Gambar 31 Hutan bakau

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

Avicenia sp. ( Api-Api ) Rhizophora sp( Bakau ) Nypa sp. ( Nipah ) Bruguiera sp. ( Lacang ) Sonneratia sp. ( Pedada )

Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara kata mangue (bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera Utara 7300 ha. Di daerah-daerah ini dan juga daerah lainnya, mangrove

4 KERUSAKAN EKOSISTEM

TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove tumbuh terutama pada tanah lumpur, namun berbagai jenis. mangrove juga dapat tumbuh di tanah berpasir atau berkoral yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Sulistiono et al. (1992) dalam Mulya (2002) mengklasifikasikan kepiting. Sub Filum: Mandibulata. Sub Ordo: Pleocyemata

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi - manggi,

Community Structure of Mangrove in Sungai Alam Village Bengkalis Sub Regency, Bengkalis Regency, Riau Province

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik karena terjadi perpaduan

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

KERAGAMAN JENIS MANGROVE DI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh : M. Hidayatullah

Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pulau Mantehage

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

1. Pengantar A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Inventarisasi Vegetasi Mangrove Di Pantai Marosi Kabupaten Sumba Barat. Ni Kade Ayu Dewi Aryani ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. pada iklim tropis dan sub tropis saja. Menurut Bengen (2002) hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara mangue (bahasa Portugis)

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat

KUESIONER. 1. No. :.. 2. Jenis Kelamin :.. 3. Kelas : Umur : Pilihlah jawaban yang tepat dan kemudian beri tanda X

TINJAUAN PUSTAKA. A. Perencanaan Lanskap. berasal dari kata land dan scape yang artinya pada suatu lanskap terdapat

ZONASI TUMBUHAN UTAMA PENYUSUN MANGROVE BERDASARKAN TINGKAT SALINITAS AIR LAUT DI DESA TELING KECAMATAN TOMBARIRI

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Mangrove Mangrove berasal dari kata mangue (Portugis) yang berarti bakau dan kata

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Puspayanti et al. (2013), klasifikasi S. alba adalah sebagai

Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

KAJIAN ZONASI VEGETASI MANGROVE DI AREA TANAH TIMBUL SEGARA ANAKAN CILACAP

POTENSI EKOLOGIS KEANEKARAGAMAN HAYATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang

Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Ponelo Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

TINJAUAN PUSTAKA. di sepanjang garis pantai perairan tropis dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dan hewan untuk bahan pangan, pakaian, obat-obatan, bahan bangunan,

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

LAPORAN PENELITIAN MULA BIDANG ILMU

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, NOMOR : 201 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU DAN PEDOMAN PENENTUAN KERUSAKAN MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

TINJAUAN PUSTAKA. khusus karena lantai hutannya secara teratur digenangi oleh air yang dipengaruhi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Mangrove/bakau adalah tanaman alternatif terbaik sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 8. Frekuensi Persepsi Responden Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove Kategori Persepsi Jumlah Responden (orang) Presentase (%)

ABSTRACT

sangat penting saat ini. Fakta akan pentingnya ekosistem mangrove dan ancaman yang

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

KEHADIRAN PERMUDAAN ALAM MANGROVE DI KAWASAN SUNGAI BUAYA DAN SUNGAI PAMUSIAN, TARAKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Umumnya mangrove dapat ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia, mangrove terluas

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

TINJAUAN PUSTAKA. air laut dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang mampu tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan mangrove sering kali disebut dengan hutan bakau. Akan tetapi sebenarnya

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

Mangrove menurut Macnae (1968) merupakan perpaduan

9. PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

Transkripsi:

BAB 5 EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) Hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digambarkan untuk mendeskripsikan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan dalam peraiaran asin. Bakau adalah tumbuhan daratan yang berbunga yang mengisi kembali pinggiran laut. Sebutan bakau ditujukan untuk semua individu tumbuhan, sedangkan mangal ditujukan bagi seluruh komunitas atau asosiasi yang didominasi oleh tumbuhan ini. 1. Struktur dan Adaptasi Gambar 31 Hutan bakau Mangal meliputi pohon-pohonan dan semak terdiri dari 12 genera tumbuhan berbunga dalam 8 famili yang berbeda. Yang paling penting atau dominan adalah genera Rhizophora, Avicennia, Bruguiera, dan Sonneratia. Bakau mempunyai sejumlah khusus yang 103

