15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

III. BAHAN DAN METODE

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2

DASAR ILMU TA AH M ter e i r i : 6 D i amik i a A ir i r T T nah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

DASAR-DASAR ILMU TANAH

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

Foto : Kurniatun Hairiah

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

19. PENETAPAN PERKOLASI DI LABORATORIUM

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

12. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN METODE GRAVIMETRIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

BAB III METODE PENELITIAN

Penentuan Kebutuhan Air Tanaman Kedelai berdasarkan sifat Fisika Tanah, mendukung Swasembada Pangan Nasional

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

HUBUNGAN KETERSEDIAAN AIR TANAH DAN SIFAT-SIFAT DASAR FISIKA TANAH. Relationship between Soil Moisture Availability and Basic Soil Physical Properties

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TI JAUA PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS NYATA CAMPURAN BERASPAL DIPADATKAN MENGGUNAKAN BENDA UJI KERING PERMUKAAN JENUH

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

TINJAUAN PUSTAKA. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak saja perlu untuk kehidupan semua

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

I. PENGUKURAN INFILTRASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

Fase cair dan gas selalu berfluktuasi tergantung pada :

10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE

Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

PENGUKURAN RETENSI AIR TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN KOMBINASI THREE PHASE METER DAN CERAMIC PLATE

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

Transkripsi:

Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 167 15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM Sudirman, S. Sutono, dan Ishak Juarsah 1. PENDAHULUAN Penilaian kondisi fisik tanah di lapangan sebaiknya ditunjang oleh hasil analisis di laboratorium. Dari berbagai sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium, daya menahan tanah terhadap air atau retensi air merupakan salah satu parameter yang penting untuk diketahui. Rentensi air, secara umum tergantung pada susunan atau distribusi ukuran partikel tanah, dan pengaturan atau struktur partikel butiran tanah. Kandungan bahan organik dan komposisi larutan juga berperan dalam menentukan fungsi retensi. Bahan organik mempunyai pengaruh: (1) langsung pada fungsi retensi, karena secara alami bersifat hidropilik dan (2) tidak langsung, karena berfungsi dalam memperbaiki struktur tanah. Untuk menetapkan retensi air tanah dapat dilakukan dengan memberikan tekanan pada contoh tanah jenuh air, dengan berbagai kekuatan tekanan pada selang waktu tertentu (biasanya 48 jam), sehingga mencapai titik keseimbangan, selanjutnya ditetapkan kadar air tanahnya. Berbagai kekuatan tekanan yang diberikan, pada dasarnya berhubungan dengan distribusi ukuran pori dan kapiler yang terdapat di dalam tanah. Semakin kecil ukuran pori dan kapiler, semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk mengeluarkan atau mengisap air yang terkandung didalamnya. Karakteristik sistem pori tanah penting artinya dalam hubungannya dengan penyimpanan serta pergerakan air dan udara di dalam tanah, perakaran tanaman, masalah perambatan dan retensi panas, serta daya tahan panas. Tekanan yang diberikan biasanya disetarakan dengan kemampuan tanah dalam meloloskan air secara alami, penyediaan air bagi tanaman, dan kadar air tanah dimana tanaman sudah tidak mampu menyerap air. Dengan demikian, secara umum hasil analisis retensi air ini sangat berguna dalam pengaturan dan efisiensi air irigasi, khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan air untuk tanaman dan pengolahan tanah, dengan berpedoman pada kondisi kapasitas lapang, air tersedia, dan titik layu permanen.

