The Mexico City Principles. Kode Etik Bisnis pada Sektor Biofarmasi

dokumen-dokumen yang mirip
KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK TAHUN 2002 TENTANG PROMOSI OBAT KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PROSEDUR STANDAR NO. PROSEDUR: REVISI: 02 HALAMAN: 1 dari 10 PROSEDUR ANTI-KORUPSI DAN ANTI-SUAP GLOBAL KENNAMETAL INC.

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

Program "Integritas Premium" Program Kepatuhan Antikorupsi

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA

Indorama Ventures Public Company Limited

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PIAGAM AUDIT INTERNAL

KODE ETIK GLOBAL TAKEDA

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD. Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I]

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB.

Kebijakan Antisuap Goodyear 8 Mei 2017

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

GRATIFIKASI DALAM INTERAKSI INDUSTRI FARMASI DENGAN DOKTER

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

INTERNAL AUDIT CHARTER

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Lampiran: Pakta Integritas dan Kesanggupan

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

01. KODE ETIK UNTUK KARYAWAN. (Revisi 2, sesuai dengan persetujuan dalam Rapat Dewan Direksi No 1/2014, 12 Januari 2014)

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

Transkripsi:

The Mexico City Principles T Kode Etik Bisnis pada Sektor Biofarmasi

Interaksi bisnis di sektor biofarmasi yang dilakukan sesuai etika dapat menjamin bahwa keputusan medis dibuat demi kepentingan pasien. Agar hubungan antara tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan dapat memenuhi standar etika tersebut, perusahaanperusahaan di sektor biofarmasi harus melaksanakan enam prinsip di bawah ini : 1. Pelayanan Kesehatan yang fokus kepada pasien, yang artinya segala sesuatu yang dilakukan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi pasien. 2. Integritas, yang berarti beretika, jujur dan menghargai dalam segala sesuatu yang dilakukan. 3. Independen, yang berarti menghormati dibutuhkannya pengambilan keputusan secara mandiri oleh semua pihak, bebas dari pengaruh yang tidak sesuai. 4. Sah, yang berarti segala sesuatu yang dilakukan adalah dengan alasan yang tepat, sesuai hukum, dan selaras dengan semangat dan nilai-nilai prinsip ini. 5. Transparan, yang berarti secara umum bersedia untuk terbuka dalam peri laku kita, seraya mengindahkan kebiasaan perdagangan yang berlaku serta menghormati hak kekayaan intelektual.. 6. Akuntabilitas, yang berarti kesediaan untuk bertanggung jawab terhadap segala tindakan-tindakan dan interaksi-interaksi yang dilakukan. Preambul 1. Perusahaan yang terlibat dalam pengembangan, pembuatan, penelitian, pemasaran, penyaluran, dan/atau penjualan obat yang memberikan manfaat bagi pasien. 2. Hubungan yang beretika dengan tenaga kesehatan, pejabat pemerintah, pasien, dan pemangku kepentingan lainnya teramat penting dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan misinya untuk menolong pasien dengan cara mengembangkan dan menyediakan obat-obatan. 3. Dalam interaksi dengan seluruh pemangku kepentingan, perusahaan dituntut untuk mengikuti standar etika tertinggi serta hukum dan peraturan yang berlaku. Perusahaan mendorong tenaga kesehatan, pejabat pemerintah, dan lainnya yang bekerjasama dengan perusahaan agar mengikuti prinsip prinsip Mexico City dan menerapkan standar etika secara konsisten. 4. Prinsip prinsip Mexico City dibuat untuk memperkuat tujuan, bahwa interaksi perusahaan dilakukan secara profesional semata mata untuk memberikan manfaat bagi pasien dan untuk meningkatkan praktik kedokteran. Selain itu Prinsip-prinsip ini didasarkan pada tujuan bahwa pelayanan seorang tenaga kesehatan kepada pasien harus semata-mata didasarkan pada kebutuhan medis setiap pasien dan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman tenaga kesehatan. 5. Perusahaaan memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan informasi yang objektif, akurat, dan seimbang mengenai obat obatannya kepada tenaga

