PEMERINGKATAN e-government INDONESIA KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

TENTANG : TUGAS, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DINAS KOMUNIKASI, STATISTIK DAN PERSANDIAN.

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

Lampiran Surat Nomor : 96 /DJAI.2/KOMINFO/AI.01.01/02/2013 KUISIONER. Pemeringkatan E-Government Indonesia (PEGI) 2014

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengolahan Data Elektonik serta Badan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik

EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN INDRAGIRI HULU Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu Bupati

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

BAB 5 PENUTUP. Pendidikan Kabupaten Brebes, maka efektivitas untuk 5 (lima) unsur SPIP pada

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PENILAIAN INDEK E-GOVERMENT PADA DINKES KOTA PALEMBANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. NO SERI. D 6 Nopember 2008

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. : Memberikan layanan terbaik di Bidang Teknologi Informasi guna Mewujudkan Good Governance

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Subulussalam, 10 Februari 2017 KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SUBULUSSALAM

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN2016

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 034 TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA SURAKARTA,

RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PAGAR ALAM PROPINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR: TAHUN 2016 WALIKOTA PAGAR ALAM

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

1. PROFIL DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Renja KPDE Latar Belakang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOMINFO

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

Transkripsi:

PEMERINGKATAN e-government INDONESIA KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 DIREKTORAT E-GOVERNMENT DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2012

Pengarah Ashwin Sasongko Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo Herry Abdul Aziz Direktur e-government Kementerian Kominfo Editor Yudho Giri Sucahyo Asesor (urut berdasarkan nama) Aplahunnajat Pemkot Tangsel Aris Kurniawan Kementerian Kominfo Cony Trijulianto Pemprov Jabar Dana Indra Sensuse UI Deni Hendriawan Pemprov Jabar Dudi Sudradjat Abdurachim Pemprov Jabar Ferry Nurtjahjo BPKP Heru Supriyatno Kementerian Kominfo Niki Maradona Kementerian Kominfo Mangatas Hasibuan Kementerian Kominfo Rudy M. Harahap BPKP Teddy Sukardi Praktisi TI Yudho Giri Sucahyo UI Tim Pendukung Arief Rachman Aries Kusdaryono Iwan Setiadi Sri Indaryanti Sri Mulyani Warmayudha

KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA Kegiatan Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberikan acuan pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah; mendorong peningkatan pemanfaatan TIK di lingkungan instansi pemerintah; serta untuk mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK secara Nasional. Kegiatan ini telah dilakukan secara rutin sejak tahun 2007 oleh Direktorat e-government Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di tahun 2012, kegiatan PeGI juga dilakukan di beberapa provinsi untuk melihat kondisi implementasi e- government di kabupaten/kota dalam wilayahnya. Selain PeGI, saat ini juga telah ada kegiatan sejenis oleh Media, Perguruan Tinggi dan Kelompok Masyarakat lainnya dalam bentuk e-government awards ataupun penghargaan TIK yang lain. Kementerian Komunikasi dan Informatika selalu mendukung seluruh upaya tersebut karena turut berperan dalam memotivasi pertumbuhan dan Pemeringkatan e-government Indonesia i

pengembangan TIK secara nasional khususnya di bidang e-government. Saya menyambut baik laporan hasil PeGI untuk Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dan semoga dapat memberikan pemahaman akan pentingnya TIK pada umumnya dan e-government pada khususnya di seluruh wilayah Indonesia. Salam Aptika Jakarta, Oktober 2012 Ashwin Sasongko ii Pemeringkatan e-government Indonesia

DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vii 1. PENDAHULUAN... 1 2. TUJUAN... 1 3. STRATEGI IMPLEMENTASI... 3 4. DIMENSI PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA... 5 4.1. KEBIJAKAN... 5 4.2. KELEMBAGAAN... 6 4.3. INFRASTRUKTUR... 7 4.4. APLIKASI... 8 4.5. PERENCANAAN... 10 5. METODOLOGI PEMERINGKATAN... 10 6. HASIL PEMERINGKATAN... 12 6.1. HASIL PEMERINGKATAN KESELURUHAN... 12 6.1.1. Tabel Hasil Keseluruhan... 12 6.1.2. Grafik Batang Tiap Dimensi... 15 6.1.3. Grafik Pie Persentase Kategori Tiap Dimensi. 20 Pemeringkatan e-government Indonesia iii

6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH... 24 6.2.1. Kota Cimahi... 25 6.2.2. Kabupaten Cirebon... 37 6.2.3. Kota Bogor... 44 6.2.4. Kota Bekasi... 51 6.2.5. Kabupaten Purwakarta... 56 6.2.6. Kota Cirebon... 62 6.2.7. Kabupaten Bandung... 69 6.2.8. Kota Depok... 75 6.2.9. Kabupaten Bekasi... 86 6.2.10. Kota Sukabumi... 96 6.2.11. Kabupaten Kuningan... 107 6.2.12. Kabupaten Garut... 115 6.2.13. Kabupaten Majalengka... 120 6.2.14. Kabupaten Subang... 128 6.2.15. Kabupaten Cianjur... 136 6.2.16. Kabupaten Sumedang... 141 6.2.17. Kota Banjar... 149 6.2.18. Kabupaten Tasikmalaya... 157 6.2.19. Kabupaten Karawang... 167 6.2.20. Kabupaten Indramayu... 176 6.2.21. Kota Tasikmalaya... 183 iv Pemeringkatan e-government Indonesia

DAFTAR GAMBAR Gambar 3-1 Strategi Implementasi PeGI... 4 Gambar 5-1 Diagram Alir PeGI... 10 Gambar 6-1 Grafik Dimensi Kebijakan... 15 Gambar 6-2 Grafik Dimensi Kelembagaan... 16 Gambar 6-3 Grafik Dimensi Infrastruktur... 17 Gambar 6-4 Grafik Dimensi Aplikasi... 18 Gambar 6-5 Grafik Dimensi Perencanaan... 19 Gambar 6-6 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kebijakan... 20 Gambar 6-7 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kelembagaan... 21 Gambar 6-8 Grafik Persentase Kategori Dimensi Infrastruktur... 22 Gambar 6-9 Grafik Persentase Kategori Dimensi Aplikasi... 23 Gambar 6-10 Grafik Persentase Kategori Dimensi Perencanaan... 24 Gambar 6-11 Grafik Lima Dimensi Kota Cimahi... 25 Gambar 6-12 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Cirebon. 37 Gambar 6-13 Grafik Lima Dimensi Kota Bogor... 44 Gambar 6-14 Grafik Lima Dimensi Kota Bekasi... 51 Gambar 6-15 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Purwakarta... 56 Pemeringkatan e-government Indonesia v

