Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Assessment Kerentanan Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa Dengan Menggunakan Metode Pushover Analysis

Assessment Kerentanan Bangunan Beton Bertulang Pasca Gempa

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI BALOK DAN KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

RANY RAKITTA DEWI SEMINAR TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

PEMODELAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT BETON BERTULANG RANGKA TERBUKA SIMETRIS DI DAERAH RAWAN GEMPA DENGAN METODA ANALISIS PUSHOVER

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gawang apabila tanpa dinding (tanpa strut) dengan menggunakan dinding (dengan

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

PERBANDINGAN PERUBAHAN KINERJA STRUKTUR RANGKA STRUKTUR BETON BERTULANG DAN BAJA DENGAN DINDING PENGISI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. adalah kolom. Kolom termasuk struktur utama yang bertujuan menyalurkan beban tekan

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

ANALISA KINERJA LINK TERHADAP VARIASI TIPE PENGAKU PADA RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

EVALUASI KINERJA PORTAL BAJA 3 DIMENSI DENGAN PENGAKU LATERAL AKIBAT GEMPA KUAT BERDASARKAN PERFORMANCE BASED DESIGN

Evaluasi Gedung MNC Tower Menggunakan SNI dengan Metode Pushover Analysis

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

Evaluasi Kinerja Struktur Jembatan akibat Beban Gempa dengan Analisis Riwayat Waktu

Gambar 2.1 Rangka dengan dinding pengisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

PENERAPAN ANALISIS PUSHOVER UNTUKMENENTUKAN KINERJA STRUKTUR PADABANGUNAN EKSISTING GEDUNG BETON BERTULANG

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

STUDI KINERJA SENDI PLASTIS PADA GEDUNG DAKTAIL PARSIAL DENGAN ANALISIS BEBAN DORONG

PENDAHULUAN Perencanaan gedung tahan gempa telah menjadi perhatian khusus mengingat telah banyak terjadi gempa cukup besar akhir-akhir ini. Perencanaa

ANALISIS PUSHOVER STRUKTUR BAJA PADA WILAYAH GEMPA KUAT (6) DENGAN STUDI KASUS STRUKTUR BANGUNAN BAJA BERATURAN

PENGARUH BENTUK PENAMPANG KOLOM TERHADAP KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG

menggunakan ketebalan 300 mm.

ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA RANGKA BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA BREISING KABEL CFC

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kajian Perilaku Struktur Portal Beton Bertulang Tipe SRPMK dan Tipe SRPMM

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) DENGAN KAYU KELAS I (BENGKIRAI), KAYU KELAS II (KAMFER) DAN PELAT BAJA

HARUN AL RASJID NRP Dosen Pembimbing BAMBANG PISCESA, ST, MT Ir. FAIMUN, M.Sc., Ph.D

STUDI PERBANDINGAN SPECIAL TRUSS MOMENT FRAME

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

PENGARUH DINDING PENGISI PADA LANTAI DASAR BANGUNAN TINGKAT TINGGI TERHADAP TERJADINYA MEKANISME SOFT STORY

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: perkuatan seismik, rangka beton bertulang, bresing baja, dinding pengisi berlubang sentris, perilaku, kinerja, pushover.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

adalah momen pada muka joint, yang berhubungan dengan kuat lentur nominal balok pada hubungan balok. Kolom tersebut.

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

Jl. Banyumas Wonosobo

ANALISIS KINERJA GEDUNG BERTINGKAT BERDASARKAN EKSENTRISITAS LAY OUT DINDING GESER TERHADAP PUSAT MASSA DENGAN METODE PUSHOVER

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah :

BAB III METODE ANALISA STATIK NON LINIER

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI KEANDALAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI TIDAK BERATURAN MENGGUNAKAN PUSHOVER ANALYSIS PADA TANAH MEDIUM

Transkripsi:

