SNI 2404:2015 dan SNI 2405:2015 SEBAGAI WUJUD IPTEK YANG BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG INFRASTRUKTUR BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG HANDAL

dokumen-dokumen yang mirip
Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

Struktur dan Konstruksi II

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

Tata cara pengendalian serangan rayap tanah pada bangunan rumah dan gedung paska konstruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

f1~ r '~{5))'~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

LAMPIRAN IX KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG

PETUNJUK PENGOPERASIAN

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Perencanaan rumah maisonet

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

Tata cara pengendalian serangan rayap tanah pada bangunan rumah dan gedung prakonstruksi

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji penetrasi aspal

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PELAKSANAAN

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemberdayaan Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Beberapa Pengalaman Menghadapi Serangan Rayap Dan Upaya Pencegahannya pada Saat Pra dan Pasca Konstruksi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SILABUS MATA PELAJARAN

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :1451 K/10/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

BAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..

METODE PEKERJAAN BORE PILE

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Studi kasus pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah perancangan gedung

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

FORM INSPEKSI. f. Issue Lingkungan : Air/ Udara/ Bunyi/ Keterangan : g. Analisis Resiko : Banjir/ Kebakaran/ Longsor/ Keamanan/

AUDIT KONSTRUKSI BANGUNAN

Revisi SNI T C. Daftar isi

8/22/2016. : S-2 : Earthquake Engineering, GRIPS-Tokyo

Transkripsi:

SNI 2404:2015 dan SNI 2405:2015 SEBAGAI WUJUD IPTEK YANG BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG INFRASTRUKTUR BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG HANDAL K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N P U S AT P E N E LITIA N D A N P E N GE M B A N G AN P E R U M A H A N D A N P E R M U K I M A N J l. P a n y a u n g a n C i l e u n y i W e t a n K a b u p a t e n B a n d u n g 4 0 3 9 3 Telp: (022)7798393 (4lines) Fax: (022) 7798392 E-mail: info@puskim.pu.go.id Website: http://puskim.pu.go.id

PENDAHULUAN Bangunan rumah, gedung, dan infrastruktur masih menggunakan kayu maupun bahan berkayu Indonesia merupakan daerah yang disukai rayap (rayap hidup di dataran rendah tropis) Serangan rayap tanah pada bangunan menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar Standar dapat menjamin spesifikasi teknis produk, sehingga lebih efisien dalam penggunaan produk

SNI 2404-2015 Tata Cara Pengendalian Serangan Rayap Tanah pada Bangunan Rumah dan Gedung Prakonstruksi Ruang Lingkup: memuat ketentuan dan persyaratan, serta tata cara dalam merancang dan melaksanakan pengendalian serangan rayap tanah pada bangunan rumah dan gedung yang akan didirikan yang meliputi persyaratan umum, perancangan, pelaksanaan, pengawasan pelaksanaan, pemeliharaan pekerjaan selama masa garansi, serta pengendalian bahaya pencemaran.

PERSYARATAN UMUM Perusahaan pengendalian rayap: berizin sebagai perusahaan pengendalian rayap dari instansi yang berwenang dan memiliki tanda keanggotaan yang sah dari asosiasi pengendalian hama di wilayah hukum NKRI Kondisi tapak: tidak tergenang atau becek dan kedalamam air tanahnya lebih dari 0,5 meter Termitisida: teregistrasi di KOMPES RI atau kementerian yang menangani urusan pemerintahan bidang pertanian sebagai bahan untuk mengendalikan rayap tanah pada bangunan rumah dan gedung Peralatan: perangkat penyemprot, perangkat injeksi, alat ukur volume termitisida, wadah untuk mencampur termitisida dengan pelarut, alat pengaman kerja, alat penunjang Persyaratan keselamatan kerja: tenaga kerja memenuhi ketentuan peraturan tentang ketenagakerjaan, memiliki sertifikat keahlian (SKA) sebagai teknisi atau supervisi pengendalian rayap, sertifikat pelatihan K3 umum dan K3 kimia, satu kelompok kerja minimal 2 orang.

