Profil Tata Ruang. Provinsi Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
Profil Tata Ruang. Provinsi Jambi

Profil Tata Ruang. Provinsi Kalimantan Barat

Profil Tata Ruang. Provinsi Jawa Tengah

Profil Tata Ruang. Provinsi Jawa Timur

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

Click to edit Master title style

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

Kementerian Kelautan dan Perikanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

TABEL 4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN SKPD

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KEPUTUSAN NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Kriteria, Prinsip Dasar dan Mekanisme Perizinan Dalam Pelaksanaan Reklamasi Wilayah Perairan

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 : Pendahuluan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Rencana Strategis

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

Pendekatan dan Tantangan Pengembangan Wilayah. Dr. Saut Sagala Perencanaan Wilayah dan Kota - Institut Teknologi Bandung

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

KATA PENGANTAR. DR.Ir. SUDIRMAN HABIBIE, M.Sc

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2008 TENTANG

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR

MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA YANG BERKELANJUTAN MELALAUI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKELANJUTAN (P2KPB)

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

BUPATI BANGKA TENGAH

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Profil Tata Ruang Provinsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Profil Tata Ruang Provinsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kata Pengantar

enataan ruang telah menjadi salah stu acuan pembangunan saat ini. Upaya penataan ruang telah didukung oleh ketersediaan regulasi mulai dari undang- Pundang hingga peraturan daerah. Saat ini, pelaksanaan penataan ruang telah menunjukkan hasil, salah satunya dengan tersedianya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di sebagian besar provinsi, kabupaten dan kota. Namun demikian, dmasih banyak isu terkait upaya penataan ruang yang perlu ditangani. Isu di dalam penataan ruang diantaranya adalah panjangnya langkah penyelesaian RTRW dan rencana rincinya, konflik pemanfaatan ruang, belum harmonisnya berbagai peraturan perundangan sektor pengguna ruang, serta belum efektifnya kelembagaan penataan ruang. Sebagai langkah awal dari upaya untuk memahami dengan baik isu penataan ruang di pusat dan di derah tersebut, dibutuhkan data dan informasi yang handal, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan upaya untuk mendokumentasikan seluruh data dan informasi penataan ruang yang akan disajikan dalam bentuk Buku Profil Tata Ruang. Diharapkan pemahaman tehadap isu secara baik akan mampu meningkatkan kinerja para pemangku kepentingan di Bidang Tata Ruang dan Pertanahan. Jakarta, Agustus 2015 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Profil Penataan Ruang Provinsi I Kondisi Eksisting II Lingkungan Strategis III Pelaksanaan Penataan Ruang - Penetapan Perda RTRW - Penetapan Rencana Rinci Tata Ruang - Konflik Penataan Ruang - Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dengan Program Rencana Pembangunan IV Pembinaan Penataan Ruang - Kelembagaan Penataan Ruang - Jumlah PPNS - Jumlah SDM - Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha - Sistem Informasi Penataan Ruang i iii iv iv 2 7 8 8 9 9 10 10 10 11 12 13 13 Profil Penataan Ruang

DaftarTabel Tabel 1 Tabel II Tabel III Penggunaan Lahan Eksisting Provinsi Status Penetapan RTRW Provinsi Status Penetapan BKPRD Provinsi 7 9 11 DaftarGambar Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Peta Kawasan Strategis Provinsi Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Status Penetapan Perda RTRW di Provinsi Status Penetapan BKPRD di Provinsi Kebutuhan dan Kesediaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Kebutuhan dan Kesediaan SDM Penataan Ruang di Provinsi 3 5 8 10 12 12 iv Daftar Isi

Profil Tata Ruang Provinsi Profil Penataan Ruang

I Kondisi Eksisting Provinsi merupakan daerah/provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi.Saat ini, Provinsi memiliki 6 (enam) wilayah pemerintahan yakni 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu) Kota (Gambar 9). Luas wilayah Provinsi adalah 12.215,44 km2dengan batas wilayah sebagai berikut: Ÿ Bagian barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah Ÿ Bagian utara berbatasan dengan Laut Sulawesi Ÿ Bagian selatan berbatasan dengan Provinsi Teluk Tomini Ÿ Bagian timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara Kondisi wilayah Provinsi yang letaknya berada di dekat garis khatulistiwa, mempunyai suhu udara yang cukup panas yang berkisar antara 260c - 280c.Wilayah ini mempunyai topografi yang yang beragam, antara lain daerah dataran, perbukitan dan pegunungan.namun didominasi topografi pegunungan dengan 3 satuan wilayah morfologi, yaitu: Ÿ Satuan morfologi pegunungan berlereng terjal berada di wilayah bagian tengah dan utara wilayah, yang menjadi pembatas sebelah timur dan sebelah utara dari Cekungan Air Tanah Limboto. Ÿ Satuan morfologi perbukitan bergelombang, terutama dijumpai di daerah bagian selatan dan bagian barat dan menjadi batas cekungan di sebelah selatan dan sebelah utara. Ÿ Satuan morfologi dataran, merupakan daerah dataran rendah, berada di bagian tengah wilayah Cekungan Limboto yaitu di sekitar Danau Limboto. Oleh karena itu, termasuk dalam wilayah yang rawan bencana, adapun bencana yang sering melanda Provinsi adalah banjir, tanah longsor dan tsunami (Gelombang pasang). Selain itu juga menjadi wilayah yang sering dilanda gempa bumi. Pengembangan wilayah Provinsi sebagaimana mengacu pada perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) terbagi dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi adalah mewujudkan tatanan ruang wilayahprovinsi yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial budaya, serta mendukung pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumber daya manusia demi kesejahteraan masyarakat menuju yang Maju dan Mandiri 2