Gambar 6-16 Grafik Lima Dimensi Kota Cirebon... 62 Gambar 6-17 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Bandung69 Gambar 6-18 Grafik Lima Dimensi Kota Depok... 75 Gambar 6-19 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Bekasi... 86 Gambar 6-20 Grafik Lima Dimensi Kota Sukabumi... 96 Gambar 6-21 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Kuningan... 107 Gambar 6-22 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Garut... 115 Gambar 6-23 Gambar 6-24 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Majalengka... 120 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Subang128 Gambar 6-25 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Cianjur 136 Gambar 6-26 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Sumedang... 141 Gambar 6-27 Grafik Lima Dimensi Kota Banjar... 149 Gambar 6-28 Gambar 6-29 Gambar 6-30 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Tasikmalaya... 157 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Karawang... 167 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Indramayu... 176 Gambar 6-31 Grafik Lima Dimensi Kota Tasikmalaya. 183 vi Pemeringkatan e-government Indonesia

DAFTAR TABEL Tabel 6.1 Hasil Pemeringkatan Keseluruhan... 14 Pemeringkatan e-government Indonesia vii

PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA (PeGI) 1. PENDAHULUAN Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) untuk tingkat kabupaten/kota merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat e-government, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang melibatkan seluruh kabupaten/kota di Republik Indonesia. Kegiatan PeGI dilakukan untuk melihat peta kondisi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di tingkat kabupaten/kota. 2. TUJUAN Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: 1. Memberikan acuan pengembangan dan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah. 2. Mendorong peningkatan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang, dan obyektif. 3. Mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah secara nasional. Pemeringkatan e-government Indonesia 1

Terkait dengan tujuan pertama, PeGI dirancang untuk dapat menjadi pedoman bagi pengembangan TIK di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, diharapkan lingkungan pemerintah di Indonesia baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota maupun kementerian dan lembaga non kementerian dapat mengembangkan dan memanfaatkan TIK secara lebih terarah. Sehubungan dengan tujuan kedua, PeGI diharapkan meningkatkan motivasi seluruh instansi pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan TIK dalam melayani masyarakat, pelaku bisnis, dan lembaga pemerintah. Evaluasi yang utuh berarti lengkap meliputi semua aspek yang memberikan kontribusi bagi suksesnya pengembangan dan implementasi e-government, bukan hanya aspek-aspek yang mewakili kepentingan tertentu saja. Evaluasi seimbang berarti memberikan bobot yang sama dan sesuai sehingga tidak mengurangi arti penting dari satu aspek yang mengurangi akurasi hasil evaluasi. Evaluasi yang obyektif berarti menghindari dan mengurangi subyektivitas yang akan dapat mengganggu keterpercayaan hasil evaluasi. Sebagai tujuan ketiga, dengan melibatkan seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, maka diharapkan hasilnya dapat menggambarkan status 2 Pemeringkatan e-government Indonesia

pengembangan TIK secara nasional. Dengan demikian dapat diketahui kekuatan dan kelemahan seluruh peserta (instansi) yang nantinya sangat berguna untuk pengembangan TIK di masa datang. Selain dari ketiga tujuan tersebut, ketika PeGI dilakukan secara rutin dari tahun ke tahun, maka akan dapat dilihat trend perkembangan implementasi TIK di instansi sehingga bisa dilihat apakah instansi tersebut cenderung menurun atau cenderung membaik. 3. STRATEGI IMPLEMENTASI Untuk mewujudkan suksesnya pelaksanaan PeGI, disusun strategi sebagai berikut: Peserta evaluasi dikelompokkan sesuai dengan jenis lembaga, misalnya pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota, kementerian, atau lembaga non-kementerian; Evaluasi menggunakan kriteria yang dijabarkan dengan sederhana sehingga mudah dimengerti semua pihak; Metode, hasil evaluasi, dan kajian dipublikasikan luas; Evaluasi dilakukan secara periodik sehingga bisa diukur kemajuannya. Pemeringkatan e-government Indonesia 3

Pengelompokan peserta PeGI sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan di atas diambil untuk memudahkan proses penilaian dan pembandingan peserta. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria yang dijabarkan secara sederhana agar semua pihak yang terkait dapat mengerti dan menangkap dengan jelas kriteria yang digunakan. Metode dan hasil evaluasi akan dipublikasikan secara luas terutama pada pihak-pihak yang terkait dan juga pada masyarakat sehingga proses pemeringkatan akan berjalan secara transparan. Gambar 3.1 menggambarkan strategi implementasi PeGI secara konseptual. Gambar 3-1 Strategi Implementasi PeGI 4 Pemeringkatan e-government Indonesia

4. DIMENSI PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA Dalam kegiatan PeGI, telah ditetapkan lima dimensi yang akan dikaji, yaitu: kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan. Masing-masing dimensi memiliki bobot yang sama dalam penilaian karena semuanya dianggap penting, saling terkait, dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya. 4.1. KEBIJAKAN Dimensi kebijakan berkaitan erat dengan produk hukum dan juga dokumen resmi yang bertujuan untuk memberi arah dan mendorong pemanfaatan TIK yang terdiri dari: Manajemen/proses kebijakan (terkait TIK) yang dilaksanakan. Visi dan misi yang dijabarkan dengan jelas dan terdokumentasi dalam bentuk surat keputusan, peraturan, regulasi, kebijakan, pedoman, rencana strategis, atau bentuk dokumen resmi lainnya. Strategi penerapan kebijakan TIK yang dituangkan dalam bentuk rencana kerja, program, atau bentuk dokumen resmi lainnya. Pemeringkatan e-government Indonesia 5

Standar atau panduan yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK secara umum maupun secara spesifik dalam bidang-bidang tertentu. Peraturan terkait dengan pemanfaatan TIK untuk menjamin kelangsungan program pengembangan dan pemanfaatan TIK. Keputusan kementerian/lembaga/pemerintah daerah terkait penerapan kebijakan TIK. Skala Prioritas penerapan TIK yang dilaksanakan suatu daerah. Evaluasi/manajemen risiko TIK yang diterapkan. 4.2. KELEMBAGAAN Dimensi kelembagaan terkait erat dengan keberadaan organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengembangan dan pemanfaatan TIK dengan indikator: Keberadaan organisasi struktural yang lengkap sehingga dapat menjalankan fungsi Chief Information Officer (CIO), dukungan teknis, dan fungsi lain dengan baik. Adanya dokumen yang memberikan rumusan yang jelas mengenai Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI). 6 Pemeringkatan e-government Indonesia

Adanya Sistem dan Prosedur Kerja yang lengkap dan terdokumentasi untuk melaksanakan hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan dan pengembangan TIK. Adanya kelengkapan unit dan aparatur untuk mendukung pemanfaatan dan pengembangan TIK yang memadai dari segi jumlah, kompetensi, jenjang karir, maupun status kepegawaian. Adanya program pengembangan Sumber Daya Manusia TIK yang terencana dan terlaksana. 4.3. INFRASTRUKTUR Dimensi infrastruktur berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan TIK yang terdiri dari: Data center dan aplikasi pendukungnya. Jaringan Data (LAN, WAN, Internet). Keamanan yang terencana dan terevaluasi. Fasilitas pendukung seperti antara lain AC, UPS, Genset, serta sarana pengamanan fasilitas lainnya. Dokumen Disaster Recovery yang diperlukan jika terjadi kegagalan sistem. Pemeliharaan infrastruktur TIK. Inventarisasi peralatan TIK. Pemeringkatan e-government Indonesia 7