PROSEDUR PELAKSANAAN Cakupan pekerjaan: perancangan pengendalian serangan rayap pada bangunan rumah dan gedung, persiapan, pelaksanaan perlakuan tanah, pemeliharaan pekerjaan selama masa garansi, pengawasan pekerjaan dan pengendalian bahaya pencemaran. Perancangan: konsultan perencana (tenaga ahli bidang entomologi dan atau patologi bangunan khususnya rayap, ilmu struktur bangunan dan sertifikat keahlian atau pelatihan pengendalian rayap); sesuai kondisi tapak dan karakteristik bangunan rumah dan gedung; memuat deskripsi dan denah lokasi atau daerah yang akan diberi perlakuan, volume pekerjaan, metode pelaksanaan, jenis termitisida, rencana volume penggunaan termitisida, rencana tenaga kerja dan tanggungjawabnya, jadwal pelaksanaan, tindakan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan serta rencana anggaran biaya; dokumen perancangan disepakati pemilik bangunan, kontraktor dan atau developer.

Persiapan tanah: tapak bangunan bersih dari kayu/ bahan lignoselulosa; bila tidak dapat dibersihkan harus diberi perlakuan penyemprotan termitisida; pada tanah berat/keras atau miring harus ada perlakuan tanah permukaan; tanah berpasir/sarang sebelum penyemprotan harus dibasahi agar menjadi lembab dan sebagian ruang kapiler tanah terisi air. Persiapan peralatan dan termitisida: peralatan harus laik pakai; termitisida tersegel dengan dilengkapi label asli produk termitisida; pembuatan larutan termitisida mengacu pada petunjuk penggunaan; pembuatan larutan termitisida menggunakan wadah tertentu; mempertimbangkan kebutuhan larutan termitisida; sisa larutan pada hari yang sama dapat digunakan kembali pada daerah-daerah tapak bangunan; selama proses termitisida, tenaga kerja menggunakan peralatan keselamatan kerja. Pelaksanaan: Perlakuan tanah yang akan ditutupi lantai: penyemprotan tanah secara merata dengan volume semprot 5 L /m 2 ; setelah penyemprotan, lindungi permukaan tanah dari air hujan atau paparan sinar matahari langsung; tidak boleh mengurug kembali tanah yang telah diberi perlakuan, jika diperlukan maka tanah urugan harus diberi perlakuan.

Perlakuan tanah di parit pondasi: penyemprotan dasar parit pondasi dilakukan secara merata dengan volume semprot 5 L/m 2 ; setelah pondasi terbentuk dan pengurugan mencapai setengahnya dilakukan penyemprotan dengan volume semprot 5 L /m lari; setelah parit pondasi dan balok pondasi diurug, kedua sisinya disemprot dengan volume semprot 5 L/m lari. Perlakuan tanah dinding basement: dinding basement yang berada 0,5 m di atas kedalaman air tanah harus disemprot dengan volume semprot 5 L/m 2. Perlakuan tanah bawah rabat: tanah di bawah rabat sekurang-kurangnya 1 m harus disemprot dengan volume semprot 5 L/m 2 ; membuat galian parit di tepi dinding terluar bangunan selebar 10 cm, kemudian disemprot dengan volume semprot 5 L/m lari. Komponen bangunan lain: bagian luar sekeliling pipa instalasi dan drainase yang masuk dan keluar yang ditanam di bawah tanah, harus disemprot dengan volume semprot 5 L/m 2 ; tanah yang bersentuhan dengan teras dan tangga harus disemprot dengan volume semprot 5 L/m 2. Garansi dan pemeliharaan pekerjaan: perusahaan harus memberi garansi; masa garansi 5 tahun; sertifikat garansi memuat masa berlaku, lingkup garansi, waktu dan pelaksanaan ulang pada bagian yang diserang rayap, ketentuan yang mengakibatkan berakhirnya masa garansi; sertifikat garansi diregistrasi oleh pengurus asosiasi pengendalian hama; pemeriksaan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali. Pemeriksaan serangan rayap tanah selama masa garansi mengacu SNI Tata cara pengendalian serangan rayap tanah pada bangunan rumah dan gedung paska konstruksi

