BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan muzakki di BAZNAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KUALITAS PELAYANAN JASA PERCETAKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT TRI JAYA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Teuku Aliansyah, dkk, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 BONTI DI KECAMATAN BONTI KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ibadah maaliyah ijtima iyah 1 memiliki fungsi sangat penting,

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

TOTAL QUALITY MANAGEMENT dan KEPUASAN PELANGGAN DALAM JASA PARIWISATA Oleh Iis prasetyo, MM

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Nora Tristiana Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN A. Pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan muzakki di BAZNAS Tulungagung Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas jasa pelayanan di BAZNAS Kabupaten Tulungagung berpengaruh terhadap kepuasan muzakki dapat dilihat dari tabel coefficients bahwa nilai t hitung adaah 10,815 sedangkan nilai t tabel adalah 1,66 yang lebih kecil dibandingkan t hitung. Artinya kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan muzakki. Dengan kata lain H 1 diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Fandy Jtiptono yang berpendapat bahwa kualitas jasa (pelayanan) yaitu keseluruhan kesan konsumen terhadap inferioritas atau superioritas organisasi beserta jasa yang ditawarkan, atau suatu konsep secara tepat yang mewakili inti dari kinerja suatu jasa, yaitu perbandingan terhadap keandalan dalam service encounter yang di lakukan oleh konsumen. 119 Pendapat tersebut diperkuat menurut Didin Ahafifudin dalam berbisnis dilandasi oleh dua hal pokok, yaitu kepribadian yang amanah dan terpercaya, serta pengetahuan dan keterampilan yang bagus. Dua hal itu adalah amanah dan ilmu. 120 Kedua hal tersebut merupakan pesan moral yang bersifat universal. Ada empat hal yang menjadi key success factors 119119 Fandy Jtiptono, Kualitas Jasa,(Jakarta: Gramedia Pustaka, 1997), hal. 52. 120 Didin ahafifudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2003), hal. 56. 105

106 (KSF) dalam mengelola suatu bisnis, agar mendapat nilai-nilai moral yang tinggi dan itu pun juga masuk dalam kategori prinsip pelayanan. Untuk memudahkan mengingat kita singkat menjadi SAFT. 121 Adapun prinsipprinsip pelayanan dalam Islam yaitu: 1. Shidiq yaitu benar dan jujur, tidak pernah berdusta dalam melakukan berbagai macam transaksi bisnis. Larangan berdusta, menipu, mengurangi takaran timbangan dan mempermainkan kualitas akan menyebabkan kerugian yang sesungguhnya. Nilai shidiq disamping bermakna jujur juga bermaksud tahan uji, ikhlas serta memiliki kesinambungan emosional. 2. Kreatif, berani, dan percaya diri. Ketiga hal itu mencerminkan kemauan berusaha untuk mencari dan menemukan peluang-peluang bisnis yang baru, prospektif dan berwawasan masa depan, namun tidak mengabaikan prinsip kekinian. Hal ini hanya mungkin dapat dilakukan bila seorang pebisnis memilikikepercayaan diri dan keberanian untuk berbuat sekaligus siap menanggung berbagai macam resiko. 3. Amanah dan fathanah yang sering diterjemahkan dalam nilai-nilai bisnis dan manajemen dengan bertanggung jawab, transparan, tepat waktu, memiliki manajemen bervisi, manajer dan pemimpin yang cerdas, sadar produk dan jasa, serta belajar secara berkelanjutan. 4. Tabligh, yaitu mampu berkomunikasi dengan baik. Istilah ini juga diterjemahkan dalam bahasa manajemen sebagai supel, cerdas, deskripsi 121 Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2008), hal. 120.

107 tugas, delegasi wewenang, kerja tim, cepat tanggap, koordinasi, kendali, dan supervisi. 5. Istiqamah, yaitu secara konsisten menampilkan dan mengimplementasikan nilai-nilai di atas walau mendapatkan godaan dan tantangan. Hanya dengan istiqamah dan mujahadah, peluang-peluang bisnis yang prospektif dan menguntungkan akan selalu terbuka lebar. Salah satu cara utama membedakan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari persaingan secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi ekspektasi kualitas jasa pelanggan sasaran.ekspektasi pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut dan promosi yang dilakukan oleh perusahan jasa.pelanggan memilih penyedia jasa berdasarkan hal tersebut dan setelah menerima jasa itu, mereka membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Terdapat lima determinan dalam menentukan kualitas jasa yaitu: 122 1. Reliability (keandalan) Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.pelayanan dapat dikatakan reliabel apabila dalam perjanjian yang telah diungkapkan dicapai secara akurat. Ketepatan dan keakuratan inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap lembaga penyedia layanan jasa. 2. Responsiveness (ketanggapan) 122 Rambat Lupioadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, hal. 182.