kesehatan agar tercapai kejelasan pengertian mengenai penggunaan obat tersebut secara tepat. Hubungan Industri farmasi dengan tenaga kesehatan harus senantiasa mendukung secara konsisten tanggung jawab profesional tenaga kesehatan terhadap pasiennya 6. Perusahaan harus mempromosikan, menjual dan mendistribusikan obat-obatnya sesuai dengan etika, secara objektif, seimbang dan dapat dipercaya, serta sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Informasi dalam materi promosi harus mendukung penilaian manfaat dan risiko serta penggunaan produk yang tepat. 7. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan edukasi dan pelatihan terkait penggunaan obat-obat nya yang aman, tepat dan efektif. 8. Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kode etik praktek bisnis. Selain itu perusahaan harus memastikan bahwa struktur dan prosedur internal (termasuk pelatihan pegawai yang memadai) dibuat untuk memastikan adanya tanggung jawab dan aktivitas yang beretika. 9. Perusahaan akan mematuhi standar yang berkaitan dengan pengembangan, produksi, pengolahan, distribusi, perdagangan dan keamanan obat-obatan. 10. Perusahaan agar mematuhi kode etik industri lokal, nasional, dan regional yang relevan baik dalam semangat maupun secara tertulis. 11. Perusahaan agar menghormati kebebasan dari perhimpunan/organisasi pasien. 12. Perusahaan harus memastikan bahwa semua personil dan agen yang bekerja atas nama perusahaan tersebut telah mendapatkan pelatihan yang cukup mengenai persyaratan persyaratan kode etik industri lokal, nasional, dan regional. 13. Perusahaan agar menghormati hak dan ruang pribadi pasien. 14. Perusahaan agar memastikan bahwa seluruh staf dan pihak ketiga yang bekerja atas nama perusahaan tersebut bertindak sesuai dengan prinsip prinsip Mexico City dan seluruh hukum dan peraturan yang berlaku. Dengan memperkenalkan Prinsip Prinsip Mexico City ini, Perusahaan Perusahaan dan Negara Negara APEC ingin memastikan dijalankannya praktek bisnis secara etis. 1. Interaksi dengan tenaga kesehatan profesional

A. Interaksi antara perusahaan dan tenaga kesehatan profesional dilakukan dengan memberikan informasi ilmiah, informasi klinis, informasi produk, dan informasi kebijakan tentang obat yang dapat membantu meningkatkan perawatan pasien. B. Pemasaran yang benar akan membantu memastikan bahwa obat-obatan digunakan dengan benar untuk kepentingan pasien secara maksimal. Hubungan perusahaan dengan tenaga kesehatan sangat penting guna mencapai tujuan tersebut karena hal itu memungkinkan perusahaan untuk : 1. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan tentang manfaaat dan risiko obat untuk membantu penggunaan obat secara benar; 2. Memberikan informasi ilmiah dan informasi edukasi; 3. Mendukung penelitian medis dan pendidikan; 4. Mendapatkan umpan balik dan saran tentang produk melalui konsultasi dengan ahli medis. C. Semua interaksi dengan tenaga kesehatan dilakukan secara professional dan dengan cara yang etis. 1. Tenaga kesehatan tidak boleh dipengaruhi dengan cara yang tidak benar oleh perusahaan. 2. Perusahaan tidak boleh menawarkan atau memberikan apa pun yang dapat mempengaruhi tenaga kesehatan secara tidak benar dalam pemberian resep. 3. Kegiatan edukasi dan promosi harus mendorong penggunaan obat secara benar dengan menyajikannya secara objektif dan tidak berlebihan, serta harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Prinsip-prinsip dan kode etik industri lokal, nasional, dan regional yang berlaku. 4. Hubungan antara personil perusahaan dan tenaga kesehatan harus mendorong pengembangan praktek medis yang berkomitmen untuk kepentingan pasien dan didasarkan pada bukti ilmiah yang benar, akurat dan terbaru. 2. Informasi dan kegiatan promosi A. Obat hanya dapat dipromosikan setelah mendapat persetujuan izin edar oleh negara. Promosi harus konsisten dengan informasi produk yang telah disetujui oleh pemerintah setempat.. 1. Sebagaimana diketahui, hukum dan peraturan nasional biasanya mengatur tentang format dan isi dari informasi produk yang dicantumkan pada label, kemasan, leaflet, lembar data, dan semua bahan promosi. 2. Perusahaan berkomitmen akan menyediakan informasi yang terkait dan benar untuk semua tenaga kesehatan di semua negara, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