memungkinkan mereka untuk hidup di perairan laut yang dangkal yaitu berakar pendek, menyebar luas dengan akar penyangga atau tudung akarnya yang khas tumbuh dari batang atau dahan. Akar-akar yang dangkal sering memanjang yang disebut pneumatofor ke permukaan substrat yang memungkinkannya mendapatkan oksigen dalam lumpur yang anoksik dimana pohonpohon ini tumbuh. Daun-daunnya kuat dan mengandung banyak air dan mempunyai jaringan internal penyimpanan air dan konsentrasi garamnya tinggi. Beberapa bakau mempunyai kelenjer garam yang menolong menjaga keseimbangan osmotik dengan mengeluarkan garam. Bakau tertentu (Bruguiera, Rhizophora) yang berkembang sendiri diperairan lautan mempunyai perkembangan bentuk yang khusus pada perkembangan dan penebaran benih. Benih ini ketika masih tumbuh pada induknya, berkecambah dan mulai tumbuh dalam semaian tanpa mengalami istirahat. Selama waktu ini, semaian memanjang dan distribusi beratnya berubah sehingga menjadi lebih berat pada bagian terluar dan akhirnya lepas. Semaian ini jatuh dari pohon induk dan karena distribusi berat mengapung dipermukaan air. Kemudian dibawa oleh aliran air sampai memasuki perairan yang cukup dangkal dimana ujung akarnya dapat mencapai dasar. Bila hal ini terjadi, maka akar akan dijulurkan dan dipancangkan kemudian terus tumbuh menjadi sebuah pohon. Keuntungan sistem reproduksi ini sangat penting untuk tumbuh-tumbuhan yang hidup dipinggir laut. Mempunyai benih yang mampu mengapung memungkinkan penyebaran melalui arus air. Sedangkan kenyataan 104

bahwa benih mengapung tegak lurus dengan lebih banyak bagian berada didalam air, berarti bahwa ketika air cukup dangkal untuk dicapai agar bakau dapat tumbuh disitu maka benih itu akan tumbuh dengan sendirinya. 2. Penyebaran Asosiasi mangal tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik. Mereka mampu tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang, bila keadaan pantai sebaliknya benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menjatuhkan akarnya. Pantai-pantai ini tepat di sepanjang sisi pulau-pulau yang terlidung dari angin atau serangkaian pulau atau pada pulau atau massa daratan di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung. Mereka berkembang biak khususnya dalam daerah estuaria tropik dan mencakup daerah yang terbesar. Bakau terdapat pada daerah geografi yang lebih luas daripada terumbu karang dan mugkin juga ditemukan pada daerah diluar daerah tropik seperti dipantai utara Teluk Meksiko, sepanjang pantai barat dari bagian sentral dan utara Amerika Utara dan Afrika, dimana terumbu karang jarang atau tidak dijumpai dan sampai keselatan pulau utara di Selandia Baru. Bakau biasanya tidak terdapat pada atol-atol dan pulau-pulau yang terisolasi seperti Hawai. 3. Kondisi Fisik Hutan Bakau Karena bakau dapat berkembang sendiri yaitu pada tempat dimana tidak terdapat gelombang, kondisi fisik yang pertama yang 105

harus terdapat pada daerah bakau adalah gerakan air yang minimal. Kurangnya gerakan air ini mempunyai pengaruh yang nyata. Gerakan air yang lambat menyebabkan partikel sedimen yang halus cenderung mengendap dan berkumpul didasar. Gerakan awal air yang lambat pada hutan bakau selanjutnya ditingkatkan oleh bakau sendiri. Banyak bakau mempunyai akar penyangga yang khas yang memanjang kebawah dari batang dan dahan. Akar ini sering kali sangat banyak dan kusut sehingga sukar ditembus diantara permukaan lumpur dan permukaan air. Adanya sistem akar yang padat ini akan mengurangi gerakan air sehingga partikel yang sangat halus mengendap disekeliling akar bakau, membentuk kumpulan lapisan sedimen. Sekali mengendap sedimen biasanya tidak dialirkan keluar lagi. Faktor fisik yang terakhir yang kan diterangkan adalah pasang surut. Kisaran pasang surut dan tipenya bervarisasi bergantung pada keadaan geografi bakau. Mangal berkembang hanya pada perairan yang dangkal dan daerah intertidal sehingga sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pasang surut dan kisaran vertikalnya yang membedakan periodesitas penggenangan hutan. 4. Zonasi Daerah yang menghadap ke arah laut dari mangal Pasifik sebagian besar didominasi oleh satu atap atau lebih spesies Avicennia. Bagian pinggir Avicennia biasanya sempit, karena benih Avicennia tidak dapat tumbuh denga baik pada keadaan teduh atau berlumpur yang biasanya terdapat didalam hutan. 106