4.4. APLIKASI Dimensi aplikasi berkaitan dengan ketersediaan dan dimanfaatkannya piranti lunak aplikasi yang memenuhi kriteria antara lain: Adanya situs web (homepage). Adanya Aplikasi fungsional utama 1 (Pelayanan Publik). Adanya Aplikasi fungsional utama 2 (Administrasi & Manajemen Umum). Adanya Aplikasi fungsional utama 3 (Administrasi Legislasi). Adanya Aplikasi fungsional utama 4 (Manajemen Pembangunan). Adanya Aplikasi fungsional utama 5 (Manajemen Keuangan). Adanya Aplikasi fungsional utama 6 (Manajemen Kepegawaian). Dokumentasi setiap aplikasi yang dimiliki. Inventarisasi seluruh aplikasi TIK. Interoperabilitas setiap aplikasi yang diterapkan. Aplikasi tersebut haruslah mendukung fungsi dasar umum sistem kepemerintahan yang terdiri dari antara lain: 8 Pemeringkatan e-government Indonesia

1. Pelayanan publik, seperti kependudukan, perpajakan dan retribusi, pendaftaran dan perijinan, bisnis dan investasi, pengaduan masyarakat, publikasi informasi umum dan kepemerintahan, dan lain-lain. 2. Administrasi dan manajemen umum yang meliputi surat elektronik, sistem dokumen elektronik, sistem pendukung keputusan, kolaborasi dan koordinasi, manajemen pelaporan pemerintahan, dan lain-lain. 3. Administrasi legislasi yang meliputi aplikasi sistem katalog hukum, peraturan perundangan, dan lain-lain. 4. Manajemen pembangunan yang meliputi sistem perencanaan pembangunan daerah, sistem pengadaan barang dan jasa, pengelolaan dan monitoring proyek, sistem evaluasi dan informasi hasil pembangunan, sistem laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 5. Manajemen keuangan, meliputi aplikasi anggaran, kas dan perbendaharaan, akuntansi daerah, dan lain-lain. 6. Manajemen kepegawaian yang meliputi aplikasi penerimaan pegawai, absensi, penggajian, penilaian kinerja, pendidikan dan latihan, dan lain-lain. Pemeringkatan e-government Indonesia 9

4.5. PERENCANAAN Dimensi perencanaan berkaitan dengan proses perencanaan dengan indikator antara lain: adanya organisasi yang melakukan perencanaan TIK, adanya sistem perencanaan untuk pengembangan dan pemanfaatan TIK yang dilakukan secara nyata, adanya dokumentasi Master Plan yang lengkap, yang mengandung unsur lima dimensi PeGI, Implementasi dari Master Plan yang sudah dibuat, serta adanya anggaran yang tertuang dalam RPJMN/RPJMD dan RKP/RKPD. 5. METODOLOGI PEMERINGKATAN Dalam pelaksanaannya, tahapan yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 5.1. Gambar 5-1 Diagram Alir PeGI 10 Pemeringkatan e-government Indonesia

Penjelasan tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Calon peserta dijelaskan proses pelaksanaan dari awal sampai akhir berikut penjelasan mengenai semua kebutuhan informasi yang mendukung proses penilaian. Dengan demikian, calon peserta mendapatkan informasi tentang tata-cara pemeringkatan, dimensi dan indikator yang dievaluasi serta cara mengisi kuesioner. 2. Peserta mengisi kuesioner dan melengkapi dengan informasi pendukung. Setelah peserta mengerti dan memahami tata cara pemeringkatan, peserta dipersilakan mengisi kuesioner dan melengkapinya dengan berbagai informasi pendukung yang diperlukan. 3. Setelah kuesioner terisi dan dilengkapi dengan informasi pendukung, asesor melakukan pemeriksaan untuk memastikan keabsahan hasil jawaban. 4. Bila diperlukan, asesor dapat melakukan klarifikasi/pemeriksaan melalui telepon, e-mail atau dengan melihat ke lokasi. 5. Asesor melakukan asesmen dan memberikan pemeringkatan tiap peserta. Pemeringkatan yang diberikan meliputi pemeringkatantiap dimensi tiap-tiap peserta dan secara rata-rata keseluruhan peserta. 6. Dari hasil kompilasi di tingkat nasional selanjutnya dilakukan normalisasi. Pemeringkatan e-government Indonesia 11

7. Penentuan hasil akhir pemeringkatan ditentukan melalui sidang asesor. 8. Hasil pemeringkatan yang telah ditetapkan dipublikasikan melalui berbagai media, situs web dan juga seminar agar diketahui masyarakat umum. Adapun pemberian peringkat di masing-masing dimensi dan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: 3,50 SANGAT BAIK 4,00 2,50 BAIK < 3,50 1,50 KURANG < 2,50 1,00 SANGAT KURANG < 1,50 6. HASIL PEMERINGKATAN 6.1. HASIL PEMERINGKATAN KESELURUHAN 6.1.1. Tabel Hasil Keseluruhan Tabel 6.1 menunjukkan hasil pemeringkatan e-government untuk seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat yang mengikuti PeGI di tahun 2012. Kota Cimahi menduduki peringkat pertama dengan nilai rata-rata seluruh dimensi adalah 2,62. Posisi kedua ditempati oleh Kabupaten Cirebon dengan nilai rata-rata seluruh dimensi 2,57. Kemudian diikuti oleh Kota Bogor, Kota Bekasi, dan 12 Pemeringkatan e-government Indonesia

Kabupaten Purwakarta dengan nilai masing-masing 2,35, 2,31 dan 2,27. Dalam pelaksanaan PeGI kali ini, hanya 21 dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang mengikuti PeGI. Berdasarkan kategori penilaian terhadap 21 kabupaten/kota tersebut, 9,52% kabupaten/kota berada pada kategori BAIK, 71,42% kabupaten/kota berada pada kategori KURANG dan 19,04% kabupaten/kota berada pada kategori SANGAT KURANG. Adapun yang tidak mengikuti pelaksanaan PeGI adalah: Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bogor Kabupaten Ciamis Kabupaten Pangandaran Kabupaten Sukabumi Kota Bandung Pemeringkatan e-government Indonesia 13

