BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Keuangan Dalam menghindari masalah yang timbul di dalam membandingkan perusahaan dengan ukuran yang berbeda yaitu dengan cara menghitung dan membandingkan rasio-rasio keuangan. Adapun pengertian analisis rasio keuangan menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009:78) yang diterjemahkan oleh Yulianto, Yuniasih dan Christine yaitu: Hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan. Sedangkan menurut Warsidi dan Bambang Fahmi (2011:108) analisis rasio keuangan adalah: Instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. 2.1.1.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Untuk analisis rasio keuangan, diperlukan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan angka-angka pada laporan keuangan. Menurut djarwanto (2004): secara individual rasio itu kecil artinya, kecual jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang dipakai sebagai dasar perbandingan, dari penafsiran rasio-rasio suatu perusahaan, penganalisa tidak dapat menyimpulkan apakah rasiorasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. 10

11 Secara garis besar ada empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan menurut Martono dan Agus (2010:53) yaitu: 1. Rasio Likuiditas (Likuidity Ratio) Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dengan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktivitas dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. 3. Rasio Leverege (Leverege Ratio) Rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari pengguna modalnya. Menurut syahyunan (2004:83): Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur likuiditas yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio dan net working capital. Menurut Sutrisno (2009 : 216): Cash Ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva yang segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga. Jadi dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi. 2.1.2 Pengembalian Investasi 2.1.2.1. Definisi pengembalian investasi Menurut S. Munawir (2010:89): Pengembalian investasi adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilias atau disebut juga dengan rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan

12 untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Sutrisno (2005:255): Analisa pengembalian investasi atau Return On Invesment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Menurut S. Munawir (2010:89) bahwa : Analisa Return On Invesment (ROI) ini adalah teknik analisa yang sudah lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektifitas dari seluruh operasi perusahaan. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Definisi Return On Invesment (ROI) menurut Sofyan Syafri Harahap(2011:123) bahwa: Return On Invesment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Berdasarkan keterangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu dari bentuk rasio profitabilitas atau disebut dengan rasio rentabilitas adalah Return On Invesment (ROI) yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan sebagai operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Berikut unsurunsur dari Return On Invesment (ROI), Gitman (2012:81): Return On Invesment (ROI) = Laba setelah pajak Total aktiva Soemarso (2004:230) menyatakan bahwa : Laba setelah pajak adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan

13 dengan kegiatan usaha yang dikurangi pajak. Menurut Mamduh M. Hanafi (2003:51): Aktiva merupakan sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. 2.1.2.2. Jenis-jenis Investasi Menurut Sunarto (2004;114) terdapat empat golongan jenis investasi sebagai berikut : 1. Investasi yang tidak menghasilkan laba. 2. Investasi yang tidak bisa diukur labanya. 3. Investasi dalam penggantian mesin dan equipment. 4. Investasi dalam perluasan dana. 2.1.2.3. Tujuan Investasi Menurut Kamaruddin Ahmad (2013:3-4) tujuan dari investasi adalah : 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak untuk masa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana cara meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusahan untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang. 1. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dengan memilih perusahaan atau objek lain. Seseorang atau perusahaan dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi. 2. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa Negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. 2.1.2.4. Risiko dalam Investasi Risiko dapat diartikan sebagai variabilitas dari pendapatan yang diharapkan atau dengan kata lain adalah kemungkinan diperolehnya hasil yang

14 tidak sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya diperkirakan karena adanya data dan informasi yang lengkap. Risiko menurut Martono dan D. Agus Harjito (2012;116) adalah : Risiko adalah penyimpangan hasil (return) yang diperoleh dari rencana hasil (return) yang diharapkan. Kemudian R. Agus Sartono (2001:139) mendefinisikan risiko adalah Probabilitas tidak dicapainya tingkat keuntungan yang diharapkan atau kemungkinan return yang diterima menyimpang dari return yang diharapkan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah ketidakpastian atau kemungkinan diperolehnya hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Rencana investasi yang dianalisis merupakan rencana di masa yang akan datang, sehingga tidak ada jaminan bahwa arus kas yang kita harapkan benarbenar akan terealisir dengan harapan tersebut selalu ada ketidakpastian dalam investasi. Risiko dalam perusahaan tidak dapat dihindari. Kita hanya bisa mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi di perusahaan ada yang dapat dikelola atau diatasi oleh perusahaan. Risiko yang tidak dapat diatasi oleh perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Berbeda dengan Martono dan D. Agus Harjito (2012;167), menurutnya risiko yang ada di perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Risiko Individual 2. Risiko Perusahaan

