Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Adapun penelitian sebelumnya, antara lain: 1. Terdapat dalam sebuah tesis dengan judul Transformasi Nilai-Nilai Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciptaan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

DAFTAR ISI ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL. DAFTAR DIAGRAM.. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1

BAB I PENDAHULUAN. pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Relasi antara Sastra, Kebudayaan, dan Peradaban Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Kemudian, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 1001-1002) menuliskan bahwa sastra berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Selain itu, sastra juga dapat diartikan sebagai kitab ilmu pengetahuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan ungkapan pribadi manusia melalui bahasa atau kata-kata yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi manusia lainnya. Dalam perkembangannya, pemikiran manusia dapat dituangkan ke dalam karya sastra. Menurut Sumardjo & Saini, karya sastra itu sendiri bermakna sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Pemahahaman ini menggunakan alat bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain (1994: 5). Dengan membaca karya sastra besar, hal tersebut dapat menolong pembacanya menjadi manusia yang berbudaya (cultured man). Di sisi lain, terdapat banyak sekali definisi mengenai kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat (1974: 1), kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Kemudian, dikutip dari Tylor oleh Ratna (2003: 5) yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas

manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain. Di samping kebudayaan, terdapat pula istilah lain yang berkaitan erat, yaitu peradaban. Ratna (2003: 5) menyatakan bahwa peradaban berasal dari kata adab, bahasa Arab. Dalam tradisi Barat, peradaban disebut civilization (dari akar kata civis, civitas) yang berarti warga negara, negara kota. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara etimologis kebudayaan dan peradaban adalah sinonim, keduanya berarti keseluruhan hidup masyarakat manusia. Meskipun demikian, dalam perkembangan selanjutnya peradaban didefinisikan sebagai bentuk-bentuk kebudayaan yang paling tinggi, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sastra lebih dekat dengan peradaban dibandingkan dengan kebudayaan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai-nilainya. Pada hakikatnya kebudayaan hanya berkaitan dengan keseluruhan aktivitas manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui perantara bahasa. Sebaliknya, dilihat dari sisi peradaban, dengan adanya sastra, masyarakat dapat melihat dan meneliti seberapa tinggi kualitas peradaban manusia dan gambaran budayanya pada suatu masa. Ratna mengutip pernyataan Huntington yang memberikan definisi tentang perbedaan antara kebudayaan dan peradaban, sebagai berikut: Sejarah manusia adalah sejarah peradaban itu sendiri, bukan sejarah kebudayaan. Berbeda dengan kebudayaan yang secara luas didefinisikan sebagai keseluruhan aktivitas manusia, sejak manusia hidup di muka bumi ini hingga sekarang; peradaban terbatas pada bentuk kebudayaan dengan nilai-nilai yang tinggi, seperti kesenian dan ilmu pengetahuan. Dengan kalimat lain, meskipun kebudayaan dianggap sebagai kompleksitas kehidupan manusia tetapi sebagai nilai-nilai, peradabanlah yang memiliki entitas yang paling luas. (2003: 7)

2. Peradaban Barat dan Peradaban Islam Pada awal pembahasan telah dikatakan bahwa sastra merupakan perwujudan nilai-nilai budaya yang tinggi dan maju serta dapat dijadikan sebagai identitas peradaban pada suatu masa. Hal tersebut dapat dilihat bahwa secara de facto terdapat tiga (3) jenis peradaban di dunia ini, yakni sosialisme-komunisme, kapitalisme (Barat), dan Islam. Namun demikian, peradaban sosialisme-komunisme telah mengalami kehancuran, yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet dan kemudian menjadi beberapa negara kecil pada tahun 1991. Setelah itu, Barat dan Islam menjadi dua (2) kubu yang saling bertentangan. Keduanya tidak pernah sejalan karena ide-ide dasar masing-masing peradaban tersebut tidak pernah sama. Bahkan, dalam praktiknya pun keduanya selalu berbeda arah dan tujuan. Jati (2007:1) menuliskan pengertian perbedaan antara peradaban Barat dan Islam sebagai berikut: Peradaban Barat merupakan sekumpulan pandangan hidup yang khas dari negara-negara Barat, seperti sekulerisme, pluralisme, liberalisme, dan sebagainya; sedangkan peradaban Islam merupakan sekumpulan pandangan hidup yang khas menurut perspektif Islam, seperti aqidah Islam dan syariah Islam beserta segala ide cabangnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan kembali bahwa peradaban Barat dan Islam, masing-masing memiliki pandangan hidup yang khas dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. 3. Novel Mrs. Dalloway (MD) dan Novel Ayat-Ayat Cinta (AAC) Salah satu bentuk ketidaksejalanan antara ide-ide Barat dan Islam dapat dilihat pada novel MD sebagai implementasi peradaban Barat dan novel AAC sebagai implementasi