108 Dimensi responsiveness (daya tanggap) yaitu kesediaan atau kemauan pegawai dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada konsumen.kecepatan dan ketepatan pelayanan berkenaan dengan profesionalitas. Dalam arti seorang pegawai yang profesional dirinya akan dapat memberikan pelayanan secara tepat dan cepat. Profesionalitas ini yang ditunjukkan melalui kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. 3. Assurance (jaminan dan kepastian) Assurance (jaminan dan kepastian) yaitu pengetahuan dan kesopanan amil zakat untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.apabila pemberi layanan menunjukkan sikap respek, sopan santun dan kelemahlembutan maka akan meningkatkan persepsi positif dan nilai bagi konsumen terhadap lembaga penyedia jasa. Assurance ini akan meningkatkan kepercayaan, rasa aman, bebas dari resiko atau bahaya, sehingga membuat konsumen merasakan kepuasan dan akan loyal terhadap lembaga penyedia layanan. 4. Empathy (empati) Empathy (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para muzakki dengan berupaya memahami keinginan muzakki.dimana suatu lembaga memiliki pengertian dan pengetahuan tentang muzakki, memahami kebutuhan muzakki secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian bagi muzakki.kemauan ini yang ditunjukkan melalui hubungan,

109 komunikasi, memahami dan perhatian terhadap kebutuhan serta keluhan konsumen. Perwujudan dari sikap empati ini akan membuat konsumen merasa kebutuhannya terpuaskan karena dirinya dilayani dengan baik. 5. Tangible (berwujud) Tangible (berwujud) yaitu kemampuan suatu lembaga dalam mewujudkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik lembaga yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh :gedung, gudang dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta penampilan pegawainya. 123 Berkenan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang di gunakan perusahaan serta penampilan karyawan. Selain itu juga kepuasan pelanggan/muzakki merupakan sejauh mana manfaat sebuah jasa layanan yang dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive pada layanan dan memberi komentar baik tentang perusahaan. Jadi kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya.harapan itu lalu dibandingkan dengan persepsinya terhadap 123 Ratmino dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),hal. 180.

110 kinerja yang diterimanya dengan mengkonsumsi produk itu. Apabila kinerja dibawah harapan, maka muzakki akan kecewa atau mengeluh. Apabila kinerja sesuai harapan, maka muzakki merasa puas dan jika kinerja melebihi harapannya, muzakki merasa sangat puas. Untuk dapat menciptakan para pelanggan yang merasa puas, manajemen perusahaan harus mengetahui hal-hal yang menyebabkan terciptanya kepuasan pelanggan. 124 Karena dengan terciptanya kepuasan pelanggan, akan mampu meningkatkan hubungan kemitraan antara perusahaan dengan muzakki yang pada akhirnya akan menciptakan kesetiaan muzakki sehingga mampu meningkatkan reputasi perusahaan dimata muzakki. Sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan muzakki yaitu dengan service quality sebagai perbedaan antara harapan dan keinginan muzakki dengan persepsi mereka. Menurut Hawkins dan Isney sebagaimana dikutip Maria Ayu Christina menyebutkan bahwa atribut-atribut kepuasan pelanggan adalah kesesuaian harapan yang merupakan gabungan suatu produk dari produsen yang diandalkan, sehingga suatu produk yang diandalkan dapat sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan. Atau dengan kata lain atribut-atribut kepuasan yaitu: 125 Kemudahan dalam memperoleh jasa Apabila pelanggan atau muzakki membutuhkan jasa atau pelayanan yang disediakan oleh penyedia 124 A. Usmara, Strategi Baru Manajemen Pemasaran,(Jogjakarta: Amara Books, 2003), hal. 95. 125 Maria ayu Christina, pengaruh Dimensi Kualitas Jasa Layanan Simpanan terhadap Kepuasan Nasabah BRI Kantor Cabang Patimura, (Semarang: Fakultas Ilmu Sosial,2006), hal. 2021

