PEDOMAN PENILAIAN KINERJIA AUDITOR 'INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESE'HATAN RI.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

KATA PENGANTAR. Lamongan, 20 April 2012 Panitera/Sekretaris, ttd. H. Syaifuddin Latief, SH. NIP

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN I N S P E K T O R A T Jl. Arungbinang Nomor 16 Telp: (0287) , Kebumen 54311

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 91 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PEMERIKSA / AUDITOR INSPEKTORAT ACEH GUBERNUR ACEH,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

BUPATI SEMARANG TANGGAL 30 OKTOBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: IJ/65/2006

4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB I PENDAHULUAN. mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan reformasi di segala bidang.

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

ARAHAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 3 NOVEMBER 2015

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

Mengingat. 1. Menimbang '. a. STANDAR AUDIT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR : PER/04/M.PAN/03/2008 TENTANG

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

BUPATI SEMARANG TANGGAL 3 APRIL 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Standar Audit? i Oleh: Revoldi H. Siringoringo

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

Transkripsi:

PEDOMAN PENILAIAN KINERJIA AUDITOR 'INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESE'HATAN RI. INSPEKTORATJENDERAL KEMENKES RI 2011

KAT A PENGANTAR Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nya, Inspektorat Jenderal Kemkes RI telah dapat menyelesaiakan pedoman penilaian Kinerja Auditor Dalam rangka menuju tercapainya aparat pengawasan internal yang profesional, maka seluruh auditor idealnya perlu memenuhi kriteria yang disyaratkan, yaitu :memiliki kemampuan, kecapakan, pengetahuan, integritas, obyektifitas serta menjunjung tinggi moral serta etika profesi. Untuk dapat menyelenggarakan hal tersebut perlu didukung dengan kemampuan SOM yang memadai, sehingga Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) marnpu berperan dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan dan anggaran secara akuntabel, dalam rangka tercapainya good governance dilingkungan Kementerian Kesehatan RI. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan instrumen yang dapat dipergunakan untuk menyelenggarakan penilaian terhadap kinerja Auditor sehingga pada gilirannya hasil penilaian dapat berfungsi sebagai media untuk mendorong auditor dapat bekerja lebih baik dan bertanggung jawab serta diperoleh penilaian secara obyektif, transparan dan a'kuntabel. Masukan dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku pedoman ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita semua, Amin. Selamat bekerja. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Jakarta, Oktober 2011 'f4 Inspektur Jenderal Yudhi Prayudha Ishak Ojuarsa NIP. 19541001 198311 1 001

BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai Aparat Pengawasan Intern Kementerian Kesehatan. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dengan konsisten melakukan upaya peningkaatan dalam pelaksanaaan tugas pokok dan fungsinya sehingga pengawasan yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif. Untuk dapat menyelenggaarakan hal tersebut perlu didukung dengan kemampuan SDM yang memadai. sehingga Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) mampu berperan dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan dan anggaran secara akuntabel. dalam rangka tercapainya good governance dilingkungan Kementerian Kesehatan RI. Dalam rangka menuju tercapainya aparat pengawasan internal yang profesional. maka seluruh auditor idealnya perlu memenuhi kriteria yang disyaratkan. yaitu : memiliki kemampuan. kecapakan. pengetahuan. integritas. obyektifitas serta menjunjung tinggi moral serta etika profesi. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud ditetapkannya Standar Penilaian Auditor dan Calon Auditor Inspektorat Jenderal kementerian Kesehatan adalah dalam rangka pencapaian peningkatan kinerja yang harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. dan SOP Penilaian Kinerja digunakan sebagai acuan dalam menetapkan batas kewenangan dan tanggung jawab pelaksanaan tugas pengawasan. serta dapat digunakan oleh pimpinan dalam melakukan evaluasi Kinerja individu maupun organisasi. Tujuan nya adalah untuk meningkatkan kualitas dan Profesionalisme Auditor dipergunakan : 1. Untuk menilai kemampuan/keterampilan yang dimiliki auditor 2. Untuk menilai tanggungjawab dan kerjasama auditor dalam Tim serta