peradaban Islam. Kedua novel tersebut sama-sama menyoroti kehidupan kaum perempuan, tetapi dalam perspektif yang berbeda. Novel MD memaparkan kehidupan para tokoh perempuan dari perspektif feminis. Esensi yang terungkap dalam novel tersebut adalah kehidupan kaum perempuan yang hak-haknya menjadi terbatas ketika mereka berumah tangga. Pernikahan akhirnya laksana penjara yang mampu mengekang hak-hak para perempuan, terutama dalam hal berpolitik. Kurniasih (2006: xiii) menyatakan bahwa cerita MD menguraikan tentang ketidakbahagiaan yang disebabkan oleh perampokan diri yang terjadi di dalam perkawinan khususnya, dan dalam relasi antara lelaki dan perempuan pada umumnya. Adapun novel AAC merupakan novel yang menggambarkan tentang kehidupan para tokoh perempuan dalam perspektif Islam, meliputi bagaimana muslimah berfikir dan bertingkah laku. Selain itu, novel tersebut juga mengungkap tentang seperangkat kaidah Islam dalam mengatasi berbagai persoalan kehidupan yang berkaitan erat dengan kaum perempuan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan kembali bahwa peradaban Barat berbeda dari peradaban Islam, terutama dilihat dari ide-ide yang diembannya sebagaimana terefleksikan dalam kedua novel di atas. Skripsi ini adalah sebuah kajian sastra bandingan dalam perspektif kebudayaan dengan menggunakan dua (2) pendekatan yang berbeda. Dalam menganalisis novel MD, penulis menggunakan pendekatan kritik sastra feminis; sedangkan dalam menganalisis novel AAC, penulis menggunakan pendekatan antropologi sastra. Pembedaan tersebut dilakukan karena novel MD memiliki esensi yang berbeda dari novel AAC.

