Gambar 4.2. Bakteri Staphylococcus aureus penyebab bisul (Sumber: Wilson et al., 1995)

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

PENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

Variola vera MORFOLOGI. Group I (dsdna)

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

Staphylococcus aureus

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD), merupakan penyakit yang masih sering

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

ASUHAN PADA BAYI DENGAN TETANUS NEONATORUM

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

4 Materi Pokok Pelatihan Dokter Kecil Tanggal : 18 June 2010 Oleh : Putu Sudayasa Skip ke Komentar Sebagai bagian dari kegiatan rutin

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis!

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kematian ( Padila 2013).

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.

Enterobacter sakazakii dan Meningitis

bio.unsoed.ac.id MENGENAL PEI\IYAKIT DEMAM BERDARAH PENDAHULUAN penderita dan keluarganya, karena kurangnya pengertian dan pemahaman tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka

Rickettsia prowazekii

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Data di seluruh dunia

PATOGENISITAS MIKROORGANISME

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

1. BAB I PENDAHULUAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan

RABBIT FEVER?? Francisella tularensis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. diseluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi dibeberapa daerah tropis seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

1. ASPEK BIOLOGI MORFOLOGI VIRUS EBOLA:

BAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci

Perancangan Prediksi Keputusan Medis Untuk Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Jaringan Syaraf Tiruan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

4. Cara masuk mikroba ke dalam tubuh manusia melalui kulit Suatu mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang, disebut sebagai patogen. Sedangkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit disebut patogenisitas. Ketika suatu mikroorganisme memasuki inang yang memasuki jaringan tubuh dan memperbanyak diri, mikroorganisme dapat menimbulkan infeksi. Jika keadaan inang rentan terhadap infeksi dan fungsi biologinya rusak, maka hal ini dapat menimbulkan suatu penyakit. Patogen merupakan beberapa jenis mikroorganisme atau organisme lain yang berukuran yang lebih besar yang mampu menyebabkan penyakit (Wilson & Price, 1995). Suatu mikroorganisme yang bersifat patogen pertama kali harus mencapai jaringan inang dan memperbanyak diri sebelum melakukan kerusakan. Dalam banyak kasus, hal yang dibutuhkan pertama kali adalah mikroorganisme harus menembus kulit, membrane mukosa, atau epitel intestin, permukaan yang secara normal bertindak sebagai barrier mikroorganisme. Melintasi kulit masuk ke lapisan subkutan hampir selalu terjadi melalui luka baik tergores, tercakar, tergigit hewan, teriris pisau, atau apapun yang menyebabkan kulit luka berdarah, dan jarang dilakukan patogen menembus melewati kulit yang utuh. Permukaan mukosa ditutupi oleh selapis tipis mukus, yang tersusun dari beberapa senyawa karbohidrat. Lapisan ini merupakan barrier pertama yang dilalui oleh patogen ketika memasuki inang (Rampengan, 2008). Contoh mikroorganisme yang masuk melalui kulit 1) Staphylococcus aureus Salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah bisul. Bisul adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan di sekitarnya (lihat gambar 4.1), yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus (lihat gambar 4.2) (Wilson et al., 1995). Bisul terjadi ketika suatu area dari jaringan menjadi terinfeksi dan sistem kekebalan tubuh mencoba untuk melawannya. Sel darah putih bergerak melalui dinding pembuluh darah ke daerah infeksi dan masuk dalam jaringan yang rusak. Selama proses ini terbentuk nanah. Nanah adalah penumpukan cairan, sel darah putih yang mati, jaringan mati, dan bakteri atau benda asing lainnya (Medlineplus, 2012). Bisul dapat ditularkan antara orang melalui kontak langsung dengan kulit, diantaranya yang pertama melalui memeras, menggaruk dengan menyentuh bagian yang

terinfeksi, yang kedua menggunakan pakaian, handuk atau seperai yang belum dicuci setelah digunakan oleh seseorang yang menderita infeksi kulit, ketiga menggunakan alat dandanan (misalnya gunting kuku, pinset dan pisau cukur) yang telah digunakan oleh seseorang yang menderita infeksi kulit, dan tidak mencuci tangan dengan teliti. Gambar 4.1. Bisul akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus (Sumber: http://www.obatherbal.com.) Gambar 4.2. Bakteri Staphylococcus aureus penyebab bisul (Sumber: Wilson et al., 1995) 2) Burkholderia pseudomallei.