B. Informasi dalam promosi harus jelas, mudah dibaca, tepat, seimbang, objektif, dan cukup lengkap sehingga tenaga kesehatan dapat membuat penilaian sendiri tentang manfaat terapetik obat tersebut. 1. Informasi dalam promosi harus berdasarkan evaluasi yang terkini dengan buktibukti terkait yang dibuktikan secara jelas. Informasi tersebut tidak boleh menyesatkan seperti adanya penyimpangan, pernyataan yang berlebihan, penekanan yang tidak semestinya, penghilangan suatu informasi, atau hal-hal lainnya. 2. Informasi dalam promosi harus mampu dibuktikan baik melalui referensi atas penandaan yang disetujui atau melalui bukti ilmiah. Bukti-bukti tersebut harus dapat tersedia atas permintaan tenaga kesehatan. Perusahaan harus bersikap objektif terhadap permintaan informasi yang bertujuan baik dan harus menyediakan data yang sesuai dengan permintaan. 3. Perusahaan harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk hukum kekayaan intelektual, serta kode etik Industri lokal, nasional, dan regional. 4. Penilaian klinis, pengamatan sesudah beredar dan program keahlian, dan studi postauthorization tidak boleh dijadikan sebagai sarana promosi terselubung. Penilaian, program, dan studi harus dilakukan semata untuk tujuan ilmiah atau edukasi. 5. Kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh perusahaan yang berkaitan dengan obat-obatan maupun penggunaannya, baik sebagai promosi ataupun bukan, harus menyebutkan nama sponsornya secara jelas. 3. Keamanan Obat-obatan A. Obat yang ditawarkan oleh perusahaan harus sesuai dengan mutu, keamanan, dan khasiat yang berstandar tinggi sesuai yang ditentukan oleh badan otorisasi regulatory di masing-masing negara. B. Perusahaan akan melaporkan efek samping atau reaksi obat yang merugikan kepada badan otorisasi regulatory, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. 4. Simposium dan Kongres A. Tujuan dan fokus dari simposium, kongres,dan kegiatan promosi maupun nonpromosi lainnya, kegiatan pertemuan ilmiah atau profesional untuk tenaga kesehatan

yang diorganisir atau disponsori oleh Industri harus dapat memberi informasi kepada tenaga kesehatan mengenai produk dan/atau berupa informasi ilmiah atau edukasi. B. Hubungan perusahaan dengan tenaga kesehatan diatur oleh berbagai aturan dan ditujukan untuk kepentingan pasien serta untuk meningkatkan praktik kedokteran. Interaksi harus difokuskan untuk menginformasikan kepada tenaga kesehatan mengenai produk, menyediakan informasi ilmiah dan pendidikan, yang mendukung pendidikan kedokteran.. C. Pemberian sponsor kepada tenaga kesehatan secara individual tidak boleh mensyaratkan untuk meresepkan, merekomendasikan, atau mempromosikan obat apa pun. D. Semua kegiatan harus diadakan di tempat yang sesuai yang kondusif untuk tujuan ilmiah atau edukasi dan untuk tujuan pertemuan atau rapat. Perusahaan harus menghindari penggunaan tempat yang mewah atau resort. E. Jamuan harus dibatasi untuk penyegaran dan/atau jamuan makan yang hanya boleh diberikan : 1. Untuk peserta acara dan bukan tamu peserta; dan 2. Tidak berlebihan dan wajar bila dinilai dari standar setempat F. Perusahaan tidak boleh membayar biaya apapun yang berkaitan dengan individu yang menemani tenaga kesehatan yang diundang. 5. Presentasi Informasi oleh Wakil Perusahaan A. Dalam rangka memberikan informasi ilmiah yang penting kepada tenaga kesehatan, perlu memperhatikan jadwal waktu tenaga kesehatan termasuk jadwal layanan untuk pasien, wakil perusahaan dapat mengambil waktu untuk memberikan informasi kepada tenaga kesehatan selama hari kerja, termasuk waktu makan, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. 1. Sehubungan dengan kegiatan presentasi atau diskusi, penyediaan makan boleh diberikan sebagai bagian dari kegiatan bagi tenaga kesehatan maupun stafnya yang hadir dengan ketentuan presentasi yang dilakukan memberikan nilai ilmiah dan edukasi,. sedangkan jamuan makan yang dilakukan (a) termasuk wajar bila dinilai dari standar setempat; (b) bukan termasuk kegiatan hiburan atau rekreasi; dan (c) dilakukan untuk komunikasi informasi. 2. Mengajak pasangan dari tenaga kesehatan atau tamu lain dalam presentasi informasi oleh atau atas nama perusahaan yang disertai jamuan makan tidak pantas dilakukan. Menawarkan untuk membawa pulang makanan, atau