Dalam kaitannya dengan kritik sastra feminis, dikutip dari Goefe oleh Sofia & Sugihastuti (2003: 23) mendefinisikan feminisme sebagai teori tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di bidang pilitik, ekonomi, dan sosial; atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan. Kemudian, Patel (2005: 118) menambahkan pengertian dari feminisme radikal berikut ini: Penganut feminisme radikal menuduh bahwa perkawinan adalah asal muasal kekalahan kaum perempuan kepada dominasi laki-laki; karena, melalui lembaga perkawinan itulah laki-laki mengendalikan perempuan, baik fungsi reproduksinya maupun pribadi mereka. Dengan demikian, pendekatan kritik sastra feminis tersebut adalah pendekatan yang tepat untuk mengungkap aspek-aspek budaya feminis yang melingkupi novel MD. Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendekatan antropologi sastra, Endraswara menyatakan bahwa penelitian antropologi sastra dapat menitikberatkan pada dua (2) hal. Pertama, meneliti tulisan-tulisan etnografi yang berbau sastra untuk melihat aspek estetikanya. Kedua, meneliti karya sastra dari sisi pandang etnografi, yaitu untuk melihat aspek-aspek budaya masyarakat (2003: 107). Dengan merujuk pada poin kedua, maka tujuan digunakannya pendekatan tersebut adalah untuk mengungkap aspek-aspek budaya Islam yang melingkupi novel AAC. Dengan kata lain adalah menganalisis dari aspek nilai-nilainya. Selanjutnya, secara umum dapat diberikan pula mengenai definisi sastra bandingan. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 1002) mendefinisikan sastra bandingan sebagai telaah dan analisis terhadap kemiripan dan pertalian di antara karya sastra berbagai bahasa dan bangsa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua pendekatan tersebut, yakni kritik sastra feminis dan antropologi sastra adalah dua (2) buah pendekatan yang layak dan sesuai untuk dijadikan sebagai pisau analisis masing-masing teks sastra. Kemudian, penggunaan sastra bandingan itu sendiri menunjukkan bahwa skripsi tersebut benar-benar membandingkan tentang dua (2) hal. 4. Alasan Pemilihan Judul Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka alasan dipilihnya judul tersebut adalah sebagai berikut: (1) Dilihat dari dua (2) buah teks sastranya, novel MD dan AAC merupakan dua (2) karya agung dan fenomenal yang ditulis oleh dua (2) pengarang hebat dan ternama. Kedua novel tersebut juga merupakan novel yang banyak dibaca oleh masyarakat. (2) Dilihat dari fokus permasalahan yang dirumuskan, permasalahan kehidupan perempuan merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas lebih lanjut, mengingat permasalahan tersebut masih menjadi topik yang hangat dibicarakan dan diperdebatkan oleh khalayak ramai. (3) Penulis ingin mengungkapkan dua (2) jenis peradaban yang sedang berseteru saat ini, yakni peradaban Barat dan peradaban Islam, dengan cara membandingkan keduanya melalui analisis dua (2) buah teks karya sastra, yang satu sarat dengan pemikiran Barat, sementara yang lain sarat dengan pemikiran Islam. Sebuah fakta riil yang layak untuk dipublikasikan agar masyarakat dapat melihat dan memahami secara terperinci tentang gambaran kedua peradaban tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH Dengan merujuk pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas meliputi: (1) Bagaimanakah implementasi peradaban Barat dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel MD? (2) Bagaimanakah implementasi peradaban Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel AAC? (3) Bagaimanakah perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam novel MD dan AAC? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dengan berpatokan pada latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Menganalisis implementasi peradaban Barat dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel MD. (2) Menganalisis implementasi peradaban Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel AAC. (3) Menganalisis perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam kedua novel, yakni MD dan AAC. 2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah ditulis tersebut, manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Manfaat teoritis yang diperoleh dari pengkajian novel tersebut adalah pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang teori peradaban, khususnya peradaban Barat dan Islam. (2) Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari pengkajian kedua novel tersebut adalah pembaca dapat membandingkan khazanah sastra Inggris sebagai bentuk implementasi dari peradaban Barat dan khazanah sastra Islam sebagai bentuk implementasi dari peradaban Islam. D. Ruang Lingkup Penelitian Skripsi ini adalah skripsi kajian sastra bandingan dalam perspektif kebudayaan dengan menggunakan dua (2) buah obyek penelitian (novel). Adapun yang dimaksud dengan kebudayaan itu sendiri adalah pengkajian yang bertujuan untuk melihat aspek-aspek budaya yang melingkupi kedua teks sastra, sehingga akan didapati bahwa novel MD merupakan representasi dari peradaban Barat, sedangkan novel AAC merupakan representasi dari peradaban Islam. Sementara itu, sastra bandingan dibagi ke dalam dua (2) buah pendekatan, yaitu pendekatan kritik sastra feminis dan antropologi sastra. Dengan merujuk pada penjelasan sebelumnya, dalam penelitian tersebut penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada: pertama adalah menganalisis novel MD dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis untuk mengetahui aspek-aspek budaya, khususnya ide-ide feminisme dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel tersebut, kedua adalah menganalisis novel AAC dengan

menggunakan pendekatan antropologi satra untuk mengetahui aspek-aspek budaya Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan, dan ketiga membahas tentang perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam kedua novel. E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Berdasarkan tema yang diangkat dari kedua novel, yakni novel MD yang merupakan representasi pemikiran peradaban Barat dan novel AAC yang merupakan representasi pemikiran peradaban Islam, dapat dilihat bahwa skripsi tersebut adalah membandingkan dua (2) hal. Dengan kata lain, skripsi tersebut berupa kajian sastra bandingan dengan menggunakan dua (2) pendekatan yang berbeda, yakni pendekatan kritik sastra feminis untuk menganalisis novel MD dan pendekatan antropologi sastra untuk menganalisis novel AAC. Djajanegara (2000: 4) mengungkapkan bahwa inti tujuan feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki. Kemudian, dia juga mengungkapkan bahwa kritik sastra feminis merupakan alat baru dalam mengkaji dan mendekati suatu teks (2000: 20). Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendekatan antropologi sastra, Ratna (2004: 351) menyatakan bahwa antropologi sastra adalah Studi mengenai karya sastra dengan relevansi manusia, yang dibicarakan dalam kaitannya dengan antropologi cultural, dengan karya-karya yang dihasilkan oleh manusia seperti bahasa, religi, mitos, sejarah, hukum, adat-istiadat, dan karya seni.

Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendekatan antropologi sastra, Endraswara menyatakan bahwa penelitian antropologi sastra dapat menitikberatkan pada dua (2) hal. Pertama, meneliti tulisan-tulisan etnografi yang berbau sastra untuk melihat aspek estetikanya. Kedua, meneliti karya sastra dari sisi pandang etnografi, yaitu untuk melihat aspek-aspek budaya masyarakat (2003: 107). Dengan merujuk pada poin kedua, maka tujuan digunakannya pendekatan tersebut adalah untuk mengungkap aspek-aspek budaya Islam, dalam arti nilai-nilainya yang melingkupi novel AAC. Selanjutnya, dapat dituliskan pula mengenai pengertian dari sastra bandingan. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 1002) menyebutkan bahwa sastra bandingan adalah telaah dan analisis terhadap kemiripan dan pertalian di antara karya sastra berbagai bahasa dan bangsa. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan penulis terhadap obyek penelitian novel MD dan novel AAC- dengan memanfaatkan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan di ruang kerja peneliti atau di perpustakaan tempat peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya melalui buku-buku atau alat audiovisual lainnya (Semi, 1993: 8). Intinya, dalam penelitian tersebut penulis menggunakan metode analitis. Semi (1993: 10) menyatakan bahwa metode analitis adalah metode dengan membaca karya sastra yang digunakan sebagai bahan acuan tersebut. Penulis menganalisis isi yang terkandung di dalamnya dan berusaha menguraikannya dengan penjelasan yang lengkap dan mendukung. Dalam kaitannya dengan penggunaan metode

tersebut, penulis dapat memperoleh data dari novel serta informasi dan referensi yang berhubungan erat dengan masalah yang sedang penulis bahas. Adapun urutan kerja yang penulis lakukan adalah: pertama, melakukan analisis terhadap novel MD untuk mengungkap aspek-aspek budaya feminisme yang melingkupi kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuannya; kedua, melakukan analisis terhadap novel AAC untuk mengungkap aspek-aspek budaya Islam yang melingkupi kehidupan pribadi dan sosial utama perempuannya; dan ketiga, membandingkan kedua peradaban, yaitu Barat dan Islam yang terungkap dalam masing-masing novel tersebut. F. Sistematika Penulisan Bab I menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II mendeskripsikan tentang biografi pengarang dan sinopsis dari masing-masing novel, yaitu novel MD dan AAC. Bab III memuat penelitian sebelumnya, teori peradaban, peradaban Barat yang mencakup latar belakang munculnya peradaban Barat, peradaban Islam yang terdiri dari latar belakang munculnya peradaban Islam dan teori antropologi sastra dalam perspektif Islam, serta teori sastra bandingan. Bab IV menguraikan tentang perbandingan novel MD dan AAC, yang meliputi: analisis implementasi peradaban Barat dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel MD, analisis implementasi peradaban Islam dalam

kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel AAC, dan perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam novel MD dan AAC. Bab V berisi kesimpulan.