BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V. PATOLOGI DAN PATOGENESIS PENDAHULUAN

PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN. Mofit Eko Poerwanto

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

PROSES PENYAKIT TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Oleh: Tim Dosen HPT. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Sistem Perakaran Tanaman Pisang Sistem Bercocok Tanam Pisang

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Ketahan Tumbuhan. Mofit Eko Poerwanto

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA

BAB I. PENGANTAR A.PENDAHULUAN

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

TUGAS TIK. Untuk Melengkapi Tugas Akhir Kuliah. Ujian Tengah Semester (UTS)

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Magniliophyta, subdivisi: Angiospermae, kelas: Liliopsida, ordo: Asparagales, famili:

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR DASAR-DASAR ILMU PENYAKIT TUMBUHAN (PNH 2800) SKS 3 (2/1)

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang menghasilkan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yaitu

Gambar. Karat Daun Kopi (H. vastatrix)

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

I. PENDAHULUAN. Duku (Lansium domesticum Corr.) sebagai buah unggulan Provinsi Jambi,

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (PA 1082)

PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Smith.) sudah tidak asing lagi bagi. penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak

Serangan Penyakit Cacar Daun Cengkeh

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

III. PROSES TERJADINYA PENYAKIT TUMBUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan pengembangan energi alternatif bioetanol sebagai

I. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN

FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT TERBAWA BENIH

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

IV INTERAKSI FAKTOR PENYEBAB DAN EPIDEMI PENYAKIT

MODUL. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN (S1): Hubungan cuaca dengan penyakit tumbuhan SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED)

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah

I. PENDAHULUAN. Pisang Cavendish merupakan komoditas pisang segar (edible banana) yang

BAB VI. PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang tergolong

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN HUTAN

A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

2) Komponen Penyusun Ekosistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BALITSA & WUR the Netherlands,

STAF LAB. ILMU TANAMAN

dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

Penaung. TRAINING OF MASTER FACILITATORS ICCRI, Jember, East Java, Indonesia, September Jl. PB Sudirman No. 90 Jember Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

Transkripsi:

BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN Materi ini menguraikan tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan penyakit tumbuhan. Patogen penyebab penyakit tumbuhan merupakan jasad yang berukuran sangat kecil sehingga faktor lingkungan memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga juga akan sangat menentukan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkannya. Topik ini akan disampaikan dalam satu kali tatap muka (2 jam pertemuan), dan setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa akan dapat memahami tentang peranan faktor lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan patogen, sehingga akan dapat diterapkan sebagai salah satu dasar dalam upaya pengendalian. PENYAJIAN Faktor lingkungan baik secara sendiri-sendiri maupun saling berinteraksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit tumbuhan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap penyakit tumbuhan dapat terjadi melalui : 1. Berpengaruh terhadap patogen. Pengaruh faktor lingkungan terhadap patogen terutama terjadi pada masa sebelum infeksi atau selama patogen masih berada di luar inang, namun setelah terjadi infeksi atau setelah patogen berada dalam jaringan inang, faktor 1ingkungan juga masih dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. 2. Berpengaruh terhadap tumbuhan inang. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi ketahanan dan kerentanan tumbuhan terhadap patogen, sehingga akan menentukan keberhasilan terjadinya suatu infeksi. Penyakit akan terjadi apabila faktor lingkungan mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan patogen akan tetapi tidak mendukung untuk pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman berada dalam kondisi yang tidak baik.

Lingkungan fisik a. Kelembapan Pada umumnya perkecambahan spora dan perkembangan pertama dari patogen berhubungan erat dengan kelembapan. Infeksi oleh patogen yang bersifat air borne (terbawa angin) biasanya paling baik terjadi dalam setetes air baik air hujan, kabut maupun embun. Dalam hal ini meskipun keberadaan embun hanya dalam waktu yang singkat, namun dapat memegang peran yang sangat penting. Pada umumnya jamur hanya membentuk spora pada kondisi udara yang cukup lembap. Setelah patogen berada di dalam jaringan tumbuhan, pengaruh kelembapan udara terhadap patogen sedikit sekali, karena jaringan tumbuhan cukup basah bagi perkembangan patogen. Kelembapan yang cukup tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman inang yaitu menjadi sukulentis, sehingga ketahanannya terhadap patogen juga menjadi berkurang. Kelembapan yang tinggi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain; kerapatan pertanaman, adanya pohon pelindung, kecepatan angin, topografi, dll. b. Suhu Suhu berpengaruh sebagai differentiating effect (pembeda) yaitu bersifat menghambat atau mempercepat, jadi bukan sebagai faktor penentu. Suhu dapat mempengaruhi banyaknya spora yang berkecambah, kecepatan dan tipe perkecambahan. Pada umumnya suhu minimum untuk perkecambahan spora adalah 1-3 C dan suhu maksimum adalah 30-36 C, sedangkan suhu optimumnya tergantung pada masing-masing jenis patogen. Sering kita kenal adanya patogen khas dataran rendah, dan adanya patogen khas dataran tinggi. Dalam hal ini faktor suhu memegang peranan dalam menentukan kemampuan hidup dari patogen tersebut. Untuk mengamati pengaruh suhu terhadap perkembangan patogen di dalam jaringan tumbuhan memang cukup rumit, karena yang sangat berperan dalam menentukan perkembangan patogen adalah terutama suhu dipermukaan jaringan tumbuhanm sementara hal ini sangat sulit untuk dilakukan pengukuran. Pengaruh suhu terhadap tumbuhan inang juga cukup sulit untuk diketahui. Sebagai salah satu contoh adalah penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) sangat dibantu oleh suhu yang tinggi, hal ini terjadi karena suhu yang tinggi kurang cocok bagi

