BAB XI AKUNTANSI PADA KUASA PENGGUNA ANGGARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP)

PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan

SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATUAN KERJA

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI)

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Keuangan. Pelaporan. Tentara Nasional Indonesia.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga (PMK 272/PMK.05/2014)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG


SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2010 TENTANG

BAGIAN ANGGARAN 089 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BULAN MEI 2013

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI.

BERITA ACARA REKONSILIASI Nomor:

SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

2011, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.05/ 2010 tentang Mekanisme Pelaksan

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN RETENSI ARSIP KEUANGAN LEMBAGA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan No 177/PMK.05/2015 Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI

ANGGARAN (Rp0,00) 2. Belanja Barang , Belanja Modal ,

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM DAN TATA CARA PEMBUKUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I V. L A P O R A N B M N

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/PMK.05/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 234/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI TRANSAKSI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JENDERAL PERBENDAHARAAN 5' IPB/2012 NOM OR PER- TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN REKONSILIASI EKSTERNAL TINGKAT KPPN TA. 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah. terkait dengan kesuksesan kinerja (Boyatzis, 1982, dalam Catano, 1998).

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.677, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Akuntansi. Pelaporan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/PMK.05/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

BAGIAN ANGGARAN 089 BULAN DESEMBER 2013 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245

2014, No c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan

SISTEM AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN (SAK)

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP- 108 /K/D2/2009

Memeriksa laporan rekonsiliasi

PROSEDUR PELAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN APLIKASI PADA KEMENTERIAN PERTANIAN

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB XI AKUNTANSI PADA KUASA PENGGUNA ANGGARAN Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah unit akuntansi pada tingkat Satuan Kerja sebagai entitas akuntansi. Secara definisi, satuan kerja adalah kuasa pengguna anggaran/pengguna barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada kementerian Negara/lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis KPA dalam Sistem Akuntansi Instansi (SAI), yatu : 1. KPA-Kantor Pusat (KP). KPA ini merupakan bagian dari Kementerian Negara/Lembaga yang secara langsung berada di bawah salah satu eselon 1 pada Kementerian Negara/Lembaga. Penetapan sebagai kantor pusat ditandakan dengan pencantuman kode KP pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan. 2. KPA-Kantor Daerah (KD). KPA ini merupakan bagian dari Kementerian Negara/Lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung (berada di bawah suatu Kantor Wilayah) berada di bawah salah satu eselon 1 pada Kementerian Negara/Lembaga dan berkedudukan di daerah. Penetapan sebagai kantor daerah ditandakan dengan pencantuman kode KD pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan. 3. KPA-Dekonsentrasi (DK). KPA ini merupakan satuan kerja perangkat daerah yang ditetapkan sebagai pengguna APBN atas usulan Gubernur dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi. Penetapan sebagai KPA dekonsentrasi berdasarkan surat keputusan Modul Sistem Akuntansi Instansi 192

Gubernur sebagai pelaksana dekonsentrasi dan ditandakan dengan pencantuman kode DK pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan. 4. KPA-Tugas Pembantuan (TP). KPA ini merupakan unit pemerintah daerah yang ditetapkan sebagai pengguna APBN dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. Penetapan sebagai KPA tugas pembantuan berdasarkan surat keputusan Gubernur/Walikota/Bupati/Kepala Desa sebagai pelaksana tugas pembantuan dan ditandakan dengan pencantuman kode TP pada Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja yang bersangkutan. A. Sistem Akuntansi Keuangan pada Satuan Kerja Sebagai KPA, satuan kerja melaksanakan sistem akuntansi keuangan dalam rangka menghasilkan laporan keuangan lingkup satuan kerja yang bersangkutan sehubungan dengan alokasi anggaran yang diamanatkan kepada satuan kerja yang bersangkutan. 1. Dokumen Sumber Dokumen sumber adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk menghasilkan data akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan. Dokumen sumber dalam sistem akuntansi keuangan tingkat KPA meliputi: 1. Dokumen pagu anggaran: Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Revisi DIPA, Petunjuk Operasional Kegiatan (POK RKAK/L Form 1.5 dan Form 4.2), Revisi POK, Surat Keputusan Otorisasi (SKO), Revisi SKO, Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA), dan dokumen lain yang dipersamakan. 2. Dokumen realisasi anggaran: Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Perintah Membayar (SPM) yang telah di-sp2d-kan, Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang didukung oleh formulir seperti Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bea dan Cukai (SSBC), Surat Perintah Pembukuan dan Pengesahan (SP3) dan dokumen lain yang dipersamakan. 3. Dokumen Persediaan Modul Sistem Akuntansi Instansi 193

