ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ENCEPHALITIS OLEH : ERFANDI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ENCEPHALITIS DI RUANG KASWARI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MENINGITIS. b. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun 1) Gambaran klasik (-).

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN PADA BAYI DENGAN TETANUS NEONATORUM

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pusat Hiperked dan KK

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo

BAB III ANALISA KASUS

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I KONSEP DASAR. ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial (Lumbantobing, 1995). Dari. tubuh yang disebabkan oleh karena proses ekstrakranial.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

PENGKAJIAN PNC. kelami


LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mempunyai dua faktor yang berpengaruh besar terhadap

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

PERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

Meningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

Pemeriksaan Rangsang Meningeal Bila selaput otak meradang atau di rongga subarakhnoid terdapat benda asing, maka hal ini dapat merangsang selaput

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

ASIDOSIS RESPIRATORIK

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

Transkripsi:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ENCEPHALITIS OLEH : ERFANDI A. Pengertian. Encephalitis adalah infeksi jaringan atas oleh berbagai macam mikroorganisme (Ilmu Kesehatan Anak, 1985). Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non-purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi, 1994). Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000). B. Etiologi : a. Mikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus. Macam-macam Encephalitis virus menurut Robin : 1. Infeksi virus yang bersifat epidermik : a). Golongan enterovirus = Poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO. b).golongan virus ARBO = Western equire encephalitis, St. louis encephalitis, Eastern equire encephalitis, Japanese B. encephalitis, Murray valley encephalitis. 2. Infeksi virus yang bersifat sporadic : rabies, herpes simplek, herpes zoster, limfogranuloma, mumps, limphotic, choriomeningitis dan jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas. 3. Encephalitis pasca infeksio, pasca morbili, pasca varisela, pasca rubella, pasca vaksinia, pasca mononucleosis, infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik. b. Reaksin toxin seperti pada thypoid fever, campak, chicken pox. c. Keracunan : arsenik, CO.

C. Patofisologi. Penyebab (virus, toxin, racun) Masuk melalui kulit, sel nafas, sel cerna Infeksi yang menyebar melalui darah Infeksi yang menyebar melalui sitem saraf Peradangan SSP Gangguan tumbang Peningkatan TIK Perubahan perfusi Gangguan Disfungsi hipotalamus Nyeri kepala jaringan pertukaran gas Gangguan Gangguan perfusi Gangguan rasa transmisi impuls jar. cerebral nyeri Pe suhu tubuh Hipermetabolik Kejang Perubahan nutrisi Mual, muntah Kelemahan neurologis Imobilisasi Gangguan integritas kulit Gangguan cairan dan elektrolit

D. Tanda dan Gejala. 1. Demam. 2. Sakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritan. 3. Pusing. 4. Muntah. 5. Nyeri tenggorokan. 6. Malaise. 7. Nyeri ekstrimitas. 8. Pucat. 9. Halusinasi. 10. Kaku kuduk. 11. Kejang. 12. Gelisah. 13. Iritable. 14. Gangguan kesadaran. E. Pemeriksaan Diagnostik. 1. Pemeriksaan cairan serebrospinal. Warna dan jernih terdapat pleocytosis berkisar antara 50-200 sel dengan dominasi sel limfosit. Protein agak meningkat sedangkan glucose dalam batas normal. 2. Pemeriksaan EEG. Memperlihatkan proses inflamasi yang difuse bilateral dengan aktivitas rendah. 3. Pemeriksaan virus. Ditemukan virus pada CNS didapatkan kenaikan titer antibody yang spesifik terhadap virus penyebab. F. Penatalaksanaan. 1). Pengobatan penyebab : Diberikan apabila jenis virus diketahui Herpes encephalitis : Adenosine arabinose 15 mg/kg BB/hari selama 5 hari. 2). Pengobatan suportif. Sebagian besar pengobatan encephalitis adalah : pengobatan nonspesifik yang bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh.

Pengobatan tersebut antara lain : - ABC (Airway breathing, circulation) harus dipertahankan sebaik-baiknya. - Pemberian makan secara adequate baik secara internal maupun parenteral dengan memperhatikan jumlah kalori, protein, keseimbangan cairan elektrolit dan vitamin. - Obat-obatan yang lain apabila diperlukan agar keadaan umum penderita tidak bertambah jelek. G. Komplikasi : Dapat terjadi : - Akut : Edema otak. SIADH. Status konvulsi. - Kronik : Cerebral palsy. Epilepsy. Gangguan visus dan pendengaran. H. Diagnosa banding. Meningitis TB, Sidrom reye, Abses otak, Tumor otak, Encefalopati. TINJAUAN KEPERAWATAN Proses keperawatan merupakan metode yang diterpakan untuk membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan secara ilmiah. Sasaran yang ingin dicapai yaitu memperbaiki dan memelihara kesehatan yang dihadapi klien sehingga akan mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Budi Anna Kelliat,1994). A. Pengkajian. Data-data yang di identifikasikan masalah kesehatan yang dihadapi penderita, meliputi : a. Biodata. Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.

Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan kotor dapat mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi. b. Keluhan utama. Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS. keluhan utama pada penderita encephalitis yaitu sakit kepala, kaku kuduk, gangguan kesadaran, demam dan kejang. c. Riwayat penyakit sekarang. Merupakan riwayat klien saat ini yang meliputi keluhan, sifat dan hebatnya keluhan, mulai timbul atau kekambuhan dari penyakit yang pernah dialami sebelumnya. Biasanya pada masa prodromal berlangsung antara 1-4 hari ditandai dengan demam,s akit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstrimitas dan pucat. Kemudian diikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung dari distribusi dan luas lesi pada neuron. Gejala terebut berupa gelisah, irritable, screaning attack, perubahan perilaku, gangguan kesadaran dan kejang kadang-kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afasia, hemiparesis, hemiplegia, ataksia dan paralisi saraf otak. d. Riwayat kehamilan dan kelahiran. Dalam hal ini yang dikaji meliputi riwayat prenatal, natal dan post natal. Dalam riwayat prenatal perlu diketahui penyakit apa saja yang pernah diderita oleh ibu terutama penyakit infeksi. Riwayat natal perlu diketahui apakah bayi lahi rdalam usia kehamilan aterm atau tidak karena mempengaruhi system kekebalan terhadap penyakit pada anak. Trauma persalinan juga mempengaruhi timbulnya penyakit contohnya aspirasi ketuban untuk anak. Riwayat post natal diperlukan untuk mengetahui keadaan anak setelah lahir. Contoh : BBLR, apgar score, yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. e. Riwayat penyakit yang lalu. Kontak atau hubungan dengan kasus-kasus meningitis akan meningkatkan kemungkinan terjdinya peradangan atau infeksi pada jaringan otak (J.G. Chusid, 1993). Imunisasi perlu dikaji untuk mengetahui bagaimana kekebalan tubuh anak. Alergi pada anak perlu diketahui untuk dihindarkan karena dapat memperburuk keadaan. f. Riwayat kesehatan keluarga. Merupakan gambaran kesehatan keluarga, apakah ada kaitannya dengan penyakit yang dideritanya. Pada keadaan ini status kesehatan keluarga perlu diketahui, apakah ada

anggota keluarga yang menderita penyakit menular yang ada hubungannya dengan penyakit yang dialami oleh klien (Soemarno marram, 1983). g. Riwayat social. Lingkungan dan keluarga anak sangat mendukung terhdap pertumbuhan dan perkembangan anak. Perjalanan klinik dari penyakit sehingga mengganggu status mental, perilaku dan kepribadian. Perawat dituntut mengkaji status klien ataukeluarga agar dapat memprioritaskan maslaah keperawatnnya.(ignatavicius dan Bayne, 1991). h. Kebutuhan dasar (aktfitas sehari-hari). Pada penderita ensepalitis sering terjadi gangguan pada kebiasaan sehari-hari antara lain : gangguan pemenuahan kebutuhan nutrisi karena mual muntah, hipermetabolik akibat proses infeksi dan peningkatan tekanan intrakranial. Pola istirahat pada penderita sering kejang, hal ini sangat mempengaruhi penderita. Pola kebersihan diri harus dilakukan di atas tempat tidur karena penderita lemah atau tidak sadar dan cenderung tergantung pada orang lain perilaku bermain perlu diketahui jika ada perubahan untuk mengetahui akibat hospitalisasi pada anak. i. Pemeriksaan fisik. Pada klien ensephalistis pemeriksaan fisik lebih difokuskan pad apemeriksaan neurologis. Ruang lingkup pengkajian fisik keperawatan secara umum meliputi : 1. Keadaan umum. Penderita biasanya keadaan umumnya lemah karena mengalami perubahan atau penurunan tingkat kesadaran. Gangguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat prosses peradangan otak. 2. Gangguan system pernafasan. Perubahan-perubahan akibat peningkatan tekanan intra cranial menyebabakan kompresi pada batang otak yang menyebabkan pernafasan tidak teratur. Apabila tekanan intrakranial sampai pada batas fatal akan terjadi paralisa otot pernafasan (F. Sri Susilaningsih, 1994). 3. Gangguan system kardiovaskuler. Adanya kompresi pada pusat vasomotor menyebabkan terjadi iskemik pada daerah tersebut, hal ini akan merangsaang vasokonstriktor dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Tekanan pada pusat vasomotor menyebabkan meningkatnya transmitter rangsang parasimpatis ke jantung.