menjamu makan tanpa dihadiri oleh wakil perusahaan juga tidak pantas untuk dilakukan. 6. Hiburan A. Interaksi perusahaan pada dasarnya bersifat hubungan kerja dan bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi kedokteran atau keilmuan yang akan memberikan manfaat dalam pelayanan pasien. 1. Untuk dapat memfokuskan pada pertukaran informasi dan edukasi serta untuk menghindari kesan yang tidak pantas, perusahaan tidak diperbolehkan menyediakan segala bentuk kegiatan hiburan atau rekreasi bagi tenaga kesehatan, seperti tiket untuk teater atau acara olahraga, peralatan olahraga, atau perjalanan wisata dan liburan. Pemberian hadiah berupa hiburan atau rekreasi tidak boleh dilakukan, terlepas dari (1) nilai barang yang diberikan; (2) apakah tenaga kesehatan tersebut dipakai perusahaan sebagai pembicara atau konsultan, atau (3) apakah hiburan dan rekreasi itu hanya merupakan tujuan tambahan selain dari tujuan edukasi. 2. Tidak boleh menyelenggarakan secara terpisah hiburan atau rekreasi ataupun kegiatan sosial lainnya yang dibayar oleh perusahaan. Pada saat kegiatan, diperbolehkan memberikan hiburan yang bersifat sederhana, yang merupakan bagian tambahan dari penyegaran atau acara makan. 7. Hadiah Barang dan untuk Edukasi A. Pembayaran dalam bentuk tunai atau setara dengan tunai (seperti voucher) ataupun hadiah untuk pribadi tidak boleh diberikan atau ditawarkan kepada tenaga kesehatan. 1. Sejauh diizinkan oleh hukum atau kode etik setempat, perusahaan boleh memberikan barang yang dirancang khusus untuk kepentingan edukasi pasien atau bagi tenaga kesehatan itu sendiri, jika barang tersebut tidak mahal dan tidak memiliki arti bagi tenaga kesehatan diluar lingkup kerjanya. 2. Barang-barang tersebut tidak boleh diberikan untuk mensubsidi biaya operasi rutin praktik medis. 8. Dukungan untuk Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan

A. Continuing medical education (CME), atau yang juga dikenal dengan independent medical education (IME), membantu para dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk mendapatkan informasi dan wawasan yang dapat membantu meningkatkan perawatan pasien dan praktik kedokteran.. 1. Industri harus mengembangkan kriteria objektif untuk membuat keputusan hibah CME/Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan untuk memastikan bahwa program edukasi yang dibiayai benar benar bona fide dan berkualitas, serta memastikan bahwa dukungan dana yang diberikan bukan dorongan untuk meresepkan atau merekomendasikan obat atau perawatan tertentu. B. Hibah, beasiswa, subsidi, tunjangan, perjanjian/kontrak konsultasi, hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan atau praktek, tidak boleh diberikan atau ditawarkan kepada tenaga kesehatan dimana sebagai imbalannya tenaga kesehatan diminta untuk merekomendasikan atau meresepkan obat, atau hal lain yang bertentangan dengan etika dan kebebasan peresepan oleh tenaga kesehatan. Perusahaan harus memiliki ekspektasi yang wajar bahwa bantuan dana bertujuan hanya untuk mendukung pendidikan, ilmu atau riset kedokteran. 9. Contoh Obat A. Apabila digunakan dengan baik, contoh obat dapat menjadi alat yang penting bagi tenaga kesehatan dan bermanfaat untuk penyembuhan pasien. B. Bila diperbolehkan oleh hukum dan aturan setempat, pemberian contoh obat secara gratis kepada tenaga kesehatan boleh dilakukan guna meningkatkan perawatan pasien. Contoh obat tidak boleh dijual kembali atau disalahgunakan. 1. Perusahaan harus memiliki sistem pengawasan dan akuntabilitas yang memadai terhadap pemberian contoh obat kepada tenaga kesehatan termasuk bagaimana mengawasi contoh obat ketika berada di tangan medical representatives. 2. Contoh obat tidak boleh digunakan sebagai pembayaran atas jasa, sebagai balas jasa, atau penawaran lain yang tidak pantas. 10. Pengaturan konsultan dan narasumber A. Konsultasi dengan tenaga kesehatan memungkinkan perusahaan mendapatkan informasi atau saran dari ahli kedokteran pada topik-topik seperti pasar, produk, wilayah terapetik dan kebutuhan pasien. Perusahaan menggunakan saran tersebut dalam usaha mereka untuk memastikan bahwa obat yang mereka kembangkan, produksi atau pasarkan memenuhi kebutuhan pasien. Selain itu, tenaga kesehatan dapat berpartisipasi sebagai narasumber dalam program yang disponsori perusahaan untuk membantu mengedukasi dan memberitahukan tenaga kesehatan lainnya mengenai manfaat, risiko, dan penggunaan obat yang sesuai.