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang Vicky Rizcky, Endah Wahyuni ST., MSc., PhD dan Data Iranata ST., MT., PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: rizcky.vicky@gmail.com ; endah@ce.its.ac.id ; data@ce.its.ac.id 1 Abstrak Analisis Pushover merupakan sebuah sarana untuk memberikan solusi berdasarkan Performance Based Seismic Design yang pada intinya adalah mencari kapasitas struktur. Analisis Pushover dilakukan dengan memberikan beban statis dalam arah lateral yang ditingkatkan secara bertahap (increment) hingga mencapai target perubahan bentuk (displacement) tertentu. Studi ini membahas tentang assessment kerentanan gedung beton bertulang yaitu analisa tentang hubungan base shear dengan displacement dan kerusakan kerusakan apa saja yang terjadi. Tahap pertama pengevaluasian adalah melakukan evaluasi atau kontrol kapasitas penampang setelah itu melakukan analisis beban seismik atau analisis Statik Nonlinier (Pushover), dengan program bantu SAP2000. Dari hasil analisis pushover dapat dilihat level kerusakan yang terjadi sehingga dapat dilakukan assessment kerusakan gedung. Penelitian berpedoman pada SNI-1726-2002 dan FEMA 273 Berdasarkan hasil perhitungan numerik yang dilakukan melalui analisis pushover, maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan gempa yang terjadi berada dalam range antara 100% sampai dengan 120% dari kekuatan gempa rencana, hal ini dapat dibuktikan melalui data-data yang didapatkan dari hasil dokumentasi keadaan bangunan pasca gempa dilapangan yang menunjukan bahwa kondisi bangunan pasca gempa berada dalam kategori IO (Immediate Artinya, tidak kekuatan dan kekakuannya kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum Komponen non-struktur masih berada ditempatnya dan sebagaian besar masih berfungsi jika utilitasnya tersedia. Bangunan dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan. Kata Kunci : Analisis Statik Nonlinier Pushover, Bangunan Tahan Gempa, Kinerja Struktur. I. PENDAHULUAN alam peraturan standar perencanaan ketahanan gempa D untuk struktur bangunan gedung (SNI 03-1726-2002), disebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sebagian besar wilayahnya berada pada zona 4, 5 dan 6 yang merupakan wilayah dengan resiko gempa tinggi [2]. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses perencanaan struktur yang mampu menahan gaya gempa rencana. Proses perencanaan struktur tersebut tidak lepas dari peraturan peraturan yang mendukung yang berlaku di Indonesia, seperti SNI 03-2847-2002, untuk bangunan konstruksi yang direncanakan menggunakan beton bertulang [3]. Berkaca pada efek gempa bumi yang terjadi di Indonesia yang mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana penting, bahkan menimbulkan banyak korban jiwa serta kerugian materi yang tidak sedikit. Maka dalam perencanaan suatu bangunan konstruksi sebaiknya tidak hanya mementingkan aspek keindahan arsitektur, tetapi harus memperhatikan juga aspek keselamatan para penghuni didalamnya. Salah satu aturan perencanaan untuk mendirikan bangunan adalah bangunan tersebut harus mampu menahan beban gempa yang ada, tidak terjadi kerusakan berat pada struktur jika terkena beban gempa, karena pada dasarnya prinsip bangunan tahan gempa adalah boleh terjadi kerusakan pada bangunan tersebut, tetapi tidak pada elemen struktur, atau paling tidak kerusakan atau keruntuhan bangunan tersebut diperlambat agar para penghuni didalamnya mempunyai waktu untuk mengevakuasi diri dan dapat menjaga keamaan jiwa. Untuk itu diperlukan assessment terhadap suatu bangunan konstruksi yang telah ada, agar dapat dievaluasi kerentanannya sehingga dapat diketahui apakah bangunan tersebut masih layak digunakan dan mampu menahan gaya gempa yang mungkin akan terjadi. Kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar-tingkat akibat pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, disamping untuk mencegah kerusakan non-struktur dan ketidaknyamanan penghuni. Suatu struktur dikatakan memenuhi persyaratan kinerja yang baik apabila struktur tersebut memiliki kapasitas untuk menahan gaya gempa sedemikian hingga perilakunya sesuai dengan kriteria perencanaan yang telah ada. Untuk menentukan kapasitas yang melewati batas elastis diperlukan analisis non-linier. Analisis statik nonlinier pushover merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap Tujuan analisis pushover adalah untuk memperkirakan gaya maksimum dan deformasi yang terjadi serta untuk memperoleh informasi bagian mana saja yang kritis. Selanjutnya dapat diidentifikasi bagian-bagian yang memerlukan perhatian khusus untuk pendetailan atau stabilitasnya. Cukup banyak studi menunjukkan bahwa analisis statik pushover dapat memberikan hasil mencukupi (ketika dibandingkan dengan hasil analisa dinamik nonlinier) untuk bangunan regular dan tidak tinggi [4]. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Penelitian Penelitian ini menganalisis kerentanan gedung beton bertulang yang menjadi objek studi. Dilakukan dengan memodelkan bangunan beton bertulang ke dalam program bantu SAP 2000.Struktur dianalisis kekuatan penampangnya secara elastis, kemudian dianalisis beban seismiknya dengan program bantu pushover analysis. Nilai displacement dan

