DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

FAKTOR PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP DAGING AYAM BROILER DI KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

Perkembangan Harga Daging dan Telur Ayam

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROFIL PETERNAK AYAM PETELUR BERDASARKAN SKALA USAHA DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN. St. Rohani 1 dan Irma susanti 2 ABSTRAK

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

Bab 4 P E T E R N A K A N

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR. Andi Faisal Suddin ABSTRACT

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

PERKEMBANGAN DAN VARIASI HARGA DAGIN. DAN TELUR PADA BERBAGAI KOTA BESAR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI E DPRD PROVINSI JAWA TENGAH

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

I. PENDAHULUAN. dan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERKEMBANGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) JAWA TIMUR TRIWULAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

Rumah Pemotongan Hewan yang Higienis di Balikpapan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

I. PENDAHULUAN. bersumber dari protein hewani. Oleh karena itu pengembangan peternakan dan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

Oleh : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

Transkripsi:

Sosial Ekonomi DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR ST. Rohani 1 & Muhammad Erik Kurniawan 2 1 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin 2 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin E-Mail : nanirohani24@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi (gambaran) harga jual dan jumlah pembelian ayam pedaging di Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember Desember 2010 pada pasar-pasar tradisional di beberapa wilayah Kota Makassar (Pasar Daya, Pasar Terong, Pasar Sentral, dan Pasar Pa baeng-baeng). Jenis penelitian adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 200 orang dengan pembagian 50 responden untuk Pasar Daya, 50 responden untuk Pasar Terong, 50 responden untuk Pasar Sentral, dan 50 responden untuk Pasar Pa baeng-baeng. Analisa data yang digunakan adalah Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual ayam pedaging antara Rp. 20.000,- sampai Rp. 25.000,- memiliki jumlah pembelian sebanyak 485 ekor, harga jual ayam pedaging antara Rp. 26.000,- sampai Rp. 30.000,- memiliki jumlah pembelian sebanyak 367 ekor, dan harga jual ayam pedaging antara Rp. 31.000,- sampai Rp. 35.000,- memiliki jumlah pembelian sebanyak 20 ekor. Kata kunci : Ayam Pedaging, Harga Jual, Jumlah Pembelian. PENDAHULUAN Usaha pembangunan sub sektor peternakan dalam pentas pembangunan nasional diharapkan menjadi komponen andalan sumber pertumbuhan baru. Peran usaha peternakan ayam pedaging dirasakan semakin penting dalam pembangunan. Terbukti tidak hanya dalam penyediaan protein hewani tetapi juga membangun ekonomi masyarakat. Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Daging dapat dihasilkan dari berbagai komoditas ternak, baik yang berasal dari ternak besar, ternak kecil maupun unggas. Di Indonesia, daging yang berasal dari ternak unggas umumnya dihasilkan oleh ayam, seperti ayam pedaging, ayam buras dan ayam ras petelur afkir. Daging ayam pedaging memiliki karakteristik tersendiri diantara ternak lainnya, dimana ayam pedaging memiliki daging yang lembut, kandungan gizinya cukup tinggi, harganya yang terjangkau, kandungan 1

kolesterol yang rendah dibandingkan dengan daging sapi, dan merupakan ternak potong yang paling cepat bisa dipotong dan disajikan dibandingkan ternak potong lainnya, sehingga terjadi pergeseran konsumsi masyarakat ke daging ayam pedaging yang sudah menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan protein hewaninya karena. Perkembangan konsumsi daging unggas saat ini sangat menggembirakan dimana lebih dari separuh (56%) kebutuhan daging masyarakat dipenuhi oleh daging unggas dibanding dengan yang berasal dari sapi sebesar 23%. Kuantitas dan kualitas karkas ayam menjadi pertimbangan utama bagi produsen, penanganan ternak sebelum, pada saat dan setelah potong berperan utama dalam penyediaan karkas dan daging ASUH (aman, sehat, utuh, halal) (Abustam, 2009). Dalam bisnis ayam pedaging, fluktuasi harga seringkali terjadi, lonjakan harga biasanya terjadi ketika menjelang lebaran dan tahun baru. Ketika hari raya Idul Fitri permintaan meningkat tajam sementara peternak tidak mampu mendongkrak produksi sesuai permintaan. Ketika musim kemarau panjang atau tatkala tahun ajaran baru, yaitu disaat belanja keluarga dikurangi karena kebutuhan anak sekolah meningkat maka harga ayam pedaging turun. Pada waktu lebaran atau tahun baru, permintaan daging ayam selalu mengalami peningkatan yang cukup berarti. Sementara produksi ayam pedaging tidak mampu mengikuti peningkatan permintaan yang luar biasa cepatnya. Oleh karena itu, terjadilah ketimpangan, yakni permintaan lebih tinggi dari penawaran. Keadaan demikian secara alami mengakibatkan harga telur dan daging ayam meningkat secara tajam. Menurut para pakar ekonomi, situasi khas seperti lebaran secara psikologis telah membuat konsumen menerima kenaikan harga dengan wajar. Konsumen memaklumi jika biaya angkutan lebaran dan harga makanan di waktu bulan puasa dan saat lebaran mengalami kenaikan. Dalam kondisi demikian, meskipun pasokan ayam di suatu daerah mencukupi kebutuhan konsumen, tetapi jika pedagangnya pintar maka harga barang tetap dapat mengalami kenaikan. Pada kondisi seperti ini konsumen telah dipaksa untuk membayar harga psikologis lebaran. 2

