BAB II. Landasan Teori mengenai Pengadaan Barang dan Jasa melalui. Sistem Elektronik pada Kementrian Komunikasi dan Informasi

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 36 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengadaan Barang/Jasa. Prosedur. Pedoman.

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

2 Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembara

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BEKASI

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka percepatan pelaksanaan Belanja Negara/Daerah perlu

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

Manajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ)

MANUAL PROCEDURE. Proses Pelaksanaan Pelelangan Barang dan Jasa

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - B U P A T I K A R O PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 292 TAHUN 2013 TENTANG

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI & USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 13

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I -E TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 475 TAHUN 2014

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN CARA PENGADAAN LANGSUNG oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang

MANUAL PROCEDURE. Pelaksanaan Daftar Hitam (Blacklist)

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 39 Tahun : 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

KONSOLIDASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 DAN PERUBAHANNYA TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN.. TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

1. Keterbatasan Jumlah Petugas.

- 1 - PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat daerah/institusi Lainnya

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 6 TAHUN TAHUN 2007 TENTANG

- 1 - SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROSEDUR MUTU PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI PENYEDIA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

BAB II Landasan Teori mengenai Pengadaan Barang dan Jasa melalui Sistem Elektronik pada Kementrian Komunikasi dan Informasi A. Ruang Lingkup Pengadaan Barang/Jasa Pengertian mengenai pengadaan barang/jasa terdapat pada Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyebutkan bahwa : Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dimaksud dengan barang menurut Pasal 1 Ayat (14) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang. 11

12 Pengertian jasa dapat berupa: 1. Pekerjaan Konstruksi Pasal 1 Ayat (15) Peraturan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal menyebutkan, bahwa : Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan ataupembuatan wujud fisik lainnya. 2. Jasa Konsultansi Pasal 1 Ayat (16) Peraturan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan,bahwa: Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuanyang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). 3. Jasa Lainnya Pasal 1 Ayat (17) Peraturan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan,bahwa : Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalamsuatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usahauntuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaandan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.

13 Ruang lingkup pengadaan barang/jasa diatur dalam Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang meliputi : a. Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD. Pasal 2 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD. Wajib menyediakan administrasi proyek untuk mendukung pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari APBN/APBD, yaitu : 1) Honorarium pengguna barang/jasa, panitia/pejabat pengadaan, bendaharawan, dan staf proyek. Besaran honorarium pengguna barang/jasa, panitia/pejabat pengadaan, bendaharawan dan staf proyek ditetapkan secara proporsional berdasarkan pengalaman dan profesionalisme. 2) Pengumuman pengadaan barang/jasa, meliputi : a) Biaya pengumuman rencana pengadaan barang/jasa pada awal pelaksanaan anggaran; b) Biaya pengumuman pemilihan penyedia barang/jasa.

14 Pengadaan dokumen pengadaan barang/jasa dan/atau dokumen prakualifikasi. Pasal 1 Ayat 21 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses PengadaanBarang/Jasa. 3) Administrasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengadaan barang/jasa. b. Pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman / hibah luar negeri (PHLN) Pinjaman luar negeri adalah penerimaan negara yang diperoleh dari lembaga keuangan internasional atau negara-negara lain, baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Pasal 2 ayat (1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Pengadaan Barang/Jasa yang dananya bersumber dari APBN/APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakuppengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam negeri yangditerima oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

15 Pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dilakukan dengan pinjaman kredit ekspor atau kredit lainnya dan harus dilakukan dengan persaingan sehat dengan persyaratan yang paling menguntungkan negara, baik dari segi harga maupun teknis, dengan memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri dan penyedia barang/jasa nasional. c. Pengadaan barang/jasa untuk investasi di lingkungan BI, BHMN, BUMN, BUMD, yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD. Pasal 2 ayat (1) huruf b Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Pengadaan Barang/Jasa untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD. Pengadaan barang/jasa untuk investasi adalah barang/jasa yang ditujukan untuk menambah aset guna meningkatkan kemampuan operasi baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang dan pada umumnya tidak habis dipakai dalam 1 (satu) tahun, dalam pembukuan atau neraca perusahaan aset tersebut dapat berupa aktiva lancar maupun aktiva tetap.

16 B. Aspek-aspek Hukum Pelelangan Mitra Kerja Pengadaan Barang/Jasa Pelaksanaan pengadaan dengan proses pelelangan khususnya pelelangan melalui internet telah diatur melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang tercantum dalam pasal 5 tentang prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa antara lain: 1. Efisien Pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Efektif Pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. 3. Terbuka dan Bersaing Pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

17 4. Transparan Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa harus bersifat terbuka bagi penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. 5. Adil/ Tidak Diskriminatif Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak memihak pada pihak tertentu. Aspek hukum dalam proses pelelangan pemilihan mitra kerja pengadaan barang/jasa melalui internet harus dinyatakan sebagai landasan yang mengikat tanpa melihat besarnya nilai proyek atau kegiatannya. Upaya penegakkan aspek hukum, diperlukan peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelelangan mitra kerja melalui internet untuk menjamin keabsahan pelaksanaan pelelangan, termasuk surat-menyurat melalui media elektronik seperti aspek hukum tanda tangan elektronik, dan bea materai untuk berbagai dokumen. Aspek-aspek hukum dalam pelelangan mitra kerja meliputi : a. Dasar Hukum Dasar hukum dalam pengadaan barang/jasa melalui sistem elektronik yaitu dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

18 Informasi dan Transaksi Elektronik yang mengatur penyelengaraan pengadaan barang dan jasa melalui sistem elektronik ini terdapat dalam ketentuan Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik menyebutkan, bahwa : Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik harus menyelenggarakan Sistem Elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya Sistem Elektronik sebagaimana mestinya. Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik menyebutkan, bahwa : Penyelenggara Sistem Elektronik bertanggung jawab terhadap Penyelenggaraan Sistem Elektroniknya. Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahmenyebutkan, bahwa : Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Pasal 23 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

19 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenui syarat. b. Kontrak Setiap pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui kerja sama dengan mitra kerja selalu dituangkan dalam sebuah kontrak Pasal 1 ayat (22) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Kontrak Pengadaan Barang / Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola. Pengadaan barang/jasa kontrak terdiri dari dua ketentuan, yaitu : 1) Ketentuan Umum Ketentuan umum berlaku untuk semua jenis kontrak. 2) Ketentuan Khusus Ketentuan khusus berlaku untuk masing-masing kontrak sesuai dengan jenis pekerjaannya. c. Jaminan Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

20 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan bahwa jaminan adalah ketentuan mengenai jaminan yang harus disediakan oleh penyedia barang/jasa, maksudnya jaminan harus dicantumkan dalam bentuk surat jaminan dan berisi segala ketentuan mengenai jaminan apa saja yang harus disediakan oleh penyedia barang/jasa. Surat jaminan harus dikeluarkan oleh bank umum atau lembaga keuangan lainnya seperti tercantum dalam. Pasal 35 Peraturan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Pasal 35 Peraturan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menyebutkan, bahwa : Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum / Perusahaan Penjaminan / Perusahaan Asuransi yangdiserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada PPK/ULP untukmenjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia Barang/Jasa. Jaminan dalam pelelangan mitra kerja yang harus disediakan oleh penyedia barang/jasa yaitu : 1) Jaminan uang muka Jaminan uang muka diberikan kepada pengguna barang/jasa dalam rangka pengambilan uang muka dengan nilai minimal 100 % (seratus persen) dari besarnya uang muka.

21 2) Jaminan Pelaksanaan Jaminan pelaksanaan diberikan kepada pengguna barang/jasa sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan besar jaminan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak. 3) Jaminan Penawaran Jaminan penawaran diberikan kepada pengguna barang/jasa sebelum penandatanganan kontrak dengan besar jaminan tidak kurang dari nilai nominal yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa. 4) Jaminan Pemeliharaan Jaminan pemeliharaan diberikan kepada pengguna barang/jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100 % (seratus persen). Besarnya jaminan, bentuk, dan masa berlakunya jaminan-jaminan tersebut harus disesuaikan dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan. Aspek hukum pelelangan mitra kerja pengadaan barang/jasa juga dipengaruhi oleh aspek lainnya, antara lain : 1. Aspek Manajemen Aspek manajemen dalam hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penguasaan teknologi informasi, disamping itu, perlu dipersiapkan Keppres yang mengatur pelaksanaan pelelangan melalui internet serta memberikan informasi/data pelelangan kepada masyarakat.

22 2. Aspek Teknis Kemampuan pelaksana dalam pelelangan melalui internet, mensyaratkan beberapa aspek teknis yaitu penyelengaraan transaksi melalui media elektronik.