Dibelakang pinggiran Avicennia terdapat zona Rhizophora yang didominasi oleh satu atau lebih spesies Rhizopoda. Pohonpohon ini adalah komunitas mangal yang paling khas karena mempunyai akar tunggang yang melengkung yang mengakibatkan daerah ini sukar ditembus manusia. Gambar 32 Pandangan di atas dan di bawah air, dekat perakaran pohon bakau, Rhizophora sp. Didepan yang menghadap kedaratan, zona berikutnya adalah zona Bruguiera. Pohon-pohon genus Bruguiera berkembang padas sedimen yang lebih berat (tanah liat) pada tingkat air pasang purnama yang tinggi. Zona mangal yang terakhir dan kadang-kadang adanya adalah zona Ceriops, suatu asosiasi dari semak-semak yang kecilkecil. Bila ada, maka zona yang variabel dan kenyataannya dapat bergabung dengan pohon-pohon dari zona Bruguiera. 107

Zonasi juga dibatasi oleh pasang surut. Bila kisaran pasang kecil, maka zona intertidal juga terbatas seperti haknya hautan bakau. Kebanyakan hutan-hutan yang luas berkembang pada pantai-pantai yang mempunyai kisaran pasang surut vertikal yang besar. Gambar 33 Diagram zonasi bakau di berbagai daerah 5. Organisme yang Berasosiasi Komunitas mangal yang bersifat unik, disebabkan luas vertikal pohon dimana organisme daratan menempati bagian atas sedangkan hewan lautan yang sebenarnya menempati bagian bawah. Hutan-hutan bakau, membentuk percampuran yang aneh antara organisme lautan dan daratan dan menggambarkan suatu rangkaian dari darat ke laut. Organisme daratan tidak mempunyai sifat adaptasi khusus untuk hidup dialam mangal, karena mereka melewatkan hidupnya diluar jangkauan air laut pada bagian pohon tertinggi meskipun mereka dapat mengumpulkan makanannya berupa hewan lautan pada saat pasang surut. 108

Organisme lautan ada dua tipe: yang hidup pada substrat keras yaitu pada sejumlah besar akar-akar bakau dan yang menempati lumpur. Asosiasi mangal berbeda terutama dengan pantai berlumpur karena adanya daerah permukaan yang keras dan luas dari akar-akar yang tersedia bagi organisme yang tidak terdapat pada tipe pantai berlumpur. Kelompok hewan lautan yang dominan dalam hutan bakau adalah moluska, udang-udang tertentu dan beberapa ikan yang khas. 6. Perkembangbiakan Gambar 34 Makrofauna hutan bakau Adaptasi lain yang penting diperlihatkan dalam hal perkembang biakan jenis. Lingkungan yang keras di hutan bakau hampir tidak memungkinkan jenis biji-bijian berkecambah dengan normal di atas lumpurnya. Selain kondisi kimiawinya yang ekstrem, 109

kondisi fisik berupa lumpur dan pasang-surut air laut membuat biji sukar mempertahankan daya hidupnya. Hampir semua jenis flora hutan bakau memiliki biji atau buah yang dapat mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Selain itu, banyak dari jenis-jenis mangrove yang bersifat vivipar: yakni biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon. Contoh yang paling dikenal barangkali adalah perkecambahan buah-buah bakau (Rhizophora), tengar (Ceriops) atau kendeka (Bruguiera). Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tombak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan tumbuh pada bagian lain dari hutan. Kemungkinan lain, terbawa arus laut dan melancong ke tempat-tempat jauh. Buah nipah (Nypa fruticans) telah muncul pucuknya sementara masih melekat di tandannya. Sementara buah api-api, kaboa (Aegiceras), jeruju (Acanthus) dan beberapa lainnya telah pula berkecambah di pohon, meski tak nampak dari sebelah luarnya. Keistimewaan-keistimewaan ini tak pelak lagi meningkatkan keberhasilan hidup dari anak-anak semai pohon-pohon itu. Anak semai semacam ini disebut dengan istilah propagul. 110