Gambar 1. Peta Kawasan Strategis Provinsi Sumber: Lampiran Perda RTRW Provinsi Nomor 4 Tahun 2011 Profil Penataan Ruang

4

Gambar 1. Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sumber: Lampiran Perda RTRW Provinsi Nomor 4 Tahun 2011 Profil Penataan Ruang

6

Tabel 1. Penggunaan Lahan Eksisting Provinsi Jambi No Penggunaan Lahan Eksisting (Ha) Presentase A KAWASAN LINDUNG 1 2 B 1 2 3 TOTAL Hutan Lindung Hutan Konservasi Hutan Produksi Tetap Hutan Prodksi Terbatas Hutan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam KAWASAN BUDIDAYA Kawasan Pertanian 1) Pertanian Lahan Basah 2) Pertanian Lahan Kering/ Tegalan/ Kebun Campur Kawasan Perkebunan Kawasan Perikanan 203.026 79.791 18,11 7,12 90.518 8,08 254.988 22,75 196.345 17,52 52.811 4,71 135.754 96.826 10.900 12,11 8,64 0,97 5.362.742 100,00 Sumber: Hasil Analisis Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2012-2017 Provinsi II Lingkungan Strategis Provinsi memiliki Isu Strategis yaitu: Kerjasama Pembangunan Teluk Tomini dengan Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang mempunyai nilai ekonomi, sosial, dan ekologis/lingkungan yang sangat berarti bagi kelangsungan penghidupan masyarakat. Teluk Tomini merupakan kawasan andalan nasional, tetapi juga menjadi perhatian dunia internasional karena tipe ekosistem khas yang beranekaragaman, seperti mangrove, padang lamun, rumput laut, estuaria, delta, dan rawa pantai non bakau. Ekosistem-ekosistem tersebut sebagai penyangga kehidupan yang perlu dilindungi. Selain itu, ekosistem terumbu karang yang ada di Teluk Tomini merupakan bagian dari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang memiliki keragaman karang tertinggi di dunia. Hal ini tentu saja berdampak besar bagi perkembangan wilayah yang harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan potensi ekonomi yang dihasilkan dari pariwisata dan pelabuhan di Teluk Tomini. Laut Tomini dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya ruang darat maupun laut yang pengembangannya diarahkan Profil Penataan Ruang

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut. Dalam kawasan Teluk Tomini, juga terdapat satu pelabuhan internasional yaitu pelabuhan Bitung dan satu pelabuhan nasional yaitu pelabuhan, dan 13 kawasan lindung nasional. (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN). Perjanjian Kerjasama (LoI) ditandatangani oleh Gubernur, Indonesia dan Provinsi Selatan Srilanka. Perjanjian ini atas insiatif dari ART-Gold UNDP, menginisiasi kerjasama antara Provinsi Selatan Srilanka dan Provinsi untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terbaik sesuai dengan arah pembangunan kedua wilayah. Inisiatif Kerjasama saat ini telah sampai pada aksi dan kegiatan nyata dimana kedua pihak dapat bekerja bersama dengan patner internasional menuju pembangunan daerah untuk mencapai keuntungan bersama (win-win solution). Sebagai hasil dari misi, telah diidentifikasi ide ide project yang akan dikembangkan berdasarkan perjanjian kerjasama diantaranya bidang pertanian, bidang kesehatan dan bidang pendidikan. III Pelaksanaan Penataan Ruang A. Penetapan Perda RTRW Gambar 3. Status Penetapan Perda RTRW di Provinsi Sudah ditetapkan 6 6 Belum ditetapkan Sumber: Kuesioner Profil Penataan Ruang 2015 8