Bakteri Burkholderia pseudomallei adalah bakteri yang menyebabkan penyakit Melioidosis. Bakteri tersebut hidup di bawah permukaan tanah pada musim kering tetapi setelah curah hujan yang deras ditemukan dalam permukaan air dan lumpur dan dapat juga naik di udara. Bakteri Burkholderia pseudomallei (lihat gambar 4.3) yang menyebabkan meliodosis biasanya masuk ke dalam tubuh lewat luka atau borok di kulit (lihat gambar 4.4) atau melalui penghirupan debu atau titis kecil dan sangat jarang disebabkan karena minum air yang terkontaminasi (Department of health, 2012) Gejala meliodosis tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi dan hal ini bervariasi. Sering bermula sebagai infeksi dada dengan gejala sulit bernafas, batuk berlendir dan demam. Gejala lain yang mungkin muncul termasuk demam disertai sakit kepala dan kebingungan, atau rasa sakit waktu kencing dan/atau kesulitan kencing. Orang bisa jatuh sakit 1 sampai 21 hari setelah terinfeksi dan permulaan gejala bisa tibatiba atau pelan-pelan. Infeksi meliodosis dapat mematikan sehingga dibutuhkan perhatian dokter yang urgen dan pengobatan dengan antibiotic tertentu. Dalam kasus tertentu penyakit bermula secara jauh lebih pelan dengan gejala pengurangan berat badan, demam yang terputus-putus, sakit dada dan batuk. Ada orang tertentu yang memiliki gejala borok kulit, bisul atau infeksi persendian atau tulang. Pernah ada juga beberapa kasus di mana penyakitnya menyebabkan orang jatuh sakit setelah banyak tahun sudah berlalu sejak infeksi pertama. Dalam kasus-kasus tersebut, bakterinya telah dibawa oleh yang bersangkutan dan telah menjadi aktif oleh karena sistem kekebalannya menjadi lebih lemah. Diagnose meliodosis dibuat dengan cara mengembangkan bakterinya melalui pemeriksaan laboratorium terhadap darah, ludah, air kencing, atau usapan dari abses atau borok yang tidak sembuh-sembuh (Department of health, 2012).

Gambar 4.3. Bakteri Burkholderia pseudomallei penyebab penyakit penyakit Melioidosis (Sumber: Department of health, 2012) Gambar 4.4. Luka atau borok sebagai tempat masuknya bakteri Burkholderia pseudomallei (Sumber: http://www.pediatriconcall.com.) 3) Virus Varicella zoster Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster (lihat gambar 4.5) yang menimbulkan bintik kemerahan di kulit yang menggelembung maupun tidak, melepuh, dan terasa gatal (lihat gambar 4.6). Masa inkubasi virus penyebab cacar ini sekitar 2-3 minggu. Biasanya awal gejala ditandai dengan naiknya suhu tubuh (Martin, dkk., 2009).

virus varicella zoster dapat masuk kedalam tubuh orang lain melalui kontak langsung dengan kulit penderita, Seperti berjabat tangan, atau bersentuhan langsung dengan gelembung bintik yang pecah. (Martin, dkk., 2009). Gambar 4.5. virus varicella zoster penyebab penyakit cacar air (Sumber: Martin, dkk., 2009) Gambar 4.6. Penyakit cacar air (Sumber: http://www.nih.gov) 4) Virus Dengue Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringan maupun fatal. Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak, sakit kepala hebat, rasa sakit di belakang mata, otot dan sendi, hilangnya napsu makan, mual-mual dan ruam. Gejala pada anak-anak dapat berupa demam ringan yang disertai ruam. Demam berdarah yang lebih parah ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 40-41 C selama dua sampai tujuh hari, wajah kemerahan, dan gelaja lainnya yang

menyertai demam berdarah ringan. Berikutnya dapat muncul kecenderungan pendarahan, seperti memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam tubuh sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter (lihat gambar 4.7). Pada kasus yang sangat parah, mungkin berlanjut pada kegagalan saluran pernapasan, shock dan kematian. Setelah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus, tubuh akan memiliki kekebalan terhadap virus itu, tapi tidak menjamin kekebalan terhadap tiga jenis virus lainnya (Soekidjo, 2005). Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan pada kulit oleh nyamuk betina Aedes yang terinfeksi virus dengue (lihat gambar 4.8). Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang keorang. Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti, namun virus dengue juga dapat disebarkan oleh spesies lain yaitu Aedes albopictus. (Soekidjo, 2005). Gambar 4.7. Pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter akibat gejalah-gejalah yang ditimbulkan oleh inveksi Virus Dengue (Sumber: www.kalbemed.com)