Propagul-propagul seperti ini dapat terbawa oleh arus dan ombak laut hingga berkilometer-kilometer jauhnya, bahkan mungkin menyeberangi laut atau selat bersama kumpulan sampah-sampah laut lainnya. Propagul dapat tidur (dormant) berhari-hari bahkan berbulan, selama perjalanan sampai tiba di lokasi yang cocok. Jika akan tumbuh menetap, beberapa jenis propagul dapat mengubah perbandingan bobot bagian-bagian tubuhnya, sehingga bagian akar mulai tenggelam dan propagul mengambang vertikal di air. Ini memudahkannya untuk tersangkut dan menancap di dasar air dangkal yang berlumpur. Pneumatophore Pneumatophore adalah nama lain untuk menyebut tipe akar mangrove yaitu akar nafas. Jenis akar ini tumbuhnya tegak, muncul dari dalam tanah, dan pada kulitnya terdapat celah-celah kecil yang berguna untuk pernafasan. Contoh spesies mangrove yang memiliki tipe akar seperti ini adalah dari jenis Sonneratia spp dan Avicennia spp. Kriptovivipari dan Vivipari adalah tipe biji yang terdapat pada mangrove. Kalau Kriptovivipari artinya biji telah berkecambah ketika masih melekat pada pohon induk, tetapi masih tertutup oleh kulit biji. Contohnya pada jenis buah mangrove Avicennia spp dan Sonneratia spp. Sedangkan Vivipari adalah biji telah berkecambah ketika masih melekat pada pohon induk, dan tidak tertutup/keluar dari kulit biji. Contohnya pada jenis buah Rhizophora spp dan Bruguiera spp. 111

Gambar 35 Buah dan Kecambah Rizophora sp 7. Suksesi dan Kematian Asosiasi mangal merupakan sasaran kematian dari sejumlah sebab yang ditimbulkan oleh perubahan keadaan alam dan oleh manusia. Mereka berada dalam kondisi yang seimbang termasuk kecepatan pengendapan yang tetap, gerakan air yang minimal, keadaan pasang surut, dan salinitas air dan tanah tertentu. Setiap perubahan yang mengganggu keseimbangan ini akan menimbulkan perubahan berantai dalam komunitas mangal. Jika perubahan tersebut lambat maka akan terdapat perubahan setahap demi setahap atau suksesi. Mungkin penyebab utama dari kematian dalam jumlah yang besar adalah angin topan dan badai. Badai dahsyat ini merusak daerah hutan bakau dengan mencabut pohon-pohon sampai 112

keakarnya atau oleh pengendapan yang masif atau mengubah salinitas air dan tanah. Sumber kematian yang lain adalah isopoda kecil. Isopoda ini merusak akar penunjang bakau dengan cara melubanginya. Daundaunan menjadi penyebab utama erosi substrat yang kemudian menyebabkan pohon-pohon jatuh ke air. Pada keadaan ini seluruh hutan perlahan-lahan terkikis dan rusak. Kegiatan manusia merupakan penyebab kematian masif yang terbesar. Mungkin kerusakan yang terbesar yang terakhir terjadi disebabkan penyemprotan herbisida pada hutan bakau di Vietnam selama peperangan. Hutan-hutan bakau juga dirusak oleh penimbunan, penggalian dan oleh pembuatan saluran-saluran air. Gambar 36 Ikan dari genus Periopthalmus dalam lumpur dan pada akar bakau 113

8. Peran dan manfaat hutan mangrove 1. Pelindung alami yang paling kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai. 2. Menyediakan berbagai hasil kehutanan seperti kayu bakar, alkohol, gula, bahan penyamak kulit, bahan atap, bahan perahu, dll. 3. Mempunyai potensi wisata 4. Sebagai tempat hidup dan berkembang biak ikan, udang, burung, monyet, buaya dan satwa liar lainnya yang diantaranya endemik. Gambar 37 Hutan mangrove 114