168 Sudirman et al. 2. PRINSIP Contoh tanah yang diambil dari lapisan permukaan untuk menentukan hubungan antara kadar air pada berbagai hisapan matriks potensial (tegangan air) tanah atau kurva pf, sebaiknya dikemas kembali atau menggunakan contoh tanah dengan struktur alami. Struktur alami dari contoh tanah mempengaruhi retensi air, terutama pada tekanan yang rendah. Untuk itu disepakati, lebih baik menggunakan contoh tanah dengan struktur alami. Contoh tanah yang diambil dengan menggunakan ring akan memperoleh contoh tanah dengan struktur tak terganggu (undisturbed) disimpan di dalam selinder yang aman. Logam berdinding tipis dengan satu sisi yang dipertajam memungkinkan untuk ditekan atau dimasukkan ke dalam tanah (lihat bab pengambilan contoh tanah). Penggunaan contoh tanah yang dikemas kembali dapat memberikan hasil yang tidak mewakili contoh tanah di tempat asal, sekalipun tanah yang dikemas kembali itu kepadatannya sama dengan tanah di tempat asal. Penghancuran, pengeringan, dan pengayakan tanah dapat merubah struktur tanah. Seperti yang telah dikemukakan, retensi air tanah ditetapkan dengan memberikan tekanan pada contoh tanah jenuh air dengan berbagai kekuatan tekanan. Pada dasarnya, kekuatan tekanan yang diberikan berhubungan dengan distribusi ukuran pori dan kapiler yang terdapat di dalam tanah. Persentase volume tanah yang tidak ditempati oleh bagian padat tanah disebut porositas tanah. Jumlah seluruh ruang pori yang ada di dalam massa tanah disebut dengan ruang pori total. Pada tanah kering mutlak, seluruh ruang pori terisi oleh udara, sebaliknya pada tanah jenuh air seluruh ruang pori terisi oleh air, sedangkan pada tanah lembap, sebagian pori terisi udara dan sebagian lagi terisi oleh air dalam perbandingan tertentu. Retensi air biasanya ditampilkan dalam bentuk kurva, dikenal dengan kurva pf. Dengan demikian, untuk satu contoh tanah perlu dilakukan penetapan kandungan air tanah pada berbagai tekanan. Sehubungan dengan perbedaan tekanan yang diberikan, maka diperlukan juga spesifikasi dan kapasitas peralatan yang digunakan. Menurut Klute (1986) terdapat tiga sistem, masing-masing sesuai untuk cakupan pengukuran yang diinginkan, yaitu (1) sistem bertekanan rendah (lowrange system), dimana sistem ini utamanya disesuaikan untuk pengukuran pada tinggi tekanan matriks potensial tanah antara 0 dan 200 cm kolom air; (2) sistem bertekanan sedang (med-range system) dengan

Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 169 cakupan pengukuran dengan besaran tekanan matriks potensial tanah antara 200 dan 1.000 cm tinggi kolom air; dan (3) sistem bertekanan tinggi (high-range system) yang mencakup untuk pengukuran 1.000-15.000 cm tinggi kolom air atau 1-15 atm. Besarnya tekanan biasanya dinyatakan dalam satuan atmosfer (atm) dan dapat juga dipadankan dengan tinggi kolom air (cm) serta nilai pf yang bersangkutan. Nilai pf adalah logaritma (log 10) dari tegangan air tanah yang dinyatakan dalam cm kolom air. Pada Tabel 1 ditampilkan hubungan antara ukuran pori-pori tanah dan tekanan yang diperlukan untuk mengeluarkan air dari dalam pori tersebut, yang disetarakan dengan cm tinggi kolom air, serta nilai pf untuk masing-masing hisapan matriks potensial. Tabel 1. Hubungan antara ukuran pori tanah dan tekanan yang disetarakan dengan tinggi kolom air serta nilai pf dari masingmasing tinggi kolom air No Penampang pori Tekanan Tinggi kolom air pf µ atm cm log tinggi kolom air 1 296,0 0,01 10 1,00 2 28,8 0,10 100 2,00 3 8,6 0,33 344 2,54 4 5,8 0,50 516 2,73 5 2,8 1,00 1.033 3,01 6 1,4 2,00 2.066 3,33 7 0,2 15,00 15.495 4,20 Pengetahuan tentang ukuran pori tanah lebih bermanfaat dibandingkan dengan hanya pori total. Dengan mengetahui ukuran pori tanah dapat dilakukan pengelompokan pori-pori tanah dalam hubungannya dengan kemampuan tanah memegang air yang dapat tersedia bagi tanaman. Berdasarkan pada keragaman dari penampang pori dan kapiler tanah, maka besarnya tekanan yang diperlukan untuk mengeluarkan air dari pori tersebut juga berbeda-beda. Menurut de Boodt (1972) pori-pori yang berdiameter kurang dari 0,2 mikron disebut pori tidak berguna, karena akar tanaman tidak dapat mengambil air dari dalam tanah dengan ukuran pori kurang dari 0,2 mikron tersebut. Air dari dalam pori-pori tanah berukuran kurang dari 0,2 mikron hanya dapat dikeluarkan dengan kekuatan atau tekanan hisap lebih dari 15 atm (pf 4,2).

170 Sudirman et al. Daya hisap maksimum akar tanaman untuk mengambil air dari dalam tanah adalah 15 atm. Jika pada suatu saat dalam tanah terdapat air dalam pori-pori berdiameter kurang dari 0,2 mikron, maka tanaman akan layu dan akhirnya mati. Kandungan air pada tekanan 15 atm atau pf 4,2 disebut titik layu permanen atau permanent wilting point. Pori-pori tanah yang berdiameter lebih dari 0,2 mikron disebut pori berguna, dan secara umum pori-pori tersebut terbagi atas tiga kelompok, terdiri atas: a. Pori pemegang air, yaitu pori yang berdiameter antara 0,2 dan 8,6 mikron (pf 4,2-2,54). b. Pori drainase lambat, yaitu pori yang berdiameter antara 8,6 dan 28,8 mikron (pf 2,54-2,0) c. Pori drainase cepat, yaitu pori yang berdiameter lebih dari 28,8 mikron (pf 2,0). Air yang berada dalam pori pemegang air disebut air tersedia bagi tanaman, berada antara titik layu (pf 4,2) dan kapasitas lapang (pf 2,54). Pada umumnya kapasitas lapang ditetapkan pada tekanan 0,33 atm atau pf 2,54, jika air tanah lebih dalam dari 1 m. Jika air tanah kurang dari 1 m, maka kapasitas lapang ditetapkan pada tekanan 100 cm kolom air atau pf 2,0. Adapun jumlah air yang melebihi kapasitas lapang, yaitu pada pf 2,54 atau pf 2,0 (jika air tanah kurang dari 1 m), maka air akan turun ke lapisan tanah lebih dalam karena gaya gravitasi. Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman memerlukan oksigen dan aerasi yang cukup, sehingga pori drainase cepat dan pori drainase lambat jangan terlalu lama diisi oleh air. 3. METODE Penetapan retensi air tanah di laboratorium dilakukan mengikuti cara-cara yang telah dirintis oleh Richards dan Fireman (1943), dan Richards (1947). Tekanan yang diberikan biasanya terdiri atas 0,01 atm (pf 1,0); 0,1 atm (pf 2,0); 0,33 atm (pf 2,54); dan 15 atm (pf 4,2). Peralatan yang digunakan merupakan seperangkat alat, terdiri atas satu buah kompresor otomatis, tiga buah panci yang disebut pressure plate apparatus, dan satu buah panci yang disebut pressure membrane apparatus. Keempat panci tersebut dilengkapi dengan piringan keramik sebagai tempat menjenuhkan dan memberikan tekanan pada contoh tanah. Kompresor dihubungkan dengan keempat panci melalui pipa dan

Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 171 selang, dimana tekanan yang diberikan kepada keempat panci tersebut dapat diatur. Pada Gambar 1 dapat dilihat seperangkat peralatan untuk analisis pf, yang terdiri atas kompresor, dan piringan keramik. Tekanan yang diberikan pada masing-masing panci disesuaikan dengan nilai pf yang diinginkan, seperti berikut: a. Untuk pf 1,0 digunakan panci pressure plate apparatus, dan diberikan tekanan 0,01 atm atau 10 cm tinggi kolom air. b. Untuk pf 2,0 digunakan panci pressure plate apparatus dan diberikan tekanan 0,1 atm atau 100 cm tinggi kolom air. c. Untuk pf 2,54 digunakan panci pressure plate apparatus dan diberikan tekanan 1/3 atm atau 344 cm tinggi kolom air. d. Untuk pf 4,2 digunakan panci pressure plate apparatus dan diberikan tekanan 15 atm atau 15.495 cm tinggi kolom air, dan dapat pula digunakan pressure membrane apparatus dengan tekanan yang sama. e. Peralatan dan bahan lain yang diperlukan dalam analisis ini antara lain adalah: - contoh tanah tidak terganggu (diambil menggunakan ring dari bahan kuningan) - alat-alat untuk mengeluarkan contoh dari dalam ring dan memotongnya - neraca analitis - oven, dan lain-lain Gambar 1. Alat untuk penetapan kadar air tanah pada berbagai tegangan (pf)

172 Sudirman et al. 4. PROSEDUR Adapun prosedur penetapan pf adalah sebagai berikut (LPT, 1979): 1. Contoh tanah adalah contoh tanah utuh (tidak terganggu) yang diambil dari lapangan menggunakan ring (tabung) kuningan. 2. Tanah dari dalam ring dikeluarkan, dan diambil setebal 1 cm dari bagian tengah ring. 3. Tanah setebal 1 cm tersebut dibagi menjadi empat, masing-masing untuk pf 1,0 (tekanan 10 cm kolom air), pf 2,0 (tekanan 100 cm kolom air), pf 2,54 (tekanan 1/3 atm), dan pf 4,2 (tekanan 15 atm). Contoh tanah untuk penetapan kadar air pada pf 4,2 dikeringudarakan, ditumbuk, dan disaring dengan ayakan 2 mm. 4. Tanah untuk penetapan pf 1,0; pf 2,0; dan pf 2,54 diletakkan di atas piringan (plate) dalam pressure plate apparatus, sedangkan tanah untuk penetapan pf 4,2 diletakkan di atas piringan dalam pressure membrane apparatus. Pada Gambar 2 dapat dilihat cara persiapan contoh tanah. 5. Contoh tanah dalam piringan dijenuhi dengan air sampai berlebihan, dan direndam selama 48 jam. 6. Masukkan piringan berisi contoh tanah ke dalam panci dan ditutup rapat-rapat. 7. Berikan tekanan sesuai denga pf yang dikehendaki. 8. Keseimbangan akan tercapai setelah sekitar 48 jam tekanan-tekanan tersebut bekerja. 9. Keluarkan contoh tanah dari dalam panci dan tetapkan kandungan airnya. 10. Adapun cara mengeluarkan contoh tanah dari dalam ring (butir 2 dan 3) adalah sebagai berikut: a. Tanah di dalam ring ditekan dengan kayu pada permukaan ring yang satu, dan tanah yang muncul keluar dari permukaan ring lainnya setebal 1 cm dipotong dan dipisahkan. b. Tanah di dalam ring ditekan lagi pada permukaan ring yang satu dengan kayu, dan tanah yang muncul keluar dari permukaan ring lainnya setebal 1,5 cm dipotong atau diambil, dan dibagi menjadi empat bagian. c. Masing-masing bagian ditempatkan di atas piringan pf 1,0; pf 2,0; dan pf 2,54. Sedangkan tanah untuk penetapan pf 4,2 dikeringkan, ditumbuk, dan disaring dengan ayakan 2 mm.

Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 173 Gambar 2. Persiapan contoh tanah untuk penetapan pf 5. PERHITUNGAN a. Ruang pori total Ruang pori total adalah volume seluruh pori-pori di dalam suatu volume tanah yang dinyatakan dalam persentase. Ruang pori total dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: (1 - berat isi) Ruang pori total = x 100 (1) Berat jenis butiran Berat isi atau berat volume dapat dihitung, yaitu berat kering tanah dibagi dengan volume tanah (lihat bab 3). Berat jenis butiran atau berat jenis partikel adalah perbandingan antara komponen mineral dan bahan organik tanah. Tanpa memperhatikan banyaknya besi dan mineral-mineral tanah, berat jenis butiran tanah mineral diambil rata-rata 2,65. Untuk bahan organik yang ada pada tanah mineral (bukan gambut) diambil rata-rata 1,45. Jika banyaknya bahan organik lebih dari 1%, maka berat jenis butiran harus dikurangi dengan 0,02 untuk setiap persen bahan organik. Sedangkan untuk mendapatkan berat jenis butiran dari tanah gambut perlu dilakukan pengukuran secara langsung di lapangan. Analisis berat jenis butiran atau berat jenis partikel tanah dibahas dalam bab 4.

174 Sudirman et al. 2. Kandungan air pada berbagai tekanan (pf) Setelah keempat bagian contoh tanah (pf 1,0; pf 2,0 pf 2,54; dan pf 4,2) diberi tekanan dan dikeluarkan dari dalam panci, selanjutnya ditetapkan kandungan airnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Kandungan air = (BTB BTK) x 100% (2) BTK dimana, BTB = berat tanah basah, dan BTK = berat tanah kering. Untuk keperluan praktis, persen kandungan air atas dasar berat kering dapat diubah menjadi atas dasar volume tanah, yaitu dengan mengalikan kandungan air dengan berat volume. Dari hasil analisis ruang pori total dan keempat nilai pf tersebut dapat dibuat grafik yang menghubungkan antara kandungan air dan pf. Grafik tersebut dikenal dengan kurva tegangan air (pf). Contoh kurva tegangan air dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan nilai kandungan air tanah yang sudah ditetapkan pada berbagai tekanan, maka dapat dihitung: a. Pori-pori drainase, yang terdiri atas pori drainase cepat atau pori aerasi, dan pori drainase lambat. - Pori drainase cepat adalah selisih kandungan air pada ruang pori total dan pf 2,0. Bilamana contoh tanah diambil dalam keadaan kandungan air tanah jauh di bawah kapasitas lapang, maka untuk tanah-tanah yang bersifat mudah mengembang dan mengkerut, persentase ruang pori total akan lebih rendah daripada pori pada pf 1,0. Dalam hal ini pori drainase cepat adalah selisih kandungan air pada pf 1,0 dan pf 2,0. - Pori drainase lambat adalah selisih kandungan air pada pf 2,0 dan pf 2,54. b. Pori air tersedia adalah selisih kandungan air antara pf 2,54 (kapasitas lapang) dan pf 4,2 (titik layu permanen). Adapun kriteria kemampuan pori-pori di dalam tanah memegang air disajikan dalam Tabel 2.

Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 175 Tabel 2. Kriteria kemampuan pori-pori tanah memegang air (LPT, 1980) Pori drainase (% volume) < 5 5 10 10 15 > 15 Pori air tersedia (% volume) < 5 5 10 10 15 15 20 > 20 Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi pf Gambar 3. Kurva tegangan air (pf)

176 Sudirman et al. 6. DAFTAR PUSTAKA De Boodt, M. 1972. Soil Physics. International Training Center for Post Graduate in Soil Scineces. State University of Ghent, Belgia. Klute, A. 1986. Water Retention: Laboratory Methods. Methods of Soil Analysis. Part 1. Madison, Wisconsin, USA. Lembaga Penelitian Tanah. 1979. Penuntun Analisa Fisika Tanah. LPT, Bogor. Lembaga Penelitian Tanah. 1980. Term of Reference (TOR) Tipe A Pemetaan Tanah, Proyek Penelitian Pertanian Menunjang Transmigrasi (P3MT), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Richards, L. A., and L. A. Fireman. 1943. Pressure plate apparatus for measuring moisture sorption and transmission by soils. Soil Sci. 56: 395-404. Richards, L. A. 1947. Pressure membrane apparatus, construction and use, Agric. Eng. 28: 451-454.