Provinsi telah menyusun dan menetapkan RTRW Provinsi dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011.RTRW Provinsi ini telah mengakomodir Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan Rencana Zonasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K). Ada pula beberapa Isu yang terdapat dalam Naskah Sementara RTRW, antara lain pengembangan kawasan secara terpadu dan Pengenaan Sanksi. Seluruh kabupaten/kota di Provinsi telah menetapkan RTRW. Rincian kabupaten/kota dan nomor peraturan daerah yang menetapkan RTRW dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Status Penetapan RTRW di Provinsi Daerah Kabupaten SK. Nomor Daerah SK. Nomor Boalemo 3 Tahun 2012 Pohuwatu 8 Tahun 2012 4 Tahun 2012 Utara Bone Balango 5 Tahun 2013 4 8 Tahun 2012 Kota 40 tahun 2012 Sumber: Jawaban Kuisioner Profil Penataan Ruang 2015 B. Penetapan Rencana Rinci Tata Ruang Rencana Rinci Tata Ruang Provinsi (KSP) yang akan dibuat di sebanyak 6 rencana. Jumlah Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota yang akan dibuat yakni sebanyak 8 rencana. memprioritaskan beberapa KSP dan RDTR untuk diselesaikan pada lima tahun mendatang, yakni RDTR Tilamuta, RDTR Paguat Dengilo, KSP Randangan, KSP Isimu, KSP Anggrek, dan KSP Rawonsari. C. Konflik Pemanfaatan Ruang Provinsi memiliki konflik penataan ruang yang harus diselesaikan secara nasional yaitu konflik kawasan lindung berupa penambangan liar di dalam kawasan hutan lindung Nani Wartabon dan menolak untuk dilakukan tata batas oleh Kementerian Kehutanan. Selain itu, awasan budidya di Provinsi pun tak luput dari konflik, terdapat kasusu alih fungsi hutan mangrove di Pohuwatu Selain itu, provinsi ini juga belum memiliki sistem insentif/disinsentif dan peta rencana skala 1:5.000 sehingga sulit untuk menyelenggarakan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyediaan peta rencana skala 1:5.000 terkendala karena belum dilakukan koordinasi dengan BIG terkait penyediaan peta dasar skala 1:5.000 dan minimnya kapasitas SDM bidang penataan ruang. Profil Penataan Ruang

D. Sinkronisasi Rencana Tata Ruang (RTR) dengan Program Rencana Pembangunan Provinsi sejauh ini sudah melakukan penyerasian antara RTRW, RPJPD dan RPJMD yang dilakukan melalui integrasi substansi isu pembangunan di RTRW ke dalam RPJMD. Rencana sektoral juga disusun berdasarkan penyesuaian rencana pembangunan sektoral dengan RTRW sebagai pedomannya. IV Pembinaan Penyelenggaraan Penataan ruang A. Kelembagaan Penyelenggaraan Penataan Ruang Gambar 4. Status Penetapan BKPRD di Provinsi Jambi Belum ditetapkan Sudah ditetapkan Sumber: Kuesioner Profil Penataan Ruang Jambi 2015 3 6 10

Provinsi merupakan Provinsi yang telah menyusun dan menetapkan BKPRD Provinsi dengan Surat Keputusan No.183/01/VII/2007. Badan Koordinasi Pembangunan Regional Daerah (BKPRD) di sudah mencakup koordinasi ad-hoc antar SKPD untuk penyelesaian masalah tata ruang. BKPRD juga sudah memiliki mekanisme koordinasi antara BKPRD Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Status penetapan BKPRD di kabupaten/kota di dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Status Penetapan RTRW di Provinsi Daerah Kabupaten SK. Nomor Daerah Boalemo - SK. Nomor Pohuwatu 183/17/IV/2014 563/04/V/2014 Utara - Kota Bone Balango - 43/2/II/2013 Sumber: Jawaban Kuisioner Profil Penataan Ruang 2015 B. Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Berdasarkan informasi dari pemerintah daerah, belum ada PPNS yang tersedia di provinsi ini, sedangkan idealnya Provinsi memerlukan setidaknya 5 orang PPNS. Kinerja PPNS dalam pengendalian pemanfaatan ruang di tentu masih nihil karena tidak adanya tenaga PPNS. Ada pula kendala yang dihadapi dalam pembentukan PPNS yakni: ŸWadah dan Tata Kerja PPNS belum terdefinisi dengan baik ŸKesulitan dalam berkoordinasi dengan instasi lain saat bertugas ŸKesulitan mencari kandidat PPNS yang memenuhi persyaratan ŸBelum terbangunnya kelembagaan pendukung PPNS Profil Penataan Ruang

0 5 Gambar 5. Kebutuhan dan Kesediaan PPNS di Provinsi C. Jumlah Sumber Daya Manusia 0 3 Gambar 5. Kebutuhan dan Kesediaan PPNS di Provinsi Jumlah ideal ini merupakan usulan dari pemerintah daerah yang lebih mengetahui kondisi lapangan Provinsi. Sehingga dapat diketahui bahwa ketersediaan SDM bidang tata ruang di masih jauh dari kata cukup. 12

D. Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha Belum terdapat partisipasi masyarakat dalam penataan ruang di Provinsi. Hal ini dikarenakan minimnya pemahaman masyarakat mengenai penyelenggaraan penataan ruang dan kesulitan pendanaan. Begitu pula partisipasi dunia usaha dalam penataan ruang juga masih sangat minim. Kedua hal tersebut tak lepas dari permasalahan dalam lembaga pemerintah daerah yang tidak memiliki unit kerja dengan tugas dan fungsi pembinaan bagi masyarakat dan dunia usaha. E. Sistem Informasi Penataan Ruang Provinsi sudah memiliki Sistem Informasi Penataan Ruang (SITR) yang mencakup informasi aspek perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Namun SITR ini belum terintegrasi antara pusat dan daerah dikarenakan hanya berbentuk website informasi. Profil Penataan Ruang

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional