ABSTRACT This study aims to analyze the effect on stock prices. Information that includes company profits ROA, ROE, NPM, and EPS are variables thought

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebel

Ina Rinati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok 16423

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Earning Per Share (Eps) Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

JEFRI RESDIYANTO B

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SITTI MURNIATI

PENGARUH EVA DAN RASIO RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM. Oleh : Lita Rosvita. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi

RAFIKA DIAZ 1, JUFRIZEN 2. Abstract

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Firman, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan...

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan investor untuk mempunyai beberapa pilihan investasi yang

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN AGROINDUSTRI YANG TERDAFTAR PADA INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

Oleh: Novia Kasyaretta Ananda Putri Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro, Indonesia Dosen Pembimbing:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. pendapatan terhadap penjualan. Darsono dan Ashari (2005). Laba. Shim, mengatakan (1) margin laba bersih sama dengan laba

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), EARNING PER SHARE (EPS), DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Ada beberapa faktor-faktor yang

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dana tersebut ke berbagai sektor yang produktif. Pasar modal dalam fungsi ekonominya menyediakan fasilitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

PENGARUH EVA DAN RASIO-RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

2.1.2 Net Profit Margin (NPM) Lukman Syamsuddin (2007:62) mendefinisikan NPM sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Keywords : Earnings Per Share, Return On Investment, Price to Book Value, Price Earnings Ratio, and Stock Price. vii. Universitas Kristen Maranatha

Oleh: ZULIA HANUM,SE,M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Whole Sale And Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

PENGARUH EVA DAN RASIO-RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIK DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG ADA DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB V PENUTUP. on Asset, Return On Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Net

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN, STRUKTUR MODAL dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SAHAM

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 2010 Achmad Rizkiansyah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100, Depok 16423 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada harga saham. Informasi laba perusahaan yang meliputi ROA, ROE, NPM, dan EPS adalah variabel yang diduga mempengaruhi harga saham tahun 2008-2010. Unit analisis yang digunakan adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi. Pengujian terhadap penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu normalitas, multikoliniearitas, dan autokorelasi. Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas. Uji F yang dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel Earning Per Share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara parsial dengan nilai t hitung > t tabel (6,268 > 2,013), sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh. Untuk rasio keuangan yang terdiri dari ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2008 2010. Kata kunci : ROA, ROE, NPM, EPS dan Harga Saham

ABSTRACT This study aims to analyze the effect on stock prices. Information that includes company profits ROA, ROE, NPM, and EPS are variables thought to affect stock prices in 2008-2010. The unit of analysis used is the consumer goods industry sector companies. Testing of this research is done by using the classical assumption test, which consists of three basic assumptions, namely normality, multikoliniearitas, and autocorrelation. After the test was performed multiple linear regression performed to determine the regression equation showing the relationship variable is determined by two or more independent variables. F test is performed to determine whether the four independent variables together significantly influence the dependent variable. And the final-t test is used to see the significance of the influence of individual independent variables on the dependent variable to consider other variables are constant. The results showed that the only variable Earning Per Share (EPS) which have a significant effect on stock prices partially to the value t count> t table (6.268> 2.013), whereas the other financial ratios have no effect. For the financial ratios of ROA, ROE, NPM and EPS jointly influence on stock prices in the year 2008 to 2010. Key words: ROA, ROE, NPM, EPS and Stock Price \ PENDAHULUAN Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana yang relatif besar. Pemenuhan kebutuhan dana tersabut dapat diperoleh dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal. Dengan menerbitkan saham di pasar modal berarti bahwa perusahaan tidak hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga dimiliki masyarakat. (Ponco Satriyo dalam Payamta, 2000). Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor adalah seorang yang rasional, maka investor tersebut

pasti akan sangat memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang akan diperolehnya. Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisiensi secara informasional. Pasar Modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan para pemodal dalam melakukan investasi pada sekuritas, sehingga hal ini dapat merugikan para pemodal. Semakin cepat dan tepat informasi sampai kepada calon pemodal dan dicerminkan pada harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien. (Ponco Satriyo dalam Imron, 2002) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya pada masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di up date sebagai salah satu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia. Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan publik yang listed pada Bursa Efek Indonesia, rasio keuangan yang sering dipakai dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah ROE (Retrurn on Equity), ROA (Return on Assets), dan EPS (Earning per Share). Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang tersedia bagi pemegang saham. Dalam perhitungannya, ROE merupakan perbandingan antara Earning After Taxes dengan Modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Return on assets atau return on investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. ROA diperoleh dari rasio antara Earning After Taxes dengan total aktiva. Sedangkan EPS (Earning per Share) menunjukan kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan. Nilai dari ketiga rasio keuangan diatas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam mengalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio.

Sasongko dan Wulandari (2003) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001 sampai dengan tahun 2002. Variabel independen yang diteliti yaitu Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Return On Sale (ROS), dan Basic Earning Power (BEP). Hasil penelitian menunjukkan hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS dan BEP tidak berpengaruh terhadap harga saham. Halim (2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta pada periode 2004-2006. Harga saham merupakan variabel dependen. Variabel independennya meliputi return on equity, debt to equity ratio, earning per share, dan net profit margin. Hasil penelitian menunjukkan hanya ROE dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Dengan latar belakang permasalahan diatas serta di landasi dengan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya perbedaan dari masing- masing hasil penelitian maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROA (return on assets), ROE (return on equity), NPM (net profit margin) dan EPS (earning per share) terhadap harga saham perusahaan pada sektor industri barang konsumsi di BEI, serta untuk mengetahui variabel mana diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang dominan dalam mempengaruhi harga saham tersebut. Untuk itu peneliti memberi judul penelitian ini : ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian dari berbagai penelitian yang sebelumnya telah dilakukan maka penelitian ini secara umum ingin mengetahui pengaruh rasio profitabilitas seperti ROA, ROE, NPM, dan EPS terhadap harga saham perusahaan pada sektor industri barang konsumsi yang listed di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010. Berdasarkan rumusan penelitian yang telah diuraikan, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut : a. Apakah rasio profitabilitas ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010?

b. Variabel apa diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang berpengaruh paling dominan terhadap harga saham perusahaan-perusahaan pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010? Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS terhadap harga saham perusahaan-perusahaan pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010. b. Untuk mengetahui manakah diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang pengaruhnya paling dominan terhadap harga saham perusahaan perusahaan pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010. LANDASAN TEORI Rasio Profitabilitas Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio, rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir 2007:64). Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, dan memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan (Sawir 2005: 18). Sehingga yang dimaksud dengan rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.

Adapun jenis jenis dari rasio profitabilitas yang sering digunakan perusahaan yaitu : a. Return On Assets (ROA) Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Dendawijaya (2003: 120) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%. Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan. Rasio Return On Assets dinyatakan sebagai berikut: Return On Assets = Laba Bersih Total Aktiva x 100% b. Return On Equity (ROE) Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Melihat hubungan-hubungan itu, Return On Equity tidak lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi

perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien (Riyanto, 1993: 29). Menurut Harahap (2007: 156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROE dapat dikatakan baik apabila > 12%. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Return On Equity = c. Laba Bersih Total Modal x 100% Net Profit Margin (NPM) Menurut Alexandri (2008: 200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Modal Sendiri

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006: 299) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun: 7) angka NPM dapat dikatakan baik apabila > 5 %. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Net Profit Margin = Laba Bersih Penjualan x 100% d. Earnings Per Share (EPS) Dalam lingkaran keuangan, alat ukur yang paling sering digunakan adalah EPS. Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran deviden. Biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Earning per share dirumuskan dengan perbandingan antara laba siap bagi dengan total lembar saham sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan per Desember atau Earning Per Share juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi

para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rasio diatas menunjukkan bahwa Rp.1,- dari laba bersih yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para pemegang saham biasa beredar sebesar Rp.xxx,- per lembar saham. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (mature). (Harahap, 2007) Perumusan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut : EPS = Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Saham Beredar Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001). Menurut Weston dan Copeland (1998) Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan spekulator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan dividen dan capital gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu dividen dan capital gain.