2 base shear yang dihasilkan dari analisis tersebut akan diidentifikasi kedalam kategori level kondisi bangunan yang terdapat pada peraturan, peraturan yang digunakan untuk mengidentifikasi berpedoman pada SNI-1726-2002 dan FEMA 273. FEMA 273 dapat menjadi acuan bagi perencanaan berbasis kinerja maka kategori level kinerja struktur adalah : Segera dapat dipakai (IO=Immediate Occupancy) Keselamatan penghuni terjamin (LS=Life Safety) Terhindar dari keruntuhan total (CP=Collapse Prevention) [5]. III. METODOLOGI Proses penelitian ini ditampilkan dalam sebuah diagram alir metodologi yang dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : - Tulangan Transversal o Tegangan leleh (Fy) : 240 Mpa o Tegangan putus (Fu): 370 Mpa 6. Data Elemen Struktur - Balok dan Sloof o Balok : 15 cm x 20 cm o Sloof : 15 cm x 20 cm - Kolom o Kolom : 20 cm x 20 cm 7. Beban Gempa (E) Dalam tugas akhir ini, lokasi bangunan terletak di zona gempa 6, dengan kondisi tanah sedang. Berikut merupakan gambar respon spectrum gempa rencana : MULAI Pengumpulan Data dan Studi Literatur Pemodelan Struktur 3D No Pembebanan dan Analisis Struktur Linear Kontrol Disain Yes Analisis Struktur dengan Metode Pushover Analysis Evaluasi Kinerja Struktur Analisis Kerusakan Struktur Pasca Gempa Kesimpulan SELESAI IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Studi Kasus Dalam studi, objek merupakan bangunan bertingkat rendah yang berfungsi sebagai fasilitas kesehatan dengan data bangunan dibawah ini: 1. Lokasi : Padang Pariaman 2. Fungsi : Fasilitas kesehatan 3. Zona Gempa : Zona 6, Tanah sedang 4. Tinggi Bangunan : 3,2 m 5. Mutu Bahan - Mutu Beton (f c) : 15,1 Mpa - Berat jenis beton : 2400 kg/m 3 - Elastisitas beton, Ec : 4700 f c : 18263,598 Mpa - Tulangan Longitudinal o Tegangan leleh (Fy) : 240 Mpa o Tegangan putus (Fu): 370 Mpa Gambar 1. Respon Spektrum Gempa Rencana Wilayah Gempa 6 B. Analisis Elastis Berikut ini adalah rekapitulasi disain tulangan dari balok sloof dan kolom untuk struktur bangunan bertingkat rendah. Tabel 1. Kontrol disain tulangan balok Balok M U AS renc AS pasang Lokasi (Nmm) ρ pakai (mm 2 ) (mm 2 ) Ket Tump. 4374203,8 0,00583 146,13 157,08 Ok Lap. 948892,83 0,00583 146,13 157,08 Ok Tabel 2. Kontrol disain tulangan sloof Sloof M U AS renc AS pasang Lokasi (Nmm) ρ pakai (mm 2 ) (mm 2 ) Ket Tump. 4419258,0 0,00583 146,13 157,08 Ok Lap. 920104,92 0,00583 146,13 157,08 Ok Tabel 3. Kontrol disain tulangan kolom Dimensi AS Lokasi renc AS pasang (mm 2 ) (mm 2 ) (mm 2 Tulangan Ket ) Kolom Tump. 284 314,15 4 Ø 10 Ok 200 x 200 Lap. 284 314,15 4 Ø 10 Ok C. Analisis Beban Dorong Statik (Pushover Analysis) Analisis statik nonlinier merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa, tujuan analisis pushover adalah untuk memperkirakan gaya maksimum dan deformasi yang terjadi serta untuk memperoleh informasi bagian mana saja yang kritis. Prosedur analisis dengan memberikan beban statis dalam arah lateral yang ditingkatkan secara bertahap (increment) hingga mencapai target perubahan bentuk (displacement) tertentu.