4. Gangguan system gastrointestinal. Penderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan intrakranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan sekresi asam lambung. Dapat pula terjd diare akibat terjadi peradangan sehingga terjadi hipermetabolisme (F. Sri Susilanigsih, 1994). j. Pertumbuhan dan perkembangan. Pada setiap anak yang mengalami penyakit yang sifatnya kronuis atau mengalami hospitalisasi yang lama, kemungkinan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan sangat besar. Hal ini disebabkan pada keadaan sakit fungsi tubuh menurun termasuk fungsi social anak. Tahun-tahun pertama pada anak merupakan tahun emas untuk kehidupannya. Gangguan atau keterlambatan yang terjadi saat ini harus diatasi untuk mencapai tugas tugas pertumbuhan selanjutnya. Pengkajian pertumbuhna dan perkembangan anak ini menjadi penting sebagai langkah awal penanganan dan antisipasi. Pengkajian dapat dilakukan dengan menggunakan format DDST. DIAGNOSA DAN ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa : Potensial terjadi peningkatan tekanan intra cranial sehubungan dengan vasodilatasi pembuluh darah otak akibat proses peradangan jaringan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan peningkatan tekanan intra cranial tidak terjadi yang ditandai dengan = Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intra cranial seperti peningkatan tekanan darah, denyut nadi lambat, pernafasan dalam dan lambat, hiperthermia, pupil melebar, anisokor, refleks terhadap cahaya negatif, tingkat kesadaran menurun. Intervensi Rasional 1. Kaji ulang status neurologis yang 1. Peningkatan TIK dapat berhubungan dengan tanda-tanda diketahui secara dini untuk peningkatan TIK, terutama GCS. menentukan tindakan selanjutnya. 2. Monitor TTV : tekanan darah, 2. Peningkatan TIK dapat denyut nadi, respirasi, suhu diketahui secara dini untuk minimal satu jam sampai keadaan menentukan tindakan klien stabil. selanjutnya. 3. naikkan kepala dengan sudut 15-3. Dengan posisi tersebut maka

45 derajat (tidak hiperekstensi dan akan meningkatan dan fleksi) dan posisi netral (dari melancarkan aliran balik kepala hingga daerah lumbal vena darah sehingga dalam garis lurus). mengurangi kongesti serebrum, edema dan mencegah terjadi penigkatan TIK. Posisi netral tanpa hiper ekstensi dan fleksi dapat mencegah penekanan pada saraf spinalis yang menambah peningkatan TIK. 4. Monitor intake dan output cairan 4. Tindakan ini mencegah tiap 8 jam sekali. kelebihan cairan yang dapat menambah edema serebri 5. Kolaborasi dengan tim medis 5. Obat-oabatan tersebut dapat dalam pemberian obat anti edema menarik cairan untuk seperti manitol, gliserol, dan mengurangi edema otak. lasix. 6. Berikan oksigen sesuai program 6. Mengurangi hipoksemia dengan saluran pernafasan yang dapat meningkatan lancar. vasodilatasi serebri, volume darah dan TIK. Diagnosa : Tidak efektifnya jalan nafas sehubungan dengan penumpukan secret pada jalan nafas. Tujuan : Setelah dilakuakan tindakan keperawatan jalan nafas bisa efektif, oksigenasi adequate yang ditandai dengan : Frekwensi pernafasan 20-24 X/menit, irama teratur, bunyi nafas normal, tidak ada stridor, ronchi, whezzing, tidak ada pernafasan cuping hidung pergerakan dada simetris, tidak ada retraksi.

Intervensi 1. Kaji ulang kecepatan kedalaman, frekwensi, irama dan bunyi nafas. 2. Atur posisi klien dengan posisi semi fowler. 3. Lakukan fisioterapi dada. 4. Lakukan penghisapan lendir dengan hati-hati selama 10-15 detik. Catat sifat, warna dan bau secret. 5. Observasi TTV terutama frekwensi pernafasan. 6. Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi oksigen, monitor ketepatan terapi dan komplikasi yang mungkin timbul. Rasional 1. Perubahan yang terjadi berguna dalam menunjukkan adanya komplikasi pulmunal dan luasnya bagian otak yang terkena. 2. Dengan posisi tersebut maka akan mengurangi isi perut terhadap diafragma, sehingga ekspansi paru tidak terganggu. 3. Dengan fisioterapi dada diharapkan secret dapat didirontokkan ke jalan nafas besar dan bisa di keluarkan. 4. Dengan dilakukannya penghisapan secret maka jalan nafas akan bersih dan akumulasi secret bisa dicegah sehingga pernafasan bisa lancar dan efektif. 5. TTV merupakan gambaran perkembangan klien sebagai pertimbangan dilakukannya tindakan berikutnya. 6. Pemberian Oksigen dapat meningkatkan oksigenasi otak. Ketepatan terapi dibutuhkan untuk mencegah terjadinya keracunan oksigen serta iritasi saluran nafas.