PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 7 TAHUN 1993 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN BAGI PERUSAHAAN INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN : 1996 SERI : B.5.

MENTERI DALAM NEGERI,

IJIN GANGGUAN (HO) BARU/PERLUASAN DAN PERUBAHAN IJIN / GANTI NAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1992 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 4 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2000 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Walikota;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016

PERMOHONAN IZIN USAHA INDUSTRI (IUI) KECIL, MENENGAH, BESAR

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2016 SERI E.7 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU Jalan Mulawarman Gedung Graha II Lt.1-2 Telp. (0551) Fax (0551) T A R A K A N ( )

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

TANDA TERIMA BERKAS (IZIN GANGGUAN) No. Telp / Hp Persyaratan Terdiri : BARU

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 193 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 115/1998, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 97 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 10 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

Formulir PERMOHONAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) e. Tempat / tanggal lahir :. f. Nomor KTP :. g. Pekerjaan pemohon :.

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Menimbang :

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA,

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1989 TENTANG KAWASAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

FORMULIR PERMOHONAN IZIN USAHA INDUSTRI

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 439 TAHUN 1991

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1981 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISIAN UNTUK PERMINTAAN IZIN USAHA INDUSTRI TANPA MELALUI TAHAP PERSETUJUAN PRINSIP *) (BARU, RUSAK, HILANG)

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 1987 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 103 TAHUN 1998 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS lbukota JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR :11 TAHUN: 1999 SERI: B.11.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 590/MPP/Kep/10/1999 TANGGAL : 13 Oktober 1999

FORMULIR PERMOHONAN BARU IZIN PERLUASAN INDUSTRI

FORMULIR PERMOHONAN BARU IZIN USAHA INDUSTRI TANPA MELALUI PERSETUJUAN PRINSIP

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 17/Menhut-II/2010 TENTANG PERMOHONAN, PEMBERIAN, DAN PENCABUTAN IZIN PENGUSAHAAN TAMAN BURU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Surat Izin Usaha Perdagangan. Perubahan.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN, MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. IZIN USAHA. Industri. Ketentuan. Pencabutan.

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2012

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH PELAYANAN TATA KOTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN BUPATI BIREUEN,

Prosedur Perizinan Usaha Kecil

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN GUDANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 7 TAHUN 1993 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN BAGI PERUSAHAAN INDUSTRI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal dalam rangka mendorong, memperlancar dan meningkatkan penanaman modal dengan penyederhanaan prosedur perizinan, perlu ditentukan prosedur perizinan secara pasti dan seder hang sebagai pedoman bagi instansi teknis terkait dlam penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Undang-undang Gangguan (UUG) di daerah; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagai petunjuk pelaksanaan Keputusan Presiden dimaksud. Mengingat : 1. Undang-undang Gangguan Tahun 1926 No. 226 yang telah diubah dan disempurnakan terakhir dengan Stbl Tahun 1940 Nomor 450; 2. Undang-undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1957 Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1288); 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3037); 4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta (Lembaran Negara RI Tahun 1990 Nomor 84; Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3430); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 21); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang Pekerjaan Umum kepada Daerah Tmgkat I dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara RI Tahun 1987. Nomor 25); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1988 Nomor 10); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4. Tahun 1987 tentang Penertiban Pungutan-pungutan dan Jangka Waktu Terhadap Pemberian Izin Undang-undang Gangguan; Dengan mencabut; MEMUTUSKAN: 1. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG RENCANA TAPAK TANAH DAN TATA TERTIB PENGUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI SERTA PROSEDUR PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (1MB) DAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN (UUG)/HO BAGI PERUSAHAAN YANG BERLOKASI DI DALAM KAWASAN INDUSTRI. 2. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG TATA

CARA PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) SERTA IZIN UNDANG- UNDANG GANGGUAN (UUG)/HO BAGI PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG BERLOKASI DI LUAR KAWASAN INDUSTRI. Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN (UUG) BAGI PERUSAHAAN INDUSTRI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. b. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah yang disingkat BKPMD adalah badan staf Gubernur yang khusus menangani penanaman modal di daerah sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden RI Nomor 26 Tahun 1980. c. Bupati/Walikotamadya adalah Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II. d. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana din fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. e. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola Kawasan Industri. f. Perusahaan Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Industri yang berada dalam Kawasan Industri dan di luar Kawasan Industri tetapi di dalam. RUTR yang PMDN/PMA maupun yang Non PMDN/PMA. g. Penanam Modal adalah perusahaan Industri PMDN, PMA, Non PMDN dan Non PMA dalam Kawasan Industri maupun yang di luar Kawasan Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 dan perusahaan nasional atau perorangan sebagaimana dimaksud Pasal 3 Undang.undang Nomor 6 Tahun 1968. h. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada Penanam Modal atas rencana penggunaan lahan dalam suatu wilayah tertentu dengan maksud untuk pembebasan hak atas tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. i. Izin Mendirikan Bangunan atau disingkat 1MB adalah izin yang diberikan dalam rangka mendirikan bangunan secara fisik berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1987. j. Izin Undang-undang Gangguan atau disingkat Izin UUG adalah izin yang diberikan bagi tempat-tempat usaha berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Gangguan Staatsblad Tahun 1926 Nomor 226 yang telah diubah dan disempurnakan terakhir dengan Staatsblad Tahun 1940 Nomor 450. BAB II IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Bagian Pertama Permohonan Pasal 2 (1) Perusahaan Kawasan Industri atau Perusahaan Industri yang akan mendirikan bangunan dan sarana penunjangnya wajib mengajukan permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). (2) Permohonan IMB sebagaimana tersebut dalam ayat (1) diajukan kepada Bupati/ Walikotamadya melalui Kepala Dinas PU/Dinas Tata Kota atau Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota (P2K) bagi DKI Jakarta. (3) Permohonan IMB Perusahaan Industri dalam Kawasan Industri dapat diajukan langsung

oleh Perusahaan Industri atau melalui Perusahaan Kawasan Industri kepada Bupati/1valikotamadya melalui Kepala Dinas PU/Dinas Tata Kota atau Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota (P2K) bags DKI Jakarta. (4) Permohonan IMB diajukan dengan mengisi formulir sesuai contoh Lampiran I. Bagian Kedua Persyaratan Pasal 3 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diajukan dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut: a. Rekaman Surat Izin Lokasi. b. Rekaman KIP atau bukti diri penandatangan permohonan. c. Rekaman Akta Pendirian Perusahaan Perusahaan bagi yang berstatus badan hukum/badan usaha, atau rekaman Anggaran Dasar yang sudah disahkan bagi koperasi. d. Surat Kuasa apabila penandatangan permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri. e. Rekaman sertifikat hak atas tanah, atau bukti perolehan tanah. f. Rekaman tanda pelunasan PBB tahun terakhir. g. Surat Pernyataan pemohon tentang kesanggupan mematuhi persyaratan-persyaratan teknis bangunan sesuai dengan Pedoman Teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum, serta garis sempadan jalan, koefisien dasar bangunan dan koefisien lantai bangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. h. Rekaman rencana tata bangunan dan prasarana Kawasan Industri yang disetujui Bupati/Walikotamadya, atau disetujui Gubernur untuk DKI Jakarta, dengan menunjukkan lokasi kapling untuk bangunan yang bersangkutan, bagi perusahaan industri yang berlokasi di Kawasan Industri. Bagian Ketiga Pemberian IMB Pasal 4 (1) Kepala Dinas PU/Dinas Tata Kota atau Kepala Dinas P2K DKI Jakarta, mengadakan penelitian kelengkapan persyaratan permohonan IMB dimaksud Pasal 3. (2) Jika persyaratan telah lengkap dan benar permohonan diterima dan diberikan tanda bukti penerimaan. (3) Dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja setelah permohonan diterima, pejabat sebagaimana tersebut ayat (1) menetapkan besarnya retribusi yang wajib dibayar. (4) Berdasarkan penetapan sebagaimana tersebut ayat (3), pemohon membayar retribusi. (5) Setelah melunasi retribusi sebagaimana tersebut dalam ayat (4) pemohon dapat melaksanakan pembangunan bangunan secara fisik. (6) Setelah bangunan selesai pemohon wajib menyampaikan laporan secara tertulis dilengkapi dengan: a. Berita Acara Pemeriksaan dad pengawas yang telah diakreditasi. b. Gambar siap bangun (as built drawings). c. Rekaman bukti pembayaran retribusi. Pasal 5 (1) Berdasarkan laporan dan Berita Acara Pemeriksaan, Kepala Dinas PU/Dinas Tata Kota atas nama Bupati/Walikotamadya atau Kepala Dinas P2K bagi DKI Jakarta atas nama Gubernur menerbitkan IMB. (2) Jangka waktu penerbitan IMB ditetapkan selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja

terhitung sejak diterimanya laporan dan Berita Acara Pemeriksaan. (3) IMB sebagaimana tersebut dalam ayat (1) sekaligus berlaku bagi penggunaan bangunan. BAB III IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN Bagian Pertama Permohonan Pasal 6 (1) Setiap _Perusahaan Kawasan Industri dan Perusahaan Industri wajib memiliki Izin UUG, kecuali bat Perusahaan Industri yang jenis industrinya wajib Amdal atau yang berlokasi di dalam Kawasan Industri. (2) Permohonan Izin UUG oleh Perusahaan Industri atau Perusahaan Kawasan Industri diajukan kepada Bupati/Walikotamadya melalul Sekretaris Wilayah/Daerah atau Kepala Biro Ketertiban bagi DKI Jakarta. (3) Permohonan Izin UUG sebagaimana dimaksud ayat (2) diajukan sesuai contoh dalam Lampiran II peraturan ini. Bagian Kedua Persyaratan Pasal 7 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diajukan dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut: a. Rekaman Surat Izin Lokasi. b. Rekaman KIP dan NPWP Perusahaan yang bersangkutan. c. Rekaman Akta Pendirian bagi perusahaan yang berstatus badan hukum/badan usaha atau rekaman Anggaran Dasar Yang sudah disahkan bagi koperasi. d. Rekarnan tanda pelunasan PBB tahun terakhir sesuai tempat peruntukan tanah/ penggunaan sebagai lahan industri, e. Rekaman Sertifikat atas tanah, atau bukti perolehan tanah. f. Rancangan tata letak instalasi,mesin/peralatan dan perlengkapan bangunan industri, yang telah disetujui oleh pimpinan perusahaan pemohon atau yang dikuasakan. g. Persetujuan tetangga/atau masyarakat yang berdekatan. h. Bahan alir proses produksi dilengkapi dengan Daftar Bahan Baku/Penunjang dan bagan alir pengolahan limbah. Ketiga Pemberian Izin UUG Pasal 8 (1) Sekretaris Wilayah/Daerah atau Kepala Biro Ketertiban bagi DKI Jakarta melakukan penelitian terhadap persyaratan permohonan Izin UUG tersebut. (2) Jika telah memenuhi persyaratan, lengkap dan benar, pemohon wajib membayar retribusi yang ditetapkan. (3) Setelah persyaratan sebagaimana tersebut dalam ayat (2) dipenuhi, permohonan diproses dan atas permohonan tersebut disiapkan naskah Surat Keputusan Pemberian Izin UUG. Pasal 9 (1) Sekretaris Wilayah/Daerah atas nama Bupati/Wahkotamadya atau bag! DKI Jakarta Kepala Biro Ketertiban atas nama Gubernur, menerbitkan Izin UUG.

(2) Jangka waktu penerbitan Izin UUG selambat-lambatnya 32 (tiga puluh dua) hari kerja terhitung sejak permohonan tersebut diterima secara lengkap dan benar. 3) Izin UUG berlaku selama Perusahaan Kawasan Industri dan Perusahaan Industri yang bersangkutan masih beroperasi. BAB IV RETRIBUSI ATAS IMB DAN IZIN UUG Pasal 10 (1) Besamya retribusi dimaksud dalam Pasal 4 dan Paul 8 ditetapkan dengan PERDA. (2) Pembayaran retribusi dimaksud ayat (1) dibayar langsung olehperusahaanindustri yang bersangkutan pada Kas Daerah. BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 11 Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pemberian izin-izin bagi Perusahaan Industri yang diatur dalam peraturan ini dilakukan oleh Ketua BKPMD atas nama Gubernur. BAB VI SANKSI Pasal 12 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan pemberian 1MB dan Izin UUG dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Perusahaan Kawasan Industri bertanggungjawab terhadap pelanggaran atas Izin UUG di lingkungan Kawasan Industri dan Perusahaan Industri di dalamnya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Perusahaan industri yang telah mengajukan pennohonan IMB dan izin UUG, proses penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan ketentuan di dalam Peraturan Menteri ini. Pasal 14 Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 23 Oktober 1993 MENTERI DALAM NEGERI, ttd. MOH. YOGIE S.M.