3 C. 1. Kurva Kapasitas Kurva kapasitas menunjukkan hubungan antara gaya gempa dan perpindahan yang terjadi hingga struktur runtuh. Perpindahan yang ditinjau adalah perpindahan atap (roof displacement) dan gaya geser dasar (base shear). Tabel 4. Tabel hasil analisis pushover arah x open frame Gambar 3. Kurva kapasitas pushover arah y open frame C. 2. Target Peralihan (Performance Point) Berdasarkan kurva respon spektrum rencana dari peraturan gempa (SNI-1726-2002) untuk wilayah gempa 6 dengan kondisi tanah sedang diperoleh nilai Ca= 0,36 dan Cv= 0,54. Gambar 4. Performance point kurva kapasitas arah x open frame Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa performance point tercapai pada peralihan 8,10 mm dan gaya geser sebesar Gambar 2. Kurva kapasitas pushover arah x open frame Tabel 5. Tabel hasil analisis pushover arah y open frame Gambar 5. Performance point kurva kapasitas arah y open frame Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa performance point tercapai pada peralihan 9,10 mm dan gaya geser sebesar

4 Tabel 6. Tabel hasil analisis pushover arah x infilled frame C. 3. Target Peralihan (Performance Point) Berdasarkan kurva respon spektrum rencana dari peraturan gempa (SNI-1726-2002) untuk wilayah gempa 6 dengan kondisi tanah sedang diperoleh nilai Ca= 0,36 dan Cv= 0,54. Gambar 8.Performance point kurva kapasitas arah x infilled frame Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa performance point tercapai pada peralihan 7,85 mm dan gaya geser sebesar Gambar 6. Kurva kapasitas pushover arah x infilled frame Tabel 7. Tabel hasil analisis pushover arah y infilled frame Gambar 9.Performance point kurva kapasitas arah y infilled frame Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa performance point tercapai pada peralihan 7,95 mm dan gaya geser sebesar Gambar 7. Kurva kapasitas pushover arah y infilled frame D. Assessment Tingkat Kinerja Struktur - Assesment tingkat kinerja struktur pada arah x Open Frame Berdasarkan target perpindahan pada arah x sebesar δt = 8,10 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 4 didapatkan hasil bahwa pada step 2 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada batas antara B-IO (Operational Level menuju Immediate Occupancy Level).