Variabel data yang digunakan berupa independent variabel (variabel bebas) yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) serta dependent variabel (variabel tidak bebas) yaitu harga saham. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : H1 : ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham H2 : ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham H3 : NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham H4 : EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham METODE PENELITIAN Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan industri barangbarang konsumsi yang diperoleh melalui pengunduhan internet dengan alamat situs www.idx.co.id serta informasi-informasi yang terkait dengan penelitian ini yang terdapat di media cetak atau media massa lainnya. Teknik analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda yang terdiri dari satu variable dependen (Y) dan empat variabel independen (X 1- X4). Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ β 4 X4 + Di mana : Y = Harga saham α = Konstanta X1 = Return On Investment (ROI) X2 = Return On Equity (ROE) X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Earning Per Share (EPS) e = Kesalahan pengganggu HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menguji variabel independen seperti ROA, ROE, NPM, dan EPS terhadap harga saham baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Berikut ini merupakan hasil dari pengujian regresi yang telah dihasilkan :

ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Harga saham secara signifikan dipengaruhi oleh ROA, ROE, NPM, dan EPS. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Sedangkan yang dimaksud dengan ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar. Untuk NPM merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Dan EPS merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Semakin tinggi EPS maka akan semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. Berdasarkan uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) yang mengemukakan bahwa ROA, ROE, NPM, dan EPS secara bersama-sama (Uji F) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham denngan nilai F hitung > F tabel (14,127 > 2,507). Dalam penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga saham dapat dipengaruhi oleh rasio profitabilitas, semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. Oleh karena itu disarankan agar perusahaan terus meningkatkan rasio-rasio profitabilitas ini. ROA Tidak Berpengaruh Signifikan terhadap Harga Saham Variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Seperti telah dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian ROA dimana rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan bersih dari penggunaan aktiva. Penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan variabel ROA terhadap harga saham. Hal ini berarti manajemen tidak dapat menggunakan total aktiva dengan baik (aktiva

lancar dan aktiva tetap) dan pada akhirnya tidak dapat meningkatkan harga saham perusahaan sehingga tidak menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) menunjukkan hasil uji t parsial ROA, ROE, ROS BEP dan EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ina Rinati (2009) bertentangan dengan kedua penelitian sebelumnya, Ia menjelaskan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (2,821 > 2,01). Dalam hal ini disarankan agar perusahaan dapat meningkatkan ROA dimana manajemen harus lebih baik lagi dalam penggunaan total aktivanya. Karena semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih atau laba. Hal ini pula yang selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. ROE Tidak Berpengaruh Signifikan terhadap Harga Saham Variabel ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Seperti telah dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian ROE dimana rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Atau dalam pengertian lain ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Variabel ROE dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan sehingga memberikan indikasi bahwa tingkat pengembalian investasi yang akan diterima investor rendah, sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal ini cenderung menyebabkan harga pasar saham cenderung turun. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) yang mengemukakan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Ia mengemukakan saat laba turun dan modal naik maka ROE akan turun. Hal ini berarti dari total modal yang ada tidak dapat mempengaruhi harga saham. Bertentangan dengan penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Halim (2007) menunjukkan hasil uji t parsial ROE, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Dalam hal ini disarankan agar perusahaan dapat meningkatkan ROE. Yang harus dilakukan perusahaan dalam meningkatkan ROE adalah perusahaan harus menambah modal dan meningkatkan penggunaan modal untuk meningkatkan laba sehingga ROE menjadi lebih tinggi dan akan meningkatkan harga saham perusahaan. NPM Tidak Berpengaruh Signifikan terhadap Harga Saham Variabel NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Seperti telah dijelaskan sebelumnya rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Atau dapat dijelaskan bahwa NPM merupakan perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan pendapatan operasional perusahaan. Hasil NPM mempunyai pengaruh yang rendah terhadap harga saham, sehingga kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba juga rendah. Hal iini berarti manajemen mengalami kegagalan dalam operasional (penjualan) dan ini akan mengakibattkan berkurangnya kepercayaan investor untuk berinvestasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Halim (2007) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan- perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta pada periode 2004-2006. Penelitiannya menghasilkan bahwa DER dan NPM tidak berpengaruh signifikkan terhadap harga saham. Dalam hal ini disarankan agar perusahaan dapat meningkatkan NPM. Yang harus dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk meningkatkan NPM yaitu dengan mengambil keputusan dimana pemilik perusahaan harus meningkatkan penjualan agar menghasilkan laba yang tinggi. Dengan NPM yang semakin besar maka kinerja perusahaan akan semakin produktif dan hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkkan modalnya dalam perusahaan tersebut. EPS Berpengaruh Signifikan terhadap Harga Saham Variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Seperti telah dijelaskan sebelumnya rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Atau dengan kata lain EPS adalah keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan, dengan cara membagi jumlah keuntugan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Dalam penelitian ini

EPS memiliki pengaruh yang signifikan sehingga dapat disimpulkan EPS merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) yang menunjukkan bahwa hasil ujii t parsial EPS berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang diterima pada taraf signifikansi 5 %. Artinya EPS dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini disarankan agar perusahaan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi nilai EPS ini. Saat laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa turun maka EPS akan naik. Oleh karena itu semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya maka semakin besar pula keberhasilan usaha yang dilakukannya. Dan apabila investor menganggap bahwa angka EPS perusahaan cukup baik dan akan menghsilkan return yang sepadan dengan resiko yang akan ditanggungnya, maka permintaan terhadap saham tersebut akan meningkat, yang berarti harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data, perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Variabel Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Earning Per Share secara serentak berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai F hitung > F tabel (67,349> 2,574), sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham dapat dipengaruhi oleh profitabilitas, semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. b. Secara parsial dari keempat variabel independen Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (harga saham) adalah Earning Per Share (EPS). Karena EPS memiliki nilai t hitung > t tabel (6,268 > 2,013) hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara EPS terhadap harga

saham diterima. Artinya EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan yang bergerak pada sektor industri barang konsumsi di BEI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk EPS, saat laba bersih naik dan jumlah lembar saham turun maka EPS akan naik akan berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas diberikan saran sebagai berikut: a. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan perusahaan dengan lebih banyak sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menggunakan periode penelitian yang lebih panjang dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. b. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan rasio keuangan perusahaan yang berbeda, yang belum dimasukkan dalam model penelitian ini karena masih terdapat rasio keuangan lain yang mungkin juga berpengaruh terhadap harga saham selain Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Earning per Share. DAFTAR PUSTAKA Alexandri, Moh. Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta. Baridwan, Zaki. 2004. Intermedieate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE. Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji, M. dan M. Fakhrudin. 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Halim, Yuliana, 2007. Pengaruh ROE, NPM, EPS, dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEJ. Universitas Sumatra Utara, Medan. Skripsi Harahap, S. S., 1996. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap, S.S. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Lambas, Raja. 2005. Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE Terhadap Harga Saham LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta. Vol 3 No. 5. Universitas Sriwijaya. Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Mardiyanto, Handoyo. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Grasindo Munawir. S., 2007. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta Natarsyah S. 2002. Analisis Pengaruh beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Jogjakarta: BPFE. Nuliana, Novin P. 2003. Pengaruh Deviden Per Saham dan Rentabilitas Modal Sendiri (ROE) Terhadap Harga Saham PT. Telkom, Tbk. Unisba

Nurmalasari, Indah, 2009. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga saham Emiten LQ 45 Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008. Universitas Gunadarma. Jakarta Nur Fadjrih Asyik dan Soelistyo, 2000, Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba (Penetapan Rasio Keuangan Sebagai Disciminator), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Pinuji, Ponco Satriyo,2009. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Busa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2007. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Rinati, Ina (2009). Pengaruh NPM, ROA, dan ROE terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum Dalam Indeks LQ 45. Universitas Gunadarma. Jakarta Riyanto, Bambang, 1993, Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi Empat. Yogyakarta: FE UGM Riyanto, Bambang., 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Sartono, Agus.2001. Manjemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:BPFE Sasongko, Noer, Nita Wulandari, 2003. Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham, Empirika Volume 19 Nomor 1, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Sasongko Noer dan Nila Wulandari 2006, Pengaruh EVA dan Profitabilitas terhadap harga saham, Universitas Muhammadiah Surakarta Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Sun, Jakarta

Tuasikal A. 2001. Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham: Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Nonpemanufakturan. Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung Agustus; 762 786. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1998. Manajemen Keuangan. Edisi 8, Jakarta: Bina Rupa Aksara. www.idx.co.id, 6 Juni 2011 www.yahoofinance.com, 6 Juni 2011 Zainudin dan Jogiyanto Hartono, 1999, Maanfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.