Pengawasan pekerjaan dan pengendalian bahaya pencemaran Konsultan pengawas: ditunjuk pemilik bangunan, kontraktor dan atau developer (ahli entomologi atau patologi bangunan khusus tentang rayap, ilmu struktur bangunan, sertifikat keahlian atau pelatihan pengendalian serangan rayap); tugasnya melakukan pengawasan sebelum, pada saat pelaksanaan hingga berakhirnya pekerjaan. Sebelum pelaksanaan: memastikan kesiapan tenaga kerja, termitisida, dan peralatan kerja (tenaga kerja bersertifikat keahlian, sertifikat K3 umum, sertifikat K3 kimia; peralatan sesuai standar; termitisida tersegel); kondisi tapak bangunan telah siap untuk diberi perlakuan; resiko pencemaran lingkungan telah dimitigasi dan perusahaan pengendalian rayap telah memahami tindakan pengendalian resiko pencemaran lingkungan; papan peringatan sedang dilaksanakan pengendalian serangan rayap telah dipasang. Saat pelaksanaan: konsultan pengawas harus mengikuti seluruh tahapan kegiatan yang tercakup dalam lingkup kegiatan pengendalian; mengawasi pembuatan larutan termitisida; memantau dan mencatat penggunaan larutan termitisida serta penggunaan termitisida diverifikasi dari sisa wadah dan catatan flow meter alat semprot; mengambil sampel larutan termitisida secara acak untuk dianalisis kandungan bahan aktifnya.

Lampiran A: Petunjuk keselamatan kerja dan pengendalian pencemaran Lampiran B: Pengendalian serangan rayap tanah dengan pendekatan rekayasa rancang bangun Lampiran C: Daftar termitisida teregistrasi di kementan RI Lampiran D: Formulir pengawasan pengendalian rayap tanah pada bangunan rumah atau gedung prakonstruksi (tenaga kerja, peralatan kerja, bahan/termitisida, pelaksanaan pekerjaan)

SNI 2405-2015 Tata Cara Pengendalian Serangan Rayap Tanah pada Bangunan Rumah dan Gedung Paska Konstruksi Ruang Lingkup: memuat ketentuan dan persyaratan yang harus diikuti, serta tata cara dalam merancang dan melaksanakan pengendalian serangan rayap tanah pada bangunan rumah dan gedung yang telah didirikan meliputi persyaratan umum, pemeriksaan dan perancangan, pelaksanaan, pemeliharaan pekerjaan selama masa garansi, pengawasan pelaksanaan, pengendalian bahaya pencemaran Dalam hal ditemukan komponen bangunan berbahan kayu yang diserang rayap tanah, aplikasi termitisida yang bersifat kuratif (remedial) dilakukan sesuai dengan karakteristik komponen bangunan yang diserang dan mengacu pada standar atau panduan teknis dari lembaga terkait