NO Tabel 6.1 Hasil Pemeringkatan Keseluruhan KABUPATEN/ KOTA KEB IJAK AN KELE MBA GAAN DIMENSI INFR ASTR UKTU R APLI KASI PERE NCAN AAN NIL AI RAT A- RAT A 1 Kota Cimahi 2.67 2.60 2.90 2.60 2.33 2.62 Baik 2 Kabupaten Cirebon KATEG ORI 2.42 2.80 2.24 2.53 2.87 2.57 Baik 3 Kota Bogor 2.29 2.67 2.29 2.50 2.00 2.35 Kurang 4 Kota Bekasi 2.44 2.70 2.00 2.40 2.00 2.31 Kurang 5 Kabupaten Purwakarta 2.54 2.73 2.33 2.20 1.53 2.27 Kurang 6 Kota Cirebon 2.25 2.20 2.43 2.25 2.10 2.25 Kurang 7 Kabupaten Bandung 2.19 2.60 2.14 2.30 1.90 2.23 Kurang 8 Kota Depok 1.75 2.40 2.43 2.40 2.00 2.20 Kurang 9 Kabupaten Bekasi 1.88 2.13 2.10 2.00 1.93 2.01 Kurang 10 Kota Sukabumi 1.79 2.53 1.71 2.30 1.60 1.99 Kurang 11 12 13 14 15 16 Kabupaten Kuningan Kabupaten Garut Kabupaten Majalengka Kabupaten Subang Kabupaten Cianjur Kabupaten Sumedang 1.75 2.33 1.52 2.20 1.73 1.91 Kurang 1.33 2.40 1.90 2.03 1.67 1.87 Kurang 1.54 2.27 1.86 2.10 1.53 1.86 Kurang 1.69 2.20 1.57 1.80 1.70 1.79 Kurang 1.63 1.90 1.36 2.40 1.50 1.76 Kurang 1.88 1.73 1.24 1.67 1.60 1.62 Kurang 17 Kota Banjar 1.46 1.73 1.48 1.67 1.60 1.59 Kurang 18 19 20 21 Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Karawang Kabupaten Indramayu Kota Tasikmalaya 1.25 1.40 1.57 1.80 1.40 1.48 1.00 1.60 1.00 1.75 1.00 1.27 1.25 1.73 1.00 1.20 1.13 1.26 1.13 1.30 1.00 1.30 1.10 1.16 Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang RATA-RATA 1.81 2.19 1.81 2.07 1.73 1.92 Kurang 14 Pemeringkatan e-government Indonesia

6.1.2. Grafik Batang Tiap Dimensi Berikut ini disajikan grafik batang untuk masing-masing dimensi. 6.1.2.1. Grafik Dimensi Kebijakan Gambar 6-1 Grafik Dimensi Kebijakan Berdasarkan Grafik Dimensi Kebijakan diatas, Kota Cimahi menduduki peringkat pertama dengan nilai rata-rata 2,62. Posisi kedua, ketiga, keempat dan kelima diduduki Kabupaten Purwakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Cirebon, dan Kota Bogor dengan nilai masing-masing adalah 2,54, 2,44, 2,42, dan 2,29. Pemeringkatan e-government Indonesia 15

Nilai rata-rata penilaian secara keseluruhan untuk dimensi Kebijakan adalah 1,81 termasuk dalam kategori KURANG. 6.1.2.2. Grafik Dimensi Kelembagaan Gambar 6-2 Grafik Dimensi Kelembagaan Berdasarkan Grafik Dimensi Kelembagaan, peringkat pertama ditempati oleh Kabupaten Cirebon dengan nilai rata-rata 2,80. Posisi kedua ditempati oleh Kabupaten Purwakarta dengan nilai rata-rata 2,73 dan posisi ketiga, keempat dan kelima berturut-turut ditempati oleh Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Cimahi dengan nilai rata-rata 2,7, 2,67, dan 2,6. 16 Pemeringkatan e-government Indonesia

Berdasarkan kategori penilaian secara keseluruhan untuk dimensi Kelembagaan, rata-rata yang dicapai adalah 2,19, termasuk dalam kategori KURANG. 6.1.2.3. Grafik Dimensi Infrastruktur Gambar 6-3 Grafik Dimensi Infrastruktur Dalam dimensi Infrastruktur diatas, Kota Cimahi menduduki peringkat pertama dengan nilai rata-rata 2,90. Sementara itu peringkat kedua dan ketiga diduduki oleh Kota Cirebon dan Kota Depok dengan nilai rata-rata sama 2,43. Dua posisi berikutnya diduduki oleh Kabupaten Purwakarta dan Kota Bogor dengan nilai 2,33 dan 2,29. Pemeringkatan e-government Indonesia 17

Berdasarkan kategori penilaian secara keseluruhan untuk dimensi ini, nilai rata-ratanya adalah 1,81 yang berarti masuk dalam kategori KURANG. 6.1.2.4. Grafik Dimensi Aplikasi Gambar 6-4 Grafik Dimensi Aplikasi Pada Dimensi Aplikasi, posisi pertama ditempati oleh Kota Cimahi dengan nilai rata-rata 2,60. Dua posisi berikutnya diduduki oleh Kabupaten Cirebon dan Kota Bogor dengan nilai rata-rata 2,53 dan 2,50. Dua posisi berikutnya diduduki oleh Kota Bekasi dan Kabupaten Cianjur dengan nilai rata-rata sama 2,4. 18 Pemeringkatan e-government Indonesia

Berdasarkan kategori penilaian secara keseluruhan untuk dimensi Aplikasi, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 2,07, termasuk dalam kategori KURANG. 6.1.2.5. Grafik Dimensi Perencanaan Gambar 6-5 Grafik Dimensi Perencanaan Dari Grafik Dimensi Perencanaan diatas, Kabupaten Cirebon, Kota Cimahi, dan Kota Cirebon menduduki tiga posisi teratas dengan nilai rata-rata 2,87, 2,33, dan 2,1. Secara keseluruhan untuk dimensi Perencanaan, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 1,73 yang berarti masuk dalam kategori KURANG. Pemeringkatan e-government Indonesia 19

6.1.3. Grafik Pie Persentase Kategori Tiap Dimensi Berikut ini disajikan grafik dalam bentuk pie untuk menyajikan persentase kategori tiap dimensi. 6.1.3.1. Grafik Pie Dimensi Kebijakan Gambar 6-6 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kebijakan Berdasarkan kategori penilaian pada dimensi Kebijakan, terdapat 28,57% kabupaten/kota termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, 61,9% kabupaten/kota termasuk dalam kategori KURANG dan 9,52% kabupaten/kota termasuk dalam kategori BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat enam kabupaten/kota dalam kategori SANGAT KURANG, yaitu Kabupaten Garut, Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kota Tasikmalaya. 20 Pemeringkatan e-government Indonesia

6.1.3.2. Grafik Pie Dimensi Kelembagaan Gambar 6-7 Grafik Persentase Kategori Dimensi Kelembagaan Pada dimensi Kelembagaan, 9,52% kabupaten/kota termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, 57,14% kabupaten/kota berkategori KURANG dan 33,33% kabupaten/kota dalam kategori BAIK. Dalam kategori Kelembagaan, ada dua kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. Pemeringkatan e-government Indonesia 21

6.1.3.3. Grafik Pie Dimensi Infrastruktur Gambar 6-8 Grafik Persentase Kategori Dimensi Infrastruktur Berdasarkan kategori penilaian dimensi Infrastruktur, terdapat 28,57% kabupaten/kota termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, 66,67% kabupaten/kota termasuk dalam kategori KURANG dan terdapat 4,76% kabupaten/kota termasuk dalam kategori BAIK. Belum ada kabupaten/kota yang berkategori SANGAT BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat enam kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kota Banjar, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kota Tasikmalaya. 22 Pemeringkatan e-government Indonesia