1. Perusahaan harus selalu memastikan bahwa penggunaan jasa sebagai konsultan dan narasumber bukan merupakan dorongan atau pemberian hadiah agar meresepkan atau menganjurkan obat tertentu atau petunjuk terapi tertentu. 2. Konsultan dan narasumber diberi honor yang wajar atas jasa yang mereka lakukan, dan diberi penggantian yang wajar untuk biaya perjalanan, penginapan dan makan yang merupakan bagian dari pembayaran jasa mereka. Semua honor atau penggantian biaya yang berhubungan dengan jasa konsultan atau narasumber harus wajar dan sesuai dengan yang lazim berlaku saat itu.. 3. Jasa konsultasi dan advis oleh tenaga kesehatan yang diberikan tidak berdasarkan kepentingan usaha, tidak boleh digunakan sebagai pembenaran pemberian kompensasi kepada profesi kesehatan atas waktu atau perjalanan mereka, penginapan, dan pengeluaran lainnya. B. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mendukung adanya kegiatan jasa konsultasi atau narasumber yang bona fide (tidak semua faktor bisa relevan dengan tiap pengaturan). 1. Terdapat kontrak tertulis yang menetapkan sifat jasa yang diberikan dan dasar pembayaran atas jasa tersebut. 2. kebutuhan yang sah atas jasa sudah diidentifikasi dengan jelas lebih dahulu sebelum dibuatnya permintaan atas jasa tersebut dan kesepakatan dengan calon konsultan dilakukan 3. kriteria seleksi konsultan dan narasumber dibuat terkait dengan tujuan, dan para penanggung jawab seleksi konsultan dan narasumber memiliki keahlian mengevaluasi apakah tenaga kesehatan tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan atau tidak. 4. jumlah tenaga kesehatan yang digunakan tidak lebih besar dari jumlah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 5. perusahaan pengguna jasa menyimpan semua catatan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan, untuk digunakan bila diperlukan. 6. tempat penyelenggaraan dan suasana pertemuan dengan konsultan ataupun narasumber harus kondusif untuk mencapai tujuan utama pertemuan, resort/tempat peristirahatan bukan merupakan tempat yang sesuai. 11. Tanggung Jawab dan Prosedur Kepatuhan A. Adalah tanggung jawab perusahaan untuk memastikan keberadaan prosedur kepatuhan internal yang memenuhi Prinsip-prinsip dan semangat Mexico City. Prosedur tersebut harus didokumentasikan dan dibagikan kepada para karyawan untuk meningkatkan kepatuhan. 12. Perilaku dan Pelatihan Perwakilan Perusahaan