Gambar 4.8. Virus Dengue penyebab penyakit demam berdarah (Sumber: Soekidjo, 2005) 5) Virus Rabies Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit zoonotik yang bersifat akut yang disebabkan oleh virus kelompok negatif sense single-stranded RNA, golongan Mononegavirales, Family Rhabdoviridae, genus Lyssavirus yakni virus Rabies (Priangle,1991). Menurut World Health Organization (WHO), rabies menduduki peringkat 12 daftar penyakit yang mematikan (Mattosdan Rupprecht, 2001). Rabies menyerang susunan syaraf pusat, sehingga dapat menyebabkan penyakit diantaranya radang pada otak (Utami dan Sumiarto, 2010). Virus Rabies (lihat gambar 4.9) dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. Penyakit akibat inveksi Virus Rabies ini sangat ditakuti dan mengganggu ketentraman hidup manusia, karena apabila sekali gejala klinis penyakit rabies timbul maka biasanya diakhiri dengan kematian. Penularan penyakit rabies ini dapat Melalui gigitan hewan yang terinfeksi oleh virus rabies (lihat gambar 4.10) (Utami dan Sumiarto, 2010). Gambar 4.9. Virus Rabies yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. (Sumber: Priangle,1991)

Gambar 4.10. penularan penyakit rabies melalui gigitan anjing yang terinveksi virus Rabies yang mengakibatkan penyakit radang pada otak. (Sumber: Utami dan Sumiarto, 2010). 6) Clostridium tetani. Tetanus atau lockjaw adalah penyakit akut yang menyerang sistem saraf pusat yang ditandai dengan kontraksi otot berkepanjangan (Rampengan, 2008). Gejala klinis utama disebabkan oleh tetanospasmin, suatu neurotoksin yang diproduksi oleh sporeforming bakteri gram positif obligat anaerob Clostridium tetani (lihat gambar 4.11). Infeksi seringkali timbul melalui Spora Clostridium tetani yang biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit karena terpotong, tertusuk ataupun luka bakar serta pada infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum) (Novie, dkk., 2012). Apabila penyakit berlanjut maka akan terjadi pula spasme otot pada daerah mulut (trismus atau lockjaw), yang akan diikuti dengan kekakuan dan spasme pada seluruh otot di bagian tubuh yang lain (lihat gambar 4.12). 4-8 Pasien dalam keadaan sadar penuh dan menampakkan ekspresi wajah kaku dan ketakutan akan timbul kembali spasme berulang (Novie, dkk., 2012) Tetanus masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia meskipun telah terjadi penurunan insidens sejalan dengan pelaksanaan program imunisasi terhadap tetanus.

Gambar 4.11. Clostridium tetani (Sumber: Novie, dkk., 2012). Gambar 4.12. Clostridium tetani yang meneyebabkan spasme otot pada daerah mulut yang diikuti dengan kekakuan dan spasme pada seluruh otot di bagian tubuh yang lain (Sumber: Novie, dkk., 2012). DAFTAR RUJUKAN Department of health. 2012. Melioidosis (Indonesian). Northern Territory Government. (Online). (www.health.nt.gov.au/library/scripts/objectifymedia.aspx? filepdf) diakses 23 Maret 2016. Wilson L. M. & Price, S. S., 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses proses Penyakit, Edisi 4, Jakarta, EGC

MedlinePlus, 2012, Abscess,(Online), (http://www.nih.gov), diakses tanggal 22 Maret 2016) Priangle, c.r. 1991. The order Mononegavirales, Archives of virology 117: 137-140. Mattos, c.a., Rupprecl1t,A. 2001. Rhabdoviruses. In: Fields virology, 1245-1277. Utami, S.& Sumiarto, B. 2010. Identifikasi Virus Rabies Pada Anjing Liar di Kota Makassar. Jurnal Sains, (Online), Vol.28 No.2, (http:// pbb.ugm.ac.id), diakses 23 Maret 2016. Rampengan, T.H. 2008. Penyakit infeksi tropik pada anak. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Novie H. Rampengan, Yose Pangestu, S.N.N Tatura, T.H Rampengan. 2012. Profil Kasus Tetanus Pada Anak di RS. Prof. Dr. R.D Kondou Manodo. Jurnal Kedokteran, (Online) Vol. 14, No. 3, (http://www//suite101.com.), diakses 23 Maret 2016. Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Herke J. O. Sigarlaki. 2007. Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Ibu Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue. jurnal kedokteran, (Online), Vol. 23, No. 3, (http:// www.chp.gov.hk), diakses 23 Maret 2016. Martin K., Norberta D., & Matheus T. 2009. Varicela Zoster Pada Anak. Jurnal Kedokteran, Online), Vol.03 No.1, (http://digilib.unila.ac.id), diakses 22 Maret 2016.