6.1.3.4. Grafik Pie Dimensi Aplikasi Gambar 6-9 Grafik Persentase Kategori Dimensi Aplikasi Berdasarkan kategori penilaian dimensi Aplikasi, terdapat 9,52% kabupaten/kota berkategori SANGAT KURANG, 76,19% kabupaten/kota berkategori KURANG, dan terdapat 14,29% kabupaten/kota berkategori BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat dua kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG yaitu Kabupaten Indramayu dan Kota Tasikmalaya. 6.1.3.5. Grafik Pie Dimensi Perencanaan Berdasarkan kategori penilaian dimensi Perencanaan, terdapat 19,05% kabupaten/kota termasuk dalam kategori Pemeringkatan e-government Indonesia 23

SANGAT KURANG, 76,19% kabupaten/kota termasuk dalam kategori KURANG dan terdapat 4,76% kabupaten/kota dalam kategori BAIK. Dalam dimensi ini, terdapat 4 (empat) kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori SANGAT KURANG yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kota Tasikmalaya. Gambar 6-10 Grafik Persentase Kategori Dimensi Perencanaan 6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH Berikut ini disajikan hasil asesmen per-kabupaten/kota yang terdiri dari grafik radar lima dimensi, tata cara penilaian dan hasil penilaian kualitatif untuk masing-masing kabupaten/kota. 24 Pemeringkatan e-government Indonesia

6.2.1. Kota Cimahi 6.2.1.1. Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kota Cimahi : 1 (satu) dari 21 daerah 6.2.1.2. Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-11 Grafik Lima Dimensi Kota Cimahi Pemeringkatan e-government Indonesia 25

6.2.1.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan. 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kota Cimahi Hasil asesmen untuk keseluruhan dimensi menunjukkan bahwa penerapan e-government di daerah ini sudah BAIK. Hasil asesmen lebih rinci terhadap daerah ini untuk masingmasing dimensi adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan Hasil asesmen pada saat penilaian untuk dimensi Kebijakan menunjukkan hasil yang BAIK. Visi Kota ini adalah Dengan Iman, Taqwa, Optimis dan Cerdas, Jadikan Cimahi Kota Maju, Agamis, Nyaman, Tertib, 26 Pemeringkatan e-government Indonesia

Aman dan Produktif. Sedangkan misi yang diemban ada enam, yaitu: 1. Meningkatkan sarana perekonomian dan lapangan kerja. 2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. 3. Meningkatkan penataan dan penegakan hukum. 4. Meningkatkan infrastruktur kota. 5. Mengendalikan pembangunan agar berwawasan lingkungan. 6. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha. Meski TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) belum tersebutkan dalam visi dan misi, namun perlu disadari bahwa TIK dapat berperan terutama untuk misi pertama untuk meningkatkan perekonomian dan lapangan kerja (misalnya dengan e-ukm), misi kedua sebagai alat bantu pendidikan (e-education) dan kesehatan (e-health), serta misi keempat dengan memanfaatkan sistem informasi geografis. Ketika peran TIK mulai disadari dan mulai dimasukkan dalam program-program pembangunan, maka kontribusi TIK akan mulai terlihat. Untuk saat ini, peran TIK dimasukkan dalam RPJMD maupun RPJP. Pemeringkatan e-government Indonesia 27

Kebijakan terkait TIK yang pernah dikeluarkan dalam bentuk Keputusan/Peraturan Walikota adalah: Pembentukan Tim Informasi Teknologi (IT) Kota Cimahi (2009). Pembentukan Tim Koordinasi Sistem Informasi Manajemen Kelurahan (2010). Pembentukan Tim Migrasi Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software) Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Kota Cimahi (2010). Pembentukan Tim Tenaga Instalasi dan Pendampingan Migrasi Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software) pada Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Kota Cimahi (2010). Pembentukan Tim Penyusunan Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure) Manajemen Sistem Informasi Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi (2010). Pedoman Pengembangan e-government di Lingkungan Pemerintah Kota Cimahi (2010). Pembentukan Komite Riset dan Inovasi Daerah (2011). Pembentukan Pengurus Regional Information Technology Center of Excellence (RICE) (2011). 28 Pemeringkatan e-government Indonesia

Pembentukan Tim Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) (2011). Pembentukan Tim Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Berbasis Website melalui pesduk.cimahikota.go.id dan melalui SMS ke 081221700800 (2011). Jika dilihat dari daftar kebijakan yang ada di atas, sebagian besar masih terbatas pada pengembangan tim. Kebijakan terakhir yang terkait strategi adalah Pedoman Pengembangan e-government yang dikeluarkan di tahun 2010. Secara tidak tertulis disepakati bahwa prioritas diberikan lebih kepada peningkatan pelayanan publik. Implementasi e- government di daerah ini juga pernah dievaluasi oleh tim dari BPPT. Untuk mencapai tingkat penerapan kebijakan yang baik, disarankan melakukan upaya berikut: Perlu disusun manajemen/proses kebijakan yang mencakup seluruh aspek dari mulai perencanaan sampai kepada pengawasan, agar kebijakan terkait TIK yang dikeluarkan dapat dilaksanakan secara konsisten. Pentingnya TIK untuk menunjang kegiatan Pemeringkatan e-government Indonesia 29

pembangunan perlu dinyatakan sebagai bagian dari visi dan misi daerah untuk kemudian dilanjutkan dengan strategi penerapannya. Dapat dimaklumi bahwa di daerah ini prioritas lebih dikedepankan untuk kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, namun perlu dipahami bahwa TIK dapat berperan untuk banyak bidang pembangunan. Perlu adanya berbagai ketetapan dan pedoman baik di tingkatan satuan kerja maupun di tingkatan kota yang menunjukkan pentingnya pemanfaatan TIK untuk pembangunan. Evaluasi yang pernah dilakukan oleh BPPT adalah praktik yang baik, dan kegiatan semacam itu perlu dilakukan secara berkala untuk melihat sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan di setiap interval waktunya. 2. Kelembagaan Hasil asesmen dimensi Kelembagaan secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Pengelolaan TIK di daerah ini dilaksanakan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik (KAPPDE) yang memiliki visi untuk mewujudkan good governance dan meningkatkan kualitas hidup 30 Pemeringkatan e-government Indonesia

masyarakat melalui pemanfaatan TIK. KAPPDE memiliki tiga seksi yaitu Seksi Kearsipan, Seksi Perpustakaan, dan Seksi PDE. Tupoksi dinyatakan dengan jelas, lengkap dan dapat dilaksanakan. PDE juga telah dianggap sebagai koordinator pengembangan TIK di Kota. Seksi PDE memiliki lima orang karyawan dimana empat diantaranya berlatar belakang TIK. Keterbatasan SDM ini diatasi dengan memanfaatkan orang-orang berlatar belakang TIK ataupun yang berminat dengan TIK di masing-masing OPD. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam implementasi e-government, disarankan untuk melakukan upaya sebagai berikut: Pengembangan TIK di daerah ini tentunya akan lebih cepat dan lebih fokus jika TIK dikelola oleh unit yang khusus mengelola TIK, mandiri serta memiliki kewenangan yang memadai. Unit TIK yang dibentuk telah ditunjang dengan struktur dan tupoksi yang jelas meski dirasakan masih berada pada tataran normatif, dirasakan kurang membumi. Bentuk organisasi yang masih berupa kantor tentunya memberikan keterbatasan Pemeringkatan e-government Indonesia 31

terkait kewenangan pengelolaan TIK. Masih diperlukan pengembangan kapasitas SDM pengelola TIK. Staf pengelola TIK yang hanya berjumlah lima orang tentunya tidak cukup untuk menggawangi keseluruhan implementasi TIK di daerah ini. Perlu dikembangkan program pengembangan SDM TIK yang terencana. Saat ini pengembangan SDM masih bersifat ad-hoc berupa pelatihan/bimtek. 3. Infrastruktur Hasil asesmen dimensi Infrastruktur secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini telah memiliki pusat data berukuran 3m x 5m yang dilengkapi dengan raised floor, 4 rak server dengan 14 buah server di dalamnya. Seluruh OPD telah terhubung dengan bandwidth internasional 3 Mbps, internal 1 GB, dan IIX 10 Mbps. Untuk mekanisme keamanan, daerah ini telah melengkapi infrastrukturnya dengan firewall, serta aspek pengamanan fisik meski hanya menggunakan kunci. Perangkat pendukung seperti UPS, genset, AC, pemadam api, kamera pengaman juga telah tersedia. 32 Pemeringkatan e-government Indonesia

Daerah ini perlu diapreasiasi karena telah memikirkan fasilitas DRC dengan memanfaatkan fasilitas backup data di Batam (bekerjasama dengan BPPT). Inventarisasi perangkat TIK juga telah dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali. Pengembangan infrastruktur disarankan melalui upaya perbaikan sebagai berikut: Pemeliharaan TIK perlu dilakukan dengan lebih terencana dan rutin (tidak lagi bersifat ad-hoc ketika terdapat perangkat yang rusak). Saat ini pemeliharaan TIK juga dilakukan secara terpisah oleh masing-masing OPD. Perlu disusun kebijakan keamanan informasi. 4. Aplikasi Hasil asesmen dimensi Aplikasi secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini telah memiliki situs resmi www.cimahikota.go.id. dengan berita yang diperbaharui. Untuk fungsi pelayanan publik, daerah ini telah memiliki aplikasi untuk kependudukan (SIAK), SIMPADA untuk pendapatan daerah, SIM PPTSP untuk perijinan, PESDUK (SMS Gateway) untuk Pemeringkatan e-government Indonesia 33

Pengaduan Masyarakat. Untuk administrasi dan manajemen umum, daerah ini telah memiliki fasilitas surat elektronik, e-arsip untuk mendukung arsip, digital library. Administrasi legislasi didukung oleh JDIH. Untuk manajamen pembangunan, terdapat aplikasi pengadaan barang/jasa (e- Procurement/SPSE), sistem informasi geografis (GIS), e-reporting pengelolaan kegiatan, dan executive dashboard. Manajemen keuangan menggunakan (SIPKD) dan SIMDA, sedangkan manajemen kepegawaian menggunakan (SIMPEG). Selain itu, beberapa SKPD juga telah memiliki sistem informasi seperti misalnya SIM Sekolah (Dinas Pendidikan), SIM Puskesmas (Dinas Kesehatan), SIM Kelurahan. SIM Pengujian Kendaraan Bermotor (Dishub), SIM Dishub LLAJ (Dishub). Daerah ini juga telah mengembangkan distro sendiri yaotu chios (Cimahi Open Source) yang dikembangkan dari sistem operasi Ubuntu. Kegiatan inventarisasi aplikasi TIK juga telah dilakukan dengan rutin Indikator di dimensi Aplikasi akan menjadi lebih sempurna jika aplikasi yang dikembangkan dilengkapi dengan dokumentasi yang dapat mendukung kegiatan pemeliharaan aplikasi, saat ini dokumentasi masih 34 Pemeringkatan e-government Indonesia

tersebar di masing-masing SKPD yang memanfaatkan aplikasi meskipun telah dimulai kegiatan untuk mengarsipkan berbagai dokumentasi yang ada. Ketika aplikasi sudah intensif digunakan, selanjutnya dapat dikembangkan agar lebih dari satu aplikasi dapat saling bertukar data/informasi (interoperabilitas). 5. Perencanaan Hasil asesmen dimensi Perencanaan secara umum menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah menyusun rencana induk TIK untuk tahun 2006-2011 dan saat ini sedang dilakukan revisi untuk periode berikutnya. Dalam pengembangan rencana induk TIK sebelumnya, KAPPDE bertindak sebagai koordinator, dan dalam penyusunannya dilakukan koordinasi dengan OPD lain yang juga membangun TI. Praktik yang baik ini perlu dilanjutkan mengingat rencana induk TIK yang disusun akan menjadi arah pengembangan TIK dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan dan diperlukan untuk memastikan bahwa investasi yang dikeluarkan akan dapat memberikan manfaat yang menyeluruh. Pemeringkatan e-government Indonesia 35

Mekanisme proses perencanaan untuk memastikan seluruh kepentingan yang ada terwakili perlu dilanjutkan. Yang perlu dikembangkan adalah penyusunan rencana detail dan peninjauan kembali rencana induk TIK secara rutin. Rencana Induk TIK yang disusun juga perlu mengikutsertakan unsur pembiayaan yang nantinya dimasukkan dalam RPJMN/RPJMD serta RKPD. 36 Pemeringkatan e-government Indonesia

6.2.2. Kabupaten Cirebon 6.2.2.1. Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kabupaten Cirebon : 2 (dua) dari 21 daerah 6.2.2.2. Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-12 Grafik Lima Dimensi Kabupaten Cirebon Pemeringkatan e-government Indonesia 37

6.2.2.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan. 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kabupaten Cirebon Secara keseluruhan pengelolaan TIK di Kabupaten Cirebon sudah baik, setidaknya dengan kelembagaan dan organisasi yang mandiri (Dinas Kominfo) pengelolaan TIK lebih optimal. Berdasarkan hasil penilaian Asesor PeGI, Kabupaten Cirebon masuk dalam kriteria BAIK, dengan analisa sebagai berikut: 1. Kebijakan Hasil asesmen pada saat penilaian untuk dimensi Kebijakan secara umum menunjukkan hasil yang 38 Pemeringkatan e-government Indonesia

KURANG. Meski visi misi daerah ini belum secara jelas mencantumkan TIK, namun pada visi dan misi Dinas Kominfo sudah tergambar dengan jelas arahan TIK. Daerah ini juga telah mengeluarkan beberapa peraturan terkait TIK. Untuk skala prioritas, daerah ini sudah memiliki skala prioritas pembangunan TIK yaitu infrastruktur dan pengembangan SDM, namun daerah ini belum pernah melakukan evaluasi TIK dari eksternal, masih bersifat ad-hoc. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi TIK baik secara internal maupun eksternal sebagai bahan masukan pengambilan keputusan pengembangan TIK. Daerah ini juga perlu melengkapi kebijakan TIK yang lebih rinci lagi dan juga perlu ditunjang dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kegiatan yang dilakukan. 2. Kelembagaan Hasil asesmen dimensi Kelembagaan secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini sudah memiliki lembaga pengelola TIK yang independen, yaitu Dinas Kominfo yang dibentuk berdasarkan Perda Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2008 Pemeringkatan e-government Indonesia 39

tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah. Adapun tupoksi Dinas Kominfo diatur dalam Perbup Cirebon No. 51 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cirebon. Dengan demikian, secara kelembagaan dan tupoksi, Kabupaten Cirebon telah memiliki satu lembaga yang seharusnya cukup memadai untuk menangani pengelolaan TIK. Kekurangan SDM diatasi dengan mengirimkan SDM secara berkala setiap ada undangan bimtek atau sosialisasi baik yang diadakan oleh pusat, provinsi, maupun di tingkat kabupaten/kota. Daerah ini perlu melakukan inventarisasi pengetahuan dan keterampilan agar dapat menyusun program peningkatan SDM untuk mengurangi ketergantungan pada SDM pihak ketiga. 3. Infrastruktur Hasil asesmen menunjukkan hasil yang KURANG. Pengembangan infrastruktur perlu ditingkatkan lagi, saat ini baru ada data center dengan ruangan terbatas 3mx3m dengan fasilitas yang terbatas. Hal ini menyebabkan server masih tersebar di OPD. 40 Pemeringkatan e-government Indonesia

Namun untuk jaringan internal, daerah ini telah memiliki jaringan kabel serat optik di komplek perkantoran. Sementara untuk koneksi internet masing-masing OPD masih menggunakan koneksi internet secara mandiri, belum terpusat di Dinas Kominfo. Selain itu, untuk fasilitas keamanan seperti filtering, Dinas Kominfo telah menggunakan filtering untuk koneksi internet dengan menggunakan Nawala. Pemeliharaan dan inventarisasi TIK belum dilakukan secara mandiri dan masih dibantu oleh pihak ketiga. Untuk itu perlu inventarisasi secara lengkap mengenai peralatan TIK dengan sistemnya seperti alat, lokasi, kondisi, penanggung jawab agar dapat dimonitor bagaimana kondisi peralatan TIK. Selain itu juga perlu adanya konsolidasi antar OPD agar server yang tersebar dapat dikumpulkan secara terpusat. Hal ini otomatis perlu adanya data center yang memadai dengan segala fasilitas pendukungnya. Pemeringkatan e-government Indonesia 41

4. Aplikasi Hasil asesmen untuk dimensi Aplikasi secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Website dinilai bagus baik dari sisi rancangan maupun konten meskipun masih banyak yang harus diperbaiki dari sisi isinya. Selain itu terdapat aplikasi lainnya seperti aplikasi di bidang pelayanan publik, bidang legislasi, pembangunan, keuangan, dan juga SIMDA. Meski demikian, aplikasi layanan publik perlu dilengkapi lagi dengan aplikasi untuk layanan perizinan dan lain-lain. Dokumentasi untuk tiap aplikasi ada namun masih tersebar. Perlu dikompilasi secara terpusat untuk mempermudah pemeliharaan dan pengembangan aplikasi. Selain itu perlu juga dipikirkan adanya interoperabilitas aplikasi agar pengelolaan dapat lebih baik. Penerapan open source dan penggunaan email resmi juga perlu ditingkatkan lagi. 5. Perencanaan Hasil asesmen pada saat penilaian untuk dimensi perencanaan secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Perencanaan bidang TIK dilakukan oleh Dinas Kominfo dengan adanya mekanisme proses 42 Pemeringkatan e-government Indonesia

perencanaan yang sudah baku. Master plan TIK sudah ada walau baru bersifat sebagai referensi, dan belum diturunkan ke kebijakan yang lebih rinci lagi. Pembiayaan tercantum dalam DPA Kabupaten Cirebon, dimana jumlah yang dialokasikan cukup memadai untuk pengembangan TIK. Master plan yang ada perlu direvisi lagi dan disesuaikan dengan perkembangan TIK saat ini. Dalam renstra yang baru perlu ada unsur kebijakan, kelembagaan, dan penguatan koordinasi dan efisiensi tingkat Pemerintah Daerah. Pemeringkatan e-government Indonesia 43

6.2.3. Kota Bogor 6.2.3.1. Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kota Bogor : 3 (tiga) dari 21 daerah 6.2.3.2. Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-13 Grafik Lima Dimensi Kota Bogor 44 Pemeringkatan e-government Indonesia

6.2.3.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan. 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kota Bogor Hasil asesmen secara umum menilai bahwa pengembangan dan pelaksanaan e-government di Kota Bogor masuk dalam kategori KURANG. Dari proses asesmen, tim asesor telah menemukan sejumlah indikator positif dan juga sejumlah indikator negatif yang memerlukan perhatian untuk diperbaiki. Temuan dan saran dalam masing-masing dimensi dijabarkan lebih lanjut berikut ini. Pemeringkatan e-government Indonesia 45

1. Kebijakan Hasil asesmen untuk dimensi Kebijakan menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah menyusun kebijakan pembentukan kelembagaan untuk pengelolaan TIK berbentuk kantor sejak 2011. Selain itu juga telah mengeluarkan surat edaran tentang pemanfaatan open source. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Perlu disusun kebijakan untuk melakukan asesmen, audit atau kajian yang lebih mendalam yang mencakup teknologi, kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, dan aplikasi agar dapat menjadi referensi perencanaan pengembangan di masa datang. 2. Visi kota Bogor perlu lebih eksplisit disebutkan perihal pemanfaatan TIK agar mendapatkan prioritas yang layak mengingat strategisnya peran TIK dalam menopang visi dan misi pemerintah. 2. Kelembagaan Hasil asesmen dimensi ini menunjukkan hasil yang BAIK. Beberapa indikator positif yang ditemui adalah: 1. Organisasi TIK yang berjalan cukup efektif dengan sudah adanya kantor. 46 Pemeringkatan e-government Indonesia

2. Tugas pokok dan fungsi sudah jelas dan tertuang dengan baik dalam Peraturan resmi. 3. Sudah memiliki SDM dengan pengetahuan dan keterampilan TIK. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Melakukan inventarisasi ulang kompetensi SDM (jumlah dan kualitas) yang disandingkan dengan kompetensi yang dibutuhkan sehingga didapatkan gambaran kesenjangan. 2. Membuat rencana pengembangan SDM yang lebih terprogram berdasarkan butir 1 di atas. 3. Mulai membuat dan menerapkan aturan penerapan penerimaan CPNS dan pengangkatan jabatan berdasarkan kompetensi TIK sehingga dapat mendukung pengembangan e-government dalam skala lebih luas dan tingkat lebih tinggi. 4. Melengkapi SOP untuk mendukung kegiatan pengembangan dan pemanfaatan TIK. 3. Infrastruktur Hasil asesmen menunjukkan hasil yang KURANG. Beberapa indikator positif yang ditemui: 1. Sudah memiliki dan mengoperasikan NOC center yang mengelola kegiatan layanan internet. Pemeringkatan e-government Indonesia 47

2. Sudah memiliki jaringan data yang cukup baik, yang mencakup sejumlah lokasi kantor. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Peningkatan kelengkapan sarana dan pengembangan pusat data yang terkonsolidasi untuk memastikan efisiensi dan keterpaduan. 2. Persiapan dan pembangunan sarana disaster recovery, yaitu fasilitas penanggulangan jika terjadi bencana dan gangguan yang berdampak pada kelangsungan berfungsinya layanan TIK. 4. Aplikasi Hasil asesmen menunjukkan hasil yang BAIK. Beberapa indikator positif yang ditemukan adalah: 1. Adanya website yang dikelola dan dirawat dengan konten yang cukup up to date. 2. Sudah berjalannya berbagai aplikasi pendukung kepemerintahan yang efisien. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah: 1. Penambahan fitur interaktif dalam website yang ada untuk meningkatkan pemanfaatan oleh masyarakat. 48 Pemeringkatan e-government Indonesia

2. Dilakukannya kajian/audit keseluruhan aplikasi yang ada di seluruh jajaran pemerintah kota dari segi pemanfaatan, teknologi yang digunakan, dan ketergantungan pada pihak ketiga. 3. Melakukan inventarisasi aplikasi untuk menemukan kesenjangan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan pemerintah. 4. Pengembangan aplikasi perijinan online ke tahap/tingkat yang lebih tinggi (misalnya dengan fasilitas upload dokumen, integrasi dengan database pendukung lain seperti misalnya database kependudukan). 5. Perencanaan Hasil asesmen menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah memiliki master plan TIK yang berakhir tahun 2012. Daerah ini juga telah memiliki mekanisme perencanaan sesuai prosedur baku renstra dan RPJMD. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang disarankan, yaitu: 1. Peremajaan master plan yang sudah ada, dengan melihat perkembangan teknologi serta visi misi dan kebutuhan daerah. Master Plan ini secara lengkap dan utuh harus mencakup aspek kebijakan, kelembagaan, infrastruktur dan aplikasi Pemeringkatan e-government Indonesia 49

dan sebaiknya dilakukan oleh ahli yang kompeten dan obyektif. 2. Menyediakan unit kerja yang melakukan koordinasi perencanaan TIK secara terpadu dan berkesinambungan dengan meningkatkan efektivitas forum untuk membahas koordinasi perencanaan. 3. Master Plan yang sudah disempurnakan dapat dikukuhkan dengan produk hukum agar memiliki kekuatan hukum yang cukup untuk menjaga kelangsungan pengembangan TIK. 50 Pemeringkatan e-government Indonesia

6.2.4. Kota Bekasi 6.2.4.1. Hasil Penilaian dan Peringkat Nama Peringkat ke HASIL PENILAIAN : Kota Bekasi : 4 (empat) dari 21 daerah 6.2.4.2. Grafik Radar 5 Dimensi Gambar 6-14 Grafik Lima Dimensi Kota Bekasi Pemeringkatan e-government Indonesia 51

6.2.4.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen: 1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang undangan. berkompeten, sebagaimana terlampir dalam 2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen. 3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen. Rangkuman Asesmen Kota Bekasi Hasil asesmen keseluruhan dimensi untuk Kota Bekasi adalah KURANG. Penilaian ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari hasil pemaparan peserta asesmen dan penggalian asesor selama pelaksanaan asesmen. Disamping itu, penilaian ini juga mengacu pada indikator yang tersedia pada saat penilaian dilaksanakan. Berikut ini disajikan penilaian penerapan e-government di Kota Bekasi berdasarkan masing-masing dimensi. 52 Pemeringkatan e-government Indonesia

1. Kebijakan Nilai dimensi Kebijakan adalah KURANG. Daerah ini telah memiliki dokumen proses penetapan kebijakan di bidang TIK, memiliki renja dan visi misi pengembangan TIK serta telah melakukan evaluasi pengembangan TIK. Diharapkan pengembangan TIK di daerah ini senantiasa mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan. 2. Kelembagaan Nilai dimensi Kelembagaan adalah BAIK. Daerah ini telah memiliki unit kerja yang menangani TIK yaitu Bagian pada Sekretariat Daerah. Daerah ini juga telah memiliki dokumen uraian tugas yang jelas dan dokumen SOP pengembangan TIK. Terkait dengan dimensi ini, diharapkan daerah ini dapat menyusun rencana pengembangan SDM untuk meningkatkan keahlian. 3. Infrastruktur Nilai dimensi Infrastruktur ini adalah KURANG. Daerah ini telah memiliki server database dengan pola perawatan yang baik. Jaringan data dan perangkat TIK yang ada juga terawat dengan baik. Pemeringkatan e-government Indonesia 53

Indikator negatifnya adalah: 1. Tidak mempunyai data center dan ruang server 2. Tidak disaster recovery. 3. Tidak ada inventarisasi peralatan TIK. Saran perbaikan untuk dimensi Infrastruktur adalah: 1. Prosedur dan rencana DRC perlu ditetapkan dan menjadi suatu kebijakan. 2. Pendataan peralatan TIK sangat diperlukan untuk dilakukan dan dievaluasi secara berkala. 4. Aplikasi Nilai dimensi Aplikasi adalah KURANG. Daerah ini telah memiliki website yang berisi informasi terbaru. Beberapa aplikasi juga sudah berjalan dengan baik, seperti misalnya SPSE, e-ktp, Monev, dan email dinas. Inventarisasi aplikasi juga telah dilakukan. Namun demikian, daerah ini belum menerapkan interoperabilitas antar aplikasi. Selain itu, perlu dilakukan usaha untuk melengkapi dokumentasi aplikasi yang ada, seperti misalnya dokumen petunjuk penggunaan dan source code. 54 Pemeringkatan e-government Indonesia

5. Perencanaan Nilai dimensi Perencanaan adalah KURANG. Daerah ini belum memiliki perencanaan TIK untuk kedepannya selain juga sistem dan proses perencanaan di daerah ini belum jelas. Belum adanya Perencanaan TIK akan menyulitkan peningkatan layanan pembangunan dan pengembangan TIK.. Saran perbaikan untuk dimensi Perencanaan adalah: 1. Rencana induk TIK harus dibuat segera untuk memudahkan pelaksanaan dan peningkatan layanan TIK. 2. Pembiayaan atau anggaran perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan. 3. Rencana kerja harus segera dibuat untuk meningkatkan layanan TIK. Pemeringkatan e-government Indonesia 55