A. Perwakilan perusahaan mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi yang akurat dan terkini kepada profesi kesehatan mengenai indikasi yang disetujui serta manfaat dan risiko obat. Perwakilan perusahaan tersebut sering bertindak sebagai penghubung utama antara perusahaan yang meneliti, mengembangkan, memproduksi dan memasarkan obat, dengan profesi kesehatan yang meresepkan produk obat tersebut. Oleh karena itu, perwakilan perusahaan harus memiliki integritas dan profesionalisme yang tinggi. 1. Perusahaan harus memastikan bahwa semua perwakilannya atau yang bertindak atas namanya dan bertugas melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan, telah mendapat pelatihan mengenai hukum yang berlaku, peraturan dan kode etik industri farmasi yang mengatur interaksi perwakilan perusahaan dengan profesi kesehatan. Selain itu, perusahaan harus melatih perwakilannya untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan umum dan khususnya mengenai produk secara memadai sehingga dapat memberikan informasi yang akurat, terkini dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. 2. Perusahaan harus memberikan training tambahan atau terkini atas semua aspek yang diperlukan kepada perwakilan mereka yang mengunjungi tenaga kesehatan. Perusahaan juga harus menilai perwakilan mereka secara berkala guna memastikan kepatuhan mereka terhadap segala kebijakan perusahaan dan standar perilaku yang ditetapkan. 3. Perusahaan harus mengambil tindakan yang setimpal apabila perwakilannya tidak mematuhi kebijakan perusahaan yang sesuai dan sejalan dengan Prinsipprinsip Mexico City dan kode etik industri lokal dan nasional. 13. Pengadaan dan Hubungan Sektor Publik A. Proses pengambilan keputusan oleh perusahaan dan pemerintah selama dan dalam proses pengadaan barang oleh pemerintah, baik melalui tender atau prosedur pengadaan pemerintah lainnya, harus profesional dan sesuai etika. B. Perusahaan harus memberikan informasi yang akurat dan berimbang kepada pemerintah. C. Perusahaan dan pejabat pemerintah harus memastikan bahwa hubungan mereka dan juga penetapan biaya pelayanan memenuhi prosedur atau aturan etika pemerintah. 14. Uji Klinik A. Semua uji klinik (fase I IV) dan riset ilmiah yang melibatkan pasien yang disponsori atau didukung oleh perusahaan harus dilakukan dengan tujuan pengembangan pengetahuan ilmiah yang bermanfaat bagi pasien dan memajukan ilmu

pengetahuan dan kedokteran. Perusahaan harus memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam penyajian riset dan publikasi hasil studi. B. Pembuatan uji klinik tidak boleh digunakan sebagai balas jasa yang kurang pantas untuk kenaikan penjualan dimasa lalu maupun akan datang. C. Uji klinik harus dilakukan dengan cara yang etis, tanpa terpengaruh para pesaing lainnya. 15. Sumbangan Perusahaan untuk Tujuan Amal A. Sebagai perwujudan good corporate citizenship, perusahaan menyadari tanggung jawabnya untuk mendukung berbagai aktivitas baik di dalam maupun di luar komunitasnya. 1. Sumbangan berikut sumbangan dalam bentuk barang, dapat diberikan kepada organisasi dan institusi yang mempromosikan kegiatan kesenian, amal, kebudayaan, komunitas, pendidikan, kemanusiaan, kesehatan, filantropi dan olahraga sesuai dengan regulasi dan peraturan yang berlaku. 2. Perusahaan harus memastikan bahwa dukungan yang diberikan tidak semata-mata dengan alasan promosi produk atau tidak semata mata ditujukan untuk promosi produk 3. Pendanaan dan sumbangan dalam bentuk barang tersebut harus diberikan kepada organisasi dan didokumentasikan dengan menguraikan sifat sumbangan yang diberikan. 4. Penghargaan dari organisasi penerima dukungan dana harus dibatasi, hanya dalam bentuk pengakuan secukupnya. 5. Perusahaan harus memastikan bahwa tidak ada insentif untuk meresepkan, merekomendasikan, membeli, mensuplai atau memberikan produk sebagai imbalan dukungan finansial tersebut dan perusahaan juga tidak boleh menawarkan atau memberikan sesuatu yang dapat mempengaruhi kebebasan tenaga kesehatan dalam peresepan atau pemberian obat. 16. Organisasi Pasien A. Perusahaan harus menghormati otonomi dan independensi organisasi pasien. B. Dukungan dari perusahaan tidak boleh mensyaratkan untuk promosi obat tertentu. 17. Kepatuhan Terhadap Prinsip-prinsip Mexico City A. Seluruh perusahaan yang berinteraksi dengan tenaga kesehatan, pegawai pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya harus mengadopsi prosedur untuk menjamin kepatuhan terhadap Prinsip-prinsip Mexico City ini serta terhadap kode