Perkembangan usaha peternakan ayam pedaging di Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi Ayam Pedaging di Kota Makassar Tahun 2002 2007 No Tahun Populasi (Ekor) Konsumsi (Kg) Peningkatan (%) Populasi Konsumsi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 2002 2003 2004 2005 2006 2007 249,786 230,693 249,130 9,056 428,549 628,438 1.463.637 2.942.909 3.069.258 3.256.867 3.568.980 3.936.120-7,64 7,99-98,36 4.632,21 46,64 101,14 4,26 6,11 21,12 53,22 Sumber : Statistik Peternakan Sulawesi Selatan, 2008. Pada Tabel 1, terlihat bahwa populasi ternak ayam pedaging di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar cenderung meningkat, walaupun pada tahun 2005 menurun secara drastis sebesar 9,056 ekor dari 249.130 ekor pada tahun 2004. Hal ini disebabkan karena munculnya isu flu burung yang menyebabkan banyaknya ternak unggas yang mati, dan kembali mengalami peningkatan yang cukup drastis pada tahun 2006 menjadi 428,549 ekor, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 628,438 ekor. Hal ini tidak terlepas dari peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut. Fenomena ini menunjukkan pula potensi pasar ayam pedaging yang cukup besar. Sedangkan terlihat pula bahwa konsumsi ayam pedaging di Kota Makassar mengalami peningkatan antara 4,26 sampai dengan 100,14 % per tahun. Kondisi tersebut tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor antara lain peningkatan pendapatan penduduk kota Makassar, jumlah penduduk, selera serta kesadaran masyarakat akan makanan bergizi yang cenderung meningkat. Menurut Richard (1984) yang menyatakan bahwa pembelian dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting yaitu: harga, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, selera dan batas-batas yang tersedia oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi (gambaran) harga jual dan volume penjualan pedagang pengumpul di Kota Makassar. 3

BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2010 pada pasar-pasar tradisional di wilayah Kota Makassar (Pasar Daya, Pasar Terong, Pasar Sentral, dan Pasar Pa baeng-baeng), pemilihan pasar tradisional tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa jumlah penjual dan pembeli ayam pedaging cukup besar dan dapat mewakili seluruh pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 200 orang dengan pembagian 50 responden untuk pasar Daya, 50 responden untuk Pasar Terong, 50 responden untuk Pasar Sentral, dan 50 responden untuk Pasar Pa baeng-baeng. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif, yang digunakan dalam hal mendeskripsikan (menggambarkan) harga jual dan jumlah pembelian ayam pedaging. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Harga menunjukkan nilai beli ayam pedaging oleh responden untuk setiap ekor ayam pedaging. Menurut Fuad, dkk (2001) bahwa harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk sejumlah kombinasi barang atau jasa. Pada saat ini, bagi sebagian anggota masyarakat, harga masih menduduki tempat teratas sebagai penentu dalam keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Pembelian menunjukkan banyaknya ayam pedaging yang dibeli oleh konsumen pada suatu kurun waktu tertentu, seperti pembelian ayam pedaging dalam sehari. Ayam pedaging merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi kebutuhan protein atau kebutuhan akan gizi manusia. Hal ini sesuai dengan Anonim (2000) bahwa ditinjau dari segi kesehatan, ayam pedaging 4

merupakan salah satu sumber makanan yang bermutu tinggi, banyak mengandung protein, mudah dicerna dan lezat rasanya. Tabel 2. Rata-Rata Harga Jual dan Jumlah Pembelian Ayam Pedaging di Kota Makassar. No. Harga Jual (Rupiah/Ekor) Jumlah Pembelian (Ekor/Bulan) 1. 20.000 25.000 485 2. 26.000 30.000 367 3. 31.000 35.000 20 Sumber : Data primer yang telah diolah, 2010. Pembahasan Pada tabel 2, dapat dilihat bahwa harga jual ayam pedaging dengan harga Rp. 20.000,- sampai Rp. 25.000,- memiliki jumlah pembelian sebesar 485 ekor, harga jual Rp. 26.000,- sampai Rp. 30.000,- memiliki jumlah pembelian sebesar 367 ekor, dan harga jual Rp. 31.000,- sampai Rp. 35.000,- memiliki jumlah pembelian sebesar 20 ekor. Jumlah pembelian terbesar adalah 485 ekor dengan harga jual antara Rp. 20.000,- sampai Rp. 25.000,-, sedangkan jumlah pembelian terkecil sebesar 20 ekor dengan harga jual antara Rp. 31.000,- sampai 35.000,-. Jumlah pembelian tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor harga jual, serta kemampuan tawar menawar antara konsumen dengan pedagang ayam pedaging tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Fuad, dkk (2001), bahwa harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk sejumlah kombinasi barang atau jasa. Bagi sebagian anggota masyarakat saat ini, harga masih menduduki tempat terbatas sebagi penentu dalam keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga jual ayam pedaging antara Rp. 20.000,- sampai Rp. 25.000,- memiliki jumlah pembelian terbesar yaitu 485 ekor, sedangkan harga jual ayam pedaging antara Rp. 31.000,- sampai Rp. 35.000,- memiliki jumlah pembelian terkecil yaitu 20 ekor. 5

DAFTAR PUSTAKA Abustam, E., 2009. Manajemen Pemotongan Ternak. Makalah Disajikan pada Pelatihan Juru Jagal Ternak Unggas. Dinas Kelautan dan Ketahanan Pangan Kota Makassar. Anonim, 1986. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Kanisius, Jakarta., 2008. Statistik Peternakan Sulawesi Selatan. Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Fuad, M., Nurlaelah, Sugianto dan Christine, 2001. Pengantar Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Richard, H. 1984. Mikro Ekonomi. PT. Bina Aksara, Jakarta. 6