3. Untuk menilai etika dan kedisiplinan Auditor dalam melaksanakan tugas 4. Untuk mengindentifikasi Diklat yang dibutuhkan auditor 5. Sebagai acuan bagi pimpinan untuk memberikan reward dan punishment C. SASARAN PENILAIAN : Dalam rangka penilaian kinerja masing-masing Auditor/Calon Auditor dalam melaksanakan tugasnya, yang meliputi : 1. Pengetahuan 2. Keterampilan Audit 3. Prakarsa dan Kerjasama 4. Etika dan Kedisiplinan 5. Komunikasi D. DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang NO.8 tahun 1974, tentng Pokok-Pokok Kepewaian. 2. Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010, tentang Disiplin Pegawai Neger.i Sipil 3. Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes No. 0'IT.PS.17.04.214.08.1748, tentang Kode Etik Profesi Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. 4. Keputusan Kepala BPKP No. 13.00.00-125/K/1997, tentang Petunjuk Teknis Ketentuan dan pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah. 5. Keputusan Menteri Kesehatan NO. 1144/SK/Per/X/2010 tentang Sturktur Ornganisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/04/M.PAN/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). 7. Surat Edaran Kepala BKN NO.23/SE/1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

BAGIAN II KEGIA T AN DAN PENILAIAN A. RINCIAN DAN BOBOT PENILAIAN. Dalam pelaksanaan penilaian perlu dijelaskan uraian kegiatan yang dinilai dan penatapan Sobot pad a setiap kegiatan diharapkan nilai yang diberikan dapat memperoleh hasil yang relevan dan obyektif. Uraian kegiatan serta bobot tersebut adalah sebagai berikut : NO URAIAN KEGIATAN BOBOT NILAI KETERA NGAN 1 PENGETAHUAN 1. Pemahaman terhadap Program Kementerian Kesehatan 2. Pemahaman terhadap Ketentuan/Peraturan/Kriteria 20 2 KETERAMPILAN AUDIT 1. Kemampuan memperoleh/mengolah data secara akurat 2. Kemampuan Analisa/keadaan (identifikasi Penyimpangan) 3. Kemampuan menulis temuan 4. Kemampuan Penggunaan IT 5. Kerapihan penulisan Kertas Kerja Audit 30 3 PRAKARSA DAN KERJASAMA 1. Kepatuhan/Loyalitas terhadap Pimpinan 2. Inisiatif dalam bekerja 3. Tanggungjawab 4. Kerjasama dengan Atasan/Ketua Tim/Dalnis 5. Aktifitas dalam Tim 20 4 ETIKA DAN KEDISIPLINAN 1. Kedisiplinan dalam mentaati peraturan 2. Kesediaan melaksanakan tugas 3. Ketaatan terhadap Etika Audit 4. Kejujuran dalam melaksanakan Tugas 5. Kedisiplinan dalam penyelesaian pelaksanaan tugas 6. Sikap, Perilaku, Sopan Santun, terhadap sesama Tim maupun terhadap Auditan. 7. Disiplin masuk dan pulang kantor sesuai ketentuan waktu yang ditentukan. 20

5 KOMUNIKASI 1. Kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan dan tertulis. 2. Kemampuan mengartikan/menangkap informasi 3. Kemampuan mendiskusikan kasus/temuan/telaahan I 10 C. PENJELASAN BUTIR PENILAIAN : Untuk mendapat kesamaan persepsi dalam memberikan penilaian maka perlu ditetapkan batasan terhadap butir-butir penilian dari masing-mas'ing kegiatan, yakni sebagai berikut : 1. PENGETAHUAN : Mencakup penilaian terhadap Pengetahuan Audit Program Bidang Kesehatan, meliputi kecakapan, keterampilan dan pengalaman yang berkaitan Program Pengawasan sehinggadapat dicapai prestasi kerja yang optimal dengan hasil Audit yang berkualitas. Aspek pengetahuan yang dinalai : a. Cakap dan menguasai bidang tugasnya secara komprehensif, yang yang menyangkut Pengetahuan Program, Pengetahuan dalam bidang keuangan maupun hal lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya. b. Berhasil menyelesaikan tugasnya dengan mutu yang baik, cepat, tepat dan akurat. c. Menguasai Kriteria Pengawasan baik Peraturan Perundangan, Juknis, Juklak dan ketentuan lain yang terkait dengan bidang pengawasan. d. Pemahaman terhadap Visi,Misi, Tujuan, Sasaran dan Program bidang Kesehatan. 2. KETERAMPILAN AUDIT: Kemampuan seseorang untuk membandingkan antara kegiatan yang telah dilaksanakan dengan kegiatan yang seharusnya dilakukan Aspek-aspek keterampilan yang dinilai : a. Mampu mendapatkan data,lnformasi dan fakta untuk memperoleh gambaran kegiatan auditan dan mampu mengindentifikasi penyimpngan.