PERSYARATAN UMUM Perusahaan pengendalian rayap: perusahaan yang memiliki izin operasional sebagai perusahaan pengendalian rayap dari instansi yang berwenang dan memiliki tanda keanggotaan yang sah dari asosiasi pengendalian hama di wilayah hukum NKRI Teknik pengendalian serangan rayap tanah: pelaksanaan pengendalian dilakukan dengan teknik: perlakuan kimia tanah pasca konstruksi atau pengumpanan atau kombinasi perlakuan kimia tanah pasca konstruksi dan pengumpanan ; teknik pengendalian berdasarkan hasil pemeriksaan serangan rayap dengan mempertimbangkan kondisi bangunan gedung, jenis rayap tanah yang menyerang, dan kondisi tapak bangunan cara pengumpanan hanya dilakukan bila kerusakan akibat rayap tanah genus Coptotermes atau Schedorhinotermes Termitisida: pada saat digunakan teregistrasi di KOMPES RI atau kementerian yang menangani urusan pemerintahan bidang pertanian sebagai bahan untuk mengendalikan rayap tanah pada bangunan rumah dan gedung Peralatan: peralatan perlakuan kimia tanah paska konstruksi (alat penyemprot bertekanan tinggi, alat injeksi dengan nozle dengan jumlah lubang minimal 4 buah dan pengukur volume/ flow meter, kompresor, mesin foaming, gelas ukur, penyedot cairan, bor beton dan perlengkapannya); peralatan pengumpanan, jika tersedia alat pendeteksi rayap; alat pengamanan kerja (PPE), peralatan pemeriksaan serangan rayap. Keselamatan kerja: tenaga kerja memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan tentang ketenagakerjaan, memiliki sertifikat keahlian, sertifikat pelatihan K3 umum dan K3 kimia, satu kelompok kerja minimal 2 orang.

PROSEDUR PELAKSANAAN Cakupan pekerjaan: perancangan pengendalian serangan rayap tanah, pelaksanaan pengendalian serangan rayap tanah paska konstruksi: perlakuan kimia tanah paska konstruksi, pengumpanan, kombinasi antara perlakuan kimia tanah paska konstruksi dengan pengumpanan, jika ditemukan komponen bangunan berbahan kayu yang diserang rayap tanah, aplikasi termitisida yang bersifat kuratif (remedial) dilakukan sesuai dengan karakteristik komponen bangunan yang diserang dan mengacu pada standar atau panduan teknis dari lembaga terkait pengawasan pekerjaan dan pengendalian bahaya pencemaran pemeliharaan pekerjaan selama masa garansi Perancangan: dapat menunjuk konsultan perencana (memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai entomologi atau patologi bangunan khususnya tentang rayap/termitologi, ilmu struktur bangunan, sertifikat keahlian pengendalian serangan rayap), perancangan berdasarkan analisis hasil pemeriksaan serangan rayap tanah dengan mempertimbangkan kondisi bangunan gedung, jenis rayap yang menyerang, dan kondisi lingkungan tapak bangunan

laporan hasil pemeriksaan yang memuat deskripsi dan denah lokasi atau daerah yang akan diberi perlakuan, tingkat serangan rayap, hasil identifikasi rayap tanah, teknik pengendalian (mempertimbangkan desain konstruksi, kondisi tapak bangunan, atau persyaratan yang diminta pemilik bangunan), ruang lingkup dan volume pekerjaan, jenis termitisida yang digunakan, rencana volume termitisida yang digunakan, rencana tenaga kerja dan tanggungjawabnya, rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan dan tindakan keselamatan kerja serta perlindungan lingkungan dan rencana anggaran biaya. dokumen perancangan disepakati oleh pemilik bangunan Pemeriksaan serangan rayap tanah: cakupan pekerjaan pemeriksaan serangan rayap: persiapan pemeriksaan serangan rayap tanah, pemeriksaan di luar dan di dalam bangunan rumah dan gedung, pengukuran tingkat kerusakan, identifikasi jenis rayap tanah, penyusunan laporan hasil pemeriksaan. persiapan pemeriksaan serangan rayap tanah: mempelajari gambar bangunan (as build drawing), mendapatkan informasi dari pemilik bangunan mengenai aktivitas rayap tanah yang ada dan tindakan yang pernah dilakukan, peralatan pemeriksaan dalam kondisi baik dan siap digunakan