9. Kekayaan Flora Beraneka jenis tumbuhan dijumpai di hutan bakau. Akan tetapi hanya sekitar 54 spesies dari 20 genera, anggota dari sekitar 16 suku, yang dianggap sebagai jenis-jenis mangrove sejati. Yakni jenis-jenis yang ditemukan hidup terbatas di lingkungan hutan mangrove dan jarang tumbuh di luarnya. Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenisnya ditemukan tumbuh di Indonesia; menjadikan hutan bakau Indonesia sebagai yang paling kaya jenis di lingkungan Samudera Hindia dan Pasifik. Total jenis keseluruhan yang telah diketahui, termasuk jenis-jenis mangrove ikutan, adalah 202 spesies (Noor dkk, 1999). Berikut ini adalah daftar suku dan genus mangrove sejati, beserta jumlah jenisnya (dimodifikasi dari Tomlinson, 1986). Tabel 7 Jenis-jenis mangrove sejati Suku Genus, jumlah spesies Acanthaceae (syn.: Avicennia (api-api), 9 Avicenniaceae atau Verbenaceae) Combretaceae Laguncularia, 11; Lumnitzera (teruntum), 2 Arecaceae Nypa (nipah, 1 Rhizophoraceae Bruguiera (kendeka), 6; Ceriops (tengar), 2; Kandelia (berus-berus),1; 115

Rhizophora (bakau), 8 Sonneratiaceae Sonneratia (pidada), 5 Tabel 8 Jenis-jenis mangrove Suku Genus, jumlah spesies Acanthaceae Acanthus (jeruju), 1; Bravaisia, 2 Bombacaceae Camptostemon, 2 Cyperaceae Fimbristylis (mendong), 1 Euphorbiaceae Excoecaria (kayu buta-buta), 2 Lythraceae Pemphis (cantigi laut), 1 Meliaceae Xylocarpus (nirih), 2 Myrsinaceae Aegiceras (kaboa), 2 Myrtaceae Osbornia, 1 Pellicieraceae Pelliciera, 1 Plumbaginaceae Aegialitis, 2 Pteridaceae Acrostichum (paku laut), 3 Rubiaceae Scyphiphora, 1 Sterculiaceae Heritiera (dungun)2, 3 116

Gambar 38 Pohon bakau, Rhizophora racemosa. Foto Jenis-jenis mangrove 10. Metode Penelitian Mangrove Sebelum mengadakan pengumpulan data, dilakukan pengamatan lapangan yang meliputi keseluruhan kawasan hutan dengan tujuan untuk melihat secara umum keadaan fisik dan komposisi tegakan hutan serta keadaan pasang surut daerah setempat dan lain-lain. Pada lokasi dibuat transek yang memanjang dari tepi laut atau sungai ke arah darat. Panjang transek berkisar antara 100-150 m dari pinggir sungai atau pantai sampai ke area yang tidak ada pohonnya. Pengambilan sampel dilakukan pada jarak antara 0-10 m, 20-30 m, dan 40-50 m dari garis pantai dan seterusnya. Dari setiap transek, data vegetasi diambil dengan menggunakan metode kuadrat berukuran 10x10 m 2 untuk pohon berdiameter > 10 cm yang terletak di sebelah kiri dan atau kanan transek. Pada setiap petak tersebut, dibuat petak yang lebih kecil dengan ukuran 5x5 m 2. Di dalam petak ini dikumpulkan data tentang anak pohon berdiameter 2-10 cm. Sedangkan untuk tingkat semai, data dikumpulkan dari setiap petak yang berukuran 1x1 m 2 yang ditempatkan dalam petak ukuran 5x5 m 2. Pada setiap kuadrat tersebut, semua tegakan diidentifikasi jenisnya, diukur diameter dan tingginya serta dihitung jumlah masing-masing jenis. Tinggi pohon diukur dengan alat haga 117

altimeter. Derajat keasaman tanah diukur dengan menggunakan kertas ph meter. Sampel tanah juga diambil untuk mengetahui sifatsifat tanah. Koleksi bebas juga dilakukan untuk melengkapi jenisjenis yang tidak termasuk dalam transek kuadrat. Sampel bagianbagian mangrove yang penting untuk diidentifikasi pada umumnya dijadikan herbarium kering. Data yang diperoleh dianalisis menurut cara COX, yaitu dengan menghitung nilai kerapatan relatif, dominasi relatif, frekuensi relatif dan kemudian nilai pentingnya. Secara kuantitatif dapat diketahui dengan mencari volume pohon berdasarkan rumus umum sebagai berikut : V = B a x t x 0,75 Keterangan : V : Volume B a : Luas Bidang Datar t : Tinggi Pohon 0,75 : Konstanta 118