111 jasa atau layanan yang bersangkutan muzakki dapat mudah untuk mendapatkannya. Kesediaan untuk merekomendasikan apabila jasa yang diterima memuaskan, maka muzakki akan memberitahukan kepada pihak lain dan sebaliknya, apabila ada ketidakpuasan atas pelayanan yang diterima ia tidak akan bicara kepada pihak lain, tetapi justru akan memberitakan layanan yang kurang memuaskan tersebut pada pihak penyedia jasa. Adapun Menurut Hawkins dan Tjiptono sebagaimana dikutip Maria Ayu Christina menyebutkan bahwa atribut-atribut membentuk kepuasan meliputi, kesesuaian harapan jasa, kemudahan memperoleh jasa dan kesediaan untuk merekomendasikan kepada orang lain. B. Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepercayaan Muzakki Di BAZNAS Tulungagung Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas jasa pelayanan di BAZNAS Kabupaten Tulungagung berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki dapat dilihat dari tabel coefficients bahwa nilai t hitung adalah 15,436 sedangkan t tabel adalah 1,66 yang lebih kecil dibandingkan t hitung. Artinya, kualitas jasa berpengaruh positif terhadap kepercayaan muzakki. Atau dengan kata lain H 2 diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Basu Swastha dan Irwan yang berpendapat bahwa kepercayaan adalah keyakinan bahwa tindakan orang lain atau suatu kelompok konsisten dengan kepercayaan mereka. Kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan prilaku pembelian

112 konsumen, sikap itu mempengaruhi kepercayaan, begitu juga kepercayaan itu mempengaruhi perilaku. 126 Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat Wibowo yang mengungkapkan bahwa: kepercayaan atau trust merupakan nilai yang paling di hargai dalam hubungan antara manusia dan mungkin merupakan konsep yang kurang di mengerti di tempat kerjaan atau rasa percaya yang di miliki orang terhadap orang lain. 127 Kepercayaan konsumen dapat dijelaskan melalui dimensi pengalaman masa lalu, informasi dan antusiasme, kepercayaan konsumen tergantung dari pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa dan menerima informasi terbaik dari penyedia jasa, sehingga informasi terbaik akan menumbuhkan kepercayaan yang terbentuk pada memori konsumen terhadap suatu produk atau jasa dan dapat membangun rasa percaya seseorang jika pengalaman yang mereka alami menyenangkan dan memuaskan mereka. Kepercayaan konsumen akan tampak pada respon atau tanggapan terhadap suatu informasi yang di sampaikan oleh para penyedia jasa. Antusiasme atau keterkaitan konsumen merupakan tanggapan positif yang di perlihatkan konsumen terhadap produk maupun layanan jasa yang diterimanya. Pada kepercayaan mempunyai dimensi yaitu : 128 1. Credibility (dapat di percaya), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan, kepada penyedia jasa, seperti reputasi, prestasi dan 126 Basu Swastha dan Irwan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2003), hal. 112. 127 Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 376. 128 Rahman Eljunusi,SE. MM dkk, Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah melalui Atribut Produk Komitmen Agama Kualitas Jasa dan Kepercayaan pada Bank Syariah, hal,130

113 sebagainya, contohnya yaitu memberikan informasi yang benar kepada muzakki. 2. Competency (kemampuan) yaitu keterampilan dan pengetahuan yang di miliki oleh penyedia jasa untuk melakukan pelayanan, Contohnya yaitu memberikan motivasi kepada para muzakki secara umum. 3. Cortesy (sikap moral), meliputi, keramahan, perhatian dan sikap para karyawan, contohnya yaitu keramahan dalam melayani para muzakki, kesopanan dalam bersikap. Kepercayaan dalam pengelola dana zakat menjadi faktor yang sangat urgen yang harus ada dalam pengelola dan menjadi faktor yang utama dari pemakai jasa(muzakki) pengelola zakat yang tidak dapat dipercaya tidak akan dapat bertahan lama dan akan ditinggal oleh para muzakkinya. Kepercayaan juga sangat erat kaitannya dengan kepuasan konsumen (muzakki) dan menjadi faktor utama dalam pengelolaan zakat. Kepercayaan masyarakat adalah hal yang mendasar bagi BAZNAS dalam menjalin hubungan dengan pelanggan (muzakki).kepercayaan didasari atas adanya kepuasan dari muzakki.kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan yang mempengaruhi kepuasan muzakki dalam berzakat di BAZNAS Tulungagung. Pandangan pelanggan terhadap kualitas layanan terfokus pada sepuluh dimensi layanan, yang dianggap penting oleh pelanggan meliputi: hal yang dapat dilihat (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), kompetensi (competence), kesopanan (courtesy), kredibilitas (credibility), keamanan (security), akses (access),