pemeriksaan di luar bangunan rumah dan gedung: pemeriksaan ada tidaknya aktivitas rayap tanah atau tanda-tanda kerusakan pada bagian kayu yang berhubungan dengan tanah; dinding pondasi atau dinding bangunan; rangka pintu garasi, rangka dan daun jendela, lantai dasar dan lantai dek; rangka kayu yang ditutup beton; tonggak kayu mati di sekitar bangunan, tumpukan kayu sisa yang mudah terkena jamur dan rayap; daerah pertemuam tanah dengan bangunan; jika bangunan rumah kopel, periksa bagian struktur kopel dan tanyakan pada tetangga apakah mengalami masalah dengan rayap tanah. pemeriksaan di dalam bangunan rumah dan gedung: daerah pertemuan lantai dan dinding; nat/celah antara penutup lantai; bagian dinding; rak-rak buku atau lemari, saluran AC; bagian bangunan yang gelap atau lembab; elemen/komponen bangunan yang terbuat dari kayu atau bahan berkayu; panel-panel kayu/hiasan ada tidaknya aktivitas rayap di dalam atau di luar bangunan diketahui: liang kembara rayap tanah, laron, sayap laron, kayu atau bahan berkayu yang rusak pengumpulan spesimen dan identifikasi rayap tanah: spesimen rayap tanah dikumpulkan dalam botol koleksi yang diberi alkohol 70 %, spesimen rayap tanah diidentifikasi untuk menentukan jenis rayap tanah perusak bangunan

Pelaksanaan pengendalian serangan rayap tanah: perlakuan kimia tanah paska konstruksi: o persiapan peralatan dan termitisida: semua peralatan siap digunakan dan berfungsi baik, termitisida tersegel dengan label asli produk termitisida, pengenceran termitisida mengacu pada petunjuk pengenceran, pengenceran dalam wadah tertentu, mempertimbangkan kebutuhan larutan, jika terdapat sisa larutan gunakan kembali pada hari yang sama di daerah yang dianggap perlu, tenaga kerja penjamah termitisida harus mengunakan peralatan keselamatan kerja o pengeboran lantai: diameter mata bor 8 mm-10 mm, interval atau jarak antar pengeboran liang injeksi adalah 30 cm 40 cm, jarak liang injeksi dari sisi dinding maksimal 30 cm, kedalaman pengeboran hingga mata bor menyentuh permukaan tanah di bawah lantai, jika memungkinkan pengeboran juga dilakukan pada bagian luar pondasi sekeliling bangunan, bangunan berbentuk panggung pengeboran tidak diperlukan

o injeksi larutan termitisida: volume injeksi larutan termitisida 2,5 L per liang injeksi apabila interval liang injeksi 30 cm atau 3,5 L per liang injeksi apabila interval liang injeksi 40 cm; tempat rentan rayap maka volume injeksi larutan termitisida 5,0 L per liang injeksi: retakan-retakan pondasi, dinding maupun lantai dengan volume injeksi larutan termitisida 2,5 L per liang injeksi ; untuk menjamin ketepatan volume injeksi larutan termitisida perusahaan pengendali menggunakan meteran arus air (water flow meter) pada alat injeksi; perlakuan kimia tanah di bagian luar pondasi dengan membuat parit dengan jarak 10 cm dari dinding dengan kedalaman 30 cm, kemudian pada parit dan tanah galian disemprot larutan termitisida dengan volume semprot 5 L per meter lari; apabila dalam tanah atau dalam bangunan terdapat rongga-rongga harus dilakukan perlakuan buih/foam (foming); pekerjaan injeksi selesai maka liang injeksi harus ditutup dengan semen; tekanan udara untuk pelaksanaan injeksi paling rendah 1 atmosfir.