etik setempat, nasional dan regional. Tenaga kesehatan, pegawai pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya harus menghormati Prinsip-prinsip Mexico City ini dan mengadopsi standar yang ada secara konsisten. Implementasi Dalam rangka mengedepankan etika di lingkungan komersial, diperlukan kerjasama dari berbagai pemangku kepentingan. Oleh karena itu, disarankan kepada perusahaan, tenaga kesehatan dan negara-negara APEC untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan berikut : Perusahaan dan asosiasi industri harus : Mengembangkan dan melaksanakan kode etik secara konsisten dengan Prinsipprinsip Mexico City sebagaimana telah ditetapkan di atas. Asosiasi industri harus mempertimbangkan untuk mempublikasikan siapa dari para anggotanya yang telah menandatangani kode etik industri tersebut serta langkah-langkah lain untuk mendorong adopsi kode etik industri. Menyelenggarakan pelatihan tentang kode etik industri kepada tenaga ahli kesehatan dan siswa sekolah kedokteran melalui, kerjasama dengan instansi pemerintah yang berwenang. Berperan dan berpartisipasi dalam pembangunan kemampuan, terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Bekerjasama untuk memastikan bahwa Prinsip-prinsip Mexico City di atas dan kode etik industri tetap relevan dan efektif juga bagi bisnis baru yang mungkin timbul. Organisasi Profesi Kesehatan harus : Menghormati Prinsip-prinsip Mexico City dan mengembangkan serta mengimplementasikan kode etik secara konsisten dengan Prinsip-prinsip tersebut yang telah ditetapkan di atas. Negara Negara APEC harus : Mengembangkan dan membuat kebijakan secara jelas, khusus, dapat dipertanggungjawabkan dan menyeluruh tentang prosedur dan proses pengadaan. Mendorong - dimana perlu - badan regulasi industri dan/atau komisi yang bergerak dalam pemberantasan korupsi untuk mengesahkan dan mendukung prinsip Mexico City dan kode etik industri setempat dan nasional. Mendorong perusahaan untuk patuh terhadap prinsip Mexico City dan kode etik setempat dan nasional. Merumuskan dan mempromosikan peraturan dan hukum yang jelas dan diterapkan secara objektif. Bekerja untuk mendorong kerjasama regional mengenai etika yang konsisten dengan Prinsip-prinsip Mexico City, melalui komunikasi rutin, kebijakan bersama, kerja sama dalam pembangunan kemampuan, dan berbagai bentuk kerjasama lainnya.

Bekerjasama untuk memastikan bahwa Prinsip-prinsip Mexico City di atas dan kode etik industri tetap relevan dan efektif bagi pengaturan bisnis baru yang mungkin timbul. Lampiran Dalam Prinsip Mexico City ini, yang dimaksud dengan : Kongres adalah kegiatan yang disponsori dan diselenggarakan oleh kelompok spesialis,, perguruan tinggi, universitas atau lembaga non perusahaan lainnya dengan tujuan menyediakan informasi kedokteran dan/atau ilmiah. Konsultan adalah pihak eksternal, profesional kesehatan yang independen, ilmuwan,, asosiasi pasien/perwakilan pasien, pembayar dari swasta atau publik dipakai secara individual atau melalui sebuah lembaga (seperti universitas, rumah sakit, organisasi riset) untuk memberikan masukan, informasi atau pelayanan lainnya. Tenaga kesehatan adalah penyedia jasa kedokteran atau kesehatan dan perorangan lainnya atau organisasi yang menyediakan, menagih atau dibayar untuk melakukan pelayanan kesehatan dalam kegiatan usaha yang normal termasuk namun tidak terbatas pada dokter, perawat, atau farmasis dan staf mereka. Perwakilan adalah seseorang yang atas nama perusahaan mendatangi tenaga kesehatan dan/atau stafnya berkenaan dengan promosi atau membicarakan tentang obat.