5 Peninjauan diteruskan jika kekuatan gempa rencana terjadi adalah perpindahan pada arah x berubah sebesar δt = 19,50 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 4 didapatkan hasil bahwa pada step 4 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada batas antara B-IO (Operational Level menuju Immediate - Assesment tingkat kinerja struktur pada arah y Open Frame Berdasarkan target perpindahan pada arah y sebesar δt = 9,10 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 5 didapatkan hasil bahwa pada step 3 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada batas antara B-IO (Operational Level menuju Immediate Occupancy Level). karena itu dengan nilai target perpindahan pada arah y Peninjauan dimulai jika kekuatan gempa rencana terjadi adalah perpindahan pada arah y berubah sebesar δt = 39,50 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 5 didapatkan hasil bahwa pada step 7 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada batas antara IO-LS (Immediate Occupancy Level menuju Life Safety Level). level kinerja Life Safety Level adalah telah terjadi kerusakan komponen struktur, kekakuan berkurang, tetapi masih mempunyai ambang yang cukup terhadap keruntuhan. Komponen non-struktur masih ada tetapi tidak berfungsi. Dapat dipakai lagi jika sudah dilakukan perbaikan. Oleh karena itu dengan nilai target perpindahan pada arah y struktur sudah tidak aman untuk digunakan setelah terkena - Assesment tingkat kinerja struktur pada arah x Infilled Frame Berdasarkan target perpindahan pada arah x sebesar δt = 7,85 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 6 didapatkan hasil bahwa pada step 3 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada kondisi IO (Immediate Peninjauan diteruskan jika kekuatan gempa rencana terjadi adalah perpindahan pada arah x berubah sebesar δt = 16,85 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 6 didapatkan hasil bahwa pada step 5 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada kondisi IO (Immediate - Assesment tingkat kinerja struktur pada arah y Infilled Frame Berdasarkan target perpindahan pada arah y sebesar δt = 7,95 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 7 didapatkan hasil bahwa pada step 6 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada kondisi IO (Immediate karena itu dengan nilai target perpindahan pada arah y Peninjauan dimulai jika kekuatan gempa rencana

6 terjadi adalah perpindahan pada arah y berubah sebesar δt = 13,17 mm dan membandingkannya dengan data pushover pada tabel 5 didapatkan hasil bahwa pada step 7 nilai perpindahan telah melewati target perpindahan dan kinerja struktur berada pada kondisi IO (Immediate karena itu dengan nilai target perpindahan pada arah y [3] Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Standar Nasional Indonesia. [4] Dewobroto, W. (2006). Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan Analisa Pushover. Civil Engineering National Conference : Sustainability Construction & Structural Engineering Based on Professionalism, Unika Soegijapranata, Semarang, Indonesia. [5] FEMA-273. (1996). NEHRP Guidelines For The Seismic Rehabilitation of Buildings, Report No. FEMA-273, Federal Emergency Management Agency, Washington, D.C. V. KESIMPULAN Dari hasil perencanaan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara analisis elastisitas didapatkan hasil bahwa penampang struktur mampu menahan beban beban yang diberikan, baik secara gravitasi maupun beban kombinasi 2. Berdasarkan hasil perhitungan numerik yang dilakukan melalui analisis pushover, maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan gempa yang terjadi berada dalam range antara 100% sampai dengan 120% dari kekuatan gempa rencana, hal ini dapat dibuktikan melalui data-data yang didapatkan dari hasil dokumentasi keadaan bangunan pasca gempa dilapangan yang menunjukan bahwa kondisi bangunan pasca gempa berada dalam kategori IO (Immediate Artinya, tidak ada kerusakan yang berarti pada struktur, dimana kekuatan dan kekakuannya kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum Komponen nonstruktur masih berada ditempatnya dan sebagaian besar masih berfungsi jika utilitasnya tersedia. Bangunan dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan. 3. Pada dasarnya kondisi yang dihasilkan dari proses analisis open frame maupun infilled frame adalah sama yaitu berada pada level kategori IO (Immediate Namun nilai displacement yang dihasilkan berbeda, untuk open frame arah sumbu x memiliki nilai displacement 19,5 mm, untuk infilled frame arah sumbu x memiliki nilai displacement 16,85 mm, untuk open frame arah sumbu y memiliki nilai displacement 39,5 mm, untuk infilled frame arah sumbu y memiliki nilai displacement 13,7 mm. DAFTAR PUSTAKA [1] Rizcky, Vicky. (2014). Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang. Surabaya. [2] Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Standar Nasional Indonesia.