BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laki-laki, perempuan dan menciptakan serta membesarkan anak-anak. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berakar dalam kepribadian bangsa sebagai dasar negara yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISWA SANGGAR TARI SEMARAK CANDRAKIRANA ART CENTER TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

PENANAMAN KARAKTER KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELUARGA NELAYAN. (Studi Kasus Pada Anak Keluarga Nelayan Dusun Tawang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. Membangun dan mengembangkan karakter yang baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16), pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:7), pendidikan adalah proses interaksi yang mempunyai tujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri yang utuh. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat, dan orang tua. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan dapat memahami tentang perilaku individu secara efektif. Menurut Kertajaya (2010:3) sebagaimana dikutip oleh Hidayatullah (2010:13), karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Hidayatullah (2010:13) mengemukakan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental, moral, akhlak, dan budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong, penggerak, serta membedakan dengan individu yang lain. Pendidikan karakter mempunyai makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan mengajarkan yang benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang 1

2 sikap yang baik sehingga siswa dapat memahami dan berperilaku sesuai dengan aturan. Menurut Gunawan (2012:200), pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana, proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi, kelompok yang baik sebagai warga negara. Menurut Hidayatullah (2010:39), pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, kegiatan yang dilakukan secara intrakulikuler dan ekstrakurikuler. Pendidikan karakter menjadi pergerakan yang mendukung pengembangan sosial, emosisonal dan etik siswa. Pendidikan karakter di sekolah terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi pendidikan. Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai moral dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial. Menurut Gunawan (2012:201), implementasi pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui pemberdayaan dan pembudayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional serta berlangsung dalam tiga pilar

3 pendidikan, yaitu satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat. Peneladanan dan pembiasaan sangat penting untuk proses pembentukkan karakter, hal ini tidak bisa terbentuk secara instan perlu dilatih secara serius dan proporsional agar membentuk karakter yang ideal. Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler meliputi pembiasaan dengan latihan secara rutin, simulasi atau praktek secara langsung sesuai dengan amanat pendidikan karakter. Efektivitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara dilihat dari faktor kesesuaian dengan program ekstrakurikuler dan faktor individu yang mendukung kegiatan yang dilakukan penuh pada hari Kamis. Ketidakefektifan kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara disebabkan oleh faktor kurangnya keakraban antar siswa dan komunikasi, berinteraksi secara efektif, masih kurang dalam menghargai karya seni dan budaya. Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peran penting dalam mengembangkan watak dan kepribadian siswa. Undang -undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 12 dan 13 yang menyebutkan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Suryosubroto (2009:287), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran untuk memperkaya, memperluas wawasan

4 pengetahuan dan kemampuan siswa. Menurut Gunawan (2012:203), kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan melalui kegiatan olahraga dan seni dalam bentuk pembelajaran, pelatihan, kompetisi atau festival. Menurut Suyadi (2013:9), bersahabat atau komunikatif merupakan sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. Menurut Suyadi (2013:9), peduli sosial adalah sikap dan perbuatan mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. Bersahabat dan peduli sosial merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada setiap anak, agar dapat mengapresiasi karya seni dan budaya secara maksimal. Hal ini akan menjadi modal dasar anak menjadi manusia yang berkarakter, berkepribadian berdasarkan Pancasila. Alasan memilih SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara sebagai tempat penelitian karena berdasarkan informasi diketahui bahwa belum ada penelitian mengenai karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah ini. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Implementasi Karakter Bersahabat dan Peduli Sosial pada Siswa SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian Perumusan masalah digunakan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, serta agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

5 1. Bagaimanakah implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apakah kendala dalam implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimanakah alternatif solusi terhadap kendala dalam implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan salah satu arah dari kegiatan penelitian, maka tujuan harus ditentukan terkait dengan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui kendala dalam implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui alternatif solusi terhadap kendala dalam implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014/2015.

6 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu sosial, terutama pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang mengkaji implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai karakter bersahabat dan peduli sosial pada siswa SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara. c. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai implementasi karakter bersahabat dan peduli sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara. b. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas siswa SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara pada kegiatan ekstrakurikuler tari.

7 E. Daftar Istilah 1. Implementasi. Menurut Subarna dan Sunarti (2012:162), implementasi adalah penerapan, pelaksanaan. 2. Karakter. Menurut Samani dan Hariyanto (2011:41), karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Hidayatullah (2010:13) mengemukakan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental, moral, akhlak, dan budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong, penggerak, serta membedakan dengan individu yang lain. Menurut Suyadi (2013:5-6), menegaskan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 3. Bersahabat atau komunikatif. Menurut Suyadi (2013:9), bersahabat atau komunikatif merupakan sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. Samani dan Hariyanto (2011:121) mengemukakan bahwa bersahabat adalah menjalin dan memelihara persahabatan melalui saling percaya dan saling peduli.

8 4. Peduli sosial. Menurut Suyadi (2013: 9), peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. 5. Siswa. Menurut Rasyad (2002:105) sebagaimana dikutip Eko (2012), siswa adalah mereka yang terdaftar pada lembaga pendidikan dan merupakan pelaku dalam kegiatan belajar mengajar. 6. Ekstrakurikuler. Menurut Subarna dan Sunarti (2012:114), ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar belajar. Menurut Suryosubroto (2009:287), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran untuk memperkaya, memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. 7. Tari. Menurut Soedarsono sebagaimana dikutip oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013:88), tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak-gerak yang ritmis dan keindahahan ekspresi.