15 3. Risiko Pasar atau Beta. 2.1.3 Likuiditas 2.1.3.1 Definisi Likuiditas Abdullah (2012:41), menjelaskan pengertian Rasio Likuiditas yaitu: Kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki. Tidak terdapat batasan tentang beberapa rasio yang terdapat pada kelompok rasio-rasio likuiditas maupun aspek lainnya. Likuiditas menurut Riyanto (2011:225) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas menurut munawir (2010), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sedangkan menurut Syamsuddin (2007.41): Likuiditas adalah suatu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Syamsuddin (2011:41) menjelaskan juga, bahwa: Likuiditas adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Irawati (2006:25), mengemukakan bahwa: Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Alex S. Nitisemito dalam bukunya pembelanjaan perusahaan (1983.40) mengemukakan pengertian likuiditas sebagai berikut: likuiditas adalah

16 kemampuan suatu perusahan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang segera harus dibayar. Sedangkan menurut kasmir dan jakfar dalam bukunya studi kelayakan bisnis (2011.122) mengemukakan: rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan dalam mengukur seberapa likuid suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di pasiv lancar (utang jangka pendek). Pendapat yang dikemukakan oleh Lukas Setia Atmajaya dalam bukunya manajemen keuangan (2008.416) tentang pengertian likuiditas tidak jauh beda dengan pengertian diatas yaitu : Rasio likuiditas menunjukkan perusahaan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Hanafi dan halim (2009:79) mengemukakan: Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). 2.1.2.2 pengukuran tingkat likuiditas Menurut Irawati (2006:28) Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) berikut ini diberikan beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut. Rasio-rasio tersebut adalah: 1.rasio lancar (current ratio) Rasio ini merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Menurut irawati (2006:28)

17 rasio lancar dapat dihitung dengan rumus: rasio lancar = aktiva lancar utang lancar x 100% Rasio lancar ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Rasio lancar yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuidtas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya. 2. rasio kas (cash ratio) kas+efek rasio kas = utang x 100% lancar Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Atau kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang yang segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. 3. Rasio cepat (quick ratio) Rasio ini sering disebut quick ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets), atau rasio ini menunjukkan besarnya alat likuiditas yang paling cepat dan bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Rasio ini lebih tajam daripada rasio lancar, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan hutang lancar. Jika rasio lancar tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. kas+efek+piutang rasio cepat = x 100% utang lancer 4. rasio modal kerja terhadap total aset (working capital to total asset ratio) rasio modal kerja terhadap total aktiva = aktiva lancarutang lancar X 100% total aktiva Working capital to total asset ratio adalah rasio yang mengukur likuiditas

18 dari total aktiva dan posisi modal kerja neto dari jumlah aktiva, atau kemampuan dalam menjamin modal kerja terhadap aktiva. 2.1.2.3 Pentingnya likuiditas bagi perusahaan Munawir (2010:31), mengungkapkan bahwa: faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah likuiditas. Sedangkan agnes sawir (2005:8) mengungkapkan bahwa: pada umumnya perhatian pertama dari analisis adalah likuiditas Dari kedua pernyataan tersebut kita mengetahui bahwa begitu pentingnya aspek likuiditas sehingga eksistensi perusahaan akan disajikan apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya pada tanggal jatuh tempo. 2.1.2.4 jenis-jenis likuiditas macam : Lukas Setia Atmajaya (2007:416), mengemukakan likuiditas ada dua pengertian likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah uang lancar dilain pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan pengeluaranpengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan dilain pihak (likuiditas perusahaan).

19 2.2. Kerangka Pemikiran 2.2.1 Pengaruh antara Likuiditas Terhadap Pengembalian investasi Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini : Perusahaan Investasi Aktiva Aktiva Tetap Aktiva Lancar Kas Perputaran kas Laba ROI Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

20 Hubungan perputaran kas dengan ROI menurut Kasmir (2011:140): rasio perputaran kas (cash turn Over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik ROInya. Likuiditas (X) Pengembalian investasi (Y) Gambar 2.2 Skema Kerangka pemikiran 2.3. Hipotesis Menurut Sugiyono (2012:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: likuiditas berpengaruh terhadap Pengembalian investasi (ROI). Rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio ini terkait dengan ketersediaan kas dan aset-aset lain untuk melunasi hutang usaha dan hutang-hutang jangka pendek lainnya. Likuiditas ini penting karena setiap bisnis memerlukan adanya kepastian dalam pemenuhan piutang mereka, kesulitan likuiditas pada akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan. Buruknya manajemen suatu perusahaan atas sumber likuiditas, tidak serta merta dapat dilihat dari likuiditas yang rendah, tingginya rasio ini juga mengindikasi adanya kinerja yang buruk dari manajemen, yaitu ketidakmampuan manajemen dalam mengalokasikan kelebihan aktiva lancar, yang seharusnya dapat digunakan untuk membayar hutang jangka panjang, memberikan pengembalian investasi yang lebih baik, serta untuk keperluan lain. Maka,

21 hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H1: likuiditas berpengaruh terhadap pengembalian investasi.