4. Dokumen Piutang. 5. Dokumen Aset Tetap (bagi Satuan Kerja yang belum menggunakan aplikasi SABMN) 6. Dokumen Konstruksi Dalam Pengerjaan 7. Dokumen lainnya. 2. Proses Akuntansi keuangan pada tingkat Unit Akuntansi KPA (UAKPA) diselenggarakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 59/PMK.06/2005. Proses yang dilakukan oleh petugas akuntansi keuangan meliputi: 1. Menerima dan memverifikasi dokumen sumber. Tugas ini dilaksanakan guna menjamin bahwa dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan adalah dokumen yang sah dan memiliki elemen-elemen data yang jelas sehingga tidak menimbulkan interpretasi ganda sebagai dasar perekaman. 2. Merekam dokumen sumber. Perekaman dokumen sumber harus sesuai dengan data yang sebelumnya telah diverifikasi. 3. Mencetak dan memverifikasi register transaksi harian (RTH). RTH adalah register yang berisi jejak rekam data yang diinput ke dalam aplikasi SAK. Untuk memastikan bahwa dokumen sumber telah direkam dengan benar, maka RTH dicetak untuk kemudian diverifikasi (dicocokkan ulang) dengan dokumen sumbernya. Langkah ini sangat penting agar laporan keuangan yang dihasilkan konsisten dengan elemen-elemen data dalam dokumen sumber yang direkam. 4. Menerima arsip data komputer (ADK) barang milik negara (BMN) dan register pengirimannya. 5. Memproses ADK BMN dan mencocokkan register pengiriman dengan register penerimaannya. 6. Melakukan posting terhadap data transaksi yang telah lengkap dan benar. Posting data dilakukan agar rekaman data tercatat dalam buku besar dan tersaji dalam laporan keuangan. Karenanya, langkah ini harus selalu dilakukan setiap kali selesai melakukan perkaman data. Tanpa posting, maka buku besar Modul Sistem Akuntansi Instansi 194

dan laporan keuangan akan menunjukkan posisi sebelum dilakukan proses perekaman. 7. Mencetak dan memverifikasi buku besar. Verifikasi buku besar dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi yang direkam telah diproses oleh sistem secara benar. Selain itu, kemungkinan kesalahan rekam dalam proses verifikasi RTH bisa diketahui pada tahap ini. 8. Mencetak dan mengirim laporan keuangan beserta ADK ke KPPN, melakukan rekonsiliasi, menuangkan hasil rekonsiliasi dalam berita acara rekonsiliasi (BAR), dan melakukan perbaikan data jika diperlukan. 9. Mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. 10. UAKPAa. Kantor Pusat menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1, b. Kantor Daerah menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah, c. Dekonsentrasi menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah Dekonsentrasi dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1, d. Tugas Pembantuan menyampaikan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah TP dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1. 11. Menyampaikan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) setiap semester, 12. UAKPAa. Kantor Pusat menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1, b. Kantor Daerah menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah, c. Dekonsentrasi menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah Dekonsentrasi dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1, Modul Sistem Akuntansi Instansi 195

d. Tugas Pembantuan menyampaikan CaLK ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah TP dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1. 13. Melakukan back-up data. 3. Keluaran Laporan keuangan pada UAKPA terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran dan catatan atas laporan keunagan. Aplikasi SAK pada tingkat satuan kerja menghasilkan laporan keuangan utama Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran dan informasi manajerial yang diperlukan dalam pengelolaan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan unsur laporan keuangan yang disusun secara manual yang menjelaskan elemen-elemen informasi yang ada di Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. B. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan disusun dan dilaporkan pada setiap akhir semester, dan disampaikan dalam satu kesatuan dengan laporan keuangan lainnya ke Unit Akuntansi di atasnya. Catatan atas Laporan Keuangan dibuat dengan tujuan: 1. Laporan keuangan mudah difahami 2. Menghindari salah paham (misleading) 3. Pemahaman mendalam melalui pengungkapan setiap pos penting 4. Mampu menjawab bagaimana perkembangan kondisi keuangan entitas 5. Pengungkapan paripurna (full disclosure) Modul Sistem Akuntansi Instansi 196