006). Setiap tahap penting dan mempunyai pengaruh pada tahap berikutnya. Empat tahap untuk menentukan efektifitas program adalah: Tahap 1: Reaction (Reaksi) Tahap 2: Learning (Belajar) Tahap 3: Behavior (Tingkah Laku) Tahap 4: Results (Hasil) Reaksi Evaluasi pada tahap ini mengukur bagaimana reaksi peserta dalam program pelatihan. Tahap ini disebut juga kepuasan peserta (customer satisfaction). Peserta pelatihan puas dengan materi 88 PMRI sesuai dengan apa yang diharapkannya sehingga termotivasi untuk melaksanakan apa yang sudah diperoleh dalam pelatihan. Belajar Evaluasi pada tahap ini menentukan peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan keahlian peserta tentang materi pelatihan. Dalam hal ini peserta mampu memahami materi PMRI, serta mampu mengajarkannya di depan peserta pelatihan. Tingkah Laku Evaluasi pada tahap ini mengukur perubahan sikap dan perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan, dimana hasil

Ilma, Efek Potensian Pelatihan PMRI Terhadap Guru-guru Matematika dari pelatihan diterapkan di sekolah masing-masing. Hasil Evaluasi pada tahap ini dapat didefinisikan sebagai hasil akhir yang terjadi dari usaha peserta yang terlibat dalam pelatihan. Hasil akhirnya meliputi adanya peningkatan kemampuan, aktivitas, dan minat siswa dalam matematika setelah diberikan pembelajaran PMRI oleh guru yang mengikuti pelatihan. Dalam penelitian ini, hanya menggunakan dua tahap yang pertama. Populasi dan Sampel Tahap 1. (Reaksi) Populasi : Seluruh peserta Pelatihan Sampel : Seluruh peserta Pelatihan Tahap 2. (Belajar) Populasi : Seluruh peserta Pelatihan Sampel : Seluruh peserta Pelatihan Teknik Pengumpulan Data Tahap 1. Angket dan wawancara untuk mengukur reaksi dan kepuasan peserta pelatihan PMRI. Tahap 2. Tes untuk mengukur kemampuan kognitif peserta, Observasi untuk melihat kemampuan mengajar peserta pada saat simulasi secara kelompok di depan peserta pelatihan lainnya. Teknik Analisis Data Angket Analisis data angket (sikap belajar siswa), dilakukan sebagai berikut : 1. menetapkan skor sikap siswa, setiap pertanyaan terdiri dari 5 alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak tahu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Masingmasing diberi skor dengan menggunakan skala Likert. Observasi Untuk melihat kemampuan mengajar peserta pada saat simulasi secara kelompok di depan peserta pelatihan lainnya yang diperoleh melalui lembar observasi. Skor yang digunakan untuk mengolah data observasi adalah skala angka 0 sampai dengan 4. Skor 4 jika 4 dekriptor muncul, skor 3 jika hanya 3 deskriptor muncul, skor 2 jika hanya 2 deskriptor muncul, skor 1 jika hanya 1 deskriptor muncul dan 0 dan skor jika tak satupun deskriptor muncul. Skor maksimum adalah 16 dan skor minimum 0. Observasi juga untuk melihat perubahan sikap guru dalam mengajar. Tes Untuk mengukur kemampuan kognitif peserta Langkah-langkah yang dilakukan : 1. membuat kunci jawaban dan skor pada setiap jawaban soal 2. memeriksa jawaban siswa (tes) 89

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO.2 DESEMBER 2009 90 3. menjumlahkan skor semua jawaban dari tiap soal 4. mengkonversikan skor ke dalam nilai siswa dalam rentang 0-100 5. mengkonversikan nilai akhir siswa ke dalam data kualitatif untuk menentukan kategori hasil belajar Hasil dan Pembahasan Tahap 1: Reaction (Reaksi) Aspek yang dinilai dari program ini adalah Untuk mengetahui reaksi dan kepuasan peserta terhadap pelatihan PMRI. Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada peserta sebanyak 100 eksemplar sebagai sampel dapat diketahui 100% menyatakan program pelatihan yang telah dilaksanakan relevan/sesuai dengan kebutuhan guru, 100% materi yang disajikan juga sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas guru di sekolah, 100% peserta pelatihan sangat puas terhadap pelatihan yang diberikan serta membutuhkan kelanjutan dari pelatihan PMRI. Evaluasi Program Non Akademik adalah mengetahui tanggapan peserta tentang kegiatan Program Pelatihan, fasilitas Pelatihan, fasilitas akomodasi, konsumsi, dan tentang Panitia Penyelenggara pelatihan. Adapun hasil Evaluasi Program Non Akademik secara umum Baik. Namun masih perlu ditingkatkan untuk masa yang akan datang. Tahap 2: Learning (Belajar) Sebagai upaya mengetahui tingkat kemampuan peserta maka dilakukan evaluasi guna mengukur tingkat kemampuan peserta setelah mengikuti program pelatihan PMRI di Sumsel yang pada akhirnya dapat diukur sejauh mana hasil penyerapan peserta terhadap materi yang telah disajikan. Untuk menentukan tingkat keberhasilan peserta pelatihan, maka penanggung jawab program akademik telah melaksanakan penilaian melalui Test, tugas dan kedisiplinan peserta selama mengikuti program Pelatihan dengan mengacu pada kategori yang telah ditetapkan yaitu: 1. 85-100 = Amat Baik ( A ) 2. 75 - < 85 = Baik ( B ) 3. 65 - < 75 = Cukup ( C ) 4. 55 - < 65 = Kurang ( D ) 5. 0 - < 55 =Sangat Kurang ( E) Dari hasil evaluasi program akademik dapat diketahui bahwa seluruh peserta dinyatakan mampu menyelesaikan materi yang diberikan dengan baik, serta mampu mengajarkan materi di depan peserta pelatihan sesuai dengan karakteristik dan prinsip PMRI. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1.Dari hasil angket terbuka dan tertutup yang dibagikan kepada peserta sebanyak 100 eksemplar sebagai sampel dapat diketahui 100% program pelatihan yang telah dilaksanakan relevan/sesuai dengan kebutuhan guru, 100% materi yang disajikan juga sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas guru di sekolah, 100% peserta pelatihan sangat puas terhadap pelatihan yang diberikan serta membutuhkan kelanjutan dari pelatihan PMRI, 2.Dari hasil tes yang diberikan terhadap peserta diketahui bahwa seluruh peserta dinyatakan mampu menyelesaikan materi yang diberikan dengan baik, serta mampu mengajarkan materi di depan peserta pelatihan dengan baik. Saran

Ilma, Efek Potensian Pelatihan PMRI Terhadap Guru-guru Matematika Semua peserta menyarankan agar yang akan datang lebih banyak guru yang dilibatkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2003. Glass, G. V. & Stanley, J. C. (1969). Statistical Methods in Education and Psychology. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Joint Committee on Standards for Educational Evaluation., Standards for Evaluation of Educational Program, Project, and Materials. New York: McGraw-Hill. 1981. Kirkpatrick, D.L. & Kirkpatrick, J.D., Evaluating Training Program. San Fransisco: Berrett- Koehler Publishers,Inc. 2006. Provus. (1971). The Discrepancy Evaluation Model. (http://scholar.lib.vt.edu/ Ejournals/JTE/V2N2/html/house. html). Evaluation (No.1) Skokie, IL : Rand Mc Nally. Spradley, P. James. (1990). Participant Observation. New York: Holt Renihart and Winston. Stufflebeam, D. L. & A. J. Shinkfield. (1985). Systematic Evaluation: A Self-instructional Guide to Theory and Practice. Boston: Kluwer-Nijhoff Puslishing. Stufflebeam, Daniel L. et al. (1971). Educational Evaluation and Decision Making. Itaca, Illinois: F. E. Peacock. Sudjana, Nana., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1995. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zulkardi., Developing A Learning Environment On Realistic Mathematics Education For Indonesian Student Teachers. The Nederlands. 2002. Rutman, L. (1980). Planning Useful Evaluation: Evaluability Assessment. Newbury Park, CA: Sage Publisher. Scriven, M. The Methodology of Evaluation (1967). Dalam R Tyler (ed), Perspective of Curriculum Evaluation. AERA Monobraph Series on Curriculum 91