114 komunikasi (communication), dan memahami pelanggan (understanding customer). Pada dasarnya, dalam menilai kualitas layanan yang diberikan perusahaan, pelanggan akan mengkombinasikan antara informasi dari mulut ke mulut, pengalaman masa lalu, dan informasi yang merupakan hasil dari komunikasi eksternal dengan pihak-pihak lain. Parasuraman dan kawankawan menyederhanakan sepuluh dimensi kualitas layanan tersebut menjadi lima dimensi yang terkenal dengan sebutan SERVQUAL (singkatan dari Service of Quality), karena didapatinya beberapa redudansidan adanya dimensi yang dapat digabung menjadi satu. Kelima dimensi tersebut adalah sebagai berikut: reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles 129.Bagi sebuah organisasi menyadari akan pentingnya mempertahankan pelanggan lebih utama daripada memfokuskan untuk mencari pelanggan baru. Kesadaran tersebut diwujudkan melalui perlakuan dan pengakuan organisasi bahwa konsumen adalah patner (teman kerja) dan sebagai konsekuensinya perusahaan harus memiliki komitmen jangka panjang yang kuat untuk mempertahankan hubungan dengan konsumen melalui kualitas pelayanan yang makin efektif dan efesien dan terus melakukan inovasi terhadap jasa yang ditawarkan. 130 129 Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 93-95 130 Yazid, Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi, (Yogyakarta: Ekonesia, 1999), hal.. 66

115 C. Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Muzakki di BAZNAS Tulungagung Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan muzakki di BAZNAS Kabupaten Tulungagung berpengaruh terhadap kepercayaan muzakki dapat dilihat dari tabel bahwa nilai t hitung adalah 8,195 sedangkan t tabel adalah 1,66 yang lebih kecil dibandingkan t hitung. Artinya, kepuasan muzakki berpengaruh positif terhadap kepercayaan muzakki. Atau dengan kata lain H 3 diterima. Hal ini sesuai dengan teori Philip Kotler yang berpendapat bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja suatu jasa dan harapan-harapannya. 131 Pelanggan dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan yang dapat dilihat dari kinerja sesuai harapan, pelanggan puas, kinerja melebihi harapan, nasabah sangat puas, senang, dan gembira dan jika kinerja tidak sesuai dengan harapan maka pelanggan tidak puas. 132 Pada dasarnya kepuasan pelanggan/muzakki inilah yang harus menjadi tujuan setiap pemasaran. Kepuasan pelanggan/muzakki merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan/ muzakki, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi pelanggan. 131 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, 2004), hal. 42 132 Philip Kotler dan A.B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia. Edisi Pertama,(Jakarta: Salemba Empat), 1999, hal. 52.

116 Pendapat tersebut di atas didukung menurut Usman yang berpendapat bahwa apabila kinerja sesuai harapan, maka muzakki merasa puas dan jika kinerja melebihi harapannya, muzakki merasa sangat puas. Untuk dapat menciptakan para pelanggan yang merasa puas, manajemen perusahaan harus mengetahui hal-hal yang menyebabkan terciptanya kepuasan pelanggan. 133 Apabila jasa yang diterima memuaskan, maka muzakki akan memberitahukan kepada pihak lain dan sebaliknya, apabila ada ketidakpuasan atas pelayanan yang diterima, dari sini akan timbul adanya rasa kepercayaan pada diri muzakki. Sebagaimana menurut Rahman Eljunusi bahwa kepercayaan lahir dari suatu proses secara perlahan kemudian terakumulasi menjadi suatu bentuk kepercayaan. 134 Demikian juga menurut M. Taufiq Amir mendefinisikan kepercayaan dan sikap memiliki kaitan dengan penghindaran penyimpangan (selective distortion). 135 Dipandang sebagai orang yang dapat dipercaya, seseorang harus dilihat sebagai jujur, kompeten dan memiliki ketulusan pada orang lain. Trust tidak dapat diminta atau dipaksakan tetapi harus dihasilkan. Kepercayaan merupakan komponen penting yang membantu mengembangkan suatu lingkungan kerja yang kondusif. 136 Kepercayaan dapat dilihat dari pengalaman masa lalu, informasi dan antusiasme, kepercayaan konsumen tergantung dari pengalaman konsumen 133 A. Usmara, Strategi Baru Manajemen Pemasaran,(Jogjakarta: Amara Books, 2003), hal. 95. 134 Rahman Eljunusi,SE. MM dkk, Membangun Kepuasan dan Loyalitas Nasabah melalui Atribut Produk Komitmen Agama Kualitas Jasa dan Kepercayaan pada Bank Syariah, (Semarang 2002), hal. 14. 135 M.Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005), hal. 128. 136 Swasta Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 376

117 dalam mengkonsumsi barang atau jasa dan menerima informasi terbaik dari penyedia jasa, sehingga informasi terbaik akan menumbuhkan kepercayaan yang terbentuk pada memori konsumen terhadap suatu produk atau jasa dan dapat membangun rasa percaya seseorang jika pengalaman yang pelanggan alami menyenangkan dan memuaskan pelanggan. Kepercayaan pelanggan tampak tanggapan terhadap suatu informasi yang di sampaikan oleh para penyedia jasa. Antusiasme atau keterkaitan konsumen merupakan tanggapan positif yang di perlihatkan konsumen terhadap produk maupun layanan jasa yang diterimanya.