BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sudjana dalam Rusman (2011: 1) belajar pada hakikatnya adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. penelitian dan melaksanakan eksperimen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu. Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya SDN I Ilomata didirikan pada tahun Sekolah ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam ( memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. Hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Winataputra (2007: 2.4) belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang belajar). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut Trianto (2009: 9) belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

8 Djamarah (2006: 11) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. B. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran, yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Memperhatikan penjelasan guru, Bekerjasama dalam tim, berani mengemukakan pendapat, dan bisa menjawab pertanyaan. Menurut Sriyono (2000: 14) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,

9 dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Trinandita (dalam Mulyati. 2005: 9) menyatakan bahwa, hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas belajar menurut Abdulrahman (2006: 34) adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar, yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Memperhatikan penjelasan guru, Bekerja sama dalam tim, berani mengemukakan pendapat, dan bias menjawab pertanyaan. C. Hasil Belajar Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,

10 apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik khususnya dalam mata pelajaran IPS siswa tidak lagi memperoleh nilai di bawah KKM. Menurut Djamarah (2000: 45) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya. Hamalik (2001: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspekaspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah agar siswa dapat menstramper hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Hamalik (2001: 34) ada 3 teori tentang hasil belajar, yaitu: 1. Teori Disiplin Formal (The formal Discipline Theory), yaitu teori yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi dapat diperkuat dengan latihan-latihan akademis.

11 2. Teori Unsur-unsur yang Identik (The Indentical Elements Theory), yaitu teori yang terjadi di antara situasi atau dua kegiatan yang terdapat unsurunsur yang bersamaan (identik). 3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory), yaitu teori yang menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari, yang menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman lain. D. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sistem pengajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran kelompok dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Menurut Slavin (dalam Eggen dan Kauchak, 1993), pembelajaran kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

12 Zamroni (2000: 4) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Kunci dari pembelajaran kooperatif adalah kerja sama dalam bentuk interaksi, mencapai tujuan lewat kerja dalam kelompok. Slavin (dalam Trianto. 2009: 60) Konsep utama dari belajar kooperatif adalah sebagai berikut. 1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan. 2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individu semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain. 3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri, hal ini memastikan bahwa setiap siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. Arends (dalam Trianto. 2009: 62) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut. 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam: dan 4. Penghargaanlebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

13 2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan Menyampaikan tujuan dan pembelajaran yang ingin dicapai pada memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2 Guru menyampaikan informasi kepada Menyajikan informasi siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bacaan. Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa mengorganisasikan siswa ke bagaimana caranya membentuk dalam kelompok kooperatif kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agarmelakukan transisi secara efisien. Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya. Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu dan kelompok. Sumber Ibrahim dalam Trianto (2009: 67) 3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, ahli dari kelompok berbeda

14 berkumpul mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi ahli. Menurut Rusman (2008: 2005) Jigsaw telah dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aroson dan teman-temannya dari Universitas Texas. Dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw, secara umum siswa dikelompokan secara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, ahli dari kelompok berbeda berkumpul mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi ahli di konsep yang ia pelajari. Kemudian kembali kekelompok semula untuk mengajarkan topic yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberi tes pada semua topic yang diberikan. 4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menurut Stepen, Sikes and Snapp (dalam Rusman. 2008: 5) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut: 1. Orientasi Dalam orientasi guru menyampaikan materi pembelajaran. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam pembelajaran.

15 2. Pengelompokan Misalkan dalam kelas ada 20 siswa, yang kita tahu kemampuannya berbeda. Siswa rangking 1-5 kelompok sangat baik, rangking 6-10 kelompok baik, rangking 11-15 kelompok sedang dan 15-20 kelompok rendah. Selanjutnya kita membagi menjadi 5 grup A-E. 3. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli Selanjutnya grup dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang diberikan dan dibina supaya ahli berdasarkan indeksnya. Kelompok 1 (A1,B2,C3,D4,E5) Kelompok 2 (A1,B2,C3,D4,E5) Kelompok 3 (A1,B2,C3,D4,E5) Kelompok 4 (A1,B2,C3,D4,E5) 4. Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam grup Guru meminta anggota grup untuk mempersentasikan keahliannya kepada grup masing-masing, satu persatu. Proses ini diharapkan akan terjadi Shearing pengetahuan antara mereka. 5. Tes (Penilaian) Guru memberikan tes tertulis untuk dikerjakan oleh siswa yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Pada saat tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama. Jika dimungkinkan tempat duduknya agak jauh.

16 6. Pengakuan Kelompok Penilaian pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan seberapa jauh skor itu melampau rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa diberi kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam system skor kelompok. 5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Ibrahim (2000: 34) mengemukakan kelebihan dan kekurangan pembelajaran koopertaif jigsaw. a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1. Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya 2. Mendorong siswa untuk berpikir kritis. 3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut. 4. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut. b. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1. Kegiatan belajar mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yang lain 2. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda

17 E. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mendidik dan membekali kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Hasan dalam Solihatin (2005: 5) IPS merupakan disiplin ilmu. Sedangkan menurut Martorella dalam Sapriya (2008: 9) IPS adalah ilmu yang lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada trasper konsep, karena dalam pelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, keterampilan, berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Etin Solihatin (2011:14) Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya. Mackenzie dalam Ischak (2007: 1.31) mengemukakan bahwa ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

18 2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki tujuan pendidikan nasional dijabarkan dalam tujuan instruksional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi dalam kurikulum. Solihatin (2011: 15) Tujuan kurikuler IPS antara lain 1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat. 2. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis pemecahan masalah. 3. Membekali peserta didik dengan kemampuan komunikasi dengan sesame warga masyarakat. 4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupan yang tak terpisahkan. 5. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. F. Penelitian yang Relevan Muhammad Faiq dalam penelitian yang berjudul: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Jigsaw Siswa Kelas VI SD Negeri I Tulung Agung Tahun 2009/2010 menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajarn IPS.

19 G. Kerangka Pikir Penelitian Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui semester ganjil, ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru hasil belajar siswa dirasakan belum maksimal. Siswa yang memperoleh nilai 60 hanya 25%. Rendahnya pencapaian nilai ini menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif. Dari uraian diatas, dengan demikian gambaran kerangka pikir penelitian ini adalah: Kondisi Awal Guru belum menerapkan model pembelajaran Jigsaw Siswa hasil pembelajaraan IPS mayoritas rendah Tindakan Dalam Kelas Kondisi Akhir Guru menerapkan model pembelajaran jigsaw Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 6 Wonodadi Gadingrejo dapat meningkat Siklus I guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa aktif melihat dan diskusi dalam kelompok Siklus II guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa mengikuti diskusi dan mencoba dalam kelompoknya Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

20 H. Hipotesi Tindakan Berdasarkan landasan teori di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis ajukan adalah: Apabila dalam pembelajaran IPS menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar meningkat.