pengumpanan o pengumpanan di dalam bangunan gedung: pemasangan stasiun pengumpanan (pada bagian yang terserang rayap), pemeriksaan dan pergantian umpan (pemeriksaan setelah instalasi 1-2 minggu, kemudian pemeriksaan berikutnya secara berkala 1 bulan selama 3 bulan, pemeriksaan 3 bulan selama 1 tahun hingga terdeteksi koloni rayap telah tereliminasi, penggantian umpan dilakukan bila umpan habis dan masih terdapat rayap pekerja) o pengumpanan di luar bangunan gedung: pemasangan stasiun pengumpanan (pengeboran tanah dengan bor tanah 5 cm pada halaman di sekitar bangunan, mengelilingi pondasi bagian luar dari bangunan gedung berjarak 1-4 m, jarak antar liang 4-5 m, pada setiap liang dipasang stasiun pengumpanan), pemasangan dan pemeriksaan kayu (setiap stasiun dipasang kayu umpan, setiap stasiun diperiksa secara berkala 2 minggu selama 1 bulan, kemudian 1 bulan sekali dalam rentang 1-2 tahun tergantung saat koloni rayap tereliminasi sempurna), pergantian umpan (setiap umpan diamati secara berkala, setiap umpan harus diganti pada saat umpan masih tersisa, pergantian umpan dilakukan terus menerus sampai tidak ditemukan lagi rayap tanah, setelah rayap tereliminasi dilakukan pemeriksaan rutin sekurang-kurangnya setiap sebulan sekali sampai berakhir masa pekerjaan)

Garansi dan pemeliharaan pekerjaan: diberikan oleh perusahaan jasa pengendalian serangan rayap keuntungan garansi secara otomatis diberikan pada pemilik/pengelola bangunan masa garansi perlakuan kimia tanah paska konstruksi 3 tahun sertifikat garansi: masa berlaku, lingkup garansi, waktu dan pelaksanaan perlakuan ulang pada bagian-bagian bangunan yang kembali terserang rayap, ketentuan yang mengakibatkan berakhirnya masa garansi diregistrasi oleh pengurus asosiasi selama masa garansi dilakukan pemeriksaan serangan rayap sekurang-kurangnya 6 bulan sekali

PENGAWASAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA PENCEMARAN Petugas pengawasan: ditunjuk oleh pemilik bangunan, kontraktor atau developer ( memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai entomologi atau patologi bangunan khususnya tentang rayap, ilmu struktur bangunan, sertifikat keahlian pengendalian rayap) pengawasan dilakukan sebelum, saat pelaksanaan pengendalian rayap tanah hingga berahkirnya pekerjaan Sebelum pelaksanaan: memastikan kesiapan tenaga kerja, termitisida, dan peralatan kerja kondisi tapak bangunan telah siap untuk diberi perlakuan resiko pencemaran lingkungan telah dimitigasi Pada saat pelaksanaan: mengawasi pengenceran larutan termitisida (tersegel dengan label asli produk termitisida, pengenceran harus sesuai petunjuk pengenceran termitisida memantau dan mencatat penggunan larutan termitisida, penggunaan termitisida diverifikasi dari sisa termitisida dan catatan pada flow meter alat semprot mengambil sampel larutan termitisida secara acak untuk dianalisis kandungan bahan aktifnya Pekerjaan pengamanan: dipasang papan peringatan bahwa bangunan mendapatkan perlakuan termitisida

Lampiran A: Petunjuk keselamatan kerja dan pengendalian pencemaran Lampiran B: Formulir pemeriksaan serangan rayap tanah Lampiran C: Daftar termitisida teregistrasi di kementan RI Lampiran D: Formulir pengawasan pengendalian rayap tanah pada bangunan rumah atau gedung pasca konstruksi (tenaga kerja, peralatan kerja, bahan/termitisida, pelaksanaan pekerjaan)

PENUTUP PENGGUNAAN BAHAN KAYU UNTUK KOMPONEN BANGUNAN HARUS SESUAI DENGAN PERUNTUKANNYA BAIK KELAS KUAT MAUPUN KELAS AWET DALAM PELAKSANAAN BAHAN KAYU HARUS TERTUANG DALAM PERENCANAAN (RKS) KAYU MUDAH DIBENTUK DAN POTENSINYA DAPAT TERBARUKAN JAMINAN PRODUK HARUS SESUAI SNI

TERIMA KASIH