b. Mampu melakukan pengujian terhadap kebenaran pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan. c. Mampu menelaah peraturan Perundang-Undangan dan ketentuan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan yang diperiksa. d. Mampu menguji dan menetukan kelemahan unsur pengendalian manajemen. e. Mampu menetukan/merumuskan penyebab, akibat penyimpangan dan saran tindak/perbaikan serta persoalan hukum yang terkait dengan kegiatan yang menyimpang. f. Mampu menyusun/menulis temuan hasil audit sesuai atribut temuan. g. Mampu menyusun Kertas Kerja Audit secara lengkap, rapi dan sistimatis. 3. PRAKARSA DAN KERJA SAMA PRAKARSA : yaitu, Kemampuan seseorang untuk mengambil inisiatif, langkah-iangkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tanpa menunggu perintah dari atasan/ketua Tim/Oalnislinspektur. Aspek-aspek yang dinilai : a. Mampu mencari metoda kerja baru dalam mencapai dayaguna dan hasil guna yang sebesar-besarnya dalam melaksanakan tugas. b. Mampu memberikan saran/masukan yang konstruktif kepada atasan/ketua Tim/lnspektur baik diminta maupun tidak diminta mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas audit c. Oapat memberikan dorongan/motivasi kepada sesama Auditor/Calon auditor dalam melaksanakan tugas d. Tanpa menunggu petunjuk/perintah mampu mengambil inisiatif dengan cepat dan tepat untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya. KERJA SAMA: Kemampuan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain yaitu dengan sesama anggota tim sehingga menoapai dayaguna dan hasil guna yang sebesar-besarnya ; Aspek-aspek Kerjasama yang dinilai : a. Oapat menerima dan menghargai atasan (Ketua TimlDalnis/lnspektur) maupun dapat menerima saran masukan dari sesama anggota Tim (tidak egois)

b. Dapat bekerja sam a dengan sesama anggota Tim yaitu sesama auditor/calon Auditor lainnya dalam bidang tugas nya dalam situasi apapun. c. Secara aktif mengadakan interpersonal (antar pribadi,) yang baik dan efektif, baik dalam pelaksanaan tugas maupun diluar penugasan. d. Berusaha menumbuhkan kerjasama dengan atasan ( Ketua Tim/Dalnisllnspektur) serta dengan sesama Auditor/Calon Auditor. e. Dapat menerima dan menghargai pendapat sesama anggota Tim. 4. ETIKA DAN KEDISIPLINAN : ETIKA adalah perilaku yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang sesuai dengan norma, dan kode etik profesi Auditor Inspektorat jenderal Kementerian Kesehatan RI KEDISIPLINAN adalah Kesanggupan Auditor/Calon Auditor untuk mentaati segala peraturan yang berlaku, mentaati perintah atasan dalam melaksanakan tugas audit serta kesanggupan untuk tidak melanggar segal a larangan yang telah ditentukan sesuai norma/etika audit sebagaimana ditetapkan dalam Kode Etik Profesi Auditor. Aspek-aspek yang dinilai : a. Kesediaan melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan. b. Kesediaan melaksanakan tugas sesuai dengan lokasi, waktu yang ditetapkan dalam Surat Perintah/Surat Tugas. c. Ketaatan terhadap Norma,Etika Audit serta Kode Etik Profesi Auditor. d. Kesediaan untuk melaksanakan dengan jujur dan bertanggung jawab dan tidak melakukan hal-hal diluar penugasan. e. Berperilaku sopan terhadap Atasan ( Ketua Tim/Dalnis/lnspektur ) dan bersikap santun terhadap Auditan, serta berpenampilan rapi pada saat melaksanakan tugas. f. Tertib, cermat dan bersemangat dengan mengedepankan kepentingan Tim dari kepentingan pribadi. 5. KOMLlNIKASI : Kemampuan berkomunikasi secara harmonis dengan atasan Atasan Ketua Tim/Dalnisllnspektur ) maupun dengan sesama Auditor, serta dengan Auditan, guna

menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik sehingga dapat melaksanakan tugas/pekerjaan secara efektif dan efisien. Aspek-aspek yang dinilai : a. Mampu berkomunikasi timbal balik secara positif demi kelancaran pelaksanaan tugas dan tidak mengganggu kesibukan pelaksana pad a Obrik secara berlebihan. b. Kemampuan menyampaikan/mengemukakan pendapat secara lisan maupun tulisan. c. Mempunyai pemahaman terhadap topik yang dibicarakan. d. Kemampuan berdiskusi dalam pembahasan masalah yang ditemukan dengan atasan (Ketua Tim/Dalnis/lnspektur) maupun dengan sesama auditor. c. GRADASI PENILAIAN Dalam penilaian perlu ditetapkan nilai dari masing kegiatan, untuk memberikan gradasi dalam penilaian, yaitu untuk menentukan sebutan : Sangat Baik, Baik, Cukup/Sedang, Kurang dan sangat kurang, yaitu sebagai berikut : Nilai 91-100 Sangat baik Nilai 81-90 Baik Nilai 71-80 Cukup/Sedang Nilai 51-70 Kurang Nilai < 50 Sangat Kurang Cara menghitung Nilai : Nilai/100 x Bobot. D. MEKANISME PELAKSANAAN PENILAIAN Untuk merelalisasikan Proses penilaian Kinerja Auditor, ditetapkan bahwa penyelenggaraan penilaian dilakukan secara berjenjang yakni sebagai berikut : 1. Ketua Tim : melakukan penilaian terhadap Anggota Tim. 2. Pengendali Teknis : melakukan penilaian terhadap ketua Tim. 3. Inspektur : melakukan penilaian terhadap kinerja Pengendali Teknis.

Terhadap seluruh penilaian dilakukan Kompilasi sebagai Rekapitulasi untuk selanjutnya dilaporkan kepada Inspektur Jenderal sebagai masukan untuk diberikan penilaian secara komprehensif dalam rangka upaya peningkatan profesionalisme yang pada gilirannya untuk pencapaian kinerja secara optimal. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI : No. 1144/SKlMekes/X /2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Kesehatan RI, bahwa Inspektur II melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan dilingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, serta menyelenggarakan fungsi melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan dilingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, maka dengan demikian sebagai koordinator dalam penilaian kinerja adalah Inspektur II.

BAGIAN III PENUTUP 8erbagai upaya dilakukan, kesemuanya adalah untuk peningkatan kualitas hasll pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Peningkatan kualitas SDM Pengawasan marupakan salah satu pilar yang penting dalam peningkatan kinerja, maka dari itu secara terus menerus dan berkesinambungan seluruh jajaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mendorong tercapainya profesionalisme SDM Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Dengan tersusunnya Standar Penilaian Kinerja Auditor ini, diharapkan akan memacu tercapainya Organisasi Inspektorat Jenderal yang bersih dan akuntabel dalam melaksanakan tugas Pokok dan Fungsinya, sehingga pada gilirannya dapat mendorong terwujudnya Good Governance dilingkungan Kementerian Kesehatan RI Jakarta, Oktober 2011 HInspektur Jenderal. Prayudha Iishak Ojuarsa 95410011983111001