Lampiran I : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 7 Tahun 1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 Nomor : Kepada Lampiran : Yth. Bapak Bupati/Walikotamadya Perihal : Izin Mendirikan Kepala Daerah Tingkat II Bangunan (IMB) melalui Kepala Dinas PU 1) di... Kami yang bertanda tangan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama... dengan ini mengajukan permohonan Izin Mendirikan Bangunan untuk pembangunan...dengan keterangan sebagal berikut : 1. a. NamaPemohon... b. Jabatan Pemohon... 2. a. Alamat Kantor... Nomor Telepon b. Alamat Proyek... c. Penanggung Jawab Proyek... 3. Lokasi/Letak Bangunan a. Kampung... b. Kelurahan/Desa... c. Kecamatan... d. Kabupaten... e. Bangunan tersebut di tepi jalan... 4. Luas lantai bangunan a. Bangunanutama/pabrik... b. Bangunan Kantor... c. Perumahan Karyawan... d. Lain-lain... 5. Izin Mendirikan Bangunan Lama/ Bangunan yang telah ada No... tanggal... 6. Status tanah :... 7. Catatan Keterangan lain-lain... Tembusan: 1. Ketua BKPMD... 2. Kepala Dinas Pendapatan Daerah... 3. Kepala Bagian Perekonomian......19.. Tanda tangan pemohon di atas Materai Rp.,1.000, Cap Perusahaan Jabatan MENTERI DALAM NEGERI, ttd. MOH. YOGIE S.M.

Lampimn II : Peraturen Menteri Dalam Negeri Nomor : 7 Tahun 1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 Nomor : Kepada Lampiran : Yth. Bapak Bupati/Wal kotamadya Perihal : Izin Undang-undang Kepala Daerah Tingkat II Gangguan Up. Sekretaris Wilayah/ Daerah di Yang bertanda tangan di bawah ini kami... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama... dengan ini mengajukan pennohonan Izin Undang undang Gangguan untuk... dengan keterangan sebagai berikut: 1. a. NamaPemohon... b. Jabatan Pemohon... c. Alamat Kantor... Nomor Telepon 2. a. Alamat Proyek... b. Penanggung Jawab Proyek... c. Akte Pendirian Badan Usaha... 3. a. Permohonan untuk/atas nama :... b. Surat Kuasa Nomor... c. Alamat yang diwakill... d. Apabila yang diwakili Badan Hukum/Instansi, sebutkan kedudukan/ hubungan pemohon dengan yang diwakili.. 4. Lokasi/Letak Bangunan a. Kampung... b. Kelurahan/Desa... c. Kecamatan... d. Kabupaten.. e.. Bangunan tersebut di tepi jalan... 5. Dalam kegiatan perusahaan a. Bahan baku dan penolong... b. Proses produksi... c. Jenis dan kapasitas produksi.. d. Jenis dan kapasitas limbah/gangguan termasuk yang berasal dari mesin-mesin (padat, cair, gas, kebisingan dan getaran)... e. Jumlah orang. f. Sumber energi... 6. Usaha pengelolaan lingkungan (bagi yang bebas AMDAL) 7. Catatan Keterangan lain-lain... Tembusan 1. KetuaBKPMD... 2. Kepala Dinas Pendapatan Daerah......19... Tanda tangan pemohon di atas Materai Rp.1.000, Cap Perusahaan... Jabatan

3. Kepala Dinas Pekerjaan Umum.., Kepala Dinas P2K untuk DKI Jakarta. MENTERI DALAM NEGERI, ttd. MOH. YOGIE S.M.