perkembangan kopi arabika yang akan menyebabkan ketahanan tanaman menjadi turun, namun suhu yang tinggi akan membantu mempercepat perkembangan patogen. c. Sinar Pengaruh sinar terhadap patogten bersifat langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung sinar berpengaruh terhadap kelembapan, dan secara langsung sinar berpengaruh terhadap patogen yang berada di luar jaringan tanaman. Sinar cahaya tampak (visible light) yang secara kasarnya mempuntyai panjang gelombang 400 800 nm, hanya sedikit berpengaruh terhadap perkecambahan spora, kecualai apabila sinar tersebut sangat tinggi intensitasnya sehingga sifatnya menjadi memanaskan. Spora yang basah dan spora yang sudah mulai berkecambah lebih peka oleh hambatan sinar. Sinar cahaya akan menyebabkan pembuluh kecambah membelok menjauhi sumber sinar (fototropisme negatif). Hal ini terjadi karena dinding proksimal pembuluh kecambah dipercepat perkembangannya. Radiasi sinar lembayung juga dapat menyebabkan jamur mengalami mutasi atau kematian, dan pengaruh yang paling besar terjadi pada panjang gelombang 265 nm. d. Tekstur tanah Pengaruh tekstrur tanah dapat bersifat langsung maupun tidak langsung dengan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada tanah yang bertekstur ringan, akan mempermudah bagi nematoda untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain, sehingga akan membantu penyebaran patogen. Pada tanah bertekstur berat, air akan lebih mudah tertahan oleh tanah, dan akan menyebabkan tanaman inang menjadi lebih sukulentis, sehingga menjadi lebih rentan terhadap patogen. Selain itu tanah yang bertekstur berat juga memiliki aerasi yang kurang baik, sehingga akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya. Faktor kimia a. Kesuburan tanah Dalam kaitannya dengan kesuburan tanah, penyakit tumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyakit yang muncul pada tanaman yang subur, dan penyakit yang muncul pada tanaman yang lemah. Patogen yang menyerang tanaman yang subur biasanya

adalah parasit biotrof yang hidupnya tergantung pada sel yang hidup, sedangkan patogen yang menyerang tanaman yang lemah biasanya adalah patogen yang bersifat sebagai parasit lemah. Patogen yang bersifat parasit lemah apabila menyerang tanaman yang dalam kondisi subur (kuat) maka tanaman kerusakan yang ditimbulkan tidak akan mengakibatkan kerugian yang cukup berarti, tetapi apabila tanaman dalam kondisi lemah maka akan menibulkan kerugian yang cukup besar. Unsur N akan menyebabkan bertambahnya masa vegetatif tanaman, sehingga masa rentan menjadi lebih panjang dan kerugian menjadi lebih besar. Kelebihan unsur N juga akan menyebabkan tanaman menjadi lebih sukulentis sehingga perkembangan patogen menjadi lebih baik. Unsur K berfungsi untuk memacu perkembangan jaringan mekanis sehingga menjadi lebih kuat dan hal ini akan menghambat perkembangan patogen. Unsur P dan K seringkali dapat mengurangi tingkat kerusakan penyakit yang dibantu oleh kelebihan N. b. Reaksi tanah Reaksi tanah hanya berpengaruh pada penyakit bawaan tanah. Pada umumnya jamur lebih menyukai kondisi basa, sedangkan bakteri lebih menyukai kondisi asam, sehingga hal ini sering dimanfaatkan dalam upaya pengendalian penyakit. Pada penyakitpenyakit yang disebabkan oleh jamur pengendalian sering dilakukan dengan pemupukan kapur untuk menurunkan ph tanah, sedangkan penyakit yang disebabkan oleg bakteri sering dikendalikan dengan pemupukan belirang untuk menaikkan ph tanah. c. Bahan organik tanah Pengaruh bahan organik tanah terhadap patogen tidak persifat mutlak, tetapi tergantung pada sifat patogen. Pemberian bahan organik ke dalam tanah akan meningkatkan aktifitas dan perkembangan organisme antagonis di dalam tanah. Akan tetapi bahan organik juga dapat dimanfaatkan oleh patogen-patogen yang mampu hidup sebagai saprofit untuk bertahan dan melakukan infeksi pada musim tanam berikutnya. Lingkungan biologi Yang dimaksud dengan lingkungan biologi di sini terutama adalah berbagai organisme yang berperan dalam menentukan keberhasilan sutu infeksi oleh patogen.

Lingkungan biologi dapat berperan membantu maupun menghambat patogen. Interaksi antara nematoda dengan beberapa jenis jamur seperti Fusarium, dan Phytophthora, maupun dengan bakteri seperti Pseudomonas ternyata mampu meningkatkan tingkat keparahan penyakit bila dibandingkan dengan apabila patogen tersebut menyerang secara individu. Selain itu beberapa patogen seperti jamur, nematoda, dan tumbuhan tinggi parasitik juga mampu berperan sebagai vektor virus sehingga juga akan meningkatkan tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Mikroorganisme yang berperan menghambat perkembangan dan pertumbuhan patogen terutama adalah jasad jasad yang mampu berperan sebagai jasad antagonis yang pada saat ini banyak dikembangkan sebagai jasad agen pengendali hayati seperti, jamur Trichoderma spp, Gliocladium spp., bakteri golongan pseudomonad fluorescen, dll. PENUTUP Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang berbagai faktor lingkungan yang berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan patogen serta perkembangan penyakit, sehingga diharapkan mahasiswa akan dapat menerapkan pengetahuan tersebut sebagai suatu upaya untuk mengantisipasi adanya serangan patogen. REFERENSI Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3d Ed. Academic Press